JUDGES // HAKIM_HAKIM
Kitab Hakim-hakim berada di
setting setelah Joshua, bercerita tentang pemimpin-pemimpin yang membebaskan
Israel dari waktu ke waktu selama hampri kurang lebih 350 tahun setelah Joshua
meninggal. Selama masa-masa ini Israel
menjadi umat yang memberontak dan tidak setia kepada perjanjian/covenant yang
telah mereka buat kepada TUHAN. Sehingga sesuai dengan firmanNYA jika Israel
tidak setia maka TUHAN akan menghukum mereka dengan penindasan lewat
musuh-musuh yang ada disekiitar mereka. Dengan adanya penindasan oleh
musuh-musuh mereka berulang kali mereka teriak minta tolong kepada TUHAN dan
berulang kali pula TUHAN mengirimkan seorang pembebas sekaligus HAKIM yang
memerintah mereka, sebab persoalan yang datang kepada mereka akibat dari tidak
adanya orang yang menjadi hakim yang mengatur kehidupan mereka hari demi hari.
Seorang pemimpin kharismatik.
Periode waktunya kira-kira di
tahun 1200 – 1050 SM. Setelah Musa mati, Israel dibawah pimpinan Joshua
menaklukan Kanaan dan akhirnya bangsa nomaden ini mendapatkan wilayah untuk
didiami. Meskipun mereka tidak lagi
mengembara dari satu tempat ke tempat berikutnya, namun tatanan social mereka
belum menetap dalam keseharian mereka, masing-masing suku masih berbuat sesuka
hatinya. Benar Musa dan Joshua meninggalkan aturan-aturan tatanan untuk
ditaati, masyarakat yang teroganizir, text sendiri yang menyebut, masing-masing
suku kembali ke tempatnya, ke tanah
pusakanya setelah Joshua membagi wilayah tersebut dan peperangan terhenti,
masing-masing suku juga memiliki Pemimpin dan juga memiliki hakim-hakim
sendiri, yang ditunjuk oleh Musa dan Joshua, jadi mereka memiliki struktur
organisasi dan mereka juga memiliki tempat untuk pusat ibadah bersama ada beberap contohnya ada di
Gilgal, ada di Shiloh yang memiliki Imam-imam, orang Lewi yang bekerja di
tempat ibadah tersebut. Di masa-masa awal orang-orang Israel masih mengingat
meneruskan tradisi dari nenek moyang mereka, perjanjian/covenant Abraham dengan TUHAN juga masih mereka ingat,
bagaimana TUHAN dengan kekuatan ilahi
membebaskan mereka dari Mesir juga masih mereka ingat dengan baik. Istilah
orang jawanya, mereka masih uri-uri tradisi kuno yang diwariskan oleh para
leluhurnya yang nyata-nyata memang berasal dari TUHAN yang memberikan Tanah
perjanjian tersebut kepada mereka, lewat sumpah kepada nenek moyangnya,
Abraham, Ishak dan Yakub. Dengan jelas
mereka mengingat bagaimana TUHAN memimpin mereka di padang gurun, namun meski
demikian masih ada sesuatu yang kurang dalam hidup mereka, sehingga menyebabkan
kehidupan berbangsa mereka naik turun dengan tajam.
Hal-hal atau penyebabnya dapat
kita lihat di prolog kitab Hakim-hakim yakni di 1:1 – 2:5 dan 2:6 – 3:6, atau belum beres dalam kehidupan mereka bisa
dilihat di prolog, Suku-suku Israel gagal dalam memiliki daerah-daerah Kanaan
yang telah dibagi buat mereka, suku-suku ini meyerah pada keadaan Kanaan saat
itu, seperti mengatakan ya udahlah biarkan saja mereka. Mereka tidak mengikuti
perintah yang diberikan saat Perjanjian itu dibuat dengan TUHAN lewat Musa. Penyebab kedua terlihat di di bagian akhir
kitab Hakim-hakim dari pasal 17 sampai pasal 21… disimpulkan dengan sebuah
kalimat
Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang
berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri. (Jdg 17:6) 18:1, 19:1,
21:25)
Prolog kitab Hakim-hakim melihat
dan focus pada ketidaksetiaan umat Israel kepada TUHAN, sementara bagian akhir,
epilog kitab ini melihat bahwa kegagalan Suku-suku Israel juga karena kegagalan
social struktur mereka. Masa-masa bangkitnya para pahlwan yang gagah perkasa
ini tidak juga menghasilkan sebuah institusi politik yang stabil buat suku-suku Israel di Kanaan yang mereka
butuhkan untuk mengimplementasikan ketettapan TUHAN buat anak cucu mereka di
masa depan sepeninggal mereka. Sehingga terlihat jelas bahwa ketika para
Pahalwan ini habis masa hidupnya, habis pula kestabilan dan keamanan yang
mereka bangun.
