Tuesday, October 13, 2015

Mbak, Tempe Bacem saja, dibakar...!



Pentateuch dan Kuliner

Tuhan punya rencana dengan manusia sejak manusia diciptakan, manusia memiliki tanggung jawab yang besar sejak diciptakan sejak semula. Untuk mengemban tanggung jawab itu diperlukan kekuatan dan kesehatan, stamina dan endurance. Tuhan peduli tentang kesehatan Manusia. Itulah sebabnya diawal penciptaan dan generasi terdekat berikutnya manusia hanya makan buah dan tumbuh-tumbuhan sebagai sumber energy mereka.

Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. (Kejadian 1:28-29)

See sejak awal Tuhan sudah memerintahkan untuk memakan tumbuh-tumbuhan. Didalamnya ada tempe bacem!!! Yeay tempe bacem itu biblical, para vegetarian pasti seneng banget niihh..
Ngunyah wortel ahh… whatzzup doc!

Setelah air bah Bumi sudah tidak sama lagi, pola dan struktur tanah menjadi berbeda, Tuhan memberikan perintah lagi, perintah yang sama namun diperbolehkan untuk makan daging. Walaupun di Firman yang pertama tidak ada larangan makan daging, namun nyata bahwa Tuhan menginginkan manusia hanya makan tetumbuhan. Baru kemudian setelah Air Bah Tuhan memperbaharui perintahNya.

Lalu Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya serta berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah serta penuhilah bumi. Akan takut dan akan gentar kepadamu segala binatang di bumi dan segala burung di udara, segala yang bergerak di muka bumi dan segala ikan di laut; ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan. Segala yang bergerak, yang hidup, akan menjadi makananmu. Aku telah memberikan semuanya itu kepadamu seperti juga tumbuh-tumbuhan hijau. Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan. Tetapi mengenai darah kamu, yakni nyawa kamu, Aku akan menuntut balasnya; dari segala binatang Aku akan menuntutnya, dan dari setiap manusia Aku akan menuntut nyawa sesama manusia.  (Kejadian 9:1-5) ITB

Apakah segala yang bergerak? Mari kita lihat versi lain mengatakan apa.

All the wild animals, large and small, and all the birds and fish will be afraid of you. I have placed them in your power. (Genesis 9:2)NLT

Pada kenyataannya Tuhan memberikan kebebasan pada manusia untuk ini, namun menurut interpretasi saya, kebebasan ini harus dipertanggung-jawabkan dengan perintah diatasnya yang merupakan pengulangan perintah di Kejadian 1:28-29. Yakni mereka perlu menjaga tubuh mereka sehat dengan makanan yang mereka makan supaya bisa terus beranak-cucu, bertambah bnayak dan memenuhi bumi. Kebebasan ini harus menjadikan mereka bijaksana untuk memilih makanan mana yang baik bagi mereka dan yang tidak bagi mereka. Hmmm mengingatkan kita pada Perjanjian Baru… Mimpinya Bp Rasul Petrus, semua makanan… dan juga tulisan-tulisan Paulus berkenaan dengan diet makanan.

Namun seperti biasa manusia tidak bertanggung-jawab, mereka memakan semuanya bahkan memankan daging yang masih ada darahnya bahkan memakan darah. Pada banyak bangsa ada cerita demikian, memasak makanan dengan darahnya, memakan mentah daging-daging yang msaih ada darahnya bahkan. Sehingga membuat kesulitan manusia itu sendiri, sakit penyakit datang, mereka semakin lemah, daya tahan tubuh tidak sama lagi semua disebabkan karena manusia tidak bertanggung jawab dengan pola makan mereka yang cenderung suka-suka sendiri.
Sampai pada akhirnya Tuhan memilih satu orang umtuk menjadi Bapa suatu bangsa yang akan dipilih khusus untuk menjadi umatNya, bangsa yang hanya beribadah dan menyembah TUHAN yang benar, Bangsa ini akan menjadi kepunyaaNya sendiri, dan bangsa ini akan mengikuti peraturan-peraturanNya demi kebaikan bangsa itu sendiri supaya mendatangkan cemburu bangsa-bangsa yang tidak menyembah Tuhan.
Selamanya TUHAN baik, setiap aturan ataupun perintah yang DIA buat semuanya adalah untk kebaikan manusia, sekalipun manusia tidak menyadarinya.

