Saturday, January 21, 2017

Baca Alkitab Kronologis Satu Tahun (4)


 Baca Alkitab Kronologis Satu Tahun, Minggu ke4

Hello!

Selamat hari minggu Pembaca Alkitab secara Kronologis sejarah yang tercintaaah… apa kabarnya? 

Masih terus semangat, sayapun disini ikut bersemangat melihat respon dari teman-teman terkasih, baik yang merespon secara langsung, baik lewat email, lewat WA, lewat twitter, lewat path ataupun lewat FB, teman-teman keren semuanyaaah…! Kita berhasil menyelesaikan Kitab Kejadian .. wow! See ternyata teman-teman bisa kan? Akhir kisah Kejadian ditutup dengan berita duka cita, kematian Yakub dan Yusuf. Dengan demikian jika teman-teman amati, bagian kedua Kitab Kejadian benar-benar tokohnya adalah sentral cerita, jika bagian pertama peristiwa adalah central cerita. Bagian kedua Kitab Kejadian teman-teman saksikan dimulai Kisah tentang Abraham, kemudian beralih cerita Ishak, ketika kisah Ishak selesai berganti kisah Yakub. Yakub memang masih disebutkan dalam cerita keempat yakni Yusuf namuin central cerita adalah tokoh Yusuf dan peranannya di Mesir dan bagi anak-anak Israel. Sampai Yusuf mati, ditutuplah Kisah di Kitab kejadian. Kemudian untuk sementara kita arahkan pandangan kita di akhir bulan ini ke Tanah Us, kita tinggalkan Israel tumbuh dan berkembang secara bilangan hingga menjadi sebuah bangsa di Negara Mesir.
 
Kita ke Tanah Us dan bertemu dengan seorang yang bernama Ayub. Minggu kemaren kita sudah berkenalan dengannya, seorang pribadi yang luar biasa. Bahkan TUHAN pun memberi pujian padanya. Nah kalau Tuhan memuji itu kata orang Medan ; ngeri-ngeri sedap…! Karena kita dengar langsung ketika TUHAN memuji, Dia memuji dihadapan seteru kita, si Iblis. Biasanya adanya pujian akan menyusul dengan ujian. Ini terbukti dengan Ayub. Saya rasa kita perlu hati-hati seandainya ada orang yang memuji di belakang kita, pasti aka nada ujian abis ini. Apalagi ini Tuhan yang memuji. Yohanes pembaptis pun demikian, Tuhan Yesus memuji Yohanes saat murid-murid utusan Yohanes sudah balik kembali kepada Yohanes. Dan kita tahu Yohanes sedang diuji bahkan dia menguji keyakinannya sendiri dan mempertanyakan apakah Yesus benar mesias ataukah harus menunggu yang lain lagi. Dan dalam pada itu Yohanes sedang dalam tahanan menghadapi kematian, penderitaan. Mirip dengan Ayub.

Kemudian mata kita beralih kepada teman-teman Ayub terutama yang datang duluan Elifas, Bildad dan Zofar. Nanti kita kan bertemu dengan teman Ayub yang treakhir yang bernama Elihu. Teman-teman Ayub mengatakan apa yang meneurut mereka benar, hikmat yang mereka dapat dari pengamatan dan pengalaman. Namun nyatanya mereka tidak sadar apa yang sebenearnya terjadi, mereka merasa bahwa mereka tahu apa yang terjadi dengan Ayub dan menyarankan bahwa Ayub harus bertindak seperti ini, seperti ini dan seperti ini karena Ayub tekah berbuat ini, berbuat itu dan berbuat demikian. Nyatanya mereka tidak paham apa yang terjadi di balik layar. Mereka tidak mengenal Ayub. Dan Ayub tidak mengenal Tuhan secara utuh.
 
Dalam hidup kita akan temukan orang-orang demikian bahkan orang-orang terdekat sekalipun, yang seolah-olah mengerti apa yang kita alami padahal sejatinya mereka salah membaca situasi kita. Apakah dengan demikian kita tidak perlu mempunyai teman atau meminta nasehat? Atau tidak perlukah kita memberi nasehat kepada orang-orang yang kita sayangi… jangan-jangan nasehat kita  salah… tentu tidak!!!
 
Saya pikir kitab Ayub berbicara banyak mengenai relationship dan kedekatan dan trust atau believe. Baik ke atas atau kesamping atau kebawah (orang-orang yang dibawah usia kita, atau mungkin kurang berpengalaman disbanding kita..)
Nah di hari-hari terakhir kita akan baca Ayub dan teman-temannya serta jawaban TUHAN kepadaAyub di pasal-pasal terakhir, sebelum kita kembali ke Mesir…
 
Are you with me?
Salam
Peters Kriss
 

  • 22 januari    Ayub 12-14 Ayub menjawab Zofar bahwa dia bukan orang seperti itu, Ayub merasa bahwa dia tetap tidak bersalah dan ia masih berharap sepenuhnya kepada Allah dan mempercayainya dan mengakui kekuasaan dan hikmat Allah. Ayub membela perkaranya di hadapan Allah. Dan Ayub berkata tidak ada harapan setelah kematian, seperti baying-bayang hilang lenyap dan tidak dapat bertahan. 
  • 23 Januari   Ayub 15-18 Elifas menganggap perkataan Ayub tidak ada faedahnya dan bahkan menganggap Ayub tidak lagi takut dan menghormati Allah. Ayub lelah mendengarkan perkataan mereka dan bahkan menyebut mereka para penghibur sialan.   Ayub merasa lebih baik mati jika tidak ada pertolongan dari Allah. Teman-teman yang diharapkannya untuk datang menyemangatinya dengan Kebenaran Firman Tuhan, malahan memperingatkan Ayub dan meminta dengan sangat untuk memeriksa kehidupannya, jangan-jangan ada yang salah. Bildad berpendapat yang binasa dan menderita adalah orang-orang fasik
  • 24 Januari    Ayub 19-21 Ayub yakin bahwa dia tidak termasuk golongan orang fasik. Dan yakin bahwa Allah berada di pihak dia, tidak seperti teman-temannya. Zofar berbicara, orang fasik bisa berunutng namun hanya sebentara saja, dia pasti akan dihancurkan.  Ayub menjawabnya dengan sinis atau sarkas, “bersabarlah dengan aku, aku akan  berbicara, sehabis bicaraku bolehlah kamu mengejek” bahwa kemujuran orang fasik itu terlihat tahan lama tidak hanya sebentar saja.
  • 25 Januari  Ayub 22-25 Elifas kembali berbicara, kali ini dia menasehati supaya Ayub bertobat  dari dosanya yang besar, dan Elifas sebutkan juga  kesalahan-kesalahan Ayub. Elifas adalah teman Ayub yang dikenal paling bijaksana, argumentasi nya dengan Ayub didasarkan atas pengamatannya sendiri terhadap kehidupan dan pengalaman pribadi. Elifas berpendapat bahwa apa yang terjadi pada Ayub adalah buah dari dosa yang Ayub lakukan selama hidupnya. Kalau kita lihat, Elifas ini orangnya lurus-lurus saja dan selalu bicara apa adanya dan jujur. Sekali lagi Ayub ingin membela diri dihadapan Allah. Teman Ayub berikutnya bernama Bildad berkata-kata.  Apa yag dikatakan oleh Bildad dalam pidato argumentasinya didasari pada nilai-nilai tradisi. Jika kamu berdosa maka kamu menderita, jadi Bildad berpendapat bahawa Ayub pasti sangat besar dosanya.  Bildad menyebut Ayub manusia yang munafik. Sebelum lupa, diatas tadi juga ada yang bernama Zofar, argumentasinya terhadap persoalan Ayub didasarkan atas dogma-dogma, dia hanya berbicara dua kali, Zofar juga berpendapat bahwa pasti ada satu hal dalam hidup Ayub yang menyebabkan semua penderitaan ini.
  • 26 Januari   Ayub 26-29 Ayub bertahan dengan pendapatnya bahwa dia tidak bersalah, bahkan menjawab dengan pedas kata-kata Bildad. Panjang lebar Ayub menjawab, dari sini kita melihat argumentasi Ayub dengan sangat keras. 
  • 27 Januari Ayub 30-31 Protes keras Ayub bahwa ia tidak bersalah ada di pasal 31 ini. Ayub setuju jika memang dia bersalah dan melanggar standard maka dia layak menerima hukuman ini. Namun Ayub protes bahwa kenyataannya dia tidak bersalah. Tidak ada alasan untuk menghukum dia seperti sekarang ini.
  • 28 Januari Ayub 32-34 Elifas, Zofar dan Bildad menghentikan sanggahannya dan meninggalkan Ayub. Mereka digantikan seorang muda bernama Elihu, yang selama ini mendengarkan argumentasi nya Ayub. Seorang anak muda, karena dia lebih muda maka dia berbicara belakangan dan menunggu para senior berbicara lebih dahulu. Seperti anak muda pada umumnya Elihu berbicara dengan berapi api
  • 29 Januari Ayub 35-37 Elihu berpendapat bahwa Tuhan memakai metode yang berbeda-beda untuk menyelamatkan manusia dari dirinya sendiri, lewat penglihatan, lewat, mimpi di malam hari dan kadangkala lewat sakit penyakit. Penderitaan yang Ayub alami adalah metode yang Tuhan pilih untuk Tuhan menyelamatkan Ayub. Elihu mendesak Ayub untuk berhenti protest dan mencoba untuk melihat semua hal ini dari sudut pandang Tuhan. Ada maksud Tuhan dalam penderitaan yang dialaminya.
  • 30 Januari  Ayub 38-40 :5 Setelah Elihu akhirnya meninggalkan Ayub, Tuhan menjawab Ayub, dari dalam badai Tuhan. Ada banyak humor disini jika anda cermati, Tuhan menjawab Ayub dengan humor. Tuhan mengingatkan Ayub bahwa dia adalah ciptaan sementara yang dia protes adalah Pencipta. Lucu jika ciptaan mempertanyaakn pencipatanya. 
  • 31 Januari Ayub 40:6 -42 Jawaban Tuhan dibagian kedua ini tidak berbicara tentang Dirinya sebagai Pencipta. Tetapi Tuhan berbicara mengenai dua binatang ciptaanNya. Tuhan bertanya kepada Ayub apa pendapatnya tentang hippopotamus (behemoth) dalam bahasa Indonesia disebut kuda Nil, dan buaya (crocodile), di terjemahan lain juga disebut Leviatahan, Akhirnya Ayub bertobat dan Tuhan memulihkan keadaan Ayub bahkan memberkatinya dua kali lipat dari keadaannya yang dulu.

No comments:

Post a Comment