Sebuah Pengantar untuk Kitab Imamat/Leviticus
Biasanya kita semua yang membaca
Alkitab Setahun Kronologis dari Kejadian sampai Wahyu pasti akan stuck di
Imamat. Ya benar, bisalah dipahami dan dimaklumi mengapa kita banyak yang stuck
dan berkemah di Kitab Imamat ini dan tidak mudah untuk beranjak…
Pertama memang benar adanya buku
Imamat ini adalah kitab yang membosankan, Alkitab aja membosankan yak? Apalagi
kitab Imamat ini, sungguh sangat berbeda dengan buku-buku lainnya dalam
Alkitab, Kejadian bisalah kita lewati, Ayub masih kita bisa mengerti, dan
Keluaran penuh aksi narasi, begitu sampai Imamat… sangat berbeda, tidak ada
cerita, tidak ada narasi sama sekali, baca Imamat seperti membaca KUHP atau UUD
1945.
Kedua Kitab ini memuat kultur
yang berbeda dengan yang kita hidupi sekarang. Beda bangsa, beda budaya terus
lagi beda waktu yang berjarak 3000 tahun.
Ketiga sepertinya kitab ini tidak
relevant dengan jaman sekarang, bukankah kita diajarkan untuk hidup relevant,
apa relevansinya Imamat dengan hidup kita sekarang?? Bahkan kita sering
mengatakan kita tidak hidup dibawah hukum Musa lagi, untuk apa belajar Imamat
yang isinya seluruhnya adalah peraturan-peraturan hukum Musa.
Kira-kira hal tersebutlah yang
menghambat kita untuk menyelesaikan Kitab Imamat atau bahkan enggan
menyentuhnya dan malas membacanya apalagi mempelajarinya. Apalagi setelah
membaca Keluaran yang penuh aksi kemudian kita masuk ke peraturan-peraturan,
membosankan bukan? Padahal antara Keluaran dan Imamat sangat berhubungan erat.
Antara Keluaran dan Imamat
keduanya berhubungan erat, kedua buku ini tersambung.
Perhatikanlah di bagian
kedua buku Keluaran kita membaca bahwa semuanya tentang Kemah Tabernakel,
Perabotan yang mendukungnya dan pembuatannya sampai selesa, Kemah Tabernakel
TUHAN itu dibangun ditengah-tengah ratusan kemah bangsa Israel, kemah-kemah
Israel mengelelilinginya. The Divine tent and the human tents together. Imamat mencatatkan
apa yang terjadi di Kemah Tabernakel harus juga terjadi di kemah orang-orang
Israel berikut penghuninya. “Kuduslah kamu sebab kamu TUHAN Allahmu Kudus..!”
Ini polanya. Kemah Tabernakel dan Kemah Umat Israel, dengan peraturan dan
ketetapan yang sama.
Berkaitan dengan Kemah
Tabernakel, Keluaran berbicara bagaimana TUHAN mendekat pada manusia, tetapi
Imamat berbicara bagaimana manusia nisa mendekat kepada TUHAN. Keluaran
berbicara soal penyelamatan TUHAN atas manusia, pembebasan yang TUHAN kerjakan
membawa keluar manusia dari perbudakan, Imamat berbicara tentang Penyembahan
dan persembahan umat tebusan sebagai respon atas penyelamatan yang TUHAN telah
kerjakan. Keluaran adalah tentang Kasih Karunia TUHAN membebaskan manusia,
sehingga di Imamat dimulai dengan persembahan syukur, memberikan pengertian
kepada kita, dengan persembahan syukur kita bisa tunjukan ucapan terima kasih
kita kepada TUHAN yang telah membebaskan kita.
