Thursday, February 8, 2018

INJIL - Kabar Baik Untukmu, Untukku dan semua Umat Manusia

Injil sebenarnya berasal dari bahasa Arab. Diambil dari Syriac Aramaic  “awongaleeyoon” tertulis di Peshitta Alkitab dalam transalasi Bahasa Syria. Dalam bahasa Yunani disebut euangelion  
 [ ευαγγέλιον ]. Dikenal dalam bahasa Inggris sebagai Gospel, yang semua artinya adalah Kabar Baik, yakni kabar baik atau kabar sukacita yang dibawa oleh Yesus Kristus dari Nazareth. Kabar baik tersebut adalah Pribadi Yesus Kristus sendiri yang kemudian dilaporkan atau ditulis oleh para Penulis Injil yang berjumlah empat orang ini, mereka adalah para saksi ketika Yesus berjalan di muka Bumi ini, ada juga orang kedua yang mendapatkan sumber dari para pelaku sejarah dan para saksi. 
Jadi bisa dikatakan seperti tulisan Biography, yang memuat siapa Yesus Kristus, darimana berasal, apa yang dikerjakannya, apa yang diajarkannya, bagaimana sehari-harinya, siapa saja orang-orang dekatnya dan lain sebagainya. Jadi Injil bisa kita sebut sebagai biografi dari Yesus Kristus, yang mencatat tentang hidupnya di Bumi ini, Kematiannya di kayu salib dan KebangkitanNya. 
Tidak seperti biography biasa, kita percaya bahwa para penulis Injil ini menuliskannya karena ilham dari Roh Kudus, walau dalam rentang waktu yang berbeda, dan tidak bersamaan, apa yang mereka tulis saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Kita akan memperoleh gambaran lengkap tentang seseorang jika kita membaca semua buku tentang pribadi tersebut. 
Demikan juga dengan pengenalan akan Yesus Kristus ketika Dia berjalan di Bumi ini kita harus membaca keempat tulisan Injil tersebut. Masing-masing penulis Injil mempunyai sudut pandang sendiri sesuai dengan yang dillhamkan oleh Roh Kudus. Ilham bukan dikte, artinya cita atau warna penulis kita bisa rasakan dalam karya nya, dan itu juga yang membedakannya,  latar belakang, pendidikan, suku bangsa, budaya yang dimiliki, bahasa yang dituturkan, dan lain-lainnya. Tuhan lewat Roh Kudus yang memberi inspirasi ingin memberikan kepada kita sudut pandang yang berbeda supaya kita dapat menangkap seluruh gambaran besarnya. 
Pribadi Yesus Kristus adalah sosok karakter yang sangat luar biasa yang hidup di muka bumi ini, sehingga TUHAN memberikan inspirasi kepada ke empat orang tersebut untuk melihatnya dan menuliskan apa yang mereka lihat bagi kita. Setiap penulis Injil menulis secara independent, menurut sudut pandang mereka sendiri. TUHAN bertindak menginspirasi bukan mendikte. Tuhan memakai mereka untuk, pemahaman mereka pribadi tentang Yesus Kristus tetapi secara bersamaan apa yang mereka tulis adalah perkataan Firman Allah yang Hidup, setiap kata yang dipakai adalah inspirasi Roh Kudus.  Jadi keduanya adalah kata-kata manusia dan juga Perkataan TUHAN.

Mengapa mereka menulis Injil ini? Alasan mengapa mereka menulis Injil ini, decade-dekade awal setelah Yesus naik Ke Sorga, para pengikut Yesus, murid-muridNya bertambah secara luar biasa dalam jumlah dan menyebar ke seluruh jajahan Romawi, seiring dengan para rasul yang mengabarkan Injil ke seluruh pelosok negeri. Kemudian banyak orang yang ingin mendapatkan berita yang utuh tentang Yesus Kristus ini dari orang-orang yang pernah melihatnya, dari para pelaku sejarah. Sehingga sangat jelas ini menjadi sangat penting untuk menuliskan setiap peritiwa dan pengajaran Yesus Kristus secara benar, dan menjadi lengkap karena masing masing penulis melihat dari angle yang berbeda.

