Thursday, May 18, 2017

Dua Samuel, Tentang Daud, Roh Kudus dan Responnya dan Komitment TUHAN



DUA SAMUEL

Pada saat Saul masih bertahta, Samuel mengurapi Daud menjadi Raja Israel berikutnya, kita tahu di Buku Samuel pertama, bab enam belas, dan masih perlu beberapa tahun lamanya setelah peristiwa pengurapan ini untuk Daud benar-benar duduk di Tahta Israel. Selama periode menunggu tersebut Daud menjadi obyek kecemburuan dan kemarahan  Saul. Sedikit-sedikit Daud, sedikit sedikit pasti gara-gara Daud, begitu pikir Saul. Saul membuat Daud menjadi buronan di seluruh negeri, orang-orang yang membantu Daud diancam dan dibunuh. Selama waktu itu Daud sama sekali tidak membalas perbuatan Saul, Daud mempercayai rencana dan waktu TUHAN untuk bertindak.
Pengangkatan Daud di tahta dan memerintah membawa banyak perubahan signifikan kepada Israel. Kedalam, muali timbul kesadaran pikir  sebuah tatanan satu bangsa, bahwa mereka adalah satu kesatuan bangsa. Selama Saul memerintah dan diawal masa pemerintahan Daud bangsa Israel belum sepenuhnya bersatu sebagai satu bangsa, keduabelas suku tersebut masih berpikir kesukuan, menonjolkan identitas masing-masing suku lebih utama daripada sebuah bangsa yang bernama Israel. Diakhir masa pemerintahan Daud rasa kebangsaan ini sudah kuat dan ini menjadi modal bagi Kerajaan Israel dibawah pemerintahan Salomo, hari-hari yang penuh kemuliaan, at least diawal masa Salomo memerintah, sebelum dia mengambil istri-istri dari Negara-negara tetangga untuk menguatkan posisinya.

Secara eksternal, posisi Israel terhadap bangsa-bangsa disekitar mereka juga berubah signifikan sebagai dampak dari kepemimpinan Daud. Gangguan serangan dari Filistin yang sejak dari jaman hakim-hakim terus menghantui Israel sampai jaman Saul perlahan sirna sama sekali. Terima kasih kepada gaya kepemimpinan Daud, yang selalu meminta nasihat TUHAN contoh 2 Sam 5:17-25, tahu kapan berisitirahat dan memberikan delegasi kepada para panglima nya contoh 2 Sam 21:15-22,  dan juga tahu menghargai orang-orang yang berperang bersama-sama dia, tidak mengambil keuntungan atau kesempatan dari orang-orang yang setia kepadanya 2 Sam 23:9-17.  Pemerintahan Daud membawa perdamaian, dan stabilitas di kawasan Israel dan perbatasan.

Setelah kematian Saul, pasal 1:1-27, David menjadi raja atas suku Yehuda saja selama tujuh setengah tahun. Selama dua tahun masa tersebut, satu-satunya anak saul yang masih hidup Ishbosheth menjadi raja menggantikan Saul dan berkuasa atas suku-suku yang ada di bagian utara Israel, diluar suku Yehuda. Terbaginya Israel ini membuat terjadinya Perang Saudara yang mematikan, memakan banyak korban. Perang ini mengakibatkan Daud semakin kuat dengan cepat, sementara kekuatan pihak Ishbosheth semakin lemah dari hari ke hari. Pada akhirnya tercatat Ishbosheth dan panglima tertingganya Abner dibunuh secara diam-diam, dan hal ini bukanlah kemauan Daud (2 Samuel 3:22-4:12).

Dengan kematian Ishbosheth dan Abner perang berakhir, para pemimpin suku-suku di utara memberikan diri dan menyatakan kesetiaanya kepada Daud. Segera Daud memindahkan ibu kota Israel ke Hebron dan kemudian lebih ke pusat lagi ke Jerusalem setelah merebutnya dari orang-orang Jebus (2 Sam 5:6-16).