Dengan melihat kekurangan atau
ketidakberhasilan para hakim-hakim tersebut Bukan berarti pemimpin yang
karismastik seperti yang ditunjukkan di kitab Hakim-hakim adalah sebuah
kegagalan dan tidak perlu, bukan itu maksudnya. Para pahlwan ini adalah idenya
TUHAN dan datang dari inisiatif TUHAN
dan ini bagian dari rencana TUHAN untuk menyelamatkan dan memimpin umat
Israel pilihanNya. Justru pattern ini menjadi sebuah bukti bahwa masalahnya
bukan pada para Pemimpin yang dipilih TUHAN ini tetapi masalahnya terletak pada
kecenderungan untuk berbuat dosa yang tumbuh dalam hati manusia, nah masaalah
ini harus diselesaikan dengan cara berbeda, dengan sebuah bentuk pemerintahan
yang berbeda pula. Ada sesuatu yang hilang atau kurang pada masa-masa tersebut,
yakni system pemerintahan yang nyata.
Kitab Hakim-hakim adalah kitab
tentang kepemimpinan, atau buku tentang kepemimpinanan di mata TUHAN, pemimpin
seperti apa yang dicari TUHAN, tipe kepemimpinan seperti apa yang TUHAN mau.
Kitab Hakim-hakim juga terletak diantara masa kepemimpinanan Musa, Joshua
dengan masa Monarchy kerajaan. Sebuah kitab transisi.
Masa kepemimpinan Hakim-hakim
memberi kesimpulan bahwa Pemimpin itu harus karismatik, dari kata karisma,
diurapi,namun demikian mereka tidak
harus sempurna, ada banyak kekurangan yang kita temuai dari para Hakim
tersebut, pun TUHAN masih mau memakai mereka. Ini adalah salah satu prinsip
Alkitab yang tetap bergema sepanjang sejarah manusia, TUHANlah yang
membangkitkan seorrang pemimpin yang dipenuhiNYA dengan ROH NYA yang kudus, yang akan DIA utus untuk membebaskan umatNYA.
Sebagai pemimpin tipe ini mereka harus patuh dan taat mengikuti setaip detail
petunjuk ilahi yang diberikan TUHAN kepada mereka. Mereka yang mengerjakan sendiri, politik dan
militer mereka yang kerjakan sendiri tanpa adanya organisasi yang jelas,
distribusi kekuaasaan juga tidak disebtukan dalam kitab hakim-hakim. Padahal ada
Imam di jaman hakim-hakim namun peran mereka tidak pernah dimunculkan.
Tipe pemimpin yang kedua adalah
pemimpin yang ditunjuk untuk menjabat sebagai pemimpin, otoritas dia untuk
memimpin tidak langsung datang dari TUHAN tapi muncul dari penunjukkan
sekelompok orang atau sebuah dewan. Tipe ini jika Alkitab contohnya raja yang
memerintah Israel. Dan juga imam-imam yang bertugas di Kemah Tabernakel dan di
Bait Suci untuk selanjutnya. Mereka ini terorganisir dengan baik, details tidak
selalu datang dari TUHAN, mereka punya inisiatif untuk melakukan sesuaitu
sesaui dengan norma rutin yang tekah ditetapkan. Distribusi kekuasaan dan
pembagian kerja juga dinyatakan dengan baik. Lihatlah jaman Raja-raja, ada
bagian politik yang raja selesaikan, punya panglima untuk handle masalah
militer dan juga penasehat-penasehat lainnya, organisasinya jalan, Raja tidak
memimpin seorang diri, berbeda dengan hakim-hakim.
Coba kita lihat ada beberapa
pemimpin di Israel di masa Alkitab, yakni Nabi, Imam, Hakim dan Raja. Imam dan
Raja adalah tipe kedua, mereka ditunjuk, dan tidak secara langsung menerima
perintah dari TUHAN. Nabi dan Hakim adalah pemimpin yang langsung ditunjuk oleh
TUHAN.
Fakta diatas menunjukkan sebuah
kesimpulan yang bisa dilihat dari fakta-fakta Alkitab berikutnya di kitab-kitab
sejarah atau para nabi yang mencatat
para pemimpin Israel/Yehuda ini dikemudian hari.
Sebuah kepemimpinan yang berhasil
dan yang TUHAN mau adalah kombinasi keduanya, kombinasi antara Nabi dan Raja,
Hakim dan Imam. Kombinasi antara pemimpin yang mengatur semua hal politik dan
militer dan pemimpin yang mendengar perintah langsung dari TUHAN. Perhatikan kombinasi
ini, Abraham dan Melkisedek; Harun dan Musa, Joshua dan Eleazer, Saul dan
Samuel, Daud dan Nathan barisan ini adalah pemimpin-pemimpinyang berhasil
memimpin bangsanya, saat kolaborasi pecah, kepemimpinan mereka tidak efektif
bahkan menimbulkan kerusakan.
