Pentateuch
dan Kuliner
Tuhan punya rencana dengan manusia sejak manusia
diciptakan, manusia memiliki tanggung jawab yang besar sejak diciptakan sejak
semula. Untuk mengemban tanggung jawab itu diperlukan kekuatan dan kesehatan,
stamina dan endurance. Tuhan
peduli tentang kesehatan Manusia. Itulah sebabnya diawal penciptaan dan
generasi terdekat berikutnya manusia hanya makan buah dan tumbuh-tumbuhan
sebagai sumber energy mereka.
Allah
memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan
bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas
ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang
merayap di bumi." Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu
segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan
yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. (Kejadian 1:28-29)
See
sejak
awal Tuhan sudah memerintahkan untuk memakan tumbuh-tumbuhan. Didalamnya ada
tempe bacem!!! Yeay tempe bacem itu biblical, para vegetarian pasti seneng
banget niihh..
Ngunyah
wortel ahh… whatzzup doc!
Setelah
air bah Bumi sudah tidak sama lagi, pola dan struktur tanah menjadi berbeda,
Tuhan memberikan perintah lagi, perintah yang sama namun diperbolehkan untuk
makan daging. Walaupun di Firman yang pertama tidak ada larangan makan daging,
namun nyata bahwa Tuhan menginginkan manusia hanya makan tetumbuhan. Baru
kemudian setelah Air Bah Tuhan memperbaharui perintahNya.
Lalu
Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. Akan takut
dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara,
segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah
semuanya itu diserahkan. Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi
makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga
tumbuh-tumbuhan hijau. Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya,
janganlah kamu makan. Tetapi mengenai darah kamu, yakni nyawa kamu, Aku akan
menuntut balasnya; dari segala binatang Aku akan menuntutnya, dan dari setiap
manusia Aku akan menuntut nyawa sesama manusia.
(Kejadian 9:1-5) ITB
Apakah
segala yang bergerak? Mari kita lihat versi lain mengatakan apa.
All
the wild animals, large and small, and all the birds and fish will be afraid of
you. I have placed them in your power. (Genesis 9:2)NLT
Pada
kenyataannya Tuhan memberikan kebebasan pada manusia untuk ini, namun menurut
interpretasi saya, kebebasan ini harus dipertanggung-jawabkan dengan perintah
diatasnya yang merupakan pengulangan perintah di Kejadian 1:28-29. Yakni mereka
perlu menjaga tubuh mereka sehat dengan makanan yang mereka makan supaya bisa
terus beranak-cucu, bertambah bnayak dan memenuhi bumi. Kebebasan ini harus
menjadikan mereka bijaksana untuk memilih makanan mana yang baik bagi mereka
dan yang tidak bagi mereka. Hmmm mengingatkan kita pada Perjanjian Baru…
Mimpinya Bp Rasul Petrus, semua makanan… dan juga tulisan-tulisan Paulus
berkenaan dengan diet makanan.
Namun
seperti biasa manusia tidak bertanggung-jawab, mereka memakan semuanya bahkan
memankan daging yang masih ada darahnya bahkan memakan darah. Pada banyak
bangsa ada cerita demikian, memasak makanan dengan darahnya, memakan mentah
daging-daging yang msaih ada darahnya bahkan. Sehingga membuat kesulitan
manusia itu sendiri, sakit penyakit datang, mereka semakin lemah, daya tahan
tubuh tidak sama lagi semua disebabkan karena manusia tidak bertanggung jawab
dengan pola makan mereka yang cenderung suka-suka sendiri.
Sampai
pada akhirnya Tuhan memilih satu orang umtuk menjadi Bapa suatu bangsa yang
akan dipilih khusus untuk menjadi umatNya, bangsa yang hanya beribadah dan
menyembah TUHAN yang benar, Bangsa ini akan menjadi kepunyaaNya sendiri, dan
bangsa ini akan mengikuti peraturan-peraturanNya demi kebaikan bangsa itu
sendiri supaya mendatangkan cemburu bangsa-bangsa yang tidak menyembah Tuhan.
Selamanya
TUHAN baik, setiap aturan ataupun perintah yang DIA buat semuanya adalah untk
kebaikan manusia, sekalipun manusia tidak menyadarinya.