Jerusalem, bagi Daud bukan sekedar pusat politik saja , tetapi juga pusat spiritual bagi Israel setelah Daud membawa Tabut Perjanjian masuk ke Jerusalem (2 Sam 6:1-15). Setelah ini bagian yang paling penting dalam 2 Samuel, bahkan bagian menakjubkan dalam seluruh Alkitab jika boleh dikatakan, yang memuat Perjanjian Abadi antara TUHAN dengan Daud dan keturunannya (2 Samuel 7:1-29). Di awal-awal tahun pemerintahannya ini Daud menikmati dengan kesuksesannya hampir dalam semua bidang, dan dia juga menepati janji sumpahnya kepada Jonathan dan keturunannya bahwa Daud akan memperlakukan dengan baik keluarga Jonathan dan keturunannya.

Kemudian dicatat juga Daud melakukan kesalahan terparah dalam hidupnya. Daud mengambil Bathsheba dan melakukan hubungan seksual dengan dia, yang mengakibatkan Bathshe hamil, bukannya bertobat dan berbalik, Daud malahan mengatur pembunuhan Uria, suami dari Bathsheba. TUHAN sangat marah dengan perbuatan Daud ini, mengirim Natan untuk menegur memperigatkan dengan keras, Daud akhirnya bertobat, meskipun demikian bayi tersebut mati, akibat dosa Daud ini.  Daud tetap menjadi Raja pilihan TUHAN dan masih memerintah meskipun peristiwa tersebut terjadi,
Semenjak peristiwa Bathsheba tersebut keluarga Daud menjadi penuh masalah, Amnon anak Daud dari Ahinoam memperkosa, adik tiri nya, Tamar anak Daud dari Maaka, Absalom saudara Tamar menuntut balas, kemudian mencoba mengadakan kudeta tapi gagal, Yoab membunuhnhya. Terjadi juga pemberontakan yang dipimpin oleh Sheba, seorang dari suku Benjamin, hanya Yehuda yang masih setia kepada Daud. Pemberontakn ini berhasil ditumpas oleh Yoab dan Abisai.

Dalam amasa pemerintahannya Daud dua kali berhasil menenangkan TUHAN atas kesalahan-kesalahan yang Saul buat dan dia sendiri buat, pertama terjadi kelaparan hebat karena Saul hutang darah terhadap orang=orang Gibeon. Kedua saat Daud mengadakan sensus tanpa disuruh TUHAN dan juga dengan motivasi yang salah, dan TUHAN menghukumnya. Hukuman TUHAN reda, tulah berhenti pada saat Daud membangun altar bagi TUHAN dan mempersembahkan korban bakaran dan korban keselamatan. Diantara dua peristiwa tersebut terselip satu bab nyanyian syukur yang merayakan menyanyikan kekuaatan TUHAN dalam kehidupan Daud dan mencatat juga kesetiaan Daud dan kepahlawanannya sebagai orang yang istimewa di hadapan TUHAN.

Buku 2 Samuel ini menceritakan kepada kita bagaimana TUHAN membawa pengurapan dan pengutusan pribadi Daud menjadi raja akhirnya menjadi berkat bagi banyak orang, bahkan bagi sebuah bangsa. Terlebih lagi TUHAN membuat perjanjian, covenant dengan Daud untuk mengokohkan komitmentnya Tuhan terhadap Daud dan keturunannya sebagai dinasti kerajaan yang tidak akan habis.

Covenant Tuhan dengan Daud membawa dampak yang sama seperti covenant yang TUHAN adakan dengan Abraham, mengikat, keduanya juga mengandung janji kemasyuhran dan berkat bagi keturunanannya, juga janji terhadap orang-orang yang menajdi musuh mereka. Juga keduanya saling berhubungan, Tanah perjanjian yang TUHAN berikan kepada Abraham dan keturunanannya dicapai atau dipenuhi lewat eksansi yang Daud lakukan dalam memperluas kerajaannya (2 Sam 5:17-25 8:1-14, 10:1-9)

Covenant Tuhan dengan Daud adalah komitment TUHAN kepada Daud dan keturunannya, dan komitment TUHAN ini memegang perananh penting dalam kesuksesan Daud sebab bisa saja Daud ditolak oleh TUHAN dan digantikan denga yang lainnya sama seperti yang menimpa Saul, perhatikan saja, perang saudara, pemberontakan, pembunuhan disekelilingnya oelh oramg-orang yang setia kepadanya, kegagalan dan dosa pribadimya, perzinahan dengan Bathsheba, pembunuhan berencana terhadap Uriah, Daud bisa berakhir parah. Tetapi TUHAN tetap setia komit kepada Daud dan kerajaannya. Kesuksesan Daud semua karena komimtmen TUHAN bukan karena Daud pantas menerimanya.

