... Ssssttt...! YESUS TIDAK LAHIR DI KANDANG...
Dari kecil waktu masih sekolah
minggu sampai sekarang , Narasi Natal
selalu dibangun dengan cerita, Yusuf dan Maria pergi ke Bethlehem, sampai
disana tengah malam dan Yusuf lupa pesan reservasi penginapan, juga lupa
searching Arbnb sehingga mereka terpaksa menginap di kandang domba, sudah hamil
tua dan siap melahirkan, akhirnya melahirkan di kandang disaksikan oleh
domba-domba yang terpaksa menyingkir karena tempat mereka di invasi oleh Yusuf
dan Maria, kemudian datanglah para gembala setelah mendengar berita dari
malaikat untuk pergi ke Bethlehem, kemudian disusul oleh Tiga Orang Majus
dengan Tiga persembahan mereka, setelah mereka semua ngumpul datanglah
fotografer dan mereka semua berpose bersama dengan latar belakang kandang domba
beserta semua propertinya. Apakah benar demikian? Apakah benar Yesus Kristus
lahir di kandang? Apakah benar Orang majus ada tiga? Apakah benar mereka datang
di malam Yesus lahir?
Mari kita coba selidiki satu
persatu, di tulisan pertama tentang natal ini mari kita focus pada tempat dimana
Yesus dilahirkan. Kesimpulan saya adalah YESUS KRISTUS tidak lahir di kandang tetapi
didalam rumah.
Kesimpulan itu diambil dari Alkitab
dan fakta-fakta budaya daerah middle east dan Israel pada masa itu dan latar
belakang Yusuf dan Maria.
Apa yang Alkitab katakan tentang
tempat kelahiran YESUS?
Ada dua penulis Injil yang
menuliskan kelahiran Yesus, Matius dan Lukas. Matius tidak detail menuliskan
peristiwa ini, justru Lukas yang sangat detail,s esuai dengan profesinya sebagai
seorang medis dan terpelajar juga seorang historian, Lukas sangat detail
menyampaikan berita ini.
Yusuf pun berangkat dari Nazaret di Galilea, ke Betlehem di Yudea, tempat lahir Raja Daud; sebab Yusuf keturunan Daud. Yusuf mendaftarkan diri bersama Maria tunangannya, yang sedang hamil. Ketika mereka di Betlehem tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin. Ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung. Anak itu dibungkusnya dengan kain, lalu diletakkan di dalam palung berisi jerami; sebab mereka tidak mendapat tempat untuk menginap. (Luk 2:4-7) terjemahan Bahasa Indonesia Sehari-hari
Dari sinilah kita mendapatkan kesan
bahwa Yusuf dan Maria mencari penginapan di Bethlehem. Sejarah mengatakan cukup
langka untuk mendapatkan bukti ada penginapan di Bethlehem, mungkin saja kita
bisa berpikir model seperti Arbnb, Yusuf memberikan sejumlah uang untuk
menginap dirumah salah satu penduduk.
Namun jika kita berpikir seperti
diatas kita melupakan fakta bahwa kedua orang ini, YusuF dan Maria adalah
keturunan Daud dan mereka sedang kembali ke kampungnya, tidak mungkin jika
tidak ada satupun penduduk Bethlehem yang mengenal mereka dan pasti masih ada
sanak saudara mereka. Kehidupan di Bethlehem adalah desa yang sederhana, semua
kenal satu dengan yang lain dan milik pusaka pastiliha dijaga dengan baik.
Pastilah ada sanak saudara dari Yusuf dan Maria yang mereka kenal, perhatikan
Yusuf dan Maria tidak hanya saudara dari satu pihak saja tapi keduanya jadi
kemungkinann masih ada sanak saudara keturunan daud di Bethlehem yang
menyediakan rumahnya tempat mereka menginap.
Saya jarang pulang ke kampong saya,
namun ketika saya pulang kampong pastilah saya dikenali oleh para tetangga.
“Lho ini kan anaknya pak Man,
putunya mbah Kar, ponakannya Suhar ini… kapan datangnya?” Dan pasti seandainya rumah orang tua sudah tidak ada disana pasti saudara-saudara atau para tetangga menawarkan untuk menginap dirumahnya saja.
Saya juga pernah kerja di Solo dan
Jogja dan pernah kost disana, dan kehidupan di solo dan jogja sangat ramah
penduduknya, termasuk bapak dan ibu kost serta anak-anaknya. Pada saat saya
dolan ke Jogja atau Solo untuk seminggu atau dua minggu jika saya mampir ke
rumah kost pasti saya akan disediakan kamar dan gratis!!! Kalau tidak ada kamar
kost yang kosong, pasti salah satu anaknya diminta mengungsi ke kamar
saudaranya, kadang saya memilih untuk tidur di pendopo atau di ruang tengah
saja, karena biasanya juga saya pulang malam, jadi gelar tikar dan sarung cukup
bagi saya, bahkan makan dan minumpun dijamin.
