DUA SAMUEL
Pada saat Saul masih bertahta,
Samuel mengurapi Daud menjadi Raja Israel berikutnya, kita tahu di Buku Samuel
pertama, bab enam belas, dan masih perlu beberapa tahun lamanya setelah
peristiwa pengurapan ini untuk Daud benar-benar duduk di Tahta Israel. Selama
periode menunggu tersebut Daud menjadi obyek kecemburuan dan kemarahan Saul. Sedikit-sedikit Daud, sedikit sedikit
pasti gara-gara Daud, begitu pikir Saul. Saul membuat Daud menjadi buronan di
seluruh negeri, orang-orang yang membantu Daud diancam dan dibunuh. Selama
waktu itu Daud sama sekali tidak membalas perbuatan Saul, Daud mempercayai
rencana dan waktu TUHAN untuk bertindak.
Pengangkatan Daud di tahta dan
memerintah membawa banyak perubahan signifikan kepada Israel. Kedalam, muali
timbul kesadaran pikir sebuah tatanan
satu bangsa, bahwa mereka adalah satu kesatuan bangsa. Selama Saul memerintah
dan diawal masa pemerintahan Daud bangsa Israel belum sepenuhnya bersatu
sebagai satu bangsa, keduabelas suku tersebut masih berpikir kesukuan,
menonjolkan identitas masing-masing suku lebih utama daripada sebuah bangsa
yang bernama Israel. Diakhir masa pemerintahan Daud rasa kebangsaan ini sudah
kuat dan ini menjadi modal bagi Kerajaan Israel dibawah pemerintahan Salomo,
hari-hari yang penuh kemuliaan, at least diawal masa Salomo memerintah, sebelum
dia mengambil istri-istri dari Negara-negara tetangga untuk menguatkan
posisinya.
Secara eksternal, posisi Israel
terhadap bangsa-bangsa disekitar mereka juga berubah signifikan sebagai dampak
dari kepemimpinan Daud. Gangguan serangan dari Filistin yang sejak dari jaman
hakim-hakim terus menghantui Israel sampai jaman Saul perlahan sirna sama
sekali. Terima kasih kepada gaya
kepemimpinan Daud, yang selalu meminta nasihat TUHAN contoh 2 Sam 5:17-25, tahu
kapan berisitirahat dan memberikan delegasi kepada para panglima nya contoh 2
Sam 21:15-22, dan juga tahu menghargai
orang-orang yang berperang bersama-sama dia, tidak mengambil keuntungan atau
kesempatan dari orang-orang yang setia kepadanya 2 Sam 23:9-17. Pemerintahan Daud membawa perdamaian, dan
stabilitas di kawasan Israel dan perbatasan.
Setelah kematian Saul, pasal
1:1-27, David menjadi raja atas suku Yehuda saja selama tujuh setengah tahun.
Selama dua tahun masa tersebut, satu-satunya anak saul yang masih hidup
Ishbosheth menjadi raja menggantikan Saul dan berkuasa atas suku-suku yang ada
di bagian utara Israel, diluar suku Yehuda. Terbaginya Israel ini membuat
terjadinya Perang Saudara yang mematikan, memakan banyak korban. Perang ini
mengakibatkan Daud semakin kuat dengan cepat, sementara kekuatan pihak
Ishbosheth semakin lemah dari hari ke hari. Pada akhirnya tercatat Ishbosheth
dan panglima tertingganya Abner dibunuh secara diam-diam, dan hal ini bukanlah
kemauan Daud (2 Samuel 3:22-4:12).
Dengan kematian Ishbosheth dan
Abner perang berakhir, para pemimpin suku-suku di utara memberikan diri dan
menyatakan kesetiaanya kepada Daud. Segera Daud memindahkan ibu kota Israel ke
Hebron dan kemudian lebih ke pusat lagi ke Jerusalem setelah merebutnya dari
orang-orang Jebus (2 Sam 5:6-16).
Jerusalem, bagi Daud bukan
sekedar pusat politik saja , tetapi juga pusat spiritual bagi Israel setelah
Daud membawa Tabut Perjanjian masuk ke Jerusalem (2 Sam 6:1-15). Setelah ini
bagian yang paling penting dalam 2 Samuel, bahkan bagian menakjubkan dalam
seluruh Alkitab jika boleh dikatakan, yang memuat Perjanjian Abadi antara TUHAN
dengan Daud dan keturunannya (2 Samuel 7:1-29). Di awal-awal tahun
pemerintahannya ini Daud menikmati dengan kesuksesannya hampir dalam semua
bidang, dan dia juga menepati janji sumpahnya kepada Jonathan dan keturunannya
bahwa Daud akan memperlakukan dengan baik keluarga Jonathan dan keturunannya.
