Thursday, March 16, 2017

BACA IMAMAT SAMPAI TAMAT dan KITA KIAN DEKAT



Sebuah Pengantar untuk Kitab Imamat/Leviticus


Biasanya kita semua yang membaca Alkitab Setahun Kronologis dari Kejadian sampai Wahyu pasti akan stuck di Imamat. Ya benar, bisalah dipahami dan dimaklumi mengapa kita banyak yang stuck dan berkemah di Kitab Imamat ini dan tidak mudah untuk beranjak…

Pertama memang benar adanya buku Imamat ini adalah kitab yang membosankan, Alkitab aja membosankan yak? Apalagi kitab Imamat ini, sungguh sangat berbeda dengan buku-buku lainnya dalam Alkitab, Kejadian bisalah kita lewati, Ayub masih kita bisa mengerti, dan Keluaran penuh aksi narasi, begitu sampai Imamat… sangat berbeda, tidak ada cerita, tidak ada narasi sama sekali, baca Imamat seperti membaca KUHP atau UUD 1945.

Kedua Kitab ini memuat kultur yang berbeda dengan yang kita hidupi sekarang. Beda bangsa, beda budaya terus lagi beda waktu yang berjarak 3000 tahun.
Ketiga sepertinya kitab ini tidak relevant dengan jaman sekarang, bukankah kita diajarkan untuk hidup relevant, apa relevansinya Imamat dengan hidup kita sekarang?? Bahkan kita sering mengatakan kita tidak hidup dibawah hukum Musa lagi, untuk apa belajar Imamat yang isinya seluruhnya adalah peraturan-peraturan hukum Musa.

Kira-kira hal tersebutlah yang menghambat kita untuk menyelesaikan Kitab Imamat atau bahkan enggan menyentuhnya dan malas membacanya apalagi mempelajarinya. Apalagi setelah membaca Keluaran yang penuh aksi kemudian kita masuk ke peraturan-peraturan, membosankan bukan? Padahal antara Keluaran dan Imamat sangat berhubungan erat.
Antara Keluaran dan Imamat keduanya berhubungan erat, kedua buku ini tersambung. 

Perhatikanlah di bagian kedua buku Keluaran kita membaca bahwa semuanya tentang Kemah Tabernakel, Perabotan yang mendukungnya dan pembuatannya sampai selesa, Kemah Tabernakel TUHAN itu dibangun ditengah-tengah ratusan kemah bangsa Israel, kemah-kemah Israel mengelelilinginya. The Divine tent and the human tents together. Imamat mencatatkan apa yang terjadi di Kemah Tabernakel harus juga terjadi di kemah orang-orang Israel berikut penghuninya. “Kuduslah kamu sebab kamu TUHAN Allahmu Kudus..!” Ini polanya. Kemah Tabernakel dan Kemah Umat Israel, dengan peraturan dan ketetapan yang sama. 

Berkaitan dengan Kemah Tabernakel, Keluaran berbicara bagaimana TUHAN mendekat pada manusia, tetapi Imamat berbicara bagaimana manusia nisa mendekat kepada TUHAN. Keluaran berbicara soal penyelamatan TUHAN atas manusia, pembebasan yang TUHAN kerjakan membawa keluar manusia dari perbudakan, Imamat berbicara tentang Penyembahan dan persembahan umat tebusan sebagai respon atas penyelamatan yang TUHAN telah kerjakan. Keluaran adalah tentang Kasih Karunia TUHAN membebaskan manusia, sehingga di Imamat dimulai dengan persembahan syukur, memberikan pengertian kepada kita, dengan persembahan syukur kita bisa tunjukan ucapan terima kasih kita kepada TUHAN yang telah membebaskan kita.

Jadi kita perlu kedua kitab tersebut berdampingan, kita tidak bisa hanya membaca Keluaran saja dan tidak memperhatikan Imamat.  Buku ini mumgkin bagi anda tidak semenarik kitab Keluaran tetapi buku Imamat menunjukkan bahwa TUHAN menghendaki kita bisa menjadi umatNya yang tahu berterima kasih. Sekali lagi kita diingatkan lewat kedua buku ini, bahwa kita diselamatkan unutk melayani. Keluaran menunjukkan bagaimana TUHAN melayani umatnya, tetapi kitab Imamat memberikan kepada kita penjelasan bagaimana kita bisa melayani TUHAN. Hey! Bukankah pattern ini mengingatkan kita akan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan kita untuk melayani TUHAN dan sesama?