Perbedaan tersebut menjadi hal pertama yang langsung menarik perhatian kita ketika membaca Injil adalah bahwa keempatnya secara terampil didesign sedemikian rupa sehingga nampak perbedaan. Matius adalah seorang Yahudi, dari suku Lewi dia menekankan pada Yesus Kristus sebagai Messias Israel, yang membebaskan orang-orang Israel. Markus (sebenarnya juga dikenal sebagai Injil Petrus) focus pada Yesus sebagai Hamba yang menderit. Lukas, sebagai seorang dokter atau tabib memunculkan Yesus sebagai seorang Anak Manusia. Yohanes memperkenalkan Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Setiap detail, rincian yang ditulis oleh masing-masing penulis Injil diatas akan focus pada masing-masing sudut pandang diatas.

Sebagai contoh, jika kita melihat daftar silsilah kita langsung paham mengapa demikian berbeda. Matius orang Yahudi jelas terlihat dia mulai silsilah dari Abraham, bapa orang Yahudi. Markus tidak mencantumkan daftar silsilah Yesus, kenapa? Karena siapa yang peduli dengan asal-usul atau daftar silsilah lengkap seorang hamba? Lukas menaruh daftar silisilah jauh di Adam, karena membuktikan bahwa Yesus juga adalah Anak Manusia. 
Di Yohanes, seringkali kita tidak perhatikan bahwa ada silsilah disana, nyatanya ada, tiga ayat pertama Injil Yohanes adalah daftar silsilah Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Dia adalah Firman, bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. 
(Joh 1:1-3) ITB

Wow!!!  Sedemikian details yang seringkali kita melewatkannya.
Chuck Missler mengatakan dalam sebuah kesimpulan demikian:
In the Old Testament, we see Christ in prophecy
In the Gospels, we see Christ in history
In Acts, we see Christ in the Church
In the Epistles, we see Christ in our experience
In the Apocalypse, we see Christ in His coming glory

Kita juga bisa melihat karakteristik lain yang membedakan keempat Injil tersebut, Matius menitikberatkan pada apa yang Yesus katakan, pengajaran-pengajaran Yesus Kristus banyak kita temukan disini. Sesuai dengan latar belakang profesionalisme Matius. Sebagai seorang pemungut pajak dia dituntut untuk cermat, teliti dan details.

Injil Markus sebenarmya lebih panjang dibanding dengan Matius. Matius menjadi panjang karena berisi kotbah-kotbah dan pengajaran Yesus Kristus. Markus mencatat apa yang telah Yesus Kristus lakukan selama di Bumi. Seperti sebuah naskah film action. Menurut tradisi Petrus mendiktekan kepada Markus, dan semua kita tahu bahwa Petrus suka dengan aksi dan tidak terlalu banyak berkata-kata. Pun di Perjanjian baru kita hanya temukan surat-surat pendek dari Petrus.

Lukas adalah seorang Tabib, dokter, sebagai seorang dokter dia mudah merasakan belas kasihan atas orang-orang sakit yang dia mau obati. Sehingga dalam tulisannya kita bisa lihat Lukas banyak menonjolkan tentang apa yang Yesus rasakan, kemanusiaanNya, His humanity. Lukas mencatat Yesus menangis, Yesus tergerak dengan belas kasihan dan seterusnya.

Yohanes focus pada siapa Yesus sesungguhnya, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.  (Joh 20:31)
Oleh sebab itu Injil Yohanes disebut bersifat theologis dari kata theo = TUHAN, logos = pengetahuan, karena, memberikan kesaksian, pengetahuan, supaya mengenal tentang siapa sesungguhnya TUHAN, dan bagaimana karakternya, dan bagaimana kita dengan benar mendekat kepada TUHAN.

