Tuesday, February 9, 2016

PEMIMPIN BELAJAR DARI KESALAHAN dan BANGKIT [EVE]



PEMIMPIN BELAJAR DARI KESALAHAN dan BANGKIT

Alkitab menyimpan banyak kebijakasanaan dan suri tauladan yang luar biasa. Penuh dengan kisah orang-orang biasa yang melakukan hal-hal luar biasa karena keputusan yang mereka buat, telah mengubah tidak hanya hidup mereka namun orang-orang disekitar mereka bahkan nama mereka tercatat dalam Alkitab dan akhirnya menginspirasi banyak orang yang membaca kisah mereka.
Saya percaya bahwa setiap dari kita adalah pemimpin, paling tidak saat ini kita memimpin diri kita sendiri, jika kita sudah berkeluarga kita menjadi pemimpin atas orang-orang yang ada di dalam rumah kita, istri  sudah pasti, juga ada anak-anak. Istri juga adalah pemimpin dalam rumah tangga, dia menjadi teladan bagi anak-anak nya. Dan dalam bahtera rumah tangga berpartner dengan sang suami sebagai kepala rumah tangga yang adalah pemimpin nya juga.

Dalam menjalani kehidupan, dalam kita memimpin pasti tidak selalu berjalan dengan mulus adakalanya kita mengalami kegagalan dan kesalahan. Alkitab mencatat banyak sekali para tokoh Alkitab yang jatuh bangun dan belajar dari kesalahannya kemudian bergerak lebih dahsyat lagi.
Salah satu dari karakter seorang pemimpin yang perlu dibangun adalah sikap atau karakter untuk belajar dari kesalahan dan menggunakan moment tersebut sebagai titik tolak untuk bertumbuh dan membangun sesuatu yang baru lagi.

SIMON PETRUS
Contoh klasik yang biasanya jadi referensi adalah Simon Petrus. Ya benar semua orang tahu siapa Simon Petrus, bukan Peters Kriss loh yaa? Peters belum lahir saat ini. Ini Simon yang disebut Petrus yang dijuluki Batu Karang, soko guru Gereja. Masuk dalam kelompok Murid Yesus yang utama. Petrus yang dikenal berjalan di atas air walau hanya sebentar, Petrus yang sama, yang pergi bersama Yesus ke Gunung dan menyaksikan Transfigurasi dari Yesus Kristus, bersinar penuh kemuliaan, ini adalah Petrus yang sama, yang bisa mengenali Yeusu bahwa DIA adalah Mesias, Anak ALLAH. Namun ada Yang lebih dikenali dari sosok Petrus adalah penyangkalannya tiga kali saat Yesus ditangkap dan disiksa. Yesus sudah mengatakan sebelum nya bahwa Petrus akan menyangkal DiriNya tiga kali namun Petrus mengelak dan yakin bahwa dia tidak akan menyangkal Yesus, bahkan rela sampai mati demi Yesus. Akhirnya penyangkalan itu terjadi.  Namun saat ayam jantan berkokok Petrus menyadari apa yang telah dilakukannya dan apa yang telah Guru Nya katakana padanya sebelumnya. Petrus menangis sejadi-jadinya. Cerita Petrus tidak berhenti sampai disini.

Di Kisah Para Rasul bab 2 Lukas mencatat bahwa Petrus memberikan Kotbah nya yang pertama di hadapan banyak orang:
Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka: "Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem, ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. (Acts 2:14)

Tidak terlihat sedikitpun ketakutan dalam diri Petrus dari narasi diatas. Kita sepertinya menyaksikan orang yang berbeda. Yang sebelumnya ketakutan luar biasa karena disangkut-pautkan dengan Nama yesus. Sekarang malahan mengungkapkan identitasnya sebagai Murid Yesus dihadapan banyak orang dan bersaksi atas Nama Yesus Kristus dihadapan banyak orang juga.
Petrus yang sekarang telah belajar dari kesalahannya yang terdahulu. Dahulu dia mengandalkan kekuatan dirinya sendiri, sekarang dia mengandalkan Roh Kudus. Dia menjadi pribadi yang berbeda.
EVE