Keramahtamahan ini mirip dengan
orang-orang desa di Bethlehem kala itu bahkan kalau sekarang dolan ke timur
tengah pun masih mendapatkan keramahan seperti ini.
JADI SANGAT TIDAK MUNGKIN YUSUF DAN MARIA TINGGAL DI PENGINAPAN.
Mereka pasti tinggal di salah satu
rumah kerabatnya, entah sepupunya, entah pamannya dan lain sebagainya, Yusuf dan Maria pun
tidak hanya tinggal semalam disana, tidak hanya seminggu atau dua minggu,
lebihhhh!!! Bahkan bisa 5 bulan sampai 2 tahun!! Habis biaya berapa kalau mereka
tinggal di penginapan?!
Nah itu bukti argumentasi dari
fakta sejarah, latar belakang budaya dan latar belakang Yusuf dan Maria.
Sekarang mari kita lihat catatan
Lukas diatas dari terjemahan lain. Seperti saya mengajar dan juga tulis dan
buku Bible Everyday (semua sudah dapat?) untuk memahami apa yang dituliskan
didalam alkitab langkah awal yang perlu kita lihat adalah terjemahan lain,
pakailah paling tidak satu terjemahan dari masing-masing jenis kelompok
terjemahan.
And she had her first son; and folding him in linen, she put him to rest in the place where the cattle had their food, because there was no room for them in the house.(BBE)
She gave birth to her first son. She wrapped him up well and laid him in a box where cattle are fed. She put him there because the guest room was full. (ERV)
And she brought forth her firstborn son, and wrapped him in swaddling clothes, and laid him in a manger; because there was no room for them in the inn. (KJV)
dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan. (ITB)
Kita lihat di atas ada terjemahan-terjemahan yang
tidak memakai kata “inn” penginapan
Juga tidak terjemahan diatas tidak memakai kata kandang pun Dalam terjemahan bahasa Indonesia
baik ITB ataupun BIS tidak ada kata kandang disana, kita mengambil kesimpulan “kandang”
karena ada palungan tempat makanan ternak disebutkan.
Dua terjemahan bahasa Inggris yang
saya ambil diatas sebagai contoh mengatakan tidak ada kamar didalam rumah dan
kamar tamu sudah penuh, artinya BUKAN PENGINAPAN. Sama seperti terjemahan bahasa Indonesia ada
kosakata yang diterjemahkan “tempat pakan ternak” jadi tersimpulkan kandang
karena ada tempat makan ternak.
Pernah terpikir bisa jadi tempat
pakan ternak itu dipakai karena tidak ada tempat buat menaruh bayi yang baru
lahir? Bisa aja kan? Namanya juga emergency!!!
Satu lagi bukti bahwa mereka tidak
di penginapan tetapi di rumah penduduk biasa adalah kata asli yang dipakai oleh
LUKAS.
Di Lukas 2 ini, Pakdhe Lukas tempat
menginap memakai kata bahasa Yunani καταλύματι, katáluma; yang artinya kamar
tamu.
Di Lukas 10 dalam perumpamaan Orang
Samaria yang baik hati, tempat memnginap Lukas memakai kata dalam bahsa Yunani
πανδοχεῖον , pandocheíon; mirip kan dengan pondokan?
Jadi mengapa Lukas memakai kata
yang berbeda kalau maksudnya sama? Artinya dalam penterjemahan, para
penterjemah memilih kata yang tidak tepat sehingga kita mengalami sedikit
kebingungan.
JADI YUSUF DAN MARIA TERBUKTI TIDAK MENCARI PENGINAPAN UNTUK MENGINAP TETAPI RUMAH PENDUDUK BIASA!
Jadi jika mereka tinggal di rumah
penduduk biasa. Lalu tadi dikatakan JUGA TIDAK MENGINAP DI KANDANG. Bagaimana menyelesaikan
persoalan ini, tidak di kandang tetapi ada disebutkan tempat pakan ternak disana / palungan.
Kali ini saya meminta pertolongan
guru saya, bapak Bailey, lewat buku-buku cultural studynya telah banyak
memberikan saya kuliah yang sangat baik. Beliau mengatakan bahwa rumah-rumah
sederhana di Middle East ada tempat menaruh binatang di malam hari supaya tidak
dimangsa binatang buas, dan juga untuk menambah kehangatan mengurangi dinginnya
malam, ssaat itu kan belum ada penghangat ruangan.