Matius menuliskannya untuk teman-teman sebangsanya, Yahudi, Markus untuk orang-orang Roma, oorang-orang ini belum percaya Yesus bahkan mungkin tidak mengenal, bisa dilihat Injil Markus adalah injil action, mencatat lebih banyak tindakan Yesus daripada perkataanNya, manusia apalagi orang Roma masa itu akan mudah percaya pada orang karena tindakan, karena apa yang dilakukannya. Demikian juga dengan Luke, ia menulis untuk orang Yunani, dan Yohanes menulis Injil untuk orang-orang percaya, gereja. Tujuan penulisan ini sangat jelas kita bisa lihat pada mujizat yang pertama kali mereka laporkan. Mujizat yang Matius taruh di tulisannya sangat-sangat Yahudi, yakni orang lepra ditahirkan, bagi orang Yahudi lepra adalah perlambang dosa. Markus ataupun Lukas keduanya bukan orang Yahudi, mujizat Yesus pertama yang mereka laporkan adalah pengusiran setan. Sementara Yohanes menempatkan mujizat air menjadi anggur sebagai mujizat pertama di tulisannya, sangat ajaib cenderung ke hal-hal mistis. Nah air yang dipakai adalah air dalam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi. Wow sarat dengan makna!

Matius mengakhiri tulisannya juga dengan cara sangat Yahudi, Kebangkitan. Markus mengakhiri dengan peristiwa Kenaikan Yesus Kristus. Lukas menutupnya dengan sebuah janji kedatangan atau turunnya Roh Kudus, yang nantinya akan diteruskan di buku keduanya Kisah Para Rasul yang kalau saudara perhatikan isinya tentang karya Roh Kudus diantara Murid-muird Yesus, para Rasul dan jemaat mula-mula. Yohanes mengakhirinya dengan janji bahwa Kristus akan datang kembali, wow sebuah akhir yang memberi ruang bagi bukunya berikutnya yakni, Kitab Wahyu, tidak lama berselang.

Jika membaca Kitab Bilangan coba perhatikan empat Kemah berkelompok yang mengitari Tabernakel, timur, barat, utara, dan selatan: di timur Kemah Yehuda, barat Kemah Efraim, di Selatan Ruben, dan di utara ada suku Dan. Tiap suku tersebut punya lencana tanda kesukuan. Singa, Lembu, Manusia, dan Elang. Wajah yang sama yang nampak pada kerubium di Tahta TUHAN (lihatlah di Yesaya, Yeheskiel dan Wahyu dst).

Singa dari Suku Yehuda adalah lencana dari Messias diwakilkan oleh Matius. Lembu adalah gambaran klasik dari seorang pelayan digambarkan oleh Markus. Lukas menekankan pada Anak Manusia  dan Yohanes dilambangkan dengan Elang.  Empat wajah yang melambangkan empat suku yang tendanya mengelilingi Tabernakel adalah wajah yang sama yang muncul di kerubium yang juga muncul dalam karakteristik Injil, apakah ini kebetulan?

Dari keempat tulisan Injil tersebut, Matius Markus dan Lukas lah yang banyak kemiripan, oleh sebab itu ketiganya disebut Injil Sinopis. Asal kata Synoptic, terdiri dari Syn artinya sama atau bersama sama dan optic artinya melihat, keduanya adalah bahasa Yunani. Ketiga Injil pertama ini menuliskan hal-hal yang sama, view yang sama, menyoroti peristiwa-peristiwa yang sama dengan angle yang berbeda.

Yohanes tidak sama dengan ketiga penulis Injil ini, Yohanes menulis lebih bebas dari ketiga penulis Injil tersebut, dan Yohanes ditulis paling akhir diantara keempat Injil ini.

Banyak materi atau bahan yang sama kita temukan diantara Matius, Markus, Lukas. Hanya beberapa bagian kecil saja yang hanya terdapat di Markus saja, namun demikian Lukas dan Matius banyak memakai Markus sebagai bahan penulisannya. Memang banyak perdebatan apakah Matius dan Markus memakai bahan dari Lukas, ataukah Matius dan Lukas memakai bahan dan Markus dan kemudian mengembangkannya. Namun para ahli sebagian besar berpendapat bahwa Matius dan Lukas mengembangkan tulisannya berdasarkan bahan yang diperoleh Markus. Meski demikian Matius tetap punya bagian yang hanya diketemukan di Matius saja, yang dia tidak dia dapatkan dari orang lain, demikian juga Lukas memiliki keunikan yang hanya didapat di Lukas saja dan tidak diketemukan di dua Injil tersebut.