Ini terbukti dari peraturan-peraturan yang Tuhan berikan kepada Israel pada zaman dahulu. Mungkin pada saat peraturan diberikan, Tuhan tidak menjelaskan alasan mengapa makanan tertentu tidak boleh dimakan, mengapa seolah Tuhan tidak dapat ditanyai tentang keputusan-Nya.

[Duh ngga jadi nih kayaknya pesta seafood… kepiting… kerang … ]

Nah baru di era teknologi pangan sekarang inilah tersingkap beberapa maksud Tuhan tentang peraturan-peraturan yang diberikan-Nya kepada Isreael. Banyak penelitian sangat membantu, membuat kita mengerti tentang betapa peraturan-peraturan yang Tuhan berikan itu adalah untuk kebaikan umat-Nya. Dengan demikian barulah kita dapat mengerti mengapa Tuhan begitu keras terhadap umat kesayangan-Nya itu. Yuuk ah  dlihat beberapa hukum Yahudi yang berlaku baik pada zaman dahulu maupun yang masih mereka anut sampai sekarang ini.
           
Bangsa Israel mempunyai peraturan-peraturan untuk mengatur hidup mereka, yang disebut dengan halakha. Halakha ini adalah susunan peraturan yang berlapis yang dasarnya diambil dari Hukum Taurat untuk membantu orang-orang Israel mengatur hidup mereka perorangan maupun society. Halakha ini masih dijabarkan lagi. Ada bagian dari peraturan tersebut yang konsen dengan kesehatan, yaitu tentang makanan. Peraturan tentang makanan ditulis dalam kashrut.
           
Pada umumnya orang-orang Israel hanya menerima peraturan tanpa mengetahui apa manfaat dari menjalankan peraturan itu. Bagi mereka esensi dari mentaati peraturan hanyalah karena mereka harus mentaatinya karena Tuhan lah yang memerintahkannya. Semua perintah itu ada dalam Pentateukh
           
Pentateukh adalah lima Kitab Musa yaitu Kitab Taurat yang terdiri dari Kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan. Kitab Kejadian menceritakan awal dari segala sesuatu, dari penciptaan sampai bagaimana Israel menjadi mereka menjadi umat pilihan Tuhan. Kitab Keluaran berfokus pada Israel keluar dari Mesir. Kitab Imamat, atau Leviticus (dalam bahasa Inggris), berasal dari Levite (suku Lewi, salah satu dari suku Israel). Kitab Bilangan adalah kitab statistik. Ulangan seperti namanya mengulangi, apa yang diulangi? Musa mengulangi, menceritakan kembali Perjalanan Bangsa Israel di padang gurun kepada tua tua Israel.

Pentateukh adalah bacaan wajib bagi setiap orang Israel. Setiap orang Israel diwajibkan untuk meneliti Pentateukh dan mengajarkannya kepada orang lain

haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.  (Ul  6:7)

Sejak usia 7 tahun setiap anak Israel dididik oleh rabi-rabi Israel. (udah kayak SD Inpres disini aja) Anak-anak itu harus mengikuti semua yang dikatakan oleh Pak Rabi. Mereka harus duduk dekat Pak Rabi, mereka harus mengikuti kemanapun Pak Rabi pergi. Proses belajar mereka dulu memang begini, mengikuti Rabi sebagai guru mereka, kemana Rabi pergi, proses ini sama meski mereka naik tingkat nantinya. Sementara Pak Rabi mengajarkan tentang lima Kitab Taurat ini, melafalkannya, setiap anak harus menghafalkan setiap perkataan tersebut sampai mereka telah menghafal semua lima kitab Musa ini. Setiap ayat dan detailnya harus dihafal, sampai pada saatnya mereka harus diuji dan kemudian mereka dapat merayakan Bar Mitzvah (untuk anak laki-laki pada usia 13 tahun) atau Bat Mitzvah (untuk anak perempuan pada usia 12 tahun). Pada perayaan ini anak-anak Israel ini harus sudah menghafal kitab Taurat dengan baik. Tahapan ini disebut dengan tingkatan Beth Sepher (House of Book). Jadi tingkatan Beth Sepher, yaitu tingkatan pengenalan Taurat dan menghafal Taurat adalah benar-benar tingkatan dasar bagi Israel. Orang Israel bukan hanya harus menghafalkan Taurat sebelum usia 12 atau 13 tahun, tetapi setiap tahunnya mereka harus membaca Taurat minimal sekali. Mereka memulainya pada hari kedelapan perayaan Tabernakel, kira-kira bulan September/ Oktober dan berakhir pada perayaan Tabernakel tahun berikutnya. Jadi sepanjang tahun mereka membaca Taurat, artinya mereka memahami betul Taurat.  (Pawson, Unlocking the Bible)

