Naskah Perjanjian Baru yang kita
miliki sekarang keabsahannya didukung dengan banyaknya temuan-temuam dokumen-dokumen
kitan PB dan dokumen dari luar kekristenan. Ada lebih dari 5000 manuskrip
Yunani individual yang memuat seluruh bagian atau sebagaina dari PB yang masih bertahan hingga saat ini. Manuskrip
tersebut ditambah dengan lebih dari 8000 lembar Vulgata, sebuah terjemahn
Alkitab dalam Bahasa Latin yang diterjemahkan oleh Bapa Gereja Barat, Jerome.
Bukti-bukti lainnya berupa ribuanmanuskrip mula-mula dari PB yang diterjemahkan
ke dalam bahsa Timur seperti Sriah, koptik, Armenia, Slavia dan Ethiophia.
Bahkan tanpa ribuan manuskrip ini,
hampir seluruh teks Perjanjian Baru dapat direproduksi dari kutipan-kutipan
tertentu Kitab Suci yang erdapat dalam kotbah-kotabh, penafsiran-penafsiran,
surat-surat dan beragam karya lain dari bapa-bapa Gereja mula-mula
Awalnya gereja mula-mula hanya
mempraktekan tutur tinular, atau pengajaram secara lisan dari apa yang Yesus
ajarkan kepada murid-murid dan saksi mata sejarah waktu Yesus hidup dan bekerja
mengajar. Sebelum aniaya dari kalangan Yahudi memuncak, jemaat mula-mula yang
mayoritas adalah orang Yahudi masih menjalankan ibadah datang ke Bait Suci di
Yerusalem dan ke Synagoge dan di rumah-rumah, menggunakan Kitab Perjanjian lama
yang kita kenal juga, dan menyelediki perkataan Yesus yang mereka terima dengan
menggunakan Kitab Suci tersebut.
Perkaataan Yesus dan pengajaran
para rasul sangat penting bagi gereja mula-mula, di awal semuanya tidak ada
masalah karena ada begitu banyak saksi mata yang masih hidup yang masih bisa
meneruskan pengajran kepada setiap orang yang baru terima YEsus Kristus sebagai
Messias. Dan karena banyaknya saksi jadi materi bahan yang mereka teruskan
secara lisan sangat akurat. Namun lama kelamaan saksi mata mulai berkurang
sementara jumlah orang yang menjadi percaya bertambah berkali lipat sehingga
perlu untuk menuliskan, mencatatsegala sesuatu tentang Yesus Kristus yang
mereka saksikan selama hidup mereka baik tindakannya ataupun perkataanya.
Selama abad pertama para Rasul
mulai menuliskan naskah-naskah, dokumen-dokumen yang pada akhrnya kita kenal sebagai
dokumen perjanjian baru ini. Ketika
sudah selesai ditulis , sebagaian ada yang langsung disalin dibuatkan copy nya dan
kemudian diedarkan diantara jemaat sehingga semua membaca, tahu dan mengerti.
Public reading tulisan Injil dan
pengajaran rasul-rasul menjadi center dari pertemuan-pertemuan jemaat karena
memnag tidak semua orang memiliki salinannya untuk dibaca dirumah, buku-buku
tersebut ditambahkan pada Kitab Perjanjian Lama yang juga sebgaian dari mereka
memilikinya.
Sehingga untuk dapat mendengar
apa yang pernah Yesus ajarkan dan para Rasul jelaskan atau ajarkan maka
orang-orang Kristen mula-mula ini harus datang pada pertemuan-pertemuan ibadah
yang diadakan pada masa itu.
Jadi selama tradisi lisan mengajarkan
pesan Yesus Kristus, jemaat memiliki Kitab Suci PL yang mereka baca dalam terang
pengajaran Yesus Kristus.
Penulisan seluruh naskah PB hanya
membutuhkan waktu yang sangat pendek dimulai dari tahun 48-100 M, dalam
prosesnya, Sebagian dari tulisan-tulisan yangs selesai dikerjkan langsung dicopy
dan diedarkan diantara komunitas-komunitas orang percaya yang pesat tumbuh di
awal gereja tersebut.
