Wednesday, May 3, 2017

HAKIM-HAKIM SEBUAH TRANSISI



JUDGES // HAKIM_HAKIM

Kitab Hakim-hakim berada di setting setelah Joshua, bercerita tentang pemimpin-pemimpin yang membebaskan Israel dari waktu ke waktu selama hampri kurang lebih 350 tahun setelah Joshua meninggal.  Selama masa-masa ini Israel menjadi umat yang memberontak dan tidak setia kepada perjanjian/covenant yang telah mereka buat kepada TUHAN. Sehingga sesuai dengan firmanNYA jika Israel tidak setia maka TUHAN akan menghukum mereka dengan penindasan lewat musuh-musuh yang ada disekiitar mereka. Dengan adanya penindasan oleh musuh-musuh mereka berulang kali mereka teriak minta tolong kepada TUHAN dan berulang kali pula TUHAN mengirimkan seorang pembebas sekaligus HAKIM yang memerintah mereka, sebab persoalan yang datang kepada mereka akibat dari tidak adanya orang yang menjadi hakim yang mengatur kehidupan mereka hari demi hari. Seorang pemimpin kharismatik.

Periode waktunya kira-kira di tahun 1200 – 1050 SM. Setelah Musa mati, Israel dibawah pimpinan Joshua menaklukan Kanaan dan akhirnya bangsa nomaden ini mendapatkan wilayah untuk didiami.  Meskipun mereka tidak lagi mengembara dari satu tempat ke tempat berikutnya, namun tatanan social mereka belum menetap dalam keseharian mereka, masing-masing suku masih berbuat sesuka hatinya. Benar Musa dan Joshua meninggalkan aturan-aturan tatanan untuk ditaati, masyarakat yang teroganizir, text sendiri yang menyebut, masing-masing suku kembali ke tempatnya, ke  tanah pusakanya setelah Joshua membagi wilayah tersebut dan peperangan terhenti, masing-masing suku juga memiliki Pemimpin dan juga memiliki hakim-hakim sendiri, yang ditunjuk oleh Musa dan Joshua, jadi mereka memiliki struktur organisasi dan mereka juga memiliki tempat untuk pusat  ibadah bersama ada beberap contohnya ada di Gilgal, ada di Shiloh yang memiliki Imam-imam, orang Lewi yang bekerja di tempat ibadah tersebut. Di masa-masa awal orang-orang Israel masih mengingat meneruskan tradisi dari nenek moyang mereka, perjanjian/covenant  Abraham dengan TUHAN juga masih mereka ingat, bagaimana TUHAN  dengan kekuatan ilahi membebaskan mereka dari Mesir juga masih mereka ingat dengan baik. Istilah orang jawanya, mereka masih uri-uri tradisi kuno yang diwariskan oleh para leluhurnya yang nyata-nyata memang berasal dari TUHAN yang memberikan Tanah perjanjian tersebut kepada mereka, lewat sumpah kepada nenek moyangnya, Abraham, Ishak dan Yakub.  Dengan jelas mereka mengingat bagaimana TUHAN memimpin mereka di padang gurun, namun meski demikian masih ada sesuatu yang kurang dalam hidup mereka, sehingga menyebabkan kehidupan berbangsa mereka naik turun dengan tajam.

Hal-hal atau penyebabnya dapat kita lihat di prolog kitab Hakim-hakim yakni di 1:1 – 2:5 dan 2:6 – 3:6,  atau belum beres dalam kehidupan mereka bisa dilihat di prolog, Suku-suku Israel gagal dalam memiliki daerah-daerah Kanaan yang telah dibagi buat mereka, suku-suku ini meyerah pada keadaan Kanaan saat itu, seperti mengatakan ya udahlah biarkan saja mereka. Mereka tidak mengikuti perintah yang diberikan saat Perjanjian itu dibuat dengan TUHAN lewat Musa.  Penyebab kedua terlihat di di bagian akhir kitab Hakim-hakim dari pasal 17 sampai pasal 21… disimpulkan dengan sebuah kalimat
Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. (Jdg 17:6) 18:1, 19:1, 21:25)
Prolog kitab Hakim-hakim melihat dan focus pada ketidaksetiaan umat Israel kepada TUHAN, sementara bagian akhir, epilog kitab ini melihat bahwa kegagalan Suku-suku Israel juga karena kegagalan social struktur mereka. Masa-masa bangkitnya para pahlwan yang gagah perkasa ini tidak juga menghasilkan sebuah institusi politik yang stabil buat  suku-suku Israel di Kanaan yang mereka butuhkan untuk mengimplementasikan ketettapan TUHAN buat anak cucu mereka di masa depan sepeninggal mereka. Sehingga terlihat jelas bahwa ketika para Pahalwan ini habis masa hidupnya, habis pula kestabilan dan keamanan yang mereka bangun.

