Saturday, October 31, 2015

Bizzcomm Chapter Zarephath Morning Prayers with Elijah [Elijah part Six]




Pengalaman bersama TUHAN di Cherith telah mengajari satu hal penting bagi Elijah dimasa kesukaran, bahwa Yahweh adalah TUHAN, sedikit demi sedikit rasa takutnya akan pemerintahan Ahab dan Izebel yang tengah mencarinya, mulai sirna. Mungkin pada titik ini ancaman apapun tidak membuat takut Elijah. Iman nya mulai tumbuh semakin besar, rasa percaya nya akan penyertaan TUHAN dalam hidupnya tumbuh secara signifikan.

Krisis pangan, krisis ekonomi sedang terjadi di sekelilingnya namun itu tidak membuatnya gentar, justru membuat nya makin percaya.

FAITH Grows, No More Fear

Jikalau kita melihat keadaan Israel dan Negara sekitarnya pada masa itu, termasuk Sidon yang terikut kena efek kekeringan hampir sama dengan keadaan dunia pada masa sekarang ini, kesulitan ekonomi, istilah kata sama seperti yang janda ini rasakan, resources yang kita punya saat ini hanya cukup untuk bisa bertahan samapi akhir 2016 ini, jika tidak ada mujizat ..aduh ngga tahu deh apa yang menunggu di tahun 2016.

Kemarau panjang dirasakan semua orang, karena kita hidup dibawah langit yang sama kita berpijak ditanah yang sama, hidup di planet yang sama, Planet Bumi. Jadi bukan berita baru lagi jika sedikit banyak kita orang-orang percaya juga ikut mengalaminya. Seakan – akan kiamat kecil sedang mendatangi kita. Seakan-akan maut sedang menjemput kita. True! Benar itu yang dirasakan oleh janda ini. Dan bagaimana dia bisa berpendapat seperti ini? Dari kabar-kabar orang-orang disekitarnya, orang-orang Zarephath. Mungkin ini kota sudah mulai sepi pada masa itu ditinggalkan penduduknya karena kemarau yang berkepanjangan mereka mengungsi ke kota lain, mengadu nasib di kota lain. Sebagian yang tinggal sudah tidak punya harapan, putus asa.

Kekawatiran itu menular, jadi apa yang kita dengar menentukan respon kita. Janda itu mendengar kekawatiran dan putus asa dan para tetangganya.
Saya bisa bayangkan percakapan-percakapan sekitar mereka, katakanlah percakapan janda ini dan tetangga tetangga nya.

“jeung mau kemana?” ini tetangga nya bertanya melihat si Janda keluar rumah.
“mau ikut ngungsi ke Mesir sekalian yah?”

Ibu Janda ini menyahut “tidak Cik, saya ada anak satu, sepertinya tidak mungkin jika jalan jauh”
Tetangganya menyahut “ jaman sedang susah sekarang, aku juga tidak ikut pergi, sudahlah aku disini saja nunggu mati saja, ngapain mau mati jauh-jauh, belum tentu juga di Mesir sana keadaan lebih baik..”
“Iya, saya juga sama cik, tinggal ada tepung segenggam, mau mencari kayu bakar buat masak tepung itu, yah udah habis ini selesai.. nunggu mati”
Jadi kekawatiran itu menular, sebab itu berkali-kali ketika saya baca Mazmur 1 itu kebenaran yang luar biasa. Suara siapa yang kita dengar, kabar apa yang masuk dalam telinga kita?
Apakah suara pencemooh? Ataukah suara orang-orang benar yang memperkatakan firman TUHAN??

Ketika baca text perkataan Ibu Janda tersebut saya berpikir bahwa Ibu ini ingin mengakhiri hidupnya, entahlah mungkin dengan makan racun bersama Kue Prata yang akan dibikinnya, dimakan bersama dengan anaknya dan mati bersama, karena tidak tega melihat penderitaan yang akan dialami oleh anaknya! Jalan pintas putus asa dan mematikan!!!

Suara siapa yang kita dengar ditengah keadaan terjepit dan kemarau panjang seperti ini??