Dokumen yang menjadi Kitab
Perjanjian Baru yang paling awal ditulis adalah Surat Yakobus di tahun 45 M,
kemudian disusul Surat-surat Paulus, yang ditulis tahun 50an, menunjukkan bahwa komunitas
Kristen sudah begitu banyak dan menyebar ke segala penjuru, dimulai dari Surat
kepada Jemaat
Tesalonika tahun 52 dan 53 M
ditulis saat ada di Korintus, tahun 56
masih di Korintus menulis surat Galatia, tahun 57 Surat kepda Korintus ditulis
dari Makedonia, surat kepada jemaat Roma Paulus menuliskannya tahun58 dari
korintus. Tahun 58 juga petrus menulis surat pertamanya, disebutakn dia berada
di Babilonia walau ada yang berpendapat juga Petrus saat itu ada di roma. Injil
Markus ditulis kira-kira tahu 50-60an, Injil Matius ditulis kira-kira natar
tahun 55-65
Tahun 59 Paulus di penjara di caesarea
dan menulis surat pada jemaat Filipi. Surat Yudas ditulis kira-kira thaun 60an
M, pada tahun 61 Paulus tiba di penjara
di Roma menuliskan surat kepada jemaat di Efesus, Kolose, dan Filemon. Lukas
mempunyai bahan yang banyak setelah menyertai Paulus jadi di tahun ini dia
menyelesaikan Injil Lukas. Paulus Dibebaskan
dari penjaa tahun 62 dan menulis surat kepda Timotius dan Titus. Surat kepada
Ibrani ditulis kira-kira tahun 63 M. Petrus menulis Suratnya yang kedua dari
Roma tahun 65. Tahun yang sama di Roma Paulus menulis surat kepada Timotius,
selama Paulus di Penjara Kisah Para Rasul di tulis oleh Lukas tahun 67 M
Tahun 80-90 M Yohanes menuliskan surat
pertamanya sampai ketiga, dan tahun 89 dia menuliskan kitab Wahyu dan di
penghujung usianya tahun 90an Rasul Yohanes menuliskan menyelesaikan Injil
Yohanes, demikian jika kita lihat Susunan Perjanjian Baru secara urutan
penulisan.
Keberadaan Naskah Perjanjian Baru
diatas dikenal oleh generasi kedua gereja, para bapa-bapa gereja.
Clement dari
Roma tahun 95 menulis surat pada jemaat di korintus, dia menuliskan “Ambilah surat
dari Rasul Paulus yang diberkati” bisa kita pahami dari kalimat ini baha
Clement memiliki surat-surat dari rasul Paulus. Ignatius Bishop Antiokhia di
awal abad pertama menuliskan pada jemaat di Efesus bahwa jemaat Efesus ada
selalu disebut dalam surat-surat Rasul Paulus. Polycarp bishop Smyrna yang
hidup tahu 69-155 menuliskan pada jemaat di Filipi bahwa Rasul Paulus menuliskan
surat kepada mereka. Dan dalam suratnya pada jemaat Filipi ini Polycarpus
mengutip dari PL dan surat Paulus, membuktikan bahwa kedua nya memiliki
otoritas yang sama sebagai tulisan ilahi. Polycarp mengutip Maz 4:5 dan Efesus
4:26
Apabila kamu menjadi marah,
janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam
amarahmu (Eph 4:26)
(4-5) Biarlah kamu marah,
tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu,
tetapi tetaplah diam. Sela (Psa 4:4)
Tahun 100an M Ignatius menulis
kepada jemaat Filadelfia dan menyebutkan Injil disana, bahwa jika ada orang mengutip
kata-kata dan kata-kata tersebut tidak ada di Injil maka Ignatius tidak akan
mempercayainya.
Papias di awal abad kedua
dipercayai mengetahui atau pernah membaca Injil Matius, Markus dan Yohanes
serta surat 1 Petrus dan 1 Yohanes. Tahun 170 Melito Bishop Sardis menulis
tafsiran atau commentary atas Kitab Wahyu. Tahun 180 Irenaeus mengatakan tulisan
injil ada empat dan menyebut Matius satu diantaranya serta mengatkan bahwa
Kisah para Rasul ditulis oleh Lukas.
