Friday, April 24, 2020

PERJALANAN PERJANJIAN BARU



Naskah Perjanjian Baru yang kita miliki sekarang keabsahannya didukung dengan banyaknya temuan-temuam dokumen-dokumen kitan PB dan dokumen dari luar kekristenan. Ada lebih dari 5000 manuskrip Yunani individual yang memuat seluruh bagian atau sebagaina dari PB  yang masih bertahan hingga saat ini. Manuskrip tersebut ditambah dengan lebih dari 8000 lembar Vulgata, sebuah terjemahn Alkitab dalam Bahasa Latin yang diterjemahkan oleh Bapa Gereja Barat, Jerome. Bukti-bukti lainnya berupa ribuanmanuskrip mula-mula dari PB yang diterjemahkan ke dalam bahsa Timur seperti Sriah, koptik, Armenia, Slavia dan Ethiophia.

Bahkan tanpa ribuan manuskrip ini, hampir seluruh teks Perjanjian Baru dapat direproduksi dari kutipan-kutipan tertentu Kitab Suci yang erdapat dalam kotbah-kotabh, penafsiran-penafsiran, surat-surat dan beragam karya lain dari bapa-bapa Gereja mula-mula
Awalnya gereja mula-mula hanya mempraktekan tutur tinular, atau pengajaram secara lisan dari apa yang Yesus ajarkan kepada murid-murid dan saksi mata sejarah waktu Yesus hidup dan bekerja mengajar. Sebelum aniaya dari kalangan Yahudi memuncak, jemaat mula-mula yang mayoritas adalah orang Yahudi masih menjalankan ibadah datang ke Bait Suci di Yerusalem dan ke Synagoge dan di rumah-rumah, menggunakan Kitab Perjanjian lama yang kita kenal juga, dan menyelediki perkataan Yesus yang mereka terima dengan menggunakan Kitab Suci tersebut.

Perkaataan Yesus dan pengajaran para rasul sangat penting bagi gereja mula-mula, di awal semuanya tidak ada masalah karena ada begitu banyak saksi mata yang masih hidup yang masih bisa meneruskan pengajran kepada setiap orang yang baru terima YEsus Kristus sebagai Messias. Dan karena banyaknya saksi jadi materi bahan yang mereka teruskan secara lisan sangat akurat. Namun lama kelamaan saksi mata mulai berkurang sementara jumlah orang yang menjadi percaya bertambah berkali lipat sehingga perlu untuk menuliskan, mencatatsegala sesuatu tentang Yesus Kristus yang mereka saksikan selama hidup mereka baik tindakannya ataupun perkataanya.
Selama abad pertama para Rasul mulai menuliskan naskah-naskah, dokumen-dokumen yang pada akhrnya kita kenal sebagai dokumen perjanjian baru ini.  Ketika sudah selesai ditulis , sebagaian ada yang langsung disalin dibuatkan copy nya dan kemudian diedarkan diantara jemaat sehingga semua membaca, tahu dan mengerti.

Public reading tulisan Injil dan pengajaran rasul-rasul menjadi center dari pertemuan-pertemuan jemaat karena memnag tidak semua orang memiliki salinannya untuk dibaca dirumah, buku-buku tersebut ditambahkan pada Kitab Perjanjian Lama yang juga sebgaian dari mereka memilikinya.
Sehingga untuk dapat mendengar apa yang pernah Yesus ajarkan dan para Rasul jelaskan atau ajarkan maka orang-orang Kristen mula-mula ini harus datang pada pertemuan-pertemuan ibadah yang diadakan pada masa itu.
Jadi selama tradisi lisan mengajarkan pesan Yesus Kristus, jemaat memiliki Kitab Suci PL yang mereka baca dalam terang pengajaran Yesus Kristus.