Model kepemimpinan in ibis kita
temukan dalam diri Yesus Kristus. Dekat dengan TUHAN, menerima perintah
langsung dari TUHAN sekaligus DIA bisa translate pertintah tersebut dan
mendistribuskannya kepada para pengikutnya secara terorganisir.
Bagaimana tentang buku
Hakim-hakim itu sendiri? Kitab hakim-hakim mencakup apa yang terjadi selama
kurang lebih 400 tahun setelah Joshua mati dan menjelang masa pemerintahan
Raja. Jika kita tarik pembagian dari buku ini ada tiga periode:
- Periode pertama adalah masa setelah Joshua mati, pasal 1:1 – 2:10 memberikan laporan situasi yang terjadi pada masa meninggalnya pemimpin besar mereka.
- Periode kedua meliputi, 7 kali kemurtadan, 6 kali penindasan dan perbudakan dan perang saudara, pasal 3 sampai pasal 16.
o Penindasan pertama oleh bangsa Mesopotamia,
Cushan-rishathaim dari Aram-naharaim, selama 8 tahun, hakim yang dibangkitkan : Othniel memrintah 40 tahun
o Penindasan kedua oleh Moab oleh Eglon selama 18
tahun hakim yang membebaskna adalah Ehud yang memberikan keamanan selama 80
tahun dia memerintah, masa ini juga ada penindasan oleh Philistine, TUHAN
kirimkan Shamgar
o Penindasan ketiga oleh Jabin dan Sisera dari
Kanaan, menindas selama 20 tahun, TUHAN membangkitkan Debora dan Barak yang
meberikan keamanan selama 40 tahun mereka memerintah.
o Penindasan keempat oleh bangsa Midian, menindas
selama 7 tahun, TUHAN bangkitkan Gideon, Tola dan Jair. Gideon memerintah 40
tahun kemudian diteruskan 3 tahun oleh Abimelekh, Tola memerintah 23 tahun
sementara Jair memeirntah selama 22 tahun.
o Masa perang saudara, terjadi setelah Gideon
mati, di amsa abimeleh, Tola dan Jair memerintah dismaping harus menghadapi
midian, mereka juga disibukkan dengan sisa-sisa perang saudara.
o
Penindasan kelima oleh orang-orang Ammon, selama
18 tahun. dan sebagian oleh Philistine, hakim yang muncul, Jefta memribntah
selama 6 tahun, Ebzan memerintah selama 7 tahun, Elon memrintah selama 10 tahun
dan Abdon memerintah selama 8 tahun.
o
Penindasan keenam oelh bangsa Philistine, mereka
menindasa selama 40 tahun. Hakim yang dibangkitkn adalah Samson yang
memerinytah selama 20 tahun kemudian dilanjutkan oleh imam Eli sebagai hakim
memerintah selama 40 tahun.
·
- Periode ketiga adalah peridoe tanpa kepemipinan yang kuat, masa masa Anarki dan Kebingungan. Meski ada imam Eli, namun masa kempimmpinannya adalah buruk dan penuh korupsi. Bangsa Israel sperti tidak punya pemimpin dan masih masing mengikuti kemauan sendiri dengan kekerasan yang makin merajalela.
Kitab hakim-hakim sepertinya
ditulis oleh para nabi, bisa jadi Samuel memulai untuk menuliskan sejarah
pemerinbtahan Hakim-hakim ini saat dia sendiri menjadi Nabi dan hakim atas
Israel. Peristiwa ini kira terjadi dalam sejarah dalam rentang waktu dari tahun
1200 – 1050 BC saat Samuel mengurapi Saul menjadi Raja atas Israel.
Perlu diketahui juga bahwa
masa-masa hakim-hakim diatas memerintah seringkali saling overlapping karena
para hakim ini memerintah secara local, jadi hanya area tertentu saja, bahkan
hanya untuk suku tertentu saja yang berdiam di area dimana Hakim itu berada. Untuk
lebih jelasnya saudara bisa lihat peta. Baru di era raja-raja paling tidak
sampai salomo mereka memerintah lebih luas meliputi selutuh wilayah suku-suku
Israel.
Buku ini mempunyai pesan seperti
saya tulis diatas, tentang kegagalan manusia karena dosa-dosa mereka,
pembebasan yang TUHAN berikan dan kirimkan serta kasih karunia dan belas kasihan
yang tunjukkan kepada umatNYA, kedua buku ini bercerita soal kekuatan doa dalam
masa-masa kesesakkan, diceritakan saat penindasan datang, Israel berseru keras
kepada TUHAN dan TUHAN memberikan pertolongan.
Secara spiritual, buku ini
menjadi pelajaran bagi kita dlam hidup kita sehari-hari sebagai orang-orang
yang percaya kepada TUHAN.
Di Perjanjian Baru kita bisa
sandingkan kitab Hakim-hakim dengan Surat kepda Galatia. Ada apa disana? Baca aja
deh… hehehe
No comments:
Post a Comment