Beruntunglah dia bertemu Elijah di gerbang kota, semua tidak kebetulan!
Jikalau saudara sedang berada ditempat Ibu janda tersebut. Mungkin bisnis Anda sedang kacau, hidup segan, mati tidak mau. Dan Anda sedang mengambil suatu keputusan untuk mengakhiri bisnis Anda, think again! Cari wajah TUHAN. Dengarkan suara TUHAN, cari nasehat-nasehat baru dari orang-orang benar. Mungkin saja Anda tidak perlu menutup bisnis Anda mungkin saja mengadakan diversifikasi? Be creative dan melihat kesempatan.

Perkataan Elijah yang dia dengar!!

Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum." Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti." Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati." Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut,

Elijah bisa berkata seperti ini karena sudah mengalaminya, dan Elijah maju terus! Iman nya kepada TUHAN yang dia sembah mengalahkan rasa takutnya, sehingga Elijah bergerak maju melangkah dari Cherith ke Zarephath, meskipun dia belum bisa melihat gerbang kota Zarephath Sidon, da nada seorang Janda disana yanga akan memberi makan dia, Elijah tetap berjalan keluar dari Cherith ke Zarephath.  Dan iman ini menular! FAITH is contagious   sama seperti ketakutan juga.

Carilah Elijah! Temukan dia, beri dia minum, ajak dia pulang ke rumah bagikan roti dan makan bersama.

Don’t worry, trust in the LORD, every thing is gonna be alright.
Dalam terjemahan the Message dikatakan :

Elijah said to her, "Don't worry about a thing. Go ahead and do what you've said. But first make a small biscuit for me and bring it back here. Then go ahead and make a meal from what's left for you and your son. (1 Kings 17:13)

Mengapa tidak perlu takut? Karena Ibu Janda ini bertemu dengan TUHAN, lewat Elijah [TUHAN, adalah Allahku] dan amazingnya, belum berbuat apappun TUHAN sudah berikan janji pada nya ; pemeliharaan tiada batas! Sampai krisis ini selesai!!! WOW!!!

Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Tepung dalam tempayan itu tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli itupun tidak akan berkurang sampai pada waktu TUHAN memberi hujan ke atas muka bumi." Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
(1 Kings 17:2-16)

Tetapi kuncinya adalah, dengarkan TUHAN, Lakukan perintahNYA, dan selalu nomor satukan TUHAN.

Pada akhirnya, babak ini diakhiri di meja makan, Elijah memberikan saran kepada Ibu Janda ini untuk memikirkan kemungkinan menjadi socio entrepreneur. Kita share berkat ini buat community sekitar kita. Ehmm bisa juga kita jual juga, mungkin saja kita buat jenis-jenis kue yang lain?
Wow terjadi BizzComm Prayer Meeting nih untuk pertama kalinya di Zarephath! Keren !!1

Disaat krisis di Zarephath malahan lahir bisnis baru disana, yang tidak hanya menghidupi disir sendiri bahkan mungkin tetangga-tetangga dan kota..

Nampak papan nama sebuah cafe :
Cherith Cafe 
Coffee and Pratta
Well bagaimana dengan kita? Masihkah takut dengan krisis ekonomi?

Yukk ah Doa Bizzcomm dulu ya….
Lho bisnis mu apa Pet?
Aku tersenyum dan menyeruput Piccolo pagi ini!

Selamat berakhir pekan!!!

Thursday, October 29, 2015

Let's Dance! Sidon's Dancing Prata [Elijah part 5]



Setting di luar kota Sidon, di pintu gerbang, kemarau panjang,
Tokoh Elijah dan Widow of Zarephath

Ini jika dibuat film, setting nya pasti keren sekali, kamera akan menyorot kaki Elijah yang kasutnya berdebu, lusuh, bahkan mungkin rusak parah. Kemudian berubah angle kamera melihat sekeliling dan ada angin berputar, kecil, dan menyapu debu dan dedaunan kering. Lalu kamera menyorot tapal batas dan tugu gerbang kota Zarephath, Sidon! Dari kejauhan, memakai angle dari Elijah terlihat seorang wanita sedang memunguti kayu. Epic banget!
Kemudian Kamera beralih ke sisi gerbang yang lain, Nampak tulisan “Kedai Prata Sidon”… halah jadi rusak nih lamunan nya gegara lapar. Seandainya saja jadi sutradara atau Script Writer mungkin kira-kira begitu yah? Jadi ingat status nya teman di Path, yang teriak supaya ada yang mau bikin pilem, maklum punya production house, eh yang datang malahan pesanan smoothies. Hmmm perlu dipikirkan untuk diversifikasi hehehe… secara nama PT nya juga buah-buahan.