Kemudian dicatat juga Daud
melakukan kesalahan terparah dalam hidupnya. Daud mengambil Bathsheba dan
melakukan hubungan seksual dengan dia, yang mengakibatkan Bathshe hamil,
bukannya bertobat dan berbalik, Daud malahan mengatur pembunuhan Uria, suami
dari Bathsheba. TUHAN sangat marah dengan perbuatan Daud ini, mengirim Natan
untuk menegur memperigatkan dengan keras, Daud akhirnya bertobat, meskipun
demikian bayi tersebut mati, akibat dosa Daud ini. Daud tetap menjadi Raja pilihan TUHAN dan
masih memerintah meskipun peristiwa tersebut terjadi,
Semenjak peristiwa Bathsheba
tersebut keluarga Daud menjadi penuh masalah, Amnon anak Daud dari Ahinoam
memperkosa, adik tiri nya, Tamar anak Daud dari Maaka, Absalom saudara Tamar
menuntut balas, kemudian mencoba mengadakan kudeta tapi gagal, Yoab membunuhnhya.
Terjadi juga pemberontakan yang dipimpin oleh Sheba, seorang dari suku
Benjamin, hanya Yehuda yang masih setia kepada Daud. Pemberontakn ini berhasil
ditumpas oleh Yoab dan Abisai.
Dalam amasa pemerintahannya Daud
dua kali berhasil menenangkan TUHAN atas kesalahan-kesalahan yang Saul buat dan
dia sendiri buat, pertama terjadi kelaparan hebat karena Saul hutang darah
terhadap orang=orang Gibeon. Kedua saat Daud mengadakan sensus tanpa disuruh
TUHAN dan juga dengan motivasi yang salah, dan TUHAN menghukumnya. Hukuman TUHAN
reda, tulah berhenti pada saat Daud membangun altar bagi TUHAN dan
mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Diantara dua peristiwa
tersebut terselip satu bab nyanyian syukur yang merayakan menyanyikan kekuaatan
TUHAN dalam kehidupan Daud dan mencatat juga kesetiaan Daud dan kepahlawanannya
sebagai orang yang istimewa di hadapan TUHAN.
Buku 2 Samuel ini menceritakan
kepada kita bagaimana TUHAN membawa pengurapan dan pengutusan pribadi Daud
menjadi raja akhirnya menjadi berkat bagi banyak orang, bahkan bagi sebuah
bangsa. Terlebih lagi TUHAN membuat perjanjian, covenant dengan Daud untuk
mengokohkan komitmentnya Tuhan terhadap Daud dan keturunannya sebagai dinasti
kerajaan yang tidak akan habis.
Covenant Tuhan dengan Daud
membawa dampak yang sama seperti covenant yang TUHAN adakan dengan Abraham,
mengikat, keduanya juga mengandung janji kemasyuhran dan berkat bagi
keturunanannya, juga janji terhadap orang-orang yang menajdi musuh mereka. Juga
keduanya saling berhubungan, Tanah perjanjian yang TUHAN berikan kepada Abraham
dan keturunanannya dicapai atau dipenuhi lewat eksansi yang Daud lakukan dalam
memperluas kerajaannya (2 Sam 5:17-25 8:1-14, 10:1-9)
Covenant Tuhan dengan Daud adalah
komitment TUHAN kepada Daud dan keturunannya, dan komitment TUHAN ini memegang
perananh penting dalam kesuksesan Daud sebab bisa saja Daud ditolak oleh TUHAN
dan digantikan denga yang lainnya sama seperti yang menimpa Saul, perhatikan
saja, perang saudara, pemberontakan, pembunuhan disekelilingnya oelh
oramg-orang yang setia kepadanya, kegagalan dan dosa pribadimya, perzinahan
dengan Bathsheba, pembunuhan berencana terhadap Uriah, Daud bisa berakhir
parah. Tetapi TUHAN tetap setia komit kepada Daud dan kerajaannya. Kesuksesan
Daud semua karena komimtmen TUHAN bukan karena Daud pantas menerimanya.