Sama seperti perjalanan atau proses
Canon Perjanjian Lama, demikian juga proses Canon Perjanjian Baru bisa dilacak
dan diidentifikasi. Kita bisa melihatnya dari tulisan-tulisan bapa-bapa gereja
dimana mereka menyebutkan kumpulan naskah-naskah yang nantinya jadi satu kesatuan
naskah perjanjian baru, jadi konsili-konsili yang terjadi bukan menentukan kitab
mana yang harus masuk dan mana yang tidak, karena perjalanan canon sudah
bermula sejak kitab kita tersebut beredar terpisah diantara para jemaat mula-mula.
Konsili-konsili yang ada sejatinya terjadi karena respon atas maraknya ajaran-ajaran
palsu dari guru-guru palsu yang berkembang diantara jemaat dan menyesatkan
umat.
Perlu diingat bahwa cukup wajar
pada masa itu surat yang ditujukan buat satu jemaat juga kemudian dibacakan buat
jemaat lainnya, didistribusikan di banyak komunitas jemaat bahkan Paulus pun
menyarankan demikian, hanya jika tidak disalin terlebih dahulu surat tersebut
bisa hilang, seperti surat pada jemaat di Laodikia yang Paulus sebutkan di
Suratnya pada Kolose
Dan bilamana surat ini
telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat
Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu. (Col
4:16)
Sangatlah wajar jika kemudian
dalam identifikasi perjalanan kanon kitab-kitab perjanjian baru kita temukan
bapa-bapa Gereja memiliki surat-surat yang tidak ditujukan langsung pada dirinya
atau jemaatnya
Clement Bishop Roma (60-100),
yang namanya disebutkan dalam surat Paulus pada jemaat di Filipi, disebutkan
mengutip apa yamg ditulis di Kisah Para Rasul, Surat Roma, Surat 1 Korintus,
Surat Efesus, surat Titus, Surat Ibrani dan Surat 1 Petrus.
Ignatius Bishop Antiokhia
(80-117) memnag tidak mengutip secara persis naskah-naskah Perjanjian baru tapi
tulisan-tulisannya bisa dilihat mengacu pada Matius, Lukas, Yohanes, Roma,
1&2 Korintus, Galatia, Efesus, dan 1&2 Timotius
Polycarp Bishop Smyrna (69-155)
yang martir dibawah pemerintahan Roma, memiliki 16 kitab sebagai kanon
Perjanjian Baru, dia tidak menyebutkan kitab Matius, Kolose, 1 Tesalonika,
Titus, Filemon, Yakobus, 2 Petrus, 1,2,3 Yohanes, Yudas dan Wahyu
Justin Martyr (100-165) mengutip
dari Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1 Korintus,
Galatia, Efesus, Kolose, 2 Tesalonika , Ibrani dan 1 Petrus. Diduga Justin
mengenal kitab-kitab PB lainnya tapi dia tidak mengutipnya dalam
tulisan-tulisannya.
Irenaeus Bishop (130-202) dari
Lyon, dia dibawa ke Asia Kecil, dilatih oleh Polikarpus murid Yohanes dan kemudian
menghabiskan waktu di Roma, mengutip dari kurang lebih 25 buku Perjanjian Baru.
Irenaeus memasukkan Sheperd of Hermes dan juga Surat 1 Clement.