Penulisan seluruh naskah PB hanya membutuhkan waktu yang sangat pendek dimulai dari tahun 48-100 M, dalam prosesnya, Sebagian dari tulisan-tulisan yangs selesai dikerjkan langsung dicopy dan diedarkan diantara komunitas-komunitas orang percaya yang pesat tumbuh di awal gereja tersebut.
Dokumen yang menjadi Kitab Perjanjian Baru yang paling awal ditulis adalah Surat Yakobus di tahun 45 M, kemudian disusul Surat-surat Paulus, yang ditulis  tahun 50an, menunjukkan bahwa komunitas Kristen sudah begitu banyak dan menyebar ke segala penjuru, dimulai dari Surat kepada Jemaat
Tesalonika tahun 52 dan 53 M ditulis saat ada di Korintus,  tahun 56 masih di Korintus menulis surat Galatia, tahun 57 Surat kepda Korintus ditulis dari Makedonia, surat kepada jemaat Roma Paulus menuliskannya tahun58 dari korintus. Tahun 58 juga petrus menulis surat pertamanya, disebutakn dia berada di Babilonia walau ada yang berpendapat juga Petrus saat itu ada di roma. Injil Markus ditulis kira-kira tahu 50-60an, Injil Matius ditulis kira-kira natar tahun 55-65
Tahun 59 Paulus di penjara di caesarea dan menulis surat pada jemaat Filipi. Surat Yudas ditulis kira-kira thaun 60an M, pada  tahun 61 Paulus tiba di penjara di Roma menuliskan surat kepada jemaat di Efesus, Kolose, dan Filemon. Lukas mempunyai bahan yang banyak setelah menyertai Paulus jadi di tahun ini dia menyelesaikan Injil Lukas. Paulus  Dibebaskan dari penjaa tahun 62 dan menulis surat kepda Timotius dan Titus. Surat kepada Ibrani ditulis kira-kira tahun 63 M. Petrus menulis Suratnya yang kedua dari Roma tahun 65. Tahun yang sama di Roma Paulus menulis surat kepada Timotius, selama Paulus di Penjara Kisah Para Rasul di tulis oleh Lukas tahun 67 M
Tahun 80-90 M Yohanes menuliskan surat pertamanya sampai ketiga, dan tahun 89 dia menuliskan kitab Wahyu dan di penghujung usianya tahun 90an Rasul Yohanes menuliskan menyelesaikan Injil Yohanes, demikian jika kita lihat Susunan Perjanjian Baru secara urutan penulisan.

Keberadaan Naskah Perjanjian Baru diatas dikenal oleh generasi kedua gereja, para bapa-bapa gereja. 
Clement dari Roma tahun 95 menulis surat pada jemaat di korintus, dia menuliskan “Ambilah surat dari Rasul Paulus yang diberkati” bisa kita pahami dari kalimat ini baha Clement memiliki surat-surat dari rasul Paulus. Ignatius Bishop Antiokhia di awal abad pertama menuliskan pada jemaat di Efesus bahwa jemaat Efesus ada selalu disebut dalam surat-surat Rasul Paulus. Polycarp bishop Smyrna yang hidup tahu 69-155 menuliskan pada jemaat di Filipi bahwa Rasul Paulus menuliskan surat kepada mereka. Dan dalam suratnya pada jemaat Filipi ini Polycarpus mengutip dari PL dan surat Paulus, membuktikan bahwa kedua nya memiliki otoritas yang sama sebagai tulisan ilahi. Polycarp mengutip Maz 4:5 dan Efesus 4:26
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu (Eph 4:26)
(4-5) Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Sela (Psa 4:4)

Tahun 100an M Ignatius menulis kepada jemaat Filadelfia dan menyebutkan Injil disana, bahwa jika ada orang mengutip kata-kata dan kata-kata tersebut tidak ada di Injil maka Ignatius tidak akan mempercayainya.