Jadi kita perlu kedua kitab
tersebut berdampingan, kita tidak bisa hanya membaca Keluaran saja dan tidak
memperhatikan Imamat. Buku ini mumgkin
bagi anda tidak semenarik kitab Keluaran tetapi buku Imamat menunjukkan bahwa
TUHAN menghendaki kita bisa menjadi umatNya yang tahu berterima kasih. Sekali
lagi kita diingatkan lewat kedua buku ini, bahwa kita diselamatkan unutk
melayani. Keluaran menunjukkan bagaimana TUHAN melayani umatnya, tetapi kitab
Imamat memberikan kepada kita penjelasan bagaimana kita bisa melayani TUHAN. Hey!
Bukankah pattern ini mengingatkan kita akan Yesus Kristus yang telah
menyelamatkan kita untuk melayani TUHAN dan sesama?
Musa mungkin menulis Kitab ini
selama di padang gurun, setelah menulis kitab Keluaran. Kitab Imamat adalah
kitab yang sangat rumit, Musa dipercayai mampu menulis kitab ini karena latar
belakang pendidikannya. Musa dibesarkan di lingkungan raja, Raja Mesir, sudah
pasti memiliki kemampuan baca tulis bahkan juga matematika (Kisah 7:20-22).
Kitab ini dimulai dan diakhiri dengan statement yang affirmasi bahwa isi dari
kitab Imamat diberikan langsung oleh TUHAN kepada orang Israel melalui
perantaraan Musa, di Tabernakel TUHAN berbicara kepada Musa (Imamat 1:1, Imamat
27:34).
Musa menulis Kitab ini saat dia
terima langsung dari TUHAN yakni saat mereka berkemah di gurun di kaki gunung
Sinai, mereka belum mengembara 38 tahun di gurun, dan juga belum masuk ke tanah
Kanaan. TUHAN sudah mengadakan perjanjian, covenant dengan orang-orang Israel
(Keluaran 19:5-6). Orang-orang Israel telah menerima Sepuluh Perintah The Ten
Commandments (kel 20:1-17), rencana Tabernakel sudah diterima Kel 25-27;
30:1-38), institusi keimaman sudah ditegakkan (Keluaran 28-29), Tabernakel
sudah diselesaikan dan ditahbiskan (Keluaran 35-40). Sekarang di Imamat, TUHAN
berbicara tentang sifat karakter KekudusanNya, imamat berisi tentang
instruksi-instruksi bagaimana penyembahan dan persembahan dilakukan, dan
bagaimana seharusnya umat perjanjiannya hidup sehari hari agar bisa mendekat
kepada TUHAN yang Kudus adanya itu.
Aturan-aturan, regulasi yang ada
di Imamat banyak utamanya berhubungan dengan aktivitas dan tanggung jawab para
Imam Lewi, khususnya Imam Tertinggi (Keluaran 28; Bilangan 3:44-4:49). Termasuk
didalamnya instruksi-instruksi TUHAN mengenai Tabernakel, Keimaman,
korban-korban persembahan, Hari Raya-Hari Raya, upacara penyucian. Tiga hal
utama yang dicatat dari Kitab Imamat; Kekudusan TUHAN, bagaimana cara yang
benar menyembah TUHAN yang Maha Kudus, dan bagaimana Israel menjadi kudus agar
tersambung dengan TUHAN.
Relationship yang benar dengan
TUHAN dimulai dengan mengenal TUHAN yang sebenar-benarnya dan memahami secara
utuh sifat dan karakter yang melekat secara alami pada TUHAN. Kitab Imamat
menggambarkan secara penuh bagaimana mendekat kepada TUHAN pada saat TUHAN
sudah berinisiatif mendekat lebih dahulu. Tetapi kemampuan daya pikir manusia
yang terbatas tidak mampu memahami dan
menyelami jalanNYA TUHAN yang Maha Kekal. Lenih mengandalakan instuisi
sendiri pelan namun pasti manusia mulai menyembah berhala daripada menyembah
TUHAN yang BENAR. Di kitab Imamat TUHAN
secara terus terang memberikan instruksi secara spesifik kepada umat pilihanNya
bagaimana menyembah TUHAN dengan benar. Setiap korban persembahan, setiap hari
raya yang dicatat mengajar umat Israel tentang TUHAN dan apa yang TUHAN
kehendaki untuk mereka kerjakan. Dan
secara benar bagi Israel pasti benar bagi kita saat ini, hanya kita perlu
mengerti makna dibalik semua korban, persembahan dan hari raya tersebut
sehingga menjadi relevan dalam kehidupan kita ssaat ini dan sehingga kita
mendekat kepada TUHAN dengan cara yang TUHAN kehendaki.