Ini
terbukti dari peraturan-peraturan yang Tuhan berikan kepada Israel pada zaman
dahulu. Mungkin pada saat peraturan diberikan, Tuhan tidak menjelaskan alasan
mengapa makanan tertentu tidak boleh dimakan, mengapa seolah Tuhan tidak dapat
ditanyai tentang keputusan-Nya.
[Duh
ngga jadi nih kayaknya pesta seafood… kepiting… kerang … ]
Nah
baru di era teknologi pangan sekarang inilah tersingkap beberapa maksud Tuhan
tentang peraturan-peraturan yang diberikan-Nya kepada Isreael. Banyak
penelitian sangat membantu, membuat kita mengerti tentang betapa
peraturan-peraturan yang Tuhan berikan itu adalah untuk kebaikan umat-Nya. Dengan
demikian barulah kita dapat mengerti mengapa Tuhan begitu keras terhadap umat
kesayangan-Nya itu. Yuuk ah dlihat
beberapa hukum Yahudi yang berlaku baik pada zaman dahulu maupun yang masih
mereka anut sampai sekarang ini.
Bangsa
Israel mempunyai peraturan-peraturan untuk mengatur hidup mereka, yang disebut
dengan halakha. Halakha ini adalah susunan peraturan yang berlapis yang dasarnya diambil
dari Hukum Taurat untuk membantu orang-orang Israel mengatur hidup mereka
perorangan maupun society. Halakha
ini masih dijabarkan lagi. Ada bagian dari peraturan tersebut yang konsen
dengan kesehatan, yaitu tentang makanan. Peraturan tentang makanan ditulis
dalam kashrut.
Pada
umumnya orang-orang Israel hanya menerima peraturan tanpa mengetahui apa
manfaat dari menjalankan peraturan itu. Bagi mereka esensi dari mentaati
peraturan hanyalah karena mereka harus mentaatinya karena Tuhan lah yang
memerintahkannya. Semua perintah itu ada dalam Pentateukh
Pentateukh
adalah lima Kitab Musa yaitu Kitab Taurat yang terdiri dari Kitab Kejadian,
Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan. Kitab Kejadian menceritakan awal dari
segala sesuatu, dari penciptaan sampai bagaimana Israel menjadi mereka menjadi
umat pilihan Tuhan. Kitab Keluaran berfokus pada Israel keluar dari Mesir.
Kitab Imamat, atau Leviticus (dalam bahasa Inggris), berasal dari Levite (suku
Lewi, salah satu dari suku Israel). Kitab Bilangan adalah kitab statistik.
Ulangan seperti namanya mengulangi, apa yang diulangi? Musa mengulangi,
menceritakan kembali Perjalanan Bangsa Israel di padang gurun kepada tua tua
Israel.
Pentateukh
adalah bacaan wajib bagi setiap orang Israel. Setiap orang Israel diwajibkan
untuk meneliti Pentateukh dan mengajarkannya kepada orang lain
haruslah
engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya
apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan,
apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. (Ul 6:7)
Sejak
usia 7 tahun setiap anak Israel dididik oleh rabi-rabi Israel. (udah kayak SD
Inpres disini aja) Anak-anak itu harus mengikuti semua yang dikatakan oleh Pak
Rabi. Mereka harus duduk dekat Pak Rabi, mereka harus mengikuti kemanapun Pak Rabi
pergi. Proses belajar mereka dulu memang begini, mengikuti Rabi sebagai guru
mereka, kemana Rabi pergi, proses ini sama meski mereka naik tingkat nantinya. Sementara
Pak Rabi mengajarkan tentang lima Kitab Taurat ini, melafalkannya, setiap anak
harus menghafalkan setiap perkataan tersebut sampai mereka telah menghafal semua
lima kitab Musa ini. Setiap ayat dan detailnya harus dihafal, sampai pada
saatnya mereka harus diuji dan kemudian mereka dapat merayakan Bar Mitzvah
(untuk anak laki-laki pada usia 13 tahun) atau Bat Mitzvah (untuk anak
perempuan pada usia 12 tahun). Pada perayaan ini anak-anak Israel ini harus
sudah menghafal kitab Taurat dengan baik. Tahapan ini disebut dengan tingkatan
Beth Sepher (House of Book). Jadi tingkatan Beth Sepher, yaitu tingkatan
pengenalan Taurat dan menghafal Taurat adalah benar-benar tingkatan dasar bagi
Israel. Orang Israel bukan hanya harus menghafalkan Taurat sebelum usia 12 atau
13 tahun, tetapi setiap tahunnya mereka harus membaca Taurat minimal sekali.
