Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Markus 2:18
(sebuah catatan singkat)
Perikop ini masih ada hubungannya
dengan perikop diatasnya, perhatikan ahli Torat dari golongan Farisi di ayat 16
melihat Yesus makan dengan orang berdosa dan pemungut cukai, sesuatu yang
sangat tabu pada jaman itu sesuai dengan tradisi, tatanan social pada masa
Yesus, tradisi dan bukan Hukum Torat, termasuk puasa yang mereka lakukan dan
murid-murid Yohanes lakukan.
Apa yang Yesus lakukan memuat mereka sangat tersinggung dan sakit hati, adat yang mereka junjung tinggi dilanggar oleh Yesus dari Nazareth - yang tidak terkenal ini
Yesus sedang memperkenalkan siapa
diriNya dan pengajaran apa yang dibawaNya, Yesus tidak meniadakan hukum Torat
yang Yesus sedang tantang adalah adat istiadat dan tradisi yang bahkan lebuh
dijunjung tinggi daripada hukum Torat itu sendiri, Yesus menegaskan bahwa apa
yang dibawanya berbeda dengan yang mereka kerjakan, dan Yesus tidak sungkan
untuk menabrak bahkan melanggar tradisi orang-orang Yahudi kala itu.
Di bagian ini yang Yesus langgar
adalah tradisi puasa, sebagai orang Yahudi murid-murid Yohanes juga merasa
terikat dengan tradisi tersebut, dan pada masa itu Yohanes sudah ditangkap
pula. Dicatatan matius atas peristiwa
ini yang bertanya adalah murid-murid Yohanes.
Puasa yang dimaksud disini bukan
puasa yang ditetapkan oleh Musa atau hukum Torat yang mewajibkan puasa umum,
tetapi ini adalah puasa yang dilakukan segolongan orang, kelompok masyarakat
tertentu yakni orang-orang farisi ini. Selain mereka puasa seminggu dua kali
hari senin dan kamis mereka juga berpuasa dalam hari hari tertentu atau untuk
hari-hari tertentu, misalnya untuk hari-hari menjelang musimpenghujan, supaya
diberikan hujan yang cukup.
Jadi yang mereka lakukan adalah untuk
mempertontonkan “kesalehan” kelompok mereka, bahwa kelompok mereka lebih “spiritual”
dibanding dengan orang kebanyakan, “kami lebih banyak berpuasa dibanding dg
orang kebanyakan” . dan sesungguhnya memang tradisi ini wajar pada masa itu,
kelompok-kelompok spiritual atau murid-murid rabi memiliki waktu-waktu puasa
tersendiri, ini yang membedakan dengan orang awam dan kelompok masyrakat yang
terpinggirkan yang sedang Yesus jangkau.
Yesus menegaskan bahwa Dia dan
murid-muridNya tidak terikat dengan tradisi tersebut. Menegaskan bahwa ini
sesuatu yang baru, yang belum kalian dengar di generasii ini dalam kelompok
manapun. Apalagi sebelumnya Yesus dan murid-murid duduk makan di rumah Matius,
yang adalah pemungut cukai, hal ini sangat menyinggung perasaan mereka.
Jadi semenjak ini tindakan-tindakan Yesus
sangat menyinggung kelompok-kelompok yang mapan pada masa itu karena Yesus
banyak menabrak tradisi dan adat istiadat yang diagung-agungkan, coba
perhatikan perikop dibawah ini Yesus dan murid-muirdnya memetik gandum di hari
sabat, ini bukan pelanggaran hari sabath dari Hukum Torat tetapi
peraturan-peraturan tambahan dan tradisi-tradisi tambahan dari pelaksanaan
Hormatilah dan Kuduskaanlah hari sabath, tidak boleh ini, tidak boleh itu,
dilarang berjalan sejauh berapa hasta, tidak boleh melakukan ini dan itu, jadi
kelompok ahli Torat dan Farisi serta kelompok-kelompok spiritual dan social lainnya
akan tersinggung dan sakit hati, marah, dendam dengan apa yang Yesus lakukan bersama dengan murid-muridNya.
Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai
laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan
datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan
berpuasa. Markus 2:19
Yohanes 3 :29 dijelaskan
Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi
sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya,
sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku,
dan sekarang sukacitaku itu penuh. (Joh 3:29)
Yesus adalah mempelai laki-laki
dan gereja (nantinya) adalah mempelai perempuan dan murid-muridNya,
sahabat-sahabat mempelai laki-laki, bridegroom.
Mana mungkin selama mempelai
laki-laki akan menantikan mempelai perempuan sedang bersama sahabat-sahabatnya
berduka cita atau berpuasa yang ada
sewajarnya adalah berpesta dan bersuka cita, sebab nanti tak lama laki
pengantin laki-laki akan diambil dan itu saatnya sahabat-sahabatnya akan
berpuasa dan berdoa dan bersedih hati, ini berbicara soal minggu sengsara saat
Yesus ditangkap sampai disalibkan dan dikuburkan.
Nah point nya Yesus adalah
PENGAJARAN YANG AKU BAWA INI BERBEDA DENGAN YANG KALIAN PRAKTEKAN, untuk itu
tidak perlu juga mempertahankan kan yang lama
untuk mempraktekan yang baru karena tidak akan berhasil, yang lama harus
dibuang lebih dahulu, disingkirkan, ditinggalkan. Tidak mungkin akan mencampur
yang lama dan yang baru, hanya akan menghasilkan kehancuran dan kesia-siaan.
Point Yesus ini gambarkan dengan
perumpamaan dengan metaphora. Kain baru tidak mungkin ditambalkan di kain lama
proses penambalannya pasti akan merobek kainnya, tidak akan bertahan lama pasti
akan berlobang lagi, sebuah pekerjaan yang sia-sia, kain baru akan terbuang
percuma.
Demikian juga dengan perumpamaan
kantong anggur yang terbuat dari kulit binatang, kantong lama akan rusak atau
robek jika di beri dengan anggur baru, kantongnya rusak robek dan anggurnya
terbuang percuma.
YESUS mengajarkan sesuatu yang
baru yang berbeda dengan tradisi yang mereka ajarkan, tetapi tidak bertentangan
dengan Hukum Torat atau Hukum Musa dan untuk mendapatkan dan terisi dengan
pengajaran baru ini jalan satu-satunya adalah mengosongkan diri, meninggalkan
tradisi-tradisi adat istiadat yang memang tidak ada manfaatnya tesebut yang
hanya membuat mereka terlihat lebih religious lebih saleh padahal yang mereka
lakukan hanya di permukaan saja.
Itulah sebabnya dalam
perjumpaannya dengan Nikodemus Yesus memberikan suatu metapora lagi bahwa
seseorang harus dilahirkan kembali. Yesus berbicara perbedaan daging dan roh,
baca deh di Yohanes tiga pasti lebih jelas.
Inilah awal perjalanan Yesus,
awal pengajaran Yesus, awal Yesus menyatakan siapa diriNya sesungguhnya dan
pernyataan-pernyataan ini membuat tatatan mapan baik social maupun religious kalang
kabut dan senantiasa mencoba menyingkiranNya, membunuhNya, membinasakanNya.
Any questions?
No comments:
Post a Comment