Dengan melihat kekurangan atau ketidakberhasilan para hakim-hakim tersebut Bukan berarti pemimpin yang karismastik seperti yang ditunjukkan di kitab Hakim-hakim adalah sebuah kegagalan dan tidak perlu, bukan itu maksudnya. Para pahlwan ini adalah idenya TUHAN dan datang dari inisiatif TUHAN  dan ini bagian dari rencana TUHAN untuk menyelamatkan dan memimpin umat Israel pilihanNya. Justru pattern ini menjadi sebuah bukti bahwa masalahnya bukan pada para Pemimpin yang dipilih TUHAN ini tetapi masalahnya terletak pada kecenderungan untuk berbuat dosa yang tumbuh dalam hati manusia, nah masaalah ini harus diselesaikan dengan cara berbeda, dengan sebuah bentuk pemerintahan yang berbeda pula. Ada sesuatu yang hilang atau kurang pada masa-masa tersebut, yakni system pemerintahan yang nyata.

Kitab Hakim-hakim adalah kitab tentang kepemimpinan, atau buku tentang kepemimpinanan di mata TUHAN, pemimpin seperti apa yang dicari TUHAN, tipe kepemimpinan seperti apa yang TUHAN mau. Kitab Hakim-hakim juga terletak diantara masa kepemimpinanan Musa, Joshua dengan masa Monarchy kerajaan. Sebuah kitab transisi.

Masa kepemimpinan Hakim-hakim memberi kesimpulan bahwa Pemimpin itu harus karismatik, dari kata karisma, diurapi,namun  demikian mereka tidak harus sempurna, ada banyak kekurangan yang kita temuai dari para Hakim tersebut, pun TUHAN masih mau memakai mereka. Ini adalah salah satu prinsip Alkitab yang tetap bergema sepanjang sejarah manusia, TUHANlah yang membangkitkan seorrang pemimpin yang dipenuhiNYA dengan ROH NYA yang kudus,  yang akan DIA utus untuk membebaskan umatNYA. Sebagai pemimpin tipe ini mereka harus patuh dan taat mengikuti setaip detail petunjuk ilahi yang diberikan TUHAN kepada mereka.  Mereka yang mengerjakan sendiri, politik dan militer mereka yang kerjakan sendiri tanpa adanya organisasi yang jelas, distribusi kekuaasaan juga tidak disebtukan dalam kitab hakim-hakim. Padahal ada Imam di jaman hakim-hakim namun peran mereka tidak pernah dimunculkan.
Tipe pemimpin yang kedua adalah pemimpin yang ditunjuk untuk menjabat sebagai pemimpin, otoritas dia untuk memimpin tidak langsung datang dari TUHAN tapi muncul dari penunjukkan sekelompok orang atau sebuah dewan. Tipe ini jika Alkitab contohnya raja yang memerintah Israel. Dan juga imam-imam yang bertugas di Kemah Tabernakel dan di Bait Suci untuk selanjutnya. Mereka ini terorganisir dengan baik, details tidak selalu datang dari TUHAN, mereka punya inisiatif untuk melakukan sesuaitu sesaui dengan norma rutin yang tekah ditetapkan. Distribusi kekuasaan dan pembagian kerja juga dinyatakan dengan baik. Lihatlah jaman Raja-raja, ada bagian politik yang raja selesaikan, punya panglima untuk handle masalah militer dan juga penasehat-penasehat lainnya, organisasinya jalan, Raja tidak memimpin seorang diri, berbeda dengan hakim-hakim.

Coba kita lihat ada beberapa pemimpin di Israel di masa Alkitab, yakni Nabi, Imam, Hakim dan Raja. Imam dan Raja adalah tipe kedua, mereka ditunjuk, dan tidak secara langsung menerima perintah dari TUHAN. Nabi dan Hakim adalah pemimpin yang langsung ditunjuk oleh TUHAN.

Fakta diatas menunjukkan sebuah kesimpulan yang bisa dilihat dari fakta-fakta Alkitab berikutnya di kitab-kitab sejarah atau para nabi yang  mencatat para pemimpin Israel/Yehuda ini dikemudian hari.
Sebuah kepemimpinan yang berhasil dan yang TUHAN mau adalah kombinasi keduanya, kombinasi antara Nabi dan Raja, Hakim dan Imam. Kombinasi antara pemimpin yang mengatur semua hal politik dan militer dan pemimpin yang mendengar perintah langsung dari TUHAN. Perhatikan kombinasi ini, Abraham dan Melkisedek; Harun dan Musa, Joshua dan Eleazer, Saul dan Samuel, Daud dan Nathan barisan ini adalah pemimpin-pemimpinyang berhasil memimpin bangsanya, saat kolaborasi pecah, kepemimpinan mereka tidak efektif bahkan menimbulkan kerusakan.
Model kepemimpinan in ibis kita temukan dalam diri Yesus Kristus. Dekat dengan TUHAN, menerima perintah langsung dari TUHAN sekaligus DIA bisa translate pertintah tersebut dan mendistribuskannya kepada para pengikutnya secara terorganisir.