Mereka memulainya pada hari kedelapan perayaan Tabernakel, kira-kira bulan
September/ Oktober dan berakhir pada perayaan Tabernakel tahun berikutnya. Jadi
sepanjang tahun mereka membaca Taurat, artinya mereka memahami betul Taurat. (Pawson, Unlocking the Bible)
Setiap
tahun ketujuh seluruh bangsa Israel harus berkumpul untuk mendengarkan
pembacaan Pentateukh. Pada Hari raya Pondok Daun.
Seluruh
bangsa itu berkumpul, laki-laki, perempuan dan anak-anak, dan orang asing yang
diam di dalam tempatmu, supaya mereka mendengarnya dan belajar takut akan
TUHAN, Allahmu, dan mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat
ini, (Ul 31:12)
Para
ahli yang meneliti Perjanjian Lama mengetahui, agama Yahudi membagi Taurat
dalam 613 butir. Di antaranya 248 butir tentang hal-hal yang harus dilakukan,
dan 365 butir (sebagaimana satu tahun terdiri dari 365 hari) tentang hal-hal
yang tidak seharusnya dilakukan atau yang dilarang. Rabi-rabi Yahudi dengan
susah payah membagikan Taurat dan perintah dalam Pentateukh menjadi 613 butir
peraturan, dengan sangat teliti, bisa dikatakan sebagai kristalisasi Taurat
Musa. (seperti dulu butir-butir pengamalan sila-sila Pancasila, yang harus
dilaksankan, ada latihannya lagi, Penataran P4) .Di antara
peraturan-peraturan itu ada beberapa ayat yang seperti dikutip secara paksa,
namun bahasa aslinya memanglah demikian.
Pertanyaan
yang penting adalah apakah peraturan Taurat masih berlaku dalam zaman modern
ini atau tidak? Paulus mengatakan bahwa Taurat hanyalah penuntun (paedagogos)
sampai Kristus datang . [Paedagogos adalah budak yang mengawasi anak tuannya
dari usia 7-18 tahun, - Albert Barnes’ Notes on Bible]
Jadi
hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita
dibenarkan karena iman. Galatians 3:24)
Sedangkan
Yesus mengatakan bahwa Ia tidak datang untuk membatalkan Hukum Taurat tetapi
untuk menggenapinya, satu iotapun tidak boleh ditiadakan dari Hukum Taurat
sebelum semuanya terjadi, dan juga Yesus mengatakan siapa yang melakukan dan
mengajarkan Hukum Taurat akan menduduki posisi tertinggi di dalam Kerajaan
Sorga [Mat 5:17-20]
Sekarang mari
kita tengok beberapa aturan-aturan tersebut
Kashrut adalah
peraturan tentang makanan yang cukup primitif namun masih dapat dipakai untuk
menentukan kosher atau treif
(tidak halal). Memang belum semua aturan sudah dapat dibuktikan apakah
berhubungan dengan kesehatan atau tidak. Misalnya seperti mengapa unta dan
kelinci tidak lebih baik dari kambing ataupun lembu. Kesehatan bukanlah
satu-satunya alasan untuk melakukan hukum tentang makanan bagi Yahudi. Banyak
dari hukum kashrut belum diketahui
sehubungan dengan kesehatan.
Berikut kita akan melihat beberapa peraturan
Yahudi (berdasarkan Taurat) tentang makanan yang tidak boleh dimakan dan
alasannya.