Musa mungkin menulis Kitab ini selama di padang gurun, setelah menulis kitab Keluaran. Kitab Imamat adalah kitab yang sangat rumit, Musa dipercayai mampu menulis kitab ini karena latar belakang pendidikannya. Musa dibesarkan di lingkungan raja, Raja Mesir, sudah pasti memiliki kemampuan baca tulis bahkan juga matematika (Kisah 7:20-22). Kitab ini dimulai dan diakhiri dengan statement yang affirmasi bahwa isi dari kitab Imamat diberikan langsung oleh TUHAN kepada orang Israel melalui perantaraan Musa, di Tabernakel TUHAN berbicara kepada Musa (Imamat 1:1, Imamat 27:34).
Musa menulis Kitab ini saat dia terima langsung dari TUHAN yakni saat mereka berkemah di gurun di kaki gunung Sinai, mereka belum mengembara 38 tahun di gurun, dan juga belum masuk ke tanah Kanaan. TUHAN sudah mengadakan perjanjian, covenant dengan orang-orang Israel (Keluaran 19:5-6). Orang-orang Israel telah menerima Sepuluh Perintah The Ten Commandments (kel 20:1-17), rencana Tabernakel sudah diterima Kel 25-27; 30:1-38), institusi keimaman sudah ditegakkan (Keluaran 28-29), Tabernakel sudah diselesaikan dan ditahbiskan (Keluaran 35-40). Sekarang di Imamat, TUHAN berbicara tentang sifat karakter KekudusanNya, imamat berisi tentang instruksi-instruksi bagaimana penyembahan dan persembahan dilakukan, dan bagaimana seharusnya umat perjanjiannya hidup sehari hari agar bisa mendekat kepada TUHAN yang Kudus adanya itu.
Aturan-aturan, regulasi yang ada di Imamat banyak utamanya berhubungan dengan aktivitas dan tanggung jawab para Imam Lewi, khususnya Imam Tertinggi (Keluaran 28; Bilangan 3:44-4:49). Termasuk didalamnya instruksi-instruksi TUHAN mengenai Tabernakel, Keimaman, korban-korban persembahan, Hari Raya-Hari Raya, upacara penyucian. Tiga hal utama yang dicatat dari Kitab Imamat; Kekudusan TUHAN, bagaimana cara yang benar menyembah TUHAN yang Maha Kudus, dan bagaimana Israel menjadi kudus agar tersambung dengan TUHAN.

Relationship yang benar dengan TUHAN dimulai dengan mengenal TUHAN yang sebenar-benarnya dan memahami secara utuh sifat dan karakter yang melekat secara alami pada TUHAN. Kitab Imamat menggambarkan secara penuh bagaimana mendekat kepada TUHAN pada saat TUHAN sudah berinisiatif mendekat lebih dahulu. Tetapi kemampuan daya pikir manusia yang terbatas tidak mampu memahami dan  menyelami jalanNYA TUHAN yang Maha Kekal. Lenih mengandalakan instuisi sendiri pelan namun pasti manusia mulai menyembah berhala daripada menyembah TUHAN yang BENAR.  Di kitab Imamat TUHAN secara terus terang memberikan instruksi secara spesifik kepada umat pilihanNya bagaimana menyembah TUHAN dengan benar. Setiap korban persembahan, setiap hari raya yang dicatat mengajar umat Israel tentang TUHAN dan apa yang TUHAN kehendaki untuk mereka kerjakan.  Dan secara benar bagi Israel pasti benar bagi kita saat ini, hanya kita perlu mengerti makna dibalik semua korban, persembahan dan hari raya tersebut sehingga menjadi relevan dalam kehidupan kita ssaat ini dan sehingga kita mendekat kepada TUHAN dengan cara yang TUHAN kehendaki.

TUHAN memilih Israel supaya mereka mengenal DIA dan mengasihi DIA (Ulangan 6:5; 11:1). Sehingga mereka bisa mengasihi satu dengan yang lainnya dan saling melayani satu dengan yang lainnya. Nah, ritual dan ketetapan yang diwahyukan didalam kitab Imamat mengajar orang-orang Israel bagaimana menyatukan, mengintergrasikan mengasihi sekaligus melayani dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai Umat Yang Menyembah TUHAN yang BENAR.  Dan kitab ini juga pasti akan mengajar kita juga dalam kita melayani TUHAN sekaligus juga melayani sesama dan mengasihi TUHAN serta mengasihi sesama, saudara-saudara kita.

"Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka:
Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus.  (Lev 19:2)

Imamat memang ditulis di masa lampau dengan budaya yang juga sudah berumur ribuan tahun, tetapi Kitab Imamat tetap mendegungkan pesan yang tak lekang oleh waktu, bahwa TUHAN itu KUDUS dan TUHAN menghendaki umat tebusanNya umat yang diselamatkanNya menjadi KUDUS sama seperti TUHAN (Imamat 11:44-45).
Peranan Imam menjadi sangat penting (ingat YESUS KRISTUS) yang berdiri antara TUHAN dan manusia, sebagai perantara, mediator of the covenant. Imam mengajarkan, menunjukkan, memberitahu mana yang KUDUS dan bagaimana KEKUDUSAN dinyatakan dan dipraktekan dalam komunitas umat TUHAN. Korban  tebusan membuat manusia diampuni dari dosa-dosanya dan menjadi benar dihadapan TUHAN, kembali bukan perbuatanNya yang membenarkan tetapi Imam dan Korban Tebusan yang dberikan yang membuat mereka benar. Lihat patternnya, lihat pola yang berulang dalam salib di Golgotha.