Setiap tahun ketujuh seluruh bangsa Israel harus berkumpul untuk mendengarkan pembacaan Pentateukh. Pada Hari raya Pondok Daun.
Seluruh bangsa itu berkumpul, laki-laki, perempuan dan anak-anak, dan orang asing yang diam di dalam tempatmu, supaya mereka mendengarnya dan belajar takut akan TUHAN, Allahmu, dan mereka melakukan dengan setia segala perkataan hukum Taurat ini, (Ul 31:12)
           
Para ahli yang meneliti Perjanjian Lama mengetahui, agama Yahudi membagi Taurat dalam 613 butir. Di antaranya 248 butir tentang hal-hal yang harus dilakukan, dan 365 butir (sebagaimana satu tahun terdiri dari 365 hari) tentang hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan atau yang dilarang. Rabi-rabi Yahudi dengan susah payah membagikan Taurat dan perintah dalam Pentateukh menjadi 613 butir peraturan, dengan sangat teliti, bisa dikatakan sebagai kristalisasi Taurat Musa. (seperti dulu butir-butir pengamalan sila-sila Pancasila, yang harus dilaksankan, ada latihannya lagi, Penataran P4) .Di antara peraturan-peraturan itu ada beberapa ayat yang seperti dikutip secara paksa, namun bahasa aslinya memanglah demikian.

Pertanyaan yang penting adalah apakah peraturan Taurat masih berlaku dalam zaman modern ini atau tidak? Paulus mengatakan bahwa Taurat hanyalah penuntun (paedagogos) sampai Kristus datang . [Paedagogos adalah budak yang mengawasi anak tuannya dari usia 7-18 tahun, - Albert Barnes’ Notes on Bible]
Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Galatians 3:24)

Sedangkan Yesus mengatakan bahwa Ia tidak datang untuk membatalkan Hukum Taurat tetapi untuk menggenapinya, satu iotapun tidak boleh ditiadakan dari Hukum Taurat sebelum semuanya terjadi, dan juga Yesus mengatakan siapa yang melakukan dan mengajarkan Hukum Taurat akan menduduki posisi tertinggi di dalam Kerajaan Sorga [Mat 5:17-20]

Sekarang mari kita tengok beberapa aturan-aturan tersebut
           
Kashrut adalah peraturan tentang makanan yang cukup primitif namun masih dapat dipakai untuk menentukan kosher atau treif (tidak halal). Memang belum semua aturan sudah dapat dibuktikan apakah berhubungan dengan kesehatan atau tidak. Misalnya seperti mengapa unta dan kelinci tidak lebih baik dari kambing ataupun lembu. Kesehatan bukanlah satu-satunya alasan untuk melakukan hukum tentang makanan bagi Yahudi. Banyak dari hukum kashrut belum diketahui sehubungan dengan kesehatan.
           