Papias di awal abad kedua dipercayai mengetahui atau pernah membaca Injil Matius, Markus dan Yohanes serta surat 1 Petrus dan 1 Yohanes. Tahun 170 Melito Bishop Sardis menulis tafsiran atau commentary atas Kitab Wahyu. Tahun 180 Irenaeus mengatakan tulisan injil ada empat dan menyebut Matius satu diantaranya serta mengatkan bahwa Kisah para Rasul ditulis oleh Lukas.

Sama seperti perjalanan atau proses Canon Perjanjian Lama, demikian juga proses Canon Perjanjian Baru bisa dilacak dan diidentifikasi. Kita bisa melihatnya dari tulisan-tulisan bapa-bapa gereja dimana mereka menyebutkan kumpulan naskah-naskah yang nantinya jadi satu kesatuan naskah perjanjian baru, jadi konsili-konsili yang terjadi bukan menentukan kitab mana yang harus masuk dan mana yang tidak, karena perjalanan canon sudah bermula sejak kitab kita tersebut beredar terpisah diantara para jemaat mula-mula. Konsili-konsili yang ada sejatinya terjadi karena respon atas maraknya ajaran-ajaran palsu dari guru-guru palsu yang berkembang diantara jemaat dan menyesatkan umat.

Perlu diingat bahwa cukup wajar pada masa itu surat yang ditujukan buat satu jemaat juga kemudian dibacakan buat jemaat lainnya, didistribusikan di banyak komunitas jemaat bahkan Paulus pun menyarankan demikian, hanya jika tidak disalin terlebih dahulu surat tersebut bisa hilang, seperti surat pada jemaat di Laodikia yang Paulus sebutkan di Suratnya pada Kolose

Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu. (Col 4:16)

Sangatlah wajar jika kemudian dalam identifikasi perjalanan kanon kitab-kitab perjanjian baru kita temukan bapa-bapa Gereja memiliki surat-surat yang tidak ditujukan langsung pada dirinya atau jemaatnya

Clement Bishop Roma (60-100), yang namanya disebutkan dalam surat Paulus pada jemaat di Filipi, disebutkan mengutip apa yamg ditulis di Kisah Para Rasul, Surat Roma, Surat 1 Korintus, Surat Efesus, surat Titus, Surat Ibrani dan Surat 1 Petrus.

Ignatius Bishop Antiokhia (80-117) memnag tidak mengutip secara persis naskah-naskah Perjanjian baru tapi tulisan-tulisannya bisa dilihat mengacu pada Matius, Lukas, Yohanes, Roma, 1&2 Korintus, Galatia, Efesus, dan 1&2 Timotius

Polycarp Bishop Smyrna (69-155) yang martir dibawah pemerintahan Roma, memiliki 16 kitab sebagai kanon Perjanjian Baru, dia tidak menyebutkan kitab Matius, Kolose, 1 Tesalonika, Titus, Filemon, Yakobus, 2 Petrus, 1,2,3 Yohanes, Yudas dan Wahyu

Justin Martyr (100-165) mengutip dari Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1 Korintus, Galatia, Efesus, Kolose, 2 Tesalonika , Ibrani dan 1 Petrus. Diduga Justin mengenal kitab-kitab PB lainnya tapi dia tidak mengutipnya dalam tulisan-tulisannya.

Irenaeus Bishop (130-202) dari Lyon, dia dibawa ke Asia Kecil, dilatih oleh Polikarpus murid Yohanes dan kemudian menghabiskan waktu di Roma, mengutip dari kurang lebih 25 buku Perjanjian Baru. Irenaeus memasukkan Sheperd of Hermes dan juga Surat 1 Clement.