Cardinal L.A Muratori menemukan
manuskrip dari tahun 190 yang berisi list kitab PB di sebuah perpustakan di Milan
pada abad ke 8, ada Lukas, Yohanes,
Kisah Para Rasul, Roma, 1&2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose,
1&2 Tesalonika, 1&2 Timotius, Titus, Filemon, 1&2 Yohanes, Yudas,
Wahyu, Hikmat Salomo dan Apokaliptik Petrus, ada 20 list Kitab yang ada di
Perjanjian Baru. Muratorian Canon tidak memasukkan Sheperd of Hermes, jelas
tidak masuk dalam canon
Clement dari Alexandria (155-220)
salah satu dari scholar Kristen, menurut Eusebius Clement menulis tafsiran
hampir semua kitab yang ada kanon dan beberpa tulisan yang diragukan. Dari
kutipan dalam tulisannya Clement mengambil dari kitab kitab yang nantinya jadi
kanon, yakni Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1&2
Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1&2 Tesalonika, 1&2
Timotius, Titus, Ibrani, 1 Petrus, 1 Yohanes,, Yudas, Wahyu. Clement tidak
menyebutkan Filemon, Yakobus, 2 Petrus, dan 2&3 Yohanes. Clement memasukkan
Didache, Surat Barnabas, 1 Clement, Apokaliptik Petrus, Sheperd dari Hermas,
dan bisa jadi Kisah Rasul Petrus dan Kisah Rasul Paulus
Clement jelas membedakan mana
tulisan kanon dan mana apokrifa
Tertullian (160-220) dari Carthage,
sama seperti Irenaeus dia juga banyak mengutip dari naskah PB, Matius Markus,
Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1&2 Korintus, Galatia,Efesus,
Filipi Kolose, 1&2 Tesalonika, 1&2 Timotius, Titus, Ibrani, Yakobus,
1Petrus, 1&2 Yohanes, dan wahyu. Hampir lemgkap, hanya Filemon, 2 Petrus
dan 3 Yohanes yang tidak disebutkan.
Hypolitus (170-225) diajar oleh
Ireaneus juga menyebutkan banyak kutipan dari hampir seluruh naskah PB, yang
dia tidak sebutkan hanya Fileon dan 3 Yohanes
Origen (185-253) berkeliling dan
mengunjungi komunitas Kristen Roma, Athena, Syria, Kapadokia, dan Arabia dan
mencatat material biblika yand dipakai ditempat tempat yang dia kunjungi
tersebut. Tahun 230 dia menyusun list buku PB yang umum bisa diterima oleh
orang-orang Kristen, yakni 4 Injil, Kisah Para Rasul, 13 Surat Paulus, 1
petrus, 1 Yohanes dan Wahyu. Kitab-kitab yang masih dipertanyakan, karena tidak
semua menerima 3 Yohanes, sementara Ibrani, 2 Petrus,2&3 Yohanes, Yakobus
dan Yudas, Origene menerimanya meski belum semua komunitas kristen punya
pendapat yang sama
Eusebius dari Caesarea (265-339)
Bapa Gereja dari awal abad ke 4 mewarisi Perpustakaan milik Origen dan juga
meneladani tradisi bapak angkatnya yakni Pamphilus yang mati martir. Daftar
Eusebius hampir meliputi semua buku Perjanjian Baru kecuali Yakobus, Yudas, 2
Petrus, 2&3 Yohanes, walau buku-buku ini diterima oleh sebagian besar
orang-orang Kristen pada masa itu.
Athanasius (296-373) Bishop
Alexandria adalah yang pertama mendaftar semua 27 kitab PB seperti yang kita
kenal dalam canon yang dia susun, Athanasius menulisnya pada suratnya kepada
jemaatnya pada tahun 367
Yesus disalib tahun 30 M, dan
Injil Yesus Kristus ditulis selesai tahun 60an M, jadi kira-kira selama 30
tahun Yesus dan pengajarannya diteruskan secara lisan. Mengapa lama sekali
tradisi pengajaran PB baru dituliskan karena para rasul dan saksi mata masih
banyak yang hidup dan mereka sangat mengingat jelas peristiwa tersebut Baru kemudian ketika perlu untuk mneruskan
secara tertulis karena makin banyak Yang perlu mendengar dan saksi hidup sudah
semakin sedikit
Dari Perjalanan Perjanjian Baru
dari mulai waktu peristiwa terjadi dan tradisi lisan dan tradisi tulisan sangat
berdekatan maka apa yng mereka saksikan baik secara lisan dan tulisan
kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan
Next kita belajar tentang Codex
dan Sidang Konsili yak
No comments:
Post a Comment