Berikut kita akan melihat beberapa peraturan Yahudi (berdasarkan Taurat) tentang makanan yang tidak boleh dimakan dan alasannya.
  1. Peraturan: “Janganlah kaumasak anak kambing dalam air susu induknya” Kel 23:19; 34:26; Ul 14:21

Ada beberapa bukti bahwa makan daging dan susu bersama-sama mengganggu pencernaan. Tetapi kemudian timbul pertanyaan, bagaimana dengan Kejadian 18:8 “Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu”. Abraham menyajikan susu dan anak lembu untuk para tamu surgawi. Susu yang disajikannya adalah susu unta (“A Commentary on the Old and New Testaments”, Robert Jamieson, A. R. Fausset and David Brown), sedangkan daging yang dihidangkan adalah daging lembu muda. Mereka memang tidak memakan daging unta karena diharamkan, namun mereka mengkonsumsi susu unta. Menurut beberapa sumber penelitian susu unta mengandung lemak jenuh yang lebih sedikit dibandingkan dengan susu sapi. Selain itu juga susu unta mengandung vitamin B dan Kalsium

  1. Peraturan: Tetapi inilah yang tidak boleh kamu makan dari antara yang memamah biak atau dari antara yang berbelah dan bersela kukunya: unta, kelinci hutan dan marmot, karena semuanya itu memang memamah biak, tetapi tidak berkuku belah; haram semuanya itu bagimu. Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya (Ul 14:7-8).

Taurat menetapkan bahwa unta, kelinci dan babi tidak halal karena masing-masing memiliki hanya salah satu dari dua kualifikasi. Unta lebih cocok digunakan untuk mengangkut beban saja daripada sebagai makanan. Penelitian tetang babi telah membuktikan bahwa babi mengandung banyak bakteri penyakit yang tidak mati ketika dimasak, sehingga babi sebagai perantara untuk menularkan penyakit kepada yang memakannya.

Di dalam daging babi terdapat bibit penyakit seperti:
·         Cacing Taenia Sollum. Parasit ini berupa larva yang menempel pada usus babi. Jika daging babi tidak dimasak dengan baik maka orang yang memakannya akan kekurangan darah, gangguang pencernaan. Larva ini akan membentuk cacing pita sepanjang 3 meter, melekat pada dinding usus dan menyerap makanan yang ada di lambung.
·         Cacing Trichinia Spiralis. Jika daging babi tidak dimasak dengan baik, maka larva cacing ini dapat tinggal di otot manusia yang memakannya, bisa di sekat paru-paru atau tempat lainnya di tubuh manusia, sehingga dapat mempersempit pernafasan, sakit yang luar biasa dan dapat berakhir pada kematian.
·         Cacing Schistosoma Japonicus. Cacing ini sangat dikenal di Mesir, dan hanya babi saja yang mengandung cacing ini. Dapat menyerang manusia yang menyentuh kotoran babi, ataupun mencuci tangan dengan air yang mengandung larvanya. Berkembangbiak dengan cepat, dapat membakar kulit, lambung dan hati.

Masih banyak lagi jenis cacing yang terdapat dalam babi. Selain itu daging babi adalah daging yang susah dicerna karena kandungan lemaknya yang tinggi. Untuk mendapatkan pencernaan yang sempurna dibutuhkan waktu 5 jam.
Jadi bisa dibayangkan aturan yang keras mengenai babi pada jaman purbakala dulu, ketika mereka hidup di kemah atau pemukiman. Orang Israel benar-benar tidak memelihara babi.

  1. Peraturan: Segala yang tidak bersirip dan tidak bersisik di dalam air, adalah kejijikan bagimu (Imamat 11:12).

Dari hal-hal yang berada di perairan, apa pun yang memiliki sirip dan sisik dapat dimakan. Imamat 11:9; Ulangan 14:9. Dengan demikian, kerang seperti lobster, tiram, udang, kerang dan kepiting semuanya dilarang. Ikan seperti tuna, ikan mas, ikan salmon dan ikan haring semua diizinkan. Penelitian terhadap kerang membuktikan bahwa kerang dan tiram itu seperti “penyedot debu” di dasar laut. Kerang memakan semua zat residu baik dari organic maupun non organic, termasuk zat timbal yang ada di laut. Dengan demikian kerang dan tiram dapat menjadi host penyakit bagi yang memakannya. Udang dan kepiting juga telah terbukti menjadi sumber peningkatan kolesterol dan juga beberapa jenis alergi. Berdasarkan penelitian kepiting dalam 100 gram mengandung 78 mg kolestrol, udang dalam 100 gram  mengandung 155 mg kolestrol, kerang dalam 100 gram mengandung kolestrol yang rendah, namun tetap saja dapat menyebabkan alergi. Alergi sendiri merupakan suatu reaksi imunologis, untuk alergi ada kaitannya dengan imunoglobin E, genetic. Tapi ada kasus alergi bersifat resesif, sehingga walaupun kedua orang tua tidak mengalami alergi ketika mengkonsumsi jenis seafood, tetapi bisa muncul di anak. Dalam kasus ini biasanya alergi tidak langsung muncul ketika mengkonsumsi pertama kali, namun ketika konsumsi berikutnya baru muncul alergi. Hal ini menyatakan bahwa kandungan dalam seafood dapat mengendap dalam darah. Jika berkelanjutan bukan hanya efek alergi yang ditimbulkan tetapi bisa saja dapat menimbulkan penyumbatan pada arteri pembuluh darah.

