Tertullian dari Chartage, Tunisia Lahir tahun 160 M, mati pada
tahun 220M
Terlahir dengan nama Quintus
Septimius Florens Tertullianus, beliau merupakan bapak gereja yang paling
produktif. Mempunyai kepribadian yang sangat keras, kalau kita melihatnya,Tertuliian
seperti Cowboy jaman wild wild west. Pribadi yang kuat, sangar, tidak mundur
menghadapi kesulitan, tidak takut menghadapi tantangan.
Tertullian hidup setelah
Irenaeus, Tertullian hidup dimasa seperti jaman Wild West, di jaman cowboy
dimana banyak sekali penjahat yang mengancam kawanan domba yang
digembalakannya. Selayaknya cowboy yang dilakukan Tertullian adalah melawan
para penyesat tersebut dengan segenap senjata yang dimiliki, peluru berdesingan
dan teriakan-teriakan mengusir para penyesat tersebut, sambil juga Tertullian
membangun pagar untuk melindungi kawanan dombanya. Seperti Ranger, Penegak
Hukum dan pembela yang lemah Wild West, Tertullian memiliki kebulatan tekad
yang kuat melawan semua kesulitan, tidak mau menyerah kepada tantangan,dan
memiliki kepribadian yang keras. Pagar-pagar yang dibangunnya adalah
tulisan-tulisannya, pamphlet yang disebarkannya melawan para penyesat.
Penyesat-penyesat tersebut masih
sama pemainnya yakni kaum Gnostik yang mengintertpretasikan salah kata-kata
Yesus dan para rasul, bisa disebut interpretasi yang kebabblasan, seperti yang
kita tahu dari jaman Irenaeus mereka bangga menyebut knowledge sebagai jalan
keselamatan, itulah sebabnya semakin bisa menginterpretasi kasta mereka makin
tinggi dan mereka menyebut Gnstik adalah level kekristenan yang paling tinggi.
Untuk membenarkan tindakannya mereka sering mengutip kata-kata Yesus yang ini
“carilah maka kamu akan mendapatkan”
Karena pada saat itu belum ada
kesamaan doktrin jadi intelektual bisa buat interpretasi sendiri dan banyka
pengikut.
Tertullian membangun pagar
“doktrin” supaya domba-dombanya tidak disesatkan. Dia ambil apa yang dikerjakan
oleh Irenaeus “Rule of Faith” yang merupakan rekapitulasi dari pengajaran,
inilah pagar itu, tidak boleh melewati pagar tersebut, sebuah creedo tentang
keselamatan dan sejarah penyelamatan manusia. Rule of faith menyatakan Tuhan
Maha Pencipta mengutus AnakNya
dilahirkan lewat seorang perawan, menderita, mati, dan bangkit kembali, naik ke
Sorga dan akan datang nanti untuk menghakimi manusia. Inilah basic framework
yang diteriakkan oleh Tertullian Basic framworks of salvation history. Rule of
faith ini akan membedakan dan melindungi domba-dombanya dari ajaran-ajaran
sesat para predators di luar pagar.
Bagi Tertullian, Rule of faith
tidak menggantikan Scripture tapi memberi batasan dalam interpretasi. sikap
Tertullian yang over protective ini menjaga domba-dombanya, juga overprotective
terhadapa scripture, yang tidak boleh sembarangan ditafsirkan. Dia mengatakan
para penyesat-penyesat kaum gnostic dan lainnya tidak punya hak untuk memegang
scripture apalagi menafsirkannya. Jika ada penyesat-penyesat yang coba-coba dia
akan melawan dengan keberanian dengan peluru-peluru argument lewat
tulisan-tulisan hasil buaa pemikirannya.
Buah pemikirannya bergema jauh
melewati masa hidupnya, puluhan tahun berikutnya seorang Bishop dari Chartage
yang dihormati bernama Cyprian setiap dia akan meminta kepda sekertarisnya
untuk membawakan tulisan-tulisan karya Tertullian dia mengatakan “Give me the
master” tulisan-tulisan Tertullian menjadi semacam master bagi tulisan-tulisan
pemikir theologian berikutnya, bahkan generasi geneasi jauh setelahnya
menemukan bahwa banyak hal yang berharga dari tulisan Tertullian.
Kita tidak memiiki banyak catatan
tentang kehidupan Tertullian, meski dia adalah sosok sentral perkembangan
Kekristenan di North Afrika. Tradisi mencatat Tertullian lahir sekitar tahun
160 M anak seorang centurion Romawi. Saat dewasa bekerja di bidang hukum di
Roma dan kemudian bertobat dari paganism dan menjadi Kristen. Kemudian menjadi
Presbyter di sebuah gereja di chartage (sekarang di dekat Tunis, Tunisia) dan
berada di sana sampai mati karena lanjut usia.
Belakangan ada yang menyangkal semua hal diatas, so tidak ada keterangan
jelas dengan bagaimana kehidupan pribadinya. Tertullian dikenal lewat
tulisan-tulisannya, dari analisa tulisan Tertullian kita bisa melihat bahwa dia
adalah seorang yang terpelajar, terdidik secara Latin maupun Yunani. Mengerti
Philosophy, menguasai literature dan bisa menulis dengan sangat baik, bergaya
rhetorical, dan mengerti hukum. Tertullian menulis dari tahun 197 – 212 M, dari
tulisannya berjudul “To my Wife’ diambil asumsi bahwa Tertullian adalah seorang
suami, jadi dia memiliki kehidupan pernikahan.