Penduduk desa, menaruh ternaknya di
padang bersama gembala-gembala, ada satu atau dua yang ditaruh dirumah untuk
sewaktu-waktu diperlukan disembelih jika ada tamu datang atau ada acara-acara special.
Tiap pagi ternak ini dikeluarkan, tiap malam dibawa masuk ke rumah. Ingat
tentang perumpamaan anak sulung dan bungsu? Itu ada ternak tambun yang
disiapkan dan selalu ada dirumah bukan diambil dari padang, makanya si Sulung
marah-marah. Kemudian ingat ketika Yefta bernazar mempersembahkan apa yang
menyambut dia keluar dari rumah? Dalam dugaannya setiap pagi selalu ternak
keluar duluan, namun yang keluar malah anaknya.
Rumah orang desa di Middle East
sangat sederhana, hanya ada 3 ruangan paling tidak, ruangan pertama di lantai
satu/dasar berdekatan dengan pintu masuk adalah tempat menaruh ternak, ruang
kedua adalah ruangan yang cukup besar, ruang keluarga, ruang terbuka, ruang social,
tempat mereka menerima tamu, memasak, makan bersama dan juga tidur, nah
palungan diletakan di lantai dua ini supaya ternak bisa makan atau minum
dengan berdiri dengan hanya menjulurkan kepalanya. Kemudian di ruang ketiga
biasanya ada kamar buat tamu. Lihat skema.
Yusuf dan Maria tidak bisa ke kamar
tamu karena sudah ada yang menempati, bayangkan saat itu semua yang berKTP
Bethlehem pulang kampung, pastilah sanak saudara menampung mereka semua dan
rumah akan penuh sesak, bisa jadi meski Yusuf dan Maria berjalan bersama
rombongan, mereka lebih lambat tiba, mengingat pasti keledai tunggangan Maria
tidak bisa diajak berjalan cepat, lha nanti kalau tetiba brojol di jalan kan
repot, pastilah mereka lambat sampai di rumah dan tempat kamar tamu sudah
ditempati, dan tidak sopan mengganggu tamu yang datang lebih dahulu. Sehingga
Yusuf dan Maria berisitrahat di ruang tengah bersama anggota keluarga yang
lainnya, dan saaat waktu melahirkan tiba, mereka tinggal mengambil palungan
yang dekat dengan mereka, karena yang ada hanya palungan dan tidak sempat pergi
mall atau supermarket unutk membeli keranjang bayiatau tempat tidur bayi.
Jadi Yesus tidak lahir dikandang
tetapi didalam rumah biasa yang ada di Timur Tengah dan biasanya memang ada
ternak satu atau dua yang dibawa masuk ke rumah, namun di lantai bawah, tidak
dekat-dekat dengan mereka.
Jadi narasi Juru selamat lahir di
kandang hina tidaklah benar.
Justru kelahiran Yesus di ruang
keluarga memberikan makna yang lebih mendalam, sebuah ruangan terbuka dimana
siapa saja yang bertamu dan datang bisa diterima dengan tangan terbuka dan
diterima apa adanya, menyajikan kesederhanaan dan bersahajaan.
Dialam ruang
tengah tersebut ada keterbukaan, tak ada yang ditututp-tutupi, ada keaslian tanpa dibuat-buat, ada penerimaan
apa adanya, ada kesederhanaan, ada saling menghormati dan menghargai, dan makan
bersama (tetep yaa)
Dalam situasi seperti inilah
Juruselamat lahir, dari Gembala-gembala, orang biasa, sampai Orang-orang majus
bisa datang dan melihat Juru Selamat dan menyembahNYA. Yesus Kristus lahir
dalam kesederhanaan dan kebersahajaan keramahtamahan orang-orang desa Bethlehem.
Sehingga semua orang dari berbagai kalangan, latar belakang, siapapun mereka
bisa mendekat dan menyembah Messias.
Ketika kita menjadi otentik, terbuka, dalam kesederhanaan dan kebersahajaan, TUHAN lahir dalam kehidupan kita, dan situasi ini mengundang orang untuk tidak ragu mendekat kepada kita dan melihat YESUS yang lahir dalam kehidupan kita sehingga YESUS KRISTUS pun lahir dihati mereka samapa seperti para gembala dan orang-orang Majus.
Berikutnya kita akan bahas Orang Majus.
Terima kasih sudah mampir, jangan lupa follow @peterskriss dan berikan komentar atau usul atau pertanyaan.
TUHAN Memberkati!
Soal tanggal lahir Yesus, bisa baca di https://kitabhenokh.wordpress.com/2017/12/25/bukti-bukti-tanggal-pasti-kelahiran-yesus/
ReplyDelete