TUHAN memilih Israel supaya
mereka mengenal DIA dan mengasihi DIA (Ulangan 6:5; 11:1). Sehingga mereka bisa
mengasihi satu dengan yang lainnya dan saling melayani satu dengan yang
lainnya. Nah, ritual dan ketetapan yang diwahyukan didalam kitab Imamat
mengajar orang-orang Israel bagaimana menyatukan, mengintergrasikan mengasihi
sekaligus melayani dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai Umat Yang
Menyembah TUHAN yang BENAR. Dan kitab
ini juga pasti akan mengajar kita juga dalam kita melayani TUHAN sekaligus juga
melayani sesama dan mengasihi TUHAN serta mengasihi sesama, saudara-saudara
kita.
"Berbicaralah
kepada segenap jemaah Israel dan katakan kepada mereka:
Kuduslah kamu, sebab
Aku, TUHAN, Allahmu, kudus. (Lev 19:2)
Imamat memang ditulis di masa lampau dengan budaya yang juga sudah
berumur ribuan tahun, tetapi Kitab Imamat tetap mendegungkan pesan yang tak
lekang oleh waktu, bahwa TUHAN itu KUDUS dan TUHAN menghendaki umat tebusanNya
umat yang diselamatkanNya menjadi KUDUS sama seperti TUHAN (Imamat 11:44-45).
Peranan Imam menjadi sangat penting (ingat YESUS KRISTUS) yang berdiri
antara TUHAN dan manusia, sebagai perantara, mediator of the covenant. Imam mengajarkan,
menunjukkan, memberitahu mana yang KUDUS dan bagaimana KEKUDUSAN dinyatakan dan
dipraktekan dalam komunitas umat TUHAN. Korban
tebusan membuat manusia diampuni dari dosa-dosanya dan menjadi benar
dihadapan TUHAN, kembali bukan perbuatanNya yang membenarkan tetapi Imam dan
Korban Tebusan yang dberikan yang membuat mereka benar. Lihat patternnya, lihat
pola yang berulang dalam salib di Golgotha.
Sementara korban selain korban tebusan diadakan dimaksudkan untuk
merayakan relationship yang terjalin kudus antara TUHAN dan umatNya, dirayakan
dengan berbagi pemberian dan juga makan bersama-sama. Ini yang membedakan
persembahan-persembahan yang dilakukan bangsa-bangsa lain disekeliling mereka,
lihat bedanya? Ini juga yang membedakan kekristenan dengan agama agama manusia.
Bangsa-bangsa disekeliling Israel menyembelih binatang, mempersembahkan korban
kepada dewa-dewa mereka untuk memenuhi tuntutan dewa-dewa, untuk menenangkan
supaya jangan murka, dan juga untuk mendapatkan, mengharapkan kebaikan, berkat dari
dewa dewa yang mereka sembah. Itulah bedanya. Bagi Israel, bagi kita, berkat
telah disediakan, telah diberikan, bahkan telah kita nikmati. Penyembahan yang
dilakukan oleh Israel tidak didesign atau ditujukan untuk menyuap TUHAN atau
memanipulasi TUHAN. Penyembahan dilakukan untuk mempersiapkan Israel dan
memurnikan, menguduskan umat TUHAN supaya mereka bisa mendekat TUHAN. Setiap
ketetapan, hukum, ritual dan hari-raya hari raya mengajarkan kepada kita bahwa
TUHAn itu KUDUS dan TUHAN menghendaki suoaya kita, UmatNYA juga KUDUS. (Imamat
11:44-45, 1 Kor 3:17; 1 Pet 1:15)
Untuk hal-hal
yang berhubungan dengan keadilan social, menyerap aspirasi akan kebutuhan orang-orang Lewi yang memang
mempunyai panggilan khusus diantara saudara-saudaranya, dan hal ini juga meluas
keadilan social bagi sesam manusia, kepada yang miskin, dan kepada orang asing.