Selain itu kerang yang sering dikonsumsi setengah matang, yang dapat mengakibatkan orang yang mengkonsumsinya terkena infeksi setelah 24 jam mengkonsumsinya, karena di dalam kerang sering terdapat bakteri vibio parahaemolyticus. Gejala yang muncul seperti diare, kram perut, mual, demam, muntah, badan menggigil yang dapat berlangsung selama 3 hari.

Kepiting, udang, kerang dan tiram hidup di dasar laut, memungkinkan menjadi “pembersih” residu penghuni laut lainnya. Ikan bersisik lebih aman dikonsumsi, karena selain sisiknya menjadi pelindungnya dari penyakit, ikan bersisik juga memiliki digesting system process yang baik sehingga ikan bersisik lebih sehat untuk dikonsumsi.

  1. Peraturan: “Demikian juga janganlah kamu memakan darah apapun di segala tempat kediamanmu, baik darah burung-burung ataupun darah hewan. Setiap orang yang memakan darah apapun, nyawa orang itu haruslah dilenyapkan dari antara bangsanya” (Imamat 7:26-27). “Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu di atas mezbah untuk mengadakan pendamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan pendamaian dengan perantaraan nyawa” (Imamat 17:11). (Ayat lainnya: Kej 9:4; Im 3:17; Im 17:26; Ul 12:23; Ul 15:23; Kis 15:20, 29; Kis 21-25).
Tentang mengkonsumsi darah ini juga ditegaskan sejak semula di Kejadian 9:4 seperti ditulis diatas. Dan kemudian diulangi lagi di Imamat untuk bangsa Israel.

Berbicara tentang makanan yang tidak boleh dimakan hingga zaman Perjanjian Baru, yang ditegaskan oleh Petrus, Yakobus dan sidang para rasul Kisah para Rasul 15:20 , yaitu:
1.         Makanan yang dipersembahakan kepada berhala dan percabulan
2.         Daging binatang yang mati dicekik
3.         Darah

Pentateukh memberikan alasan yang jelas mengapa tidak boleh makan darah, yaitu karena di dalam darah terdapat nyawa. Secara ilmiah juga dapat dibuktikan bahwa selama makhluk yang mempunyai darah itu hidup maka aktivitas makanan yang dikonsumsi, penyakit terdapat dalam darahnya. Sari makanan dapat mengendap di dalam darah. Darah dapat dibekukan, sehingga darah yang sudah membeku ataupun di masak tidak menjamin dapat mematikan penyakit yang mengendap di darah.

Darah adalah alat transportasi untuk mengangkut oksigen dan sari makanan ke seluruh jaringan tubuh. Oleh sebab itu di dalam darah terdapat zat yang dibutuhkan tubuh, dan bisa saja terdapat virus, penyakit, bakteri ataupun parasit. Beberapa virus dapat terurai ketika dipanaskan (dimasak), tetapi parasit biasanya akan bertahan dan membentuk kista. Pada suhu rendah ia akan hidup lagi.

Banyak suku-suku di Indonesia ini yang menjadikan darah sebagai bahan dasar makanannya. Bahkan di pasar ada dijual darah ayam, sapi yang dibekukan, berbentuk kotak, yang biasanya dikonsumsi oleh suku tertentu. Pada umumnya darah yang dikonsumsi sudah dimasak terlebih dahulu, namun tidak menjamin tidak ada penyakit di dalamnya.

