Thursday, February 4, 2016

BUILD; Progress, Tantangan dan Respon - Part 2 [verbal attack]



Cerita berlanjut, pembangunan terus berjalan, orang mulai memperhatikan perubahan yang terjadi. Jika tahap pertama kemaren mereka kerjaannya bersih-bersih, siap-siap, planning dan lain sebagainya sekarang Yuuk lihat kembali apa yang terjadi di sana.

Tahap kedua ada dicatat di pasal 3 Kitab Nehemiah. Kemajuan mulai didapat tembok mulai terlihat berdiri, pintu-pintu mulai dipasang. Masing-masing teamnya Nehemiah yang bertanggung jawab atas pekerjaan masing-masing, mereka memberikan laporan atas apa yang mereka telah capai. This is a good one, orang-orang Yahudi sama seperti lazimnya orang Timur Tengah atau orang Timur pada umumnya hidup communal, berkomunitas, komunitas yang terdiri dari keluarga-keluarga. Masing-masing keluarga dan atau komunitas ini membangun bagian tertentu dari tembok Yerusalem tersebut. Masing-masing mempunyai tanggung jawab sesuai dengan wilayahnya. Kalau di Indonesia kita kenal dengan kerja bakti atau gotong royong dalam bersih-bersih desa, masih bisa kita jumpai di daerah-daerah rural. 

Di tahapan ini batu-batu yang disusun mulai menampakkan diri, sudah mulai membentuk sesuatu, tembok sudah mulai kelihatan akan berdiri. Ada progress yang signifikan. Orang-orang yang lewat mulai memperhatikan ada perubahan, ada kemajuan. Ini memicu orang-orang mulai berkomentar, komentar yang baik akan membuat kita bersemangat untuk terus membangun, terus melakukan apa yang kita lakukan yang membawa perubahan tersebut. Dan hendaknya perkataan kita itu menjadi sesuatu yang bisa membangun, membangun memberikan koreksi, membangun memberikan semangat. Saya kutip dari perkataan atau surat Paulus kepada orang Efesus.

But instead let your words become beautiful gifts (or constructive) that encourage others, do this by speaking word of grace to help them [Ephesians 4:29]

Sebab kita satu tubuh, satu bangunan. Jika perkataan kita saling menjatuhkan kita bukan satu tubuh, bukan satu bangunan. Jika perkataan kita membawa kerusakan berarti kita diluar tubuh, bukan satu tubuh.

Inilah yang dilakukan oleh Sanbalat dan Tobia, mereka bukan termasuk dalam teamnya Nehemiah, sehingga perkataan mereka mengolok-olok Nehemiah dan teamnya. 

Ketika Sanbalat mendengar bahwa kami orang Yahudi sedang memperbaiki tembok kota, ia menjadi marah sekali dan mulai mengejek kami. Di depan rekan-rekannya dan tentara Samaria, ia berkata,   "Apa yang sedang dikerjakan orang Yahudi celaka yang tidak bisa apa-apa itu? Apakah mereka mau membangun kembali kota ini? Sangka mereka pekerjaan itu dapat selesai dalam sehari, hanya dengan mempersembahkan kurban? Apakah timbunan sampah yang sudah hangus itu bisa mereka jadikan batu-batu tembok?"
Lalu Tobia yang berdiri di sampingnya berkata juga, "Lihat tembok yang mereka bangun! Anjing hutan pun bisa merobohkannya!"
(Nehemiah 4:1-3)

Akan ada orang-orang yang tidak senang akan upaya yang kita kerjakan mulai menampakkan hasil. Mereka mulai memakai perkataan-perkataan untuk meruntuhkan semangat kita, mengejek kita, menurunkan moral kerja kita dan seterusnya. “…Anjing hutan pun bisa merobohkannya…” Intinya mereka menyerang secara verbal.
Jika ini terjadi apa yang harus kita kerjakan? Apakah harus membalasnya? Saling mengejek tidak ada gunanya malahan akan membuat keadaan makin parah dan kerjaan membangun kita terganggu. Project ini Tuhan punya, jika ada gangguan tanyakan kepada yang punya Project, apa yang mesti dilakukan. Lihat apa yang Nehemiah kerjakan dalam merespon situasi ini.

Maka berdoalah aku, "Ya Allah, dengarlah bagaimana kami dihina! Timpakanlah penghinaan itu ke atas kepala mereka sendiri. Biarlah segala milik mereka dirampok dan mereka sendiri diangkut sebagai tawanan ke negeri asing. Jangan mengampuni kejahatan mereka dan jangan melupakan dosa mereka, sebab mereka telah menghina kami yang sedang membangun ini."
(Nehemiah 4:4-5)

Nehemiah tidak membalas perbuatan mereka tetapi Nehemiah berdoa, mengadu kepada TUHAN. Menjerit galau. “Ya Allah, dengarlah bagaimana kami dihina!”
Pada saat kita sedang membangun dan banyak orang yang menghina, biarkan saja. Kalua telinga kita merah tidak kuta menahan hinaan, lapor kepada Tuhan, berteriak, menjeritlah kepadaNya. Yang bagian kedua Anda bisa merasakan kekesalan hati Nehemiah dan geramnya dia terhadap musuh-musuhnya. Well keadaan yang berbeda, situasi yang rawan konflik, perasaan Nehemiah terhadap musuh-musuhnya dia ungkapkan kepada Tuhan adalah hal yang wajar. 

Nah sekarang melihat konteks ini bagaimana perasaan orang-orang sekitar Yesus ketika Yesus memberikan perintah baru.
"Kalian tahu bahwa ada juga ajaran seperti ini: cintailah kawan-kawanmu dan bencilah musuh-musuhmu. Tetapi sekarang Aku berkata kepadamu: cintailah musuh-musuhmu, dan doakanlah orang-orang yang menganiaya kalian, supaya kalian menjadi anak-anak Bapamu yang di surga. Sebab Allah menerbitkan matahari-Nya untuk orang yang baik dan untuk orang yang jahat juga. Ia menurunkan hujan untuk orang yang berbuat benar dan untuk orang yang berbuat jahat juga.
(Matthew 5:43-45)

Dengan sejarah dan budaya dan ajaran turun-temurun seperti Nehemiah, kemudian datang perintah dari Yesus, bagi orang Yahudi saat itu pasti seperti petir di siang hari. Standar yang dipakai Yesus lebih tinggi dari orang-orang Yahudi yang biasa pakai. Alih-alih menghilangkan hukum Torat, Yesus malah menyempurnakannya.

So?
Jika ada yang orang yang menghina kita dan mencoba menjatuhkan semangat kita dalam membangun, berdoa dan doakanlah mereka.

Ini Tahapan kedua dalam membangun dan tantangannya serta bagaimana mengatasi tantangan tersebut. Ada orang-orang diluar sana yang mengawasi kita, mengamat-amati pekerjaan kita. Kita adakah terang, kota diatas gunung yang pasti mendapatkan perhatian dari orang-orang yang lewat disekitar kita. Tidak suka akan kemajuan yang kita buat. Musuh ingin satu hal yang mereka capai menghambat pembangunan untuk menghentikan pembangunan itu sama sekali.

When what we build getting somewhere, Some people attack us verbally, hate with what we do, nothing wrong with us, they just hate what we have, waiting us to fall!

When it happened, don’t strike back! Instead, pray for them!

bersambung...

No comments:

Post a Comment