Markus ditaruh  di urutan kedua dalam susunan Alkitab Perjanjian Baru, meski demikian sebagian besar ahli memastikan bahwa Markus adalah Injil yang ditulis pertama kali. Markus ditulis pertama kemudian Matius dan Lukas dalam periode yang bersaman, dan Yohanes terakhir.
Markus membagi tulisannya dengan cermat menjadi dua bagian dengan menyisipkan jeda ditengah-tengahnya.

Bagian pertama mencatat tentang pelayanan Yesus di daerah Utara, di Galilea, Bagian kedua tentang perpindahan pelayanan Yesus ke Selatan, ke Yudea. Terlepas dari insiden kecil yang terjadi di Nazareth dan ditolak disana, Yesus cukup popular dan diterima ramah di daerah Utara, ribuan orang mengikut Yesus. Kebalikannya di Selatan Yesus tidak terlalu popular dan kebanyakan tidak diterima oleh orang-orang Yudea, Yesus sering menghadapi masalah di area ini. Penguasa Yahudi sangat keras padanya, dan hanya sedikit orang Selatan yang menjadi pengikutNya. 
Dengan dua pembagian ini Markus membangun tulisannya bagian kedua tersebut adalah progress menuju klimaks cerita, Yesus meninggalkan area yang ramah dan bersahabat menuju Selatan daerah yang tidak ramah dan sangat keras padanya bahkan membawanya kepada kematian.

Dua bagian framework inilah yang dipakai oleh Matius dan  Lukas sebagai dasar yang mereka kembangkan dalam tulisan mereka.  Markus pertama, Lukas adalah penulis kedua, Lukas menulis ulang Markus menambahkan materi yang Lukas dapat sendiri dan sumber lain yang sama dengan Matius.  Sumber lain ini bukan dari Markus tetapi sumber yang berbeda, Lukas dan Matius mengenal sumber ini, bisa jadi sumber tertulis atau sumber lisan, oleh para teolog Perjanjian Baru disebut sebagai Q, kependekan dari Quelle, bahasa Jerman yang artinya sumber. Matius kemudian menyusun injil menambahkan materi dari dirinya sendiri sebab Matius adalah saksi pertama juga, murid Yesus yang utama, the Twelve, atau yang dia cari sendiri, termasuk juga menambahkan materi dari ‘Q’ tetapi menyusunnya sedemikian rupa berbeda dengan Lukas , sesuai dengan tujuan Matius menulis.

Sumber ini bisa catatan tertulis atau cerita dari seseorang atau banyak narasumber. Perlu diperhatikan bahwa dunia purba timur tengah sampai abad pertama adalah dunia yang dominant dengan dunia dengar bukan dunia baca, sehingga tidak masalah jika tidak memiliki catatan atau buku. Cerita, diskripsi, tradisi, hukum atau aturan diteruskan turun temurun melalui oral tradition. Catatan, dokumentasi tertulis ada namun hanya dipakai sebagai arsip dan perpustakaan, yang nantinya juga akan dibaca dihadapan public dalam beberapa kesempatan. Bagi bangsa Yahudi berkumpul di rumah ibadah adalah tradisi, disinilah tradisi bercerita diteruskan turun temurun, dokumentasi tulisan juga disimpan disini. Jemaat mula-mula gereja pertama adalah orang Yahudi, sehingga mereka memiliki tradisi ini, ingat ada 120 orang yang berkumpul di loteng Yerusalem, mereka hampir dipastikan sama seperti 12 orang murid utama Yesus (termasuk di bilangan 120 tsb) yang mengikuti kemana Yesus pergi dan pastilah mereka menyimpan, menghapal mengingat setiap ajaran Yesus selama Dia hidup. Menghapal dan mengingat perkataan Rabbi Yahudi pada masa itu adalah hal yang wajar, apalagi setiap orang Yahudi harus hapal kitab Torah! Dan sebagian dari mereka pastilah orang mampu yang bisa membeli perkamen atau papyrus dan menuliskannya atau meminta orang lain untuk menuliskannya. Sumber-sumber inilah yang disebut Quelle, baik lisan ataupun tulisan dari orang-orang yang menjadi saksi sejarah atau orang kedua dan ketiga, secara tradisi dalam deliver tradisi ini ada orang-orang lain juga yang menjadi saksi yang tahu persis peristiwanya sehingga jika ada yang salah atau kurang mereka bisa mengkoreksi atau menambahkannya.