Ide Kerajaan adalah pusat dari rencana TUHAN untuk umatNya dan ciptaaNya, sejak awal samai akhir dan pada jaman Israel ide ini mulai nampak bangunanannya.   Dan ide ini tidak hanya terletak pada Daud  pihak kedua pememgang covenant tersebut dan anak-anaknya saja, tetapi jauh sampai Yesus Kristus yang juga adalah merupakan keturunan Daud. Perjanjian Baru dimulai dengan Yesus Kristus dan diakhir juga oleh Yesus Kristsu, Matisu 1:1  -  Wahyu 22:16, Yesuslah focus dari Perjanjian tersebut. Raja yang Kekal, keturunan Daud.

Jika dilihat dari timeline nya 2 samuel bisa ditulis sebagai berikut :
Tahun 1025 SM Daud diurapi menjadi Raja
Tahun 1020 SM Daud melawan Goliath
Tahun 1011 SM Saul dan Jonathan mati
Tahun 1011 – 1004 SM Daud memerintah Yehuda di Hebron
Tahun 1004 – 971 SM selama 33 tahun Daud memerintah Israel di Yerusalem, tahun 980 terjadi pemberontaka  Absalom
Tahun 971 – 931 Salomo memerintah sebagai Raja Israel

Nama Daud tidak muncul dalam catatan atau bukti arkeologi lain selain Alkitab cukup lama, jadi selama berabad-abad bukti keberadaan Daud hanya didapatkan dari Alkitab saja. Sehingga banyak ahli sejarah yng mengatakan bahwa daud adalah tokoh fikitf belaka.  Hingga pada tahun 1993 semuanya ini berubah ketika diketemukan sebuah inskripsi oleh Archeologist yang sedang menggali di daerah Tell Dan Israel Utara, sebuah inskripsi tentang Hazael raja Syira, kira-kira dari tahun 842 – 800 SM dalam bahasa Aram. 
Disana tertulis;
“I put Jeho… son of…ruler of israle and… iahu son of … g of the house of David to the death”
Ada bukti tertulis nama Daud dan Israel dari prasasti Aram dari tahu 800an SM menunjukkan bahwa Ddaud bukanlah tokoh fiktif, tulisan tersebut sekaligus membuktikan bahwa Daud adalah pendiri Dinasti raja-raja Yehuda.

Jika melihat semua hal diatas kita bisa sekalilagi katakan bahwa Daud bukanlah Raja yang sempurna, bukanlah sosok yang sempurna pula. Mungkin yang membuat TUHAN tekesima dengan Daud dan menyebutnya “a man after God’s own heart”
Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu." (1Sa 13:14)
Sebutan ini tidak ada lagi dibagian Alkitab lainnya kecuali pada Yesus Kristus saat TUHAN menyatakannya setelah pembaptisan.

Karakter Daud yang TUHAN suka, sehingga ketika jatuh dalam dosa dan berbuat kesalahan respon Daud selalu benar, bertobat, memohon mapun dan kemudian melakukan korban bakaran dan juga korban keselamatan. Daud tidak pernah menyangkal atau membela diri ketika kesalahan dialamatkan kepadanya oleh Nabi TUHAN, ini yang membuat dia mendapatkan gelar diatas. Saya berkesimpulan ini ada hubungannya dengan Roh TUHAN yang tinggal padanya dan tidak pernah pergi sejak Roh tersebut mengurapinya dan tinggal didalamnya.

Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama. (1Sa 16:13)

Jadi inilah mungkin yang menyebabkan Daud menulis di Mazmur 51 saat Natan menegur Daud karena perbuatan zina dengan Bathsheba dan pembunuhan berencana terhadapa Uriah
Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku! (Psa 51:11)

Daud sadar betul bahwa dia tidak bisa berbuat apa apa tanpa Roh TUHAN bersamanya.

Berlaku juga bagi kita, itulah sebabnya TUHAN berikan Roh Kudus bagi kita, Roh yang memjadi penolong bagi kita dalamkita menjalani kehidupan di dunia ini. Sehingga kita bisa merespon dengan benar dan mengambil tindakan yang benar jika kita bersandar sepenuhnya pada pimpinan Roh Kudus

Tuhan memberkati!
@peterskriss

No comments:

Post a Comment