Back to the future! Elijah From Tisbhe sudah  sampai di pintu gerbang kota itu, text mengatakan apa yang dilihat Elijah persis seperti yang dikatakan TUHAN kepadanya.

Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api.

Ingat apa yang TUHAN katakana sebelum Elijah berangkat:

Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan."

TUHAN telah memerintahkan berkat dan pemeliharaan itu bahkan sebelum Elijah berangkat, baru bersiap-siap. Dan kenyataannya persis tepat seperti yang ditemukan Elijah di gerbang kota, ada seorang wanita disana sedang memunguti kayu api…

Wait, tunggu dulu.. Bagaimana Elijah bisa tahu bahwa itu adalah wanita yang dimaksud? See, TUHAN kita itu keren, kalau ada tugas atau misi DIA akan siapkan semuanya. All sets in position, waiting for HIS command.

Ini daerah musuh, dari cara berpakaiannya Elijah orang-orang sudah pasti tahu ini bukan orang biasa, maksudnya ini orang penduduk Sidon, jika TUHAN tidak taruh wanita tersebut pada waktu yang tepat saat Elijah lewat  tidak mumgkin juga Elijah nanya satu persatu, ketok-ketok pintu rumah yang satu ke pintu rumah yang berikutnya, nanyain ini rumah janda bukan?Wow akan sangat lama sekaliiiii…  Atau bertanya kepada orang-orang yang lagi berdiri atau nongkrong dipinggir jalan, “eh numpang nanya, ada rumah wanita janda ngga sekitar sini?”

Bisa dikeroyok massa bro!

Tidak mungkin juga Elijah nyanyi dangdut lagu nya  Mansyur S dan Elvy Sukaesih..
“Kau masih gadisss atau sudah jandaaa….”
“Baik saja katakn saja jangan malu..”

Bubar… bubar memangnya ini reality show!!!

Jaman dahulu ada di banyak peradaban dan kebudayaan, ada semacam tanda dalam berpakaian. Artinya dari caranya berpakaian kita bisa tahu status seseorang. Kalau jaman sekarang beda yak…
Dari updet status seseorang kita akan tahu current situation nya, mirip-mirip lha yaa. Hahaha cepet-cepet ganti status galau nyaa…
Nyruput kopi dulu mas…

Yuk kita lihat budaya berpakaian dalam jaman itu, kita cari bukti di ALKITAB dulu.

maka ditanggalkannyalah pakaian kejandaannya, ia bertelekung dan berselubung, lalu pergi duduk di pintu masuk ke Enaim yang di jalan ke Timna, karena dilihatnya, bahwa Syela telah menjadi besar, dan dia tidak diberikan juga kepada Syela itu untuk menjadi isterinya. (Kejadian 38:14)

Ini kisah tentang Tamar yang menyamar dan menjebak Yehuda, bapak mertuanya. Kita bicara hal ini tentang Tamar dan Yehuda lain kali yah, atau kalau ada yang mau nanya silahkan taruh komentar dan pertanyaan Anda dibawah. Intinya adalah ada pakaian “kejandaan”, tenang jangan berpikir diskiriminasi, ini kultur pada masa tersebut dan perlu diingat bahwa para janda mendapat tempat khusus di masyarakat pada masa itu di budaya Timur Tengah sana terutama di kalangan orang-orang Ibrani. Mereka sangat memperhatikan para janda, ingat perkataan para rasul tentang para janda.

ada masa itu, ketika jumlah murid makin bertambah, timbullah sungut-sungut di antara orang-orang Yahudi yang berbahasa Yunani terhadap orang-orang Ibrani, karena pembagian kepada janda-janda mereka diabaikan dalam pelayanan sehari-hari Kisah pasal 6:1

Juga Paulus banyak menuliskan catatan tentang para janda ini kepada Timotius di suratnya yang pertama, baca saja bab 5. Ada banyak disana.

Tujuannya ada pengenalan cara berpakaian ini supaya dengan mudah dikenali, setelah dikenali juga agar dalam tatanan social pada masa itu mudah untuk  diperhatikan kebutuhan hidupnya sehari-hari, supaya tercukupi dan tidak berkekurangan.