Matius dan Lukas menambahkan materi dari Q karena memang sumber nya bisa dipercaya dan puluhan tahun diceritakan berulang-ulang dan juga dipraktekan di gereja mula-mula, maka Matius dan Lukas memandang perlu untuk menambahkannya, tulisan Markus pada saat itu hanya singkat dan ada bagian-bagan yang tidak masuk dalam catatan Injilnya, Injil Markus, maka ditambahkannyalah Quelle ini.

Empat penulis dengan berbeda tempat, berbeda waktu penulisan berbeda pribadi, menuliskan tentang hal yang sama, tentang Pribadi yang sama yakni Yesus Kristus. Keempat orang tersebut, ada yang merupakan saksi sejarah bersama-sama dengan Kristus, ada yang menerima laporan dari para saksi tersebut, namun mereka menulis dengan inspirasi Roh Kudus. Mereka semua menulis perjalanan Yesus Kristus secara kronologis dari awal sampai akhir, ada yang mulai dari berita kelahiran, ada juga yang memulai dari awal Yesus mulai pelayanan, mereka mencatat perkataanNya, pengajaranNya, tindakanNya, karakterNya dan semua hal yang melekat pada diriNya sampai Dia, Yesus naik ke sorga untuk datang lagi nanti, Maranatha.

Jika saudara Ingin mengenal Pribadi ini bacalah secara utuh keempat tulisan Injil tersebut.

Sama seperti kesatuan Alkitab  enam puluh enam buku tersebut maka Injil yang termasuk didalamnya adalah satu kesatuan juga. Injil dengan 4 penulis yang berbeda menceritakan peristiwa yang sama dari angle yang berbeda namun satu kesatuan dari keseluruhan enam puluh enam buku tersebut. Thema yang sama membentang sebuah drama penebusan yang dimulai dari Kitab Kejadian sampai Wahyu dan ditengahnya drama itu mencapai titik tolaknya, semua dinyatakan dan diberitakan, yakni di Injil, yang menyatakan ada BERITA BAIK, ada KABAR BAIK.
Mengapa disebut Kabar Baik, sebab Injil Yesus Kristus adalah jawaban atas persoalan yang maha penting yang dihadapi manusia, sederhana namun gawat; TUHAN adalah Kudus dan kita manusia cemar, dan pada akhirnya nanti di akhir masa nanti kita akan menghadap TUHAN yang Kudus sebagai Hakim yang mengadili kita manusia, apakah kita benar atau tidak, jelas hal ini akan sangat berat bagi manusia sebab manusia tidak sanggup hidup benar, KABAR BAIKNYA adalah YESUS KRISTUS yang ditulis oleh keempat penulis Injil diatas, hidup dalam kebenaran yang sempurna, taat  secara sempurna kepada TUHAN bukan demi kepentinganNya pribadi namun demi UmatNya. KRISTUS melakukan semuanya yang kita manusia tidak akan bisa , tidak akan sanggup melakukannya. Tetapi tidak hanya hidup sempurna dalam kebenaran tanpa cacat cela dan sempurna dalam ketaatan, tetapi juga mengorbankan diriNya sendiri, supaya keadilan, penghakiman dan kebenaran ditegakkan.  Ada harga yang harus dibayarkan supaya manusia dibenarkan, supaya tercipta keadilan, umat manusia seharusnya mati, namun TUHAN rela membayarkan harga supaya manusia dibenarkan, dan harga yang harus TUHAN bayarkan adalah kematian AnakNya, bukan sesuatu yang murah, yang kemudian DIA bangkit dan kita dibenarkan!

Jadi Injil adalah KABAR BAIK tentang Siapa Yesus itu, dan tindakan apa yang dilakukanNya, supaya kita menjadi benar!
Jadi jelas, Alkitab mengatakan, kita tidak dibenarkan karena hasil karya kita, bukan karena hasil usaha kita, bukan karena perbuatan kita, tetapi karean PERCAYA  dan HANYA  KARENA PERCAYA kepada TUHAN saja, TUHAN YESUS KRISTUS.

Inilah INJIL


Thank you for following, questions and comments are always welcome!

blessings!
@peterskriss -

No comments:

Post a Comment