- Peraturan: “Janganlah kaumasak anak kambing dalam air susu induknya” Kel 23:19; 34:26; Ul 14:21
Ada beberapa
bukti bahwa makan daging dan susu bersama-sama mengganggu pencernaan. Tetapi
kemudian timbul pertanyaan, bagaimana dengan Kejadian 18:8 “Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah
diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu”. Abraham
menyajikan susu dan anak lembu untuk para tamu surgawi. Susu yang disajikannya
adalah susu unta (“A Commentary on the Old and New Testaments”, Robert
Jamieson, A. R. Fausset and David Brown), sedangkan daging yang dihidangkan
adalah daging lembu muda. Mereka memang tidak memakan daging unta karena
diharamkan, namun mereka mengkonsumsi susu unta. Menurut beberapa sumber
penelitian susu unta mengandung lemak jenuh yang lebih sedikit dibandingkan
dengan susu sapi. Selain itu juga susu unta mengandung vitamin B dan Kalsium
- Peraturan: Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari antara yang memamah biak atau dari antara yang berbelah dan bersela kukunya: unta, kelinci hutan dan marmot, karena semuanya itu memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram semuanya itu bagimu. Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya (Ul 14:7-8).
Taurat
menetapkan bahwa unta, kelinci dan babi tidak halal karena masing-masing
memiliki hanya salah satu dari dua kualifikasi. Unta lebih cocok digunakan
untuk mengangkut beban saja daripada sebagai makanan. Penelitian tetang babi
telah membuktikan bahwa babi mengandung banyak bakteri penyakit yang tidak mati
ketika dimasak, sehingga babi sebagai perantara untuk menularkan penyakit
kepada yang memakannya.
Di dalam daging
babi terdapat bibit penyakit seperti:
·
Cacing Taenia Sollum. Parasit ini
berupa larva yang menempel pada usus babi. Jika daging babi tidak dimasak dengan
baik maka orang yang memakannya akan kekurangan darah, gangguang pencernaan.
Larva ini akan membentuk cacing pita sepanjang 3 meter, melekat pada dinding
usus dan menyerap makanan yang ada di lambung.
·
Cacing Trichinia Spiralis. Jika
daging babi tidak dimasak dengan baik, maka larva cacing ini dapat tinggal di
otot manusia yang memakannya, bisa di sekat paru-paru atau tempat lainnya di
tubuh manusia, sehingga dapat mempersempit pernafasan, sakit yang luar biasa
dan dapat berakhir pada kematian.
·
Cacing Schistosoma Japonicus.
Cacing ini sangat dikenal di Mesir, dan hanya babi saja yang mengandung cacing
ini. Dapat menyerang manusia yang menyentuh kotoran babi, ataupun mencuci
tangan dengan air yang mengandung larvanya. Berkembangbiak dengan cepat, dapat
membakar kulit, lambung dan hati.
Masih banyak
lagi jenis cacing yang terdapat dalam babi. Selain itu daging babi adalah
daging yang susah dicerna karena kandungan lemaknya yang tinggi. Untuk
mendapatkan pencernaan yang sempurna dibutuhkan waktu 5 jam.
Jadi bisa
dibayangkan aturan yang keras mengenai babi pada jaman purbakala dulu, ketika
mereka hidup di kemah atau pemukiman. Orang Israel benar-benar tidak memelihara
babi.
- Peraturan: Segala yang tidak bersirip dan tidak bersisik di dalam air, adalah kejijikan bagimu (Imamat 11:12).
Dari hal-hal
yang berada di perairan, apa pun yang memiliki sirip dan sisik dapat dimakan.
Imamat 11:9; Ulangan 14:9. Dengan demikian, kerang seperti lobster, tiram,
udang, kerang dan kepiting semuanya dilarang. Ikan seperti tuna, ikan mas, ikan
salmon dan ikan haring semua diizinkan. Penelitian terhadap kerang membuktikan
bahwa kerang dan tiram itu seperti “penyedot debu” di dasar laut. Kerang memakan
semua zat residu baik dari organic maupun non organic, termasuk zat timbal yang
ada di laut. Dengan demikian kerang dan tiram dapat menjadi host penyakit bagi
yang memakannya. Udang dan kepiting juga telah terbukti menjadi sumber
peningkatan kolesterol dan juga beberapa jenis alergi. Berdasarkan penelitian
kepiting dalam 100 gram mengandung 78 mg kolestrol, udang dalam 100 gram mengandung 155 mg kolestrol, kerang dalam 100
gram mengandung kolestrol yang rendah, namun tetap saja dapat menyebabkan alergi.