Larangan tidak boleh makan darah bukanlah berdasarkan syarat keselamatan, tetapi untuk selamat hidup di bumi, agar manusia dapat hidup sehat. Darah tidak baik untuk dikonsumsi sebagai makanan.





Hukum yang berasal dari Pentateukh adalah baik untuk dilakukan. Yesus juga setuju bahwa Pentateukh harus diajarkan kepada orang lain, dan Ia datang bukan untuk membatalkan hukum Taurat (Mat 5:17-20). “Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat” (Kis 15;21).

Namun melakukan Hukum Taurat bukanlah persyaratan untuk masuk kepada hidup yang kekal.

Surat Para Rasul menyatakan bahwa
“Kalau kalian menjauhkan diri dari hal-hal itu, kalian sudah melakukan yang baik. Sekian saja, selamat!"

Gal 3:24 mengatakan bahwa
“Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.”.

1 Kor  13:10 “Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap”.

Yesus adalah yang sempurna itu, yang menyempurnakan, menggenapi Hukum Taurat itu, sehingga Yesus lah yang utama. Tetapi tetap saja hukum Tuhan itu adalah baik. “Engkau adil, ya TUHAN, dan hukum-hukum-Mu benar” (Mzm 119:137).
           
Dalam Pentateukh sering dijumpai perintah Tuhan yang tidak memberikan alasan mengapa perintah itu diturunkan. Hal itu bukan karena Tuhan tidak peduli, tetapi pada saat itu umat Israel tidaklah dapat mengerti sekalipun diberikan alasannya. Penelitian terhadap hukum-hukum Tuhan ini sudah berlangsung ribuan tahun, itupun hanya sedikit yang mampu dicerna oleh manusia. Tuhan adalah Bapa yang mengetahui apa yang terbaik bagi anak-anak-Nya.
           
Pentateukh masih relevan untuk zaman modern sekarang, siapa yang melakukannya mendapat berkat di bumi. Tetapi keselamatan adalah dari Yesus Kristus saja bukan dari melakukan Hukum Taurat.

Ada banyak orang yang menolak untuk melakukan Pentateukh, terutama soal makan darah, dengan alasan karena Yesus sudah mati di kayu salib sehingga tidak perlu lagi melakukan Pentateukh itu.  Hal ini hanya salah paham saja, dan kurang nya memahami tulisan Alkitab secara menyeluruh. Memang tidak perlu melakukan Pentateukh untuk mendapatkan keselamatan, karena Tuhan Yesus adalah jalan satu-satunya menuju keselamatan yang kekal.
Namun tidak dapat diragukan lagi bahwa Pentateukh untuk menjaga umat Tuhan agar tetap sehat menjalani hidupnya di bumi.

TUHAN mempunyai rencana atas kehidupan manusia sejak penciptaan manusia, FirmanNya;
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. (Kejadian 1:28-29)

Dan bagi masing-masing kita, Tuhan mempunyai rencana unik atas kita yang hanya kita saja yang mampu menjalaninya, nah jika kita sembarangan dengan makanan kita, tentunya jika sampai menyebabkan kita sakit bahkan fatal, maka rencana tersebut kita bisa tertunda menjalankannya, tidak sempurna menjalankannya atau bahkan gagal.
Hidup kita harus berkualitas, untuk itu Diperlukan stamina, kesehatan yang prima, tubuh yang sehat dan kuat, selain berolahraga, era modern sekarang banyak membuktikan bahwa pola makan yang sehat juga menentukan kualitas hidup seseorang. Dan ini adalah perjalanan panjang, perlu daya tahan dalam memenuhi setiap rencana Tuhan dalam hidup kita tersebut.

Bukan rencana Tuhan yang gagal, namun kita gagal dalam mengikuti rencana Tuhan.

Ehmmm ngga jadi deh kepitingnya….
Mbak tempe bacem nya aja dibakar mbak, sama sayur bayem bening dan sambel
Makan siang yuuuk!!!

Eh bentar, kalau Kopi gimana hukumnya kak?



2 comments: