Sunday, December 31, 2017

TERTULLIAN, LONE SHERIFF DARI CHARTAGE



Tertullian dari Chartage, Tunisia Lahir tahun 160 M, mati pada tahun 220M

Terlahir dengan nama Quintus Septimius Florens Tertullianus, beliau merupakan bapak gereja yang paling produktif. Mempunyai kepribadian yang sangat keras, kalau kita melihatnya,Tertuliian seperti Cowboy jaman wild wild west. Pribadi yang kuat, sangar, tidak mundur menghadapi kesulitan, tidak takut menghadapi tantangan.

Tertullian hidup setelah Irenaeus, Tertullian hidup dimasa seperti jaman Wild West, di jaman cowboy dimana banyak sekali penjahat yang mengancam kawanan domba yang digembalakannya. Selayaknya cowboy yang dilakukan Tertullian adalah melawan para penyesat tersebut dengan segenap senjata yang dimiliki, peluru berdesingan dan teriakan-teriakan mengusir para penyesat tersebut, sambil juga Tertullian membangun pagar untuk melindungi kawanan dombanya. Seperti Ranger, Penegak Hukum dan pembela yang lemah Wild West, Tertullian memiliki kebulatan tekad yang kuat melawan semua kesulitan, tidak mau menyerah kepada tantangan,dan memiliki kepribadian yang keras. Pagar-pagar yang dibangunnya adalah tulisan-tulisannya, pamphlet yang disebarkannya melawan para penyesat.

Penyesat-penyesat tersebut masih sama pemainnya yakni kaum Gnostik yang mengintertpretasikan salah kata-kata Yesus dan para rasul, bisa disebut interpretasi yang kebabblasan, seperti yang kita tahu dari jaman Irenaeus mereka bangga menyebut knowledge sebagai jalan keselamatan, itulah sebabnya semakin bisa menginterpretasi kasta mereka makin tinggi dan mereka menyebut Gnstik adalah level kekristenan yang paling tinggi. Untuk membenarkan tindakannya mereka sering mengutip kata-kata Yesus yang ini “carilah maka kamu akan mendapatkan”
Karena pada saat itu belum ada kesamaan doktrin jadi intelektual bisa buat interpretasi sendiri dan banyka pengikut.

Tertullian membangun pagar “doktrin” supaya domba-dombanya tidak disesatkan. Dia ambil apa yang dikerjakan oleh Irenaeus “Rule of Faith” yang merupakan rekapitulasi dari pengajaran, inilah pagar itu, tidak boleh melewati pagar tersebut, sebuah creedo tentang keselamatan dan sejarah penyelamatan manusia. Rule of faith menyatakan Tuhan Maha  Pencipta mengutus AnakNya dilahirkan lewat seorang perawan, menderita, mati, dan bangkit kembali, naik ke Sorga dan akan datang nanti untuk menghakimi manusia. Inilah basic framework yang diteriakkan oleh Tertullian Basic framworks of salvation history. Rule of faith ini akan membedakan dan melindungi domba-dombanya dari ajaran-ajaran sesat para predators di luar pagar.

Bagi Tertullian, Rule of faith tidak menggantikan Scripture tapi memberi batasan dalam interpretasi. sikap Tertullian yang over protective ini menjaga domba-dombanya, juga overprotective terhadapa scripture, yang tidak boleh sembarangan ditafsirkan. Dia mengatakan para penyesat-penyesat kaum gnostic dan lainnya tidak punya hak untuk memegang scripture apalagi menafsirkannya. Jika ada penyesat-penyesat yang coba-coba dia akan melawan dengan keberanian dengan peluru-peluru argument lewat tulisan-tulisan hasil buaa pemikirannya.

Buah pemikirannya bergema jauh melewati masa hidupnya, puluhan tahun berikutnya seorang Bishop dari Chartage yang dihormati bernama Cyprian setiap dia akan meminta kepda sekertarisnya untuk membawakan tulisan-tulisan karya Tertullian dia mengatakan “Give me the master” tulisan-tulisan Tertullian menjadi semacam master bagi tulisan-tulisan pemikir theologian berikutnya, bahkan generasi geneasi jauh setelahnya menemukan bahwa banyak hal yang berharga dari tulisan Tertullian.

Kita tidak memiiki banyak catatan tentang kehidupan Tertullian, meski dia adalah sosok sentral perkembangan Kekristenan di North Afrika. Tradisi mencatat Tertullian lahir sekitar tahun 160 M anak seorang centurion Romawi. Saat dewasa bekerja di bidang hukum di Roma dan kemudian bertobat dari paganism dan menjadi Kristen. Kemudian menjadi Presbyter di sebuah gereja di chartage (sekarang di dekat Tunis, Tunisia) dan berada di sana sampai mati karena lanjut usia.  Belakangan ada yang menyangkal semua hal diatas, so tidak ada keterangan jelas dengan bagaimana kehidupan pribadinya. Tertullian dikenal lewat tulisan-tulisannya, dari analisa tulisan Tertullian kita bisa melihat bahwa dia adalah seorang yang terpelajar, terdidik secara Latin maupun Yunani. Mengerti Philosophy, menguasai literature dan bisa menulis dengan sangat baik, bergaya rhetorical, dan mengerti hukum. Tertullian menulis dari tahun 197 – 212 M, dari tulisannya berjudul “To my Wife’ diambil asumsi bahwa Tertullian adalah seorang suami, jadi dia memiliki kehidupan pernikahan.