Alergi sendiri merupakan suatu reaksi imunologis, untuk alergi ada kaitannya
dengan imunoglobin E, genetic. Tapi ada kasus alergi bersifat resesif, sehingga
walaupun kedua orang tua tidak mengalami alergi ketika mengkonsumsi jenis seafood,
tetapi bisa muncul di anak. Dalam kasus ini biasanya alergi tidak langsung
muncul ketika mengkonsumsi pertama kali, namun ketika konsumsi berikutnya baru
muncul alergi. Hal ini menyatakan bahwa kandungan dalam seafood dapat mengendap
dalam darah. Jika berkelanjutan bukan hanya efek alergi yang ditimbulkan tetapi
bisa saja dapat menimbulkan penyumbatan pada arteri pembuluh darah.
Selain itu
kerang yang sering dikonsumsi setengah matang, yang dapat mengakibatkan orang
yang mengkonsumsinya terkena infeksi setelah 24 jam mengkonsumsinya, karena di
dalam kerang sering terdapat bakteri vibio parahaemolyticus. Gejala yang muncul
seperti diare, kram perut, mual, demam, muntah, badan menggigil yang dapat
berlangsung selama 3 hari.
Kepiting, udang,
kerang dan tiram hidup di dasar laut, memungkinkan menjadi “pembersih” residu
penghuni laut lainnya. Ikan bersisik lebih aman dikonsumsi, karena selain
sisiknya menjadi pelindungnya dari penyakit, ikan bersisik juga memiliki digesting system process yang baik
sehingga ikan bersisik lebih sehat untuk dikonsumsi.
- Peraturan: “Demikian juga janganlah kamu memakan darah apapun di segala tempat kediamanmu, baik darah burung-burung ataupun darah hewan. Setiap orang yang memakan darah apapun, nyawa orang itu haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya” (Imamat 7:26-27). “Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa” (Imamat 17:11). (Ayat lainnya: Kej 9:4; Im 3:17; Im 17:26; Ul 12:23; Ul 15:23; Kis 15:20, 29; Kis 21-25).
Tentang
mengkonsumsi darah ini juga ditegaskan sejak semula di Kejadian 9:4 seperti
ditulis diatas. Dan kemudian diulangi lagi di Imamat untuk bangsa Israel.
Berbicara
tentang makanan yang tidak boleh dimakan hingga zaman Perjanjian Baru, yang
ditegaskan oleh Petrus, Yakobus dan sidang para rasul Kisah para Rasul 15:20 ,
yaitu:
1.
Makanan yang dipersembahakan kepada
berhala dan percabulan
2.
Daging binatang yang mati dicekik
3.
Darah
Pentateukh
memberikan alasan yang jelas mengapa tidak boleh makan darah, yaitu karena di
dalam darah terdapat nyawa. Secara ilmiah juga dapat dibuktikan bahwa selama
makhluk yang mempunyai darah itu hidup maka aktivitas makanan yang dikonsumsi,
penyakit terdapat dalam darahnya. Sari makanan dapat mengendap di dalam darah. Darah
dapat dibekukan, sehingga darah yang sudah membeku ataupun di masak tidak
menjamin dapat mematikan penyakit yang mengendap di darah.
Darah adalah
alat transportasi untuk mengangkut oksigen dan sari makanan ke seluruh jaringan
tubuh. Oleh sebab itu di dalam darah terdapat zat yang dibutuhkan tubuh, dan
bisa saja terdapat virus, penyakit, bakteri ataupun parasit. Beberapa virus
dapat terurai ketika dipanaskan (dimasak), tetapi parasit biasanya akan
bertahan dan membentuk kista. Pada suhu rendah ia akan hidup lagi.
Banyak suku-suku
di Indonesia ini yang menjadikan darah sebagai bahan dasar makanannya. Bahkan
di pasar ada dijual darah ayam, sapi yang dibekukan, berbentuk kotak, yang
biasanya dikonsumsi oleh suku tertentu. Pada umumnya darah yang dikonsumsi
sudah dimasak terlebih dahulu, namun tidak menjamin tidak ada penyakit di
dalamnya.
Larangan tidak
boleh makan darah bukanlah berdasarkan syarat keselamatan, tetapi untuk selamat
hidup di bumi, agar manusia dapat hidup sehat. Darah tidak baik untuk
dikonsumsi sebagai makanan.