Jadi dengan mudah pasti Elijah bisa mengenali wanita ini, adalah yang TUHAN persiapkan untuk menjadi saluran berkat, TUHAN akan pakai wanita ini untuk memelihara Elijah sepanjang kemarau ini.

Bisa bayangkan luapan perasaan Elijah ketika melihat pemandangan ini, iman percaya nya terus bertambah makin besar dan makin kuat. Yakin banget ini bukan kebetulan.
Orang lain bisa jadi mengatakan kebetulan!
Tetapi saya percaya TUHAN sudah atur semua itu, laksana conductor DIA tahu mana yang harus jalan duluan, mana yang harus gerak duluan, harus dimainkan duluan, sehingga tercipta irama.
He orchestrated the events and circumtances and people who involved in it.

Elijah tahu ini.

Arti namanya akan semakin memberikan dorongan yang sangat kuat untuk terus berjuang di jalan TUHAN meski maut taruhannya, Elijah tahu TUHAN memperhatikan dia, Elijah, YAHWEH adalah Tuhanku! This I know.

Lalu bagaimana perasaan janda tersebut? Bagaimana dia merespon?
Let’s see.


Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum." Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti." Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."

Ini Elijah ya… baru datang langsung minta minum, gak ada sopannya. Belum selesai, air belum diambil Elijah teriak lagi minta roti! Perempuan itu tidak membantah lho, dia langsung ambil air dalam kendi, dan responnya menunjukkan bahwa dia mengenal siapa Elijah. OOTD nya Elijah tuh gak ada duanya saat itu. Dan juga mengenal siapa yang Elijah sembah sebagai TUHAN, Demi TUHAN, Allahmu yang hidup!! Wanita ini kenal TUHAN yang hidup! Bangsa kafir, musuh Israel mengenal TUHAN dan mengakui bahwa DIA adalah TUHAN yang hidup, tidak seperti Baal yang adalah benda mati. Mungkin saja dia tidak menyembah TUHAN tetapi dari perkataannya kita tahu bahwa dia adalah wanita baik-baik.
Oh by the way, terlihat juga bahwa kemarau mempengaruhi Sidon juga, terlihat dari text diatas.

Wanita ini tidak kenal TUHAN itu siapa, dia hanya pernah mendengar bahwa TUHAN Israel itu adalah Allah yang hidup.  Lihat bagaimana responnya, setelah kami makan maka kami akan mati. Diadan anaknya sudah tidak punya harapan lagi.
Dia hidup dalam ketakutan, dia tahu dan mendengar tentang TUHAN namun tidak mengenalnya, hidup nya terpenjara oleh keadaan dan situasi saat itu.

Hari ini sampai disini dulu…
Jangan lupa perhatikan cara berpakaian nya
Ehmmm dan jangan lupa updet statusnya yakkk…

Dalam hidup kita bergerak seirama dengan gerak TUHAN, kemana TUHAN melangkah kita ikut, taat, patuh dan percaya saja kemanapun DIA akan membawa kita
What we learn today? Cari irama nya Tuhan, lagu apa yang sedang TUHAN nyanyikan, sing along, move your body, and dance with HIM, beautiful!!

Menari dulu nunggu kue prata nya matang… lho kok prata? Buka apem atau serabi? Belum tahu hihihi… Dance dulu ajaaa… Sabar boss


Move when God told you to move,
Stop when GOD told you to stop,
so you inline with GOD’s move
and when all sets in motion
You dance with GOD and He sing!
And that’s beautiful!
 Awesome!

Wednesday, October 28, 2015

From Cherith to Zarephath - Journey to Refinement [Elijah Part 4]



Kurang lebih setahun yang lalu berkesempatan melakukan perjalanan ke Israel dari Yordania, bersama rombongan Tour. Keinginan nya sebenarnya pergi sendiri tanpa rombongan tour, sebab dengan Tour kita tidak bebas dengan waktu kita, bahkan seringkali waktu kita terbuang percuma karena mengunjungi situs yang tidak ada hubungannya dengan sejarah yang ada di ALKITAB.

Dalam angan saya, ada tour ke Israel yang benar-benar mengunjungi situs bersejarah yang tercatat di dalam ALKITAB dengan pemandu yang paham bener archeological background dan biblical sounds, tidak pada paham-paham atau doktrin yang dianutnya. Saya ingin ke terowongan Hizkia, saya ingin ke Yafo, Haifa, Kerith dimana, menjelajah pasar tradisional dan seterusnya? Tidak hanya belanja-belanja souvenirs.
Yang pasti menikmati kopi pagi di pasar, pinggir jalan kota tua Yerusalem.

