Cerita berlanjut, pembangunan
terus berjalan, orang mulai memperhatikan perubahan yang terjadi. Jika tahap
pertama kemaren mereka kerjaannya bersih-bersih, siap-siap, planning dan lain
sebagainya sekarang Yuuk lihat kembali apa yang terjadi di sana.
Tahap kedua ada dicatat di pasal
3 Kitab Nehemiah. Kemajuan mulai didapat tembok mulai terlihat berdiri,
pintu-pintu mulai dipasang. Masing-masing teamnya Nehemiah yang bertanggung
jawab atas pekerjaan masing-masing, mereka memberikan laporan atas apa yang
mereka telah capai. This is a good one, orang-orang Yahudi sama seperti
lazimnya orang Timur Tengah atau orang Timur pada umumnya hidup communal,
berkomunitas, komunitas yang terdiri dari keluarga-keluarga. Masing-masing
keluarga dan atau komunitas ini membangun bagian tertentu dari tembok Yerusalem
tersebut. Masing-masing mempunyai tanggung jawab sesuai dengan wilayahnya.
Kalau di Indonesia kita kenal dengan kerja bakti atau gotong royong dalam bersih-bersih
desa, masih bisa kita jumpai di daerah-daerah rural.
Di tahapan ini batu-batu yang
disusun mulai menampakkan diri, sudah mulai membentuk sesuatu, tembok sudah
mulai kelihatan akan berdiri. Ada progress yang signifikan. Orang-orang yang
lewat mulai memperhatikan ada perubahan, ada kemajuan. Ini memicu orang-orang
mulai berkomentar, komentar yang baik akan membuat kita bersemangat untuk terus
membangun, terus melakukan apa yang kita lakukan yang membawa perubahan
tersebut. Dan hendaknya perkataan kita itu menjadi sesuatu yang bisa membangun,
membangun memberikan koreksi, membangun memberikan semangat. Saya kutip dari
perkataan atau surat Paulus kepada orang Efesus.
But instead let
your words become beautiful gifts (or constructive) that encourage others, do
this by speaking word of grace to help them [Ephesians 4:29]
Sebab kita satu
tubuh, satu bangunan. Jika perkataan kita saling menjatuhkan kita bukan satu
tubuh, bukan satu bangunan. Jika perkataan kita membawa kerusakan berarti kita
diluar tubuh, bukan satu tubuh.
Inilah yang dilakukan oleh
Sanbalat dan Tobia, mereka bukan termasuk dalam teamnya Nehemiah, sehingga
perkataan mereka mengolok-olok Nehemiah dan teamnya.
Ketika Sanbalat
mendengar bahwa kami orang Yahudi sedang memperbaiki tembok kota, ia menjadi
marah sekali dan mulai mengejek kami. Di depan rekan-rekannya dan tentara
Samaria, ia berkata, "Apa yang sedang dikerjakan
orang Yahudi celaka yang tidak bisa apa-apa itu? Apakah mereka mau membangun
kembali kota ini? Sangka mereka pekerjaan itu dapat selesai dalam sehari, hanya
dengan mempersembahkan kurban? Apakah timbunan sampah yang sudah hangus itu
bisa mereka jadikan batu-batu tembok?"
Lalu Tobia yang
berdiri di sampingnya berkata juga, "Lihat tembok yang mereka bangun! Anjing hutan pun bisa
merobohkannya!"
(Nehemiah 4:1-3)
Akan ada orang-orang yang tidak
senang akan upaya yang kita kerjakan mulai menampakkan hasil. Mereka mulai
memakai perkataan-perkataan untuk meruntuhkan semangat kita, mengejek kita,
menurunkan moral kerja kita dan seterusnya. “…Anjing hutan pun bisa
merobohkannya…” Intinya mereka menyerang secara verbal.
Jika ini terjadi apa yang harus
kita kerjakan? Apakah harus membalasnya? Saling mengejek tidak ada gunanya
malahan akan membuat keadaan makin parah dan kerjaan membangun kita terganggu.
Project ini Tuhan punya, jika ada gangguan tanyakan kepada yang punya Project,
apa yang mesti dilakukan. Lihat apa yang Nehemiah kerjakan dalam merespon
situasi ini.
Maka berdoalah
aku, "Ya Allah, dengarlah bagaimana kami dihina! Timpakanlah penghinaan
itu ke atas kepala mereka sendiri. Biarlah segala milik mereka dirampok dan
mereka sendiri diangkut sebagai tawanan ke negeri asing. Jangan mengampuni
kejahatan mereka dan jangan melupakan dosa mereka, sebab mereka telah menghina
kami yang sedang membangun ini."
(Nehemiah 4:4-5)
Nehemiah tidak membalas perbuatan
mereka tetapi Nehemiah berdoa, mengadu kepada TUHAN. Menjerit galau. “Ya Allah,
dengarlah bagaimana kami dihina!”
Pada saat kita sedang membangun
dan banyak orang yang menghina, biarkan saja. Kalua telinga kita merah tidak
kuta menahan hinaan, lapor kepada Tuhan, berteriak, menjeritlah kepadaNya. Yang
bagian kedua Anda bisa merasakan kekesalan hati Nehemiah dan geramnya dia
terhadap musuh-musuhnya. Well keadaan yang berbeda, situasi yang rawan konflik,
perasaan Nehemiah terhadap musuh-musuhnya dia ungkapkan kepada Tuhan adalah hal
yang wajar.
Nah sekarang melihat konteks ini bagaimana perasaan orang-orang
sekitar Yesus ketika Yesus memberikan perintah baru.
"Kalian tahu
bahwa ada juga ajaran seperti ini: cintailah kawan-kawanmu dan bencilah
musuh-musuhmu. Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: cintailah musuh-musuhmu,
dan doakanlah orang-orang yang menganiaya kalian, supaya kalian menjadi
anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Allah menerbitkan matahari-Nya untuk
orang yang baik dan untuk orang yang jahat juga. Ia menurunkan hujan untuk
orang yang berbuat benar dan untuk orang yang berbuat jahat juga.
(Matthew 5:43-45)
Dengan sejarah dan budaya dan
ajaran turun-temurun seperti Nehemiah, kemudian datang perintah dari Yesus,
bagi orang Yahudi saat itu pasti seperti petir di siang hari. Standar yang dipakai Yesus lebih tinggi dari orang-orang Yahudi yang biasa pakai. Alih-alih menghilangkan hukum Torat, Yesus malah menyempurnakannya.
So?
Jika ada yang orang yang menghina
kita dan mencoba menjatuhkan semangat kita dalam membangun, berdoa dan
doakanlah mereka.
Ini Tahapan kedua dalam membangun
dan tantangannya serta bagaimana mengatasi tantangan tersebut. Ada orang-orang
diluar sana yang mengawasi kita, mengamat-amati pekerjaan kita. Kita adakah
terang, kota diatas gunung yang pasti mendapatkan perhatian dari orang-orang
yang lewat disekitar kita. Tidak suka akan kemajuan yang kita buat. Musuh ingin
satu hal yang mereka capai menghambat pembangunan untuk menghentikan
pembangunan itu sama sekali.
When what we build
getting somewhere, Some people attack us verbally, hate with what we do, nothing
wrong with us, they just hate what we have, waiting us to fall!
When it happened,
don’t strike back! Instead, pray for them!
bersambung...
No comments:
Post a Comment