Tidak ada catatan yang secara
tepat memberikan informasi bagaimana keristenan bisa sampai di Chartage. Kemungkinan
berita kekristenan datang dari Roma, dalam tulisan Tertullian “Perscription against
Heretics, dia mengatakan bahwa orang-orang Afrika Kristen memiliki hubungan
dengan gereja para-rasul. Teori lain
mengatakan bahwa Komunitas Kristen di Chartage dimulai dari keberadaan jemaat Yahudi Kristen yang ada disana.
Karakter gereja dan jemaat di
Chartage mirip-mirip dengan karakter Tertullian, standar moral yang tinggi,
radikal, dan tidak berkompromi dengan penyembahan berhala,. Karakter inilah
yang memicu laihirnya banyak martyr di North Afrika. Kita mengenal The Acts of
Scillitan Martyrs. Gugurnya 12 martys yang dipimpin oleh Speratus, dua belas
orang biasa, bukan bangsawan mereka membawa surat Paulus (mungkin copynya) dan
mereka menolak untuk menyangkal kekristenan mereka yang berujung pada eksekusi,
persitiwa ini terjadi 17 July tahun 180 M. Kisah 12 Martyr ini ditutup dengan
narasi
“And so they all together were crowned with martyrdom; and they reign with the Father and the Son and The Holy Ghost, for ever dan ever. Amen”
North Africa jelas adalah tanah
martyr, tempat para orang-orang sederhana berkomitmen sampai mati
mempertahankan iman keyakinan mereka kepada Yesus Kristus. Namun selain itu
North Africa juga melahairkan tokoh paling berpengaruh dalam kekristenan, dua
abad berikutnya, yakni Augustine yang mengajar di Chartage dan kemudian menjadi
Bishop di Hippo, masih dekat Chartage juga. Benar! Afrika utara di awal abad
memang menjadi tempat yang luar biasa bagi kekristenan, namun sekarang di jaman
ini tidak ada lagi kekristenan disana. Dari banyak pemikir atau teolog besar
Kristen yang ada pada masa awal-awal
ini, church fathers hanya Augustine yang bisa disejajarkan dengan Tertullian, yang tulisannya juga masih bisa
didapat dan dipertahankan. Dari The great Bishop Irenaeus hanya ada dua tulisannya yang masih ada dewasa
ini.
Selain Gnostik, penyesat yang
harus dilawannya adalah Marcion, seorang yang sangat kaya dan yang haus akan pengakuan atas pola pikirnya.
Marcion berpendpat bahwa ada Dua Tuhan yakni Tuhan Perjanjian lama, Tuhan orang
Yahudi, Tuhan yang sangat jahat dan kejam yang sangat berbeda dengan Tuhan yang
dibawa oleh Yesus, Tuhan baru yang sangat baik, welas asing dan pengampun.
Menurut Marcion, Yahudi menyembah Tuhan lain, namun ternyata selama ini ada
Tuhan yang belum dikenal yang berbeda dengan Tuhan orang Yahudi, Tuhan baru ini
mengutus Yesus untuk memberitakan keselamatan bagi semua orang dan sejatinya
Yesus ini tidak mempunyai tubuh jasmani, sehingga dengan ini, Marcion menolak
“inkarnasi” Yesus, Kemanusiaan Yesus.
Itulah yang dihadapi oleh
Tertullian, lone Sherriff dari Chartage
Tertullian hidup di Abad kedua,
Irenaeus adalah orang pertama yang menggunakan term “Perjanjian Baru” namun
Tertullian lah bapa gereja yang memberikan kepada kita literal term “Perjanjian
Baru” sebagai sebuah Tulisan Kudus yang berbeda dari yang lama. Mulai saat
inilah muncul kesadaran dalam orang-orang percaya bahwa Buku Suci mereka terdiri
dari dua Perjanjian, yakni Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perlu satu
tulisan tersendiri tentang perjalanan kanonisasi ini, tahun depan ya! Beberapa jam
lagi.
Tulisan-tulisan Tertullian adalah
kegigihannya melawan penyesatan, dan tulisannya berperan penting pada masa itu,
benar-benar sangat dibutuhkan dan muncul dalam waktu yang tepat.
Warisan Tertullian selain
kegigihannya diatas, dan term PL dan PB adalah meneruskan konsep dari Irenaeus,
dasar, dari gerejanya adalah kesaksian iman
dari apa yang dia terimanya dari para
saksi-saksi awal, para rasul yang hidup dan berjalan bersama-sama TUHAN, dan
kemudian membuatnya semakin strategic sebagai
fondasi gereja, kepemipinan Bishops, Kredo/pengakuan iman, dan bible yang
unified. Dengan menerima Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dengan demikian
Tertullian melawan doktrin Marcion, hanya ada satu TUHAN di Perjanjian lama dan
Perjanjian baru, untuk itu juga hanya ada satu keselamatan, bagi Tertuliian PL
dan PB dalam konteks keselamatan adalah Persiapan Keselamtan dan Penggenapan
Keselamatan. Hanya ada satu Keselamatan lewat sejarah manusia, yang benihnya
ditanam di PL dan berbuah lewat karya Kristus yang olehnya manusia
diselamatkan.
Tertullian lah orang pertama yang dikenal memakai istilah TRINITAS dalam
tulisannya.
Tertulian selesai berkarya tahun
212 M, situasi sudah mulai agak reda, doktrin marcion berhasil dikalahkannya,
Gnostik memang masih ada dan tidak hilang sama sekali namun tidak lagi menjadi
ancaman berkat Tertullian.
Thank you Tertullian
“Hope is patience with lamp lit”
Disarikan dari buku "Getting to Know The Church Fathers - An
Evangelical Introduction" yang ditulis oleh Bryan M. Litfin, terbitan
BrazozPress