Well,at least saya sendirian kemaren di rombongan dan tidak ada yang mengenal, jadinya saya bebas melakukan apa saja. Bukannya saya tidak menghargai ibadah atau doa atau memuji bersama-sama di lokasi situs yang dituju. Tetapi misal ketika sampai di Danau Galilea, dengan waktu terbatas, masak mau dihabiskan 30 menit melakukan ibadah? Bagi saya NO!! TIDAK!! Saya akan memisahkan diri, saya akan berjalan menyusuri pantai Galilea dimana Yesus banyak menghabiskan waktu dalam pelayananNya di Bumi ini.

Saya akan berdoa sendiri, saya akan merenung dan menyapa bebatuan yang jadi saksi keajaiban yang Yesus lakukan disini  saat menghardik badai!

Saudara setuju dengan saya?? Ibadah kita bisa di Jakarta! Hari minggu kita bisa sepanjang hari di gereja.

Angkat tangan saudara jika setuju dengan saya!!

Ah kok jadi curhat… anyway saya akan sangat senang jika ada Tour seperti itu, atau ada yang mau ajak saya jadi Tour Guide untuk menjelaskan Archeological background secara Biblical? Hahaha saya akan sangat senang sekali!
Ada tour travel yang mau menyediakan paket seperti itu?

Mari kita kembali ke Kerith saat dimana Elijah bersiap-siap berangkat ke Sarfat. Air sungai Kerith telah mengering, sebab nya mungkin karena kemarau yang sudah terlampau lama sehingga air menjadi habis. Pertanyaannya, apakah TUHAN tidak bisa menyediakan air, missal minta Ravens rame-rambe bawa ember berisi air untuk Elijah, apakah TUHAN tidak bisa mengeluarkan air dari batu seperti jaman Musa? Ataukah tidak cara lain sehingga Elijah tidak harus jalan jauh menembus kemarau yang panjang dan panas? Sekali lagi TUHAN bisa melakukan apapun, Tuhan bisa saja menyembunyikan Elijah di Israel atau di Yehuda. Kita tahu Obadiah menyembunyikan 100 nabi TUHAN menyembunyikan mereka di gua memberi makan dan minum. Saya sangat yakin  TUHAN bisa menyembunyikan Elijah di suatu tempat yang aman di Israel atau Yehuda, karena kita tahu di 1 Raja-Raja 19:18 masih ada 7000 orang yang setia pada TUHAN dan tidak menyembah Baal. Mereka pasti dengan senang hati akan menerima Elijah dan menyembunyikannya dengan taruhan nyawa mereka. Namun justru TUHAN bawa Elijah ke Sarfat, ke janda pula.
Mengapa ini ditulis di ALKITAB, supaya kita belajar dari mereka. TUHAN buat hal ini agar kita bisa belajar dari peristiwa ini, dan semakin mengenal jalan-jalan NYA TUHAN tidak hanya perbuatan-perbuatan Nya saja.

Seperti diaawal tulisan ini, Elijah dipersiapkan untuk tugas besar, untuk membuat sejarah, pertarungan antara Baal+Asyera dan TUHAN. Jadi semua rangkaian peristiwa TUHAN sudah setting sedemikian rupa, hanya dibutuhkan ketaatan yang absolut, percaya yang mutlak kepada TUHAN melampaui rasa takut yang menghantui Elijah karena dikejar-kejar Ahab, somehow Ahab dan Izebel menuduh Elijah yang menyebabkan kemarau panjang. Sama seperti Elijah in this point of our life, GOD is preparing us for something great, for HIS GLORY.
Kelamaan di Sungai Kerith akan membuat kita bergantung pada situasi yang nyaman selama ini, bergantung pada Ravens dan Sungai Kerith, Elijah tahu kepada siapa harus bergantung, kepada TUHAN yang memerintahkan Ravens, kepada TUHAN yang mengeringkan sungai Kerith.

Sometimes GOD dried up our Cherith to push us to leave our comfort zone and refining us, walk to better place, that HE already prepare

Elijah mengenal sungguh siapa TUHAN yang dia sembah oleh sebab itu tanpa pertanyaan, Elijah langsung berangkat!

Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia: "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan."

Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api.

Dibagian ini kita akan melihat:


  • Iman percaya Elijah

  • Ketakutan Janda namun Patuh

  • Kasih Karunia TUHAN buat semua orang, bahkan di Perjanjian Lama pun TUHAN tunjukan kasih karunia kepada bangsa bukan Israel sekalipun.



Perjalanan dari  Kerith ke Sarfat ditempuh Elijah melewati wilayah Israel. Sarfat berada di wilayah Phoenician, disepanjang pantai antara Tirus dan Sidon. Kalau sekarang tempatnya berada di utara Haifa, sekarang menjadi wilayah Negara Lebanon. Sehingga Elijah harus berjalan ke arah barat laut. Lihat peta.  Nah benarkan? Seandainya ada tour yang menyediakan perjalanan ke area ini akan sangat seru sekali… (colek Laurence, pengusaha Travel).

The NIV mengatakan  Zarephath dekat  Sidon. Terjemahan lain mengatakan  Zarephath wilayah  Sidon. Lebih tepat memang Sarfat wilayah sidon. Dalam ITB dikatakan Sarfat masuk wilayah Sidon, sementara IBIS sa,a seperti NIV mengatakan Sarfat dekat Sidon. Saat Sidon adalah salah satu kota yang berpengaruh di Phoenicia, sehingga orang-orang Phoenicia sering disebut orang Sidon. Dan Sarfat adalah kota satelit di Sidon. Jadi pasti cukup besar juga.   Alkitab tidak menyebutkan banyak tentang perjalanan Elijah, bagaimana perjalanannya, menemukan kesulitan apa, tidak disebutkan. Hanya berbekal pengalaman ke Israel kemaren, pastilah perjalanan yang sukar dan tidak menyenangkan. Bayangkan wilayah nya hampir sebagian besar gurun dan panas, kemudian ditambah lagi kemarau pada saat itu, pasti panas luar biasa, Elijah pasti melihat lingkungan yang sangat kena dampak dari kemarau panjang ini.

Meninggalkan kenyamanan yang lama bergerak maju dalam ketidaknyamanan untuk janji TUHAN yang lebih baik lagi.

Elijah pegang firman TUHAN itu, di Kerith di tidur mungkin di goa, namun sekarang TUHAN menyediakan rumah untuk ditinggali, manusia yang akan menyediakan makanan bagi dia. Suatu janji yang luar biasa, berkat yang level up dari sebelumnya. Namun untuk menuju kesana Elijah harus melewati padang gurun kering nan jauh, kurang lebih 75 miles, atau kira kira 160 KM.

Sarfat atau Zarephath ternyata memiliki arti pemurnian, atau tempat pemurnian! WOW!!!
צרפת
tsârephath
tsaw-ref-ath'
refinement; Tsarephath, a place in Palestine: - Zarephath.

Berasal dari kata
צרף
tsâraph
tsaw-raf'
A primitive root; to fuse (metal), that is, refine (literally or figuratively): - cast, (re-) fine (-er), founder, goldsmith, melt, pure, purge away, try.

Seperti memurnikan emas atau perak. Luar biasa.
Dan Cherith artinya, dipotong atau dipangkas, atau dipisahkan.

From Cherith to Zarephath, cut off to refine
Elijah sengaja diasingkan, disembunyikan dari dunia sekitarnya, kemudian dimurnikan. Kerennnn!!

Dan perjalanan ke tempat pemurnian, seringkali juga adalah proses pemurnian itu sendiri.

TUHAN memisahkan kita dari bisingnya dunia untuk memurnikan kita, untuk sebuah tugas mulia di masa depan!!

AWESOMENESS!!!

Jangan gentar, jangan takut milikilah iman seperti Elijah!

Saat TUHAN sepertinya mengasingkan kita justru pada saat itu TUHAN sedang memurnikan kita.

From Cherith to Zarephath – Cut off and purified

Jadi kita masih harus menunggu besok lagi untuk bisa menikmati kue Apem dari Sidon, sementara itu nyruput kopi dulu yuuukkk, sambal nyari-nyari travel Agent yang sediakan perjalanan ke Sidon juga, agar bisa mencicipi Kue Apem Sidon hahahahah!!!!