Hukum yang
berasal dari Pentateukh adalah baik untuk dilakukan. Yesus juga setuju bahwa
Pentateukh harus diajarkan kepada orang lain, dan Ia datang bukan untuk
membatalkan hukum Taurat (Mat 5:17-20). “Sebab
sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai
sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat”
(Kis 15;21).
Namun melakukan
Hukum Taurat bukanlah persyaratan untuk masuk kepada hidup yang kekal.
Surat Para Rasul
menyatakan bahwa
“Kalau kalian menjauhkan diri dari hal-hal itu,
kalian sudah melakukan yang baik. Sekian saja, selamat!"
Gal 3:24
mengatakan bahwa
“Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai
Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.”.
1 Kor 13:10 “Tetapi
jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap”.
Yesus adalah
yang sempurna itu, yang menyempurnakan, menggenapi Hukum Taurat itu, sehingga
Yesus lah yang utama. Tetapi tetap saja hukum Tuhan itu adalah baik. “Engkau
adil, ya TUHAN, dan hukum-hukum-Mu benar” (Mzm 119:137).
Dalam Pentateukh
sering dijumpai perintah Tuhan yang tidak memberikan alasan mengapa perintah
itu diturunkan. Hal itu bukan karena Tuhan tidak peduli, tetapi pada saat itu
umat Israel tidaklah dapat mengerti sekalipun diberikan alasannya. Penelitian
terhadap hukum-hukum Tuhan ini sudah berlangsung ribuan tahun, itupun hanya
sedikit yang mampu dicerna oleh manusia. Tuhan adalah Bapa yang mengetahui apa
yang terbaik bagi anak-anak-Nya.
Pentateukh masih
relevan untuk zaman modern sekarang, siapa yang melakukannya mendapat berkat di
bumi. Tetapi keselamatan adalah dari Yesus Kristus saja bukan dari melakukan
Hukum Taurat.
Ada banyak orang
yang menolak untuk melakukan Pentateukh, terutama soal makan darah, dengan
alasan karena Yesus sudah mati di kayu salib sehingga tidak perlu lagi
melakukan Pentateukh itu. Hal ini hanya
salah paham saja, dan kurang nya memahami tulisan Alkitab secara menyeluruh.
Memang tidak perlu melakukan Pentateukh untuk mendapatkan keselamatan, karena
Tuhan Yesus adalah jalan satu-satunya menuju keselamatan yang kekal.
Namun tidak
dapat diragukan lagi bahwa Pentateukh untuk menjaga umat Tuhan agar tetap sehat
menjalani hidupnya di bumi.
TUHAN mempunyai
rencana atas kehidupan manusia sejak penciptaan manusia, FirmanNya;
Allah memberkati
mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah
banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut
dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala
tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang
buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. (Kejadian 1:28-29)
Dan bagi
masing-masing kita, Tuhan mempunyai rencana unik atas kita yang hanya kita saja
yang mampu menjalaninya, nah jika kita sembarangan dengan makanan kita,
tentunya jika sampai menyebabkan kita sakit bahkan fatal, maka rencana tersebut
kita bisa tertunda menjalankannya, tidak sempurna menjalankannya atau bahkan
gagal.
Hidup kita harus
berkualitas, untuk itu Diperlukan stamina, kesehatan yang prima, tubuh yang
sehat dan kuat, selain berolahraga, era modern sekarang banyak membuktikan
bahwa pola makan yang sehat juga menentukan kualitas hidup seseorang. Dan ini
adalah perjalanan panjang, perlu daya tahan dalam memenuhi setiap rencana Tuhan
dalam hidup kita tersebut.
Bukan
rencana Tuhan yang gagal, namun kita gagal dalam mengikuti rencana Tuhan.
Ehmmm ngga jadi
deh kepitingnya….
Mbak tempe bacem
nya aja dibakar mbak, sama sayur bayem bening dan sambel
Makan siang
yuuuk!!!
Eh bentar, kalau
Kopi gimana hukumnya kak?
Waduh... gak boleh makan saren, nih...
ReplyDeleteHehehe...
Deletemasih banyak nyang lainnya pak Dhe