TUHAN sungguh adil dan mengasihi manusia. Disini kita belajar bahwa TUHAN dalam
kekudusannya menunjukkan kasih saying kepada manusia (Keluaran 34:6-7),
terutama kepada orang-orang yang Dia sebut umatNYA. TUHAN menghendaki Umat
PerjanjianNYA mengekspresikan kekudusannya dan cinta nya denganjalan mengasihi
satu sama lain, memperhatikan satu dengan yang lainnya. Sungguh aneh jika
menyebut diri kudus atau dikuduskan oleh TUHAN tetapi mengabaikan sesamanya
yang kekurangan dan tidak mengasihinya.
Woow! Itulah
Imamat.
Kitab Imamat
mengajarkan kepada orang-orang Israel untuk dapat hidup berdampingan dengan
TUHAN dalam relationship yang mesra dan kudus. Tapi kita yang sekarang hidup di
jaman modern ini bertanya-tanya, apa gunanya bagi kita? Apa hubunganny dengan
kita? Apa faedahnya kita belajar semua
hukum dan ketetapan dalam kitab Imamat tentang Imam dan pengorbanan hewan?
Kitab Imamat akan
mengajarkan kepada kita sehingga kita memahami betapa KUDuS nya TUHAN yang kita
sembah. Memahami kekudusannya berarti pengenalan kita akan Pribadi TUHAN
semakin bertambah.
Kehendak
TUHAN, Perintah TUHAN tetap sama baik jaman Imamat dulu maupun sekarang,
Sebab Akulah TUHAN yang
telah menuntun kamu keluar dari tanah Mesir, supaya menjadi Allahmu; jadilah
kudus, sebab Aku ini kudus. (Lev 11:45)
tetapi hendaklah kamu
menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu
sama seperti Dia yang kudus,
yang telah memanggil kamu,
sebab ada tertulis: Kuduslah
kamu, sebab Aku kudus. (1Pe 1:15-16)
YESUS KRISTUS
menjadi IMAM TERTINGGI sekaligus juga menjadi Korban Penghabisan – Ultimate
Sacrifice yang menggenapi semua persyaratan yang diperlukan di kitab Imamat
yang memampukan kita mendekat kepada hadirat TUHAN dan membuat kita memiliki
kembali relationship yang mesra dan Kudus dengan TUHAN.
Jadi sangat
penting bagi kita membaca Kitab Imamat karena akan mengenal juga pribadi YESUS
KRISTUS.
Note :
Berikut
outline Kitab Imamat
Imamat 1:1 – Imamat 7:38, Bermacam Korban
Persembahan
Imamat 8:1 – Imamat 10:20, tentang
institusi/lembaga Keimaman
Imamat 11:1 – Imamat 15:33, Peraturan-peraturan
yang berhubunan dengan kekudusan
Imamat 16:1 – 34, Hari Penebusan Dosa
Imamat 17:1 – Imamat 26:46, tentang bagaimana
kekudusan diekspresikan, dinyatakan dalam hidup berkomunitas
Imamat 27: 1 – 34, Peraturan yang berhubungan
dengan Nazar dan persembahan persepuluhan.
The
reward of sin is death and without the blood of CHRIST the innocent Lamb of GOD
there can be no forgiveness of sins (Matthew Henry – Commentary on the Bible)
No comments:
Post a Comment