Tidak ada catatan yang secara tepat memberikan informasi bagaimana keristenan bisa sampai di Chartage. Kemungkinan berita kekristenan datang dari Roma, dalam tulisan Tertullian “Perscription against Heretics, dia mengatakan bahwa orang-orang Afrika Kristen memiliki hubungan dengan gereja para-rasul.  Teori lain mengatakan bahwa Komunitas Kristen di Chartage dimulai dari keberadaan  jemaat Yahudi Kristen yang ada disana.

Karakter gereja dan jemaat di Chartage mirip-mirip dengan karakter Tertullian, standar moral yang tinggi, radikal, dan tidak berkompromi dengan penyembahan berhala,. Karakter inilah yang memicu laihirnya banyak martyr di North Afrika. Kita mengenal The Acts of Scillitan Martyrs. Gugurnya 12 martys yang dipimpin oleh Speratus, dua belas orang biasa, bukan bangsawan mereka membawa surat Paulus (mungkin copynya) dan mereka menolak untuk menyangkal kekristenan mereka yang berujung pada eksekusi, persitiwa ini terjadi 17 July tahun 180 M. Kisah 12 Martyr ini ditutup dengan narasi

“And so they all together were crowned with martyrdom; and they reign with the Father and the Son and The Holy Ghost, for ever dan ever. Amen”

North Africa jelas adalah tanah martyr, tempat para orang-orang sederhana berkomitmen sampai mati mempertahankan iman keyakinan mereka kepada Yesus Kristus. Namun selain itu North Africa juga melahairkan tokoh paling berpengaruh dalam kekristenan, dua abad berikutnya, yakni Augustine yang mengajar di Chartage dan kemudian menjadi Bishop di Hippo, masih dekat Chartage juga. Benar! Afrika utara di awal abad memang menjadi tempat yang luar biasa bagi kekristenan, namun sekarang di jaman ini tidak ada lagi kekristenan disana. Dari banyak pemikir atau teolog besar Kristen yang ada pada masa  awal-awal ini, church fathers hanya Augustine yang bisa disejajarkan dengan  Tertullian, yang tulisannya juga masih bisa didapat dan dipertahankan. Dari The great Bishop Irenaeus  hanya ada dua tulisannya yang masih ada dewasa ini.

Selain Gnostik, penyesat yang harus dilawannya adalah Marcion, seorang yang sangat kaya dan  yang haus akan pengakuan atas pola pikirnya. Marcion berpendpat bahwa ada Dua Tuhan yakni Tuhan Perjanjian lama, Tuhan orang Yahudi, Tuhan yang sangat jahat dan kejam yang sangat berbeda dengan Tuhan yang dibawa oleh Yesus, Tuhan baru yang sangat baik, welas asing dan pengampun. Menurut Marcion, Yahudi menyembah Tuhan lain, namun ternyata selama ini ada Tuhan yang belum dikenal yang berbeda dengan Tuhan orang Yahudi, Tuhan baru ini mengutus Yesus untuk memberitakan keselamatan bagi semua orang dan sejatinya Yesus ini tidak mempunyai tubuh jasmani, sehingga dengan ini, Marcion menolak “inkarnasi” Yesus, Kemanusiaan Yesus.

Itulah yang dihadapi oleh Tertullian, lone Sherriff dari Chartage

Tertullian hidup di Abad kedua, Irenaeus adalah orang pertama yang menggunakan term “Perjanjian Baru” namun Tertullian lah bapa gereja yang memberikan kepada kita literal term “Perjanjian Baru” sebagai sebuah Tulisan Kudus yang berbeda dari yang lama. Mulai saat inilah muncul kesadaran dalam orang-orang percaya bahwa Buku Suci mereka terdiri dari dua Perjanjian, yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perlu satu tulisan tersendiri tentang perjalanan kanonisasi ini, tahun depan ya! Beberapa jam lagi.

Tulisan-tulisan Tertullian adalah kegigihannya melawan penyesatan, dan tulisannya berperan penting pada masa itu, benar-benar sangat dibutuhkan dan muncul dalam waktu yang tepat.
Warisan Tertullian selain kegigihannya diatas, dan term PL dan PB adalah meneruskan konsep dari Irenaeus, dasar,  dari gerejanya adalah kesaksian iman dari apa yang  dia terimanya dari para saksi-saksi awal, para rasul yang hidup dan berjalan bersama-sama TUHAN, dan kemudian  membuatnya semakin strategic sebagai fondasi gereja, kepemipinan Bishops, Kredo/pengakuan iman, dan bible yang unified. Dengan menerima Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan demikian Tertullian melawan doktrin Marcion, hanya ada satu TUHAN di Perjanjian lama dan Perjanjian baru, untuk itu juga hanya ada satu keselamatan, bagi Tertuliian PL dan PB dalam konteks keselamatan adalah Persiapan Keselamtan dan Penggenapan Keselamatan. Hanya ada satu Keselamatan lewat sejarah manusia, yang benihnya ditanam di PL dan berbuah lewat karya Kristus yang olehnya manusia diselamatkan.

Tertullian lah orang pertama  yang dikenal memakai istilah TRINITAS dalam tulisannya.

Tertulian selesai berkarya tahun 212 M, situasi sudah mulai agak reda, doktrin marcion berhasil dikalahkannya, Gnostik memang masih ada dan tidak hilang sama sekali namun tidak lagi menjadi ancaman  berkat Tertullian.

Thank you Tertullian

“Hope is patience with lamp lit”




Disarikan dari buku "Getting to Know The Church Fathers - An Evangelical Introduction" yang ditulis oleh Bryan M. Litfin, terbitan BrazozPress

No comments:

Post a Comment