Bagaimana tentang buku Hakim-hakim itu sendiri? Kitab hakim-hakim mencakup apa yang terjadi selama kurang lebih 400 tahun setelah Joshua mati dan menjelang masa pemerintahan Raja. Jika kita tarik pembagian dari buku ini ada tiga periode:

  • Periode  pertama adalah masa setelah Joshua mati, pasal 1:1 – 2:10 memberikan laporan situasi yang terjadi pada masa meninggalnya pemimpin besar mereka.
  • Periode kedua meliputi, 7 kali kemurtadan, 6 kali penindasan dan perbudakan dan perang saudara, pasal 3 sampai pasal 16.
o  Penindasan pertama oleh bangsa Mesopotamia, Cushan-rishathaim dari Aram-naharaim, selama 8 tahun, hakim yang  dibangkitkan : Othniel memrintah 40 tahun
o  Penindasan kedua oleh Moab oleh Eglon selama 18 tahun hakim yang membebaskna adalah Ehud yang memberikan keamanan selama 80 tahun dia memerintah, masa ini juga ada penindasan oleh Philistine, TUHAN kirimkan Shamgar
o Penindasan ketiga oleh Jabin dan Sisera dari Kanaan, menindas selama 20 tahun, TUHAN membangkitkan Debora dan Barak yang meberikan keamanan selama 40 tahun mereka memerintah.
o Penindasan keempat oleh bangsa Midian, menindas selama 7 tahun, TUHAN bangkitkan Gideon, Tola dan Jair. Gideon memerintah 40 tahun kemudian diteruskan 3 tahun oleh Abimelekh, Tola memerintah 23 tahun sementara Jair memeirntah selama 22 tahun.
o Masa perang saudara, terjadi setelah Gideon mati, di amsa abimeleh, Tola dan Jair memerintah dismaping harus menghadapi midian, mereka juga disibukkan dengan sisa-sisa perang saudara.
o   Penindasan kelima oleh orang-orang Ammon, selama 18 tahun. dan sebagian oleh Philistine, hakim yang muncul, Jefta memribntah selama 6 tahun, Ebzan memerintah selama 7 tahun, Elon memrintah selama 10 tahun dan Abdon memerintah selama 8 tahun.
o   Penindasan keenam oelh bangsa Philistine, mereka menindasa selama 40 tahun. Hakim yang dibangkitkn adalah Samson yang memerinytah selama 20 tahun kemudian dilanjutkan oleh imam Eli sebagai hakim memerintah selama 40 tahun.
·          
  • Periode ketiga adalah peridoe tanpa kepemipinan yang kuat, masa masa Anarki dan Kebingungan. Meski ada imam Eli, namun masa kempimmpinannya adalah buruk dan penuh korupsi. Bangsa Israel sperti tidak punya pemimpin dan masih masing mengikuti kemauan sendiri dengan kekerasan yang makin merajalela.
Kitab hakim-hakim sepertinya ditulis oleh para nabi, bisa jadi Samuel memulai untuk menuliskan sejarah pemerinbtahan Hakim-hakim ini saat dia sendiri menjadi Nabi dan hakim atas Israel. Peristiwa ini kira terjadi dalam sejarah dalam rentang waktu dari tahun 1200 – 1050 BC saat Samuel mengurapi Saul menjadi Raja atas Israel.
Perlu diketahui juga bahwa masa-masa hakim-hakim diatas memerintah seringkali saling overlapping karena para hakim ini memerintah secara local, jadi hanya area tertentu saja, bahkan hanya untuk suku tertentu saja yang berdiam di area dimana Hakim itu berada. Untuk lebih jelasnya saudara bisa lihat peta. Baru di era raja-raja paling tidak sampai salomo mereka memerintah lebih luas meliputi selutuh wilayah suku-suku Israel.

Buku ini mempunyai pesan seperti saya tulis diatas, tentang kegagalan manusia karena dosa-dosa mereka, pembebasan yang TUHAN berikan dan kirimkan serta kasih karunia dan belas kasihan yang tunjukkan kepada umatNYA, kedua buku ini bercerita soal kekuatan doa dalam masa-masa kesesakkan, diceritakan saat penindasan datang, Israel berseru keras kepada TUHAN dan TUHAN memberikan pertolongan.
Secara spiritual, buku ini menjadi pelajaran bagi kita dlam hidup kita sehari-hari sebagai orang-orang yang percaya kepada TUHAN.
Di Perjanjian Baru kita bisa sandingkan kitab Hakim-hakim dengan Surat kepda Galatia. Ada apa disana? Baca aja deh… hehehe


No comments:

Post a Comment