Sementara korban selain korban tebusan diadakan dimaksudkan untuk merayakan relationship yang terjalin kudus antara TUHAN dan umatNya, dirayakan dengan berbagi pemberian dan juga makan bersama-sama. Ini yang membedakan persembahan-persembahan yang dilakukan bangsa-bangsa lain disekeliling mereka, lihat bedanya? Ini juga yang membedakan kekristenan dengan agama agama manusia. Bangsa-bangsa disekeliling Israel menyembelih binatang, mempersembahkan korban kepada dewa-dewa mereka untuk memenuhi tuntutan dewa-dewa, untuk menenangkan supaya jangan murka, dan juga untuk mendapatkan, mengharapkan kebaikan, berkat dari dewa dewa yang mereka sembah. Itulah bedanya. Bagi Israel, bagi kita, berkat telah disediakan, telah diberikan, bahkan telah kita nikmati. Penyembahan yang dilakukan oleh Israel tidak didesign atau ditujukan untuk menyuap TUHAN atau memanipulasi TUHAN. Penyembahan dilakukan untuk mempersiapkan Israel dan memurnikan, menguduskan umat TUHAN supaya mereka bisa mendekat TUHAN. Setiap ketetapan, hukum, ritual dan hari-raya hari raya mengajarkan kepada kita bahwa TUHAn itu KUDUS dan TUHAN menghendaki suoaya kita, UmatNYA juga KUDUS. (Imamat 11:44-45,  1 Kor 3:17; 1 Pet 1:15)
Untuk hal-hal yang berhubungan dengan keadilan social, menyerap aspirasi  akan kebutuhan orang-orang Lewi yang memang mempunyai panggilan khusus diantara saudara-saudaranya, dan hal ini juga meluas keadilan social bagi sesam manusia, kepada yang miskin, dan kepada orang asing. TUHAN sungguh adil dan mengasihi manusia. Disini kita belajar bahwa TUHAN dalam kekudusannya menunjukkan kasih saying kepada manusia (Keluaran 34:6-7), terutama kepada orang-orang yang Dia sebut umatNYA. TUHAN menghendaki Umat PerjanjianNYA mengekspresikan kekudusannya dan cinta nya denganjalan mengasihi satu sama lain, memperhatikan satu dengan yang lainnya. Sungguh aneh jika menyebut diri kudus atau dikuduskan oleh TUHAN tetapi mengabaikan sesamanya yang kekurangan dan tidak mengasihinya.
Woow! Itulah Imamat.
Kitab Imamat mengajarkan kepada orang-orang Israel untuk dapat hidup berdampingan dengan TUHAN dalam relationship yang mesra dan kudus. Tapi kita yang sekarang hidup di jaman modern ini bertanya-tanya, apa gunanya bagi kita? Apa hubunganny dengan kita?  Apa faedahnya kita belajar semua hukum dan ketetapan dalam kitab Imamat tentang Imam dan pengorbanan hewan?
Kitab Imamat akan mengajarkan kepada kita sehingga kita memahami betapa KUDuS nya TUHAN yang kita sembah. Memahami kekudusannya berarti pengenalan kita akan Pribadi TUHAN semakin bertambah.
Kehendak TUHAN, Perintah TUHAN tetap sama baik jaman Imamat dulu maupun sekarang,
Sebab Akulah TUHAN yang telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah kudus, sebab Aku ini kudus. (Lev 11:45)

tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu
sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. (1Pe 1:15-16)

YESUS KRISTUS menjadi IMAM TERTINGGI sekaligus juga menjadi Korban Penghabisan – Ultimate Sacrifice yang menggenapi semua persyaratan yang diperlukan di kitab Imamat yang memampukan kita mendekat kepada hadirat TUHAN dan membuat kita memiliki kembali relationship yang mesra dan Kudus dengan TUHAN.

Jadi sangat penting bagi kita membaca Kitab Imamat karena akan mengenal juga pribadi YESUS KRISTUS.

Note :
Berikut outline Kitab Imamat
Imamat 1:1 – Imamat 7:38, Bermacam Korban Persembahan
Imamat 8:1 – Imamat 10:20, tentang institusi/lembaga Keimaman
Imamat 11:1 – Imamat 15:33, Peraturan-peraturan yang berhubunan dengan kekudusan
Imamat 16:1 – 34, Hari Penebusan Dosa
Imamat 17:1 – Imamat 26:46, tentang bagaimana kekudusan diekspresikan, dinyatakan dalam hidup berkomunitas
Imamat 27: 1 – 34, Peraturan yang berhubungan dengan Nazar dan persembahan persepuluhan.

The reward of sin is death and without the blood of CHRIST the innocent Lamb of GOD there can be no forgiveness of sins (Matthew Henry – Commentary on the Bible)


No comments:

Post a Comment