Cardinal L.A Muratori menemukan manuskrip dari tahun 190 yang berisi list kitab PB di sebuah perpustakan di Milan pada  abad ke 8, ada Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1&2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1&2 Tesalonika, 1&2 Timotius, Titus, Filemon, 1&2 Yohanes, Yudas, Wahyu, Hikmat Salomo dan Apokaliptik Petrus, ada 20 list Kitab yang ada di Perjanjian Baru. Muratorian Canon tidak memasukkan Sheperd of Hermes, jelas tidak masuk dalam canon

Clement dari Alexandria (155-220) salah satu dari scholar Kristen, menurut Eusebius Clement menulis tafsiran hampir semua kitab yang ada kanon dan beberpa tulisan yang diragukan. Dari kutipan dalam tulisannya Clement mengambil dari kitab kitab yang nantinya jadi kanon, yakni Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1&2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1&2 Tesalonika, 1&2 Timotius, Titus, Ibrani, 1 Petrus, 1 Yohanes,, Yudas, Wahyu. Clement tidak menyebutkan Filemon, Yakobus, 2 Petrus, dan 2&3 Yohanes. Clement memasukkan Didache, Surat Barnabas, 1 Clement, Apokaliptik Petrus, Sheperd dari Hermas, dan bisa jadi Kisah Rasul Petrus dan Kisah Rasul Paulus
Clement jelas membedakan mana tulisan kanon dan mana apokrifa

Tertullian (160-220) dari Carthage, sama seperti Irenaeus dia juga banyak mengutip dari naskah PB, Matius Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1&2 Korintus, Galatia,Efesus, Filipi Kolose, 1&2 Tesalonika, 1&2 Timotius, Titus, Ibrani, Yakobus, 1Petrus, 1&2 Yohanes, dan wahyu. Hampir lemgkap, hanya Filemon, 2 Petrus dan 3 Yohanes yang tidak disebutkan.
Hypolitus (170-225) diajar oleh Ireaneus juga menyebutkan banyak kutipan dari hampir seluruh naskah PB, yang dia tidak sebutkan hanya Fileon dan 3 Yohanes

Origen (185-253) berkeliling dan mengunjungi komunitas Kristen Roma, Athena, Syria, Kapadokia, dan Arabia dan mencatat material biblika yand dipakai ditempat tempat yang dia kunjungi tersebut. Tahun 230 dia menyusun list buku PB yang umum bisa diterima oleh orang-orang Kristen, yakni 4 Injil, Kisah Para Rasul, 13 Surat Paulus, 1 petrus, 1 Yohanes dan Wahyu. Kitab-kitab yang masih dipertanyakan, karena tidak semua menerima 3 Yohanes, sementara Ibrani, 2 Petrus,2&3 Yohanes, Yakobus dan Yudas, Origene menerimanya meski belum semua komunitas kristen punya pendapat yang sama

Eusebius dari Caesarea (265-339) Bapa Gereja dari awal abad ke 4 mewarisi Perpustakaan milik Origen dan juga meneladani tradisi bapak angkatnya yakni Pamphilus yang mati martir. Daftar Eusebius hampir meliputi semua buku Perjanjian Baru kecuali Yakobus, Yudas, 2 Petrus, 2&3 Yohanes, walau buku-buku ini diterima oleh sebagian besar orang-orang Kristen pada masa itu.

Athanasius (296-373) Bishop Alexandria adalah yang pertama mendaftar semua 27 kitab PB seperti yang kita kenal dalam canon yang dia susun, Athanasius menulisnya pada suratnya kepada jemaatnya pada tahun 367

Yesus disalib tahun 30 M, dan Injil Yesus Kristus ditulis selesai tahun 60an M, jadi kira-kira selama 30 tahun Yesus dan pengajarannya diteruskan secara lisan. Mengapa lama sekali tradisi pengajaran PB baru dituliskan karena para rasul dan saksi mata masih banyak yang hidup dan mereka sangat mengingat jelas peristiwa tersebut  Baru kemudian ketika perlu untuk mneruskan secara tertulis karena makin banyak Yang perlu mendengar dan saksi hidup sudah semakin sedikit
Dari Perjalanan Perjanjian Baru dari mulai waktu peristiwa terjadi dan tradisi lisan dan tradisi tulisan sangat berdekatan maka apa yng mereka saksikan baik secara lisan dan tulisan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan

Next kita belajar tentang Codex dan Sidang Konsili yak


No comments:

Post a Comment