Ide Kerajaan adalah pusat dari
rencana TUHAN untuk umatNya dan ciptaaNya, sejak awal samai akhir dan pada
jaman Israel ide ini mulai nampak bangunanannya. Dan ide
ini tidak hanya terletak pada Daud pihak
kedua pememgang covenant tersebut dan anak-anaknya saja, tetapi jauh sampai
Yesus Kristus yang juga adalah merupakan keturunan Daud. Perjanjian Baru dimulai
dengan Yesus Kristus dan diakhir juga oleh Yesus Kristsu, Matisu 1:1 -
Wahyu 22:16, Yesuslah focus dari Perjanjian tersebut. Raja yang Kekal,
keturunan Daud.
Jika dilihat dari timeline nya 2
samuel bisa ditulis sebagai berikut :
Tahun 1025 SM Daud diurapi
menjadi Raja
Tahun 1020 SM Daud melawan
Goliath
Tahun 1011 SM Saul dan Jonathan
mati
Tahun 1011 – 1004 SM Daud memerintah
Yehuda di Hebron
Tahun 1004 – 971 SM selama 33
tahun Daud memerintah Israel di Yerusalem, tahun 980 terjadi pemberontaka Absalom
Tahun 971 – 931 Salomo memerintah
sebagai Raja Israel
Nama Daud tidak muncul dalam
catatan atau bukti arkeologi lain selain Alkitab cukup lama, jadi selama
berabad-abad bukti keberadaan Daud hanya didapatkan dari Alkitab saja. Sehingga
banyak ahli sejarah yng mengatakan bahwa daud adalah tokoh fikitf belaka. Hingga pada tahun 1993 semuanya ini berubah
ketika diketemukan sebuah inskripsi oleh Archeologist yang sedang menggali di
daerah Tell Dan Israel Utara, sebuah inskripsi tentang Hazael raja Syira, kira-kira
dari tahun 842 – 800 SM dalam bahasa Aram.
Disana tertulis;
“I put Jeho… son of…ruler of israle and… iahu son of … g of the house of
David to the death”
Ada bukti tertulis nama Daud dan
Israel dari prasasti Aram dari tahu 800an SM menunjukkan bahwa Ddaud bukanlah
tokoh fiktif, tulisan tersebut sekaligus membuktikan bahwa Daud adalah pendiri
Dinasti raja-raja Yehuda.
Jika melihat semua hal diatas
kita bisa sekalilagi katakan bahwa Daud bukanlah Raja yang sempurna, bukanlah
sosok yang sempurna pula. Mungkin yang membuat TUHAN tekesima dengan Daud dan
menyebutnya “a man after God’s own heart”
Tetapi sekarang kerajaanmu tidak
akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya
dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak
mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu." (1Sa 13:14)
Sebutan ini tidak ada lagi
dibagian Alkitab lainnya kecuali pada Yesus Kristus saat TUHAN menyatakannya
setelah pembaptisan.
Karakter Daud yang TUHAN suka,
sehingga ketika jatuh dalam dosa dan berbuat kesalahan respon Daud selalu
benar, bertobat, memohon mapun dan kemudian melakukan korban bakaran dan juga
korban keselamatan. Daud tidak pernah menyangkal atau membela diri ketika
kesalahan dialamatkan kepadanya oleh Nabi TUHAN, ini yang membuat dia
mendapatkan gelar diatas. Saya berkesimpulan ini ada hubungannya dengan Roh
TUHAN yang tinggal padanya dan tidak pernah pergi sejak Roh tersebut
mengurapinya dan tinggal didalamnya.
Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi
Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya
berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama. (1Sa 16:13)
Jadi inilah mungkin yang
menyebabkan Daud menulis di Mazmur 51 saat Natan menegur Daud karena perbuatan
zina dengan Bathsheba dan pembunuhan berencana terhadapa Uriah
Janganlah membuang aku dari
hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! (Psa
51:11)
Daud sadar betul bahwa dia tidak
bisa berbuat apa apa tanpa Roh TUHAN bersamanya.
Berlaku juga bagi kita, itulah
sebabnya TUHAN berikan Roh Kudus bagi kita, Roh yang memjadi penolong bagi kita
dalamkita menjalani kehidupan di dunia ini. Sehingga kita bisa merespon dengan
benar dan mengambil tindakan yang benar jika kita bersandar sepenuhnya pada
pimpinan Roh Kudus
Tuhan memberkati!
@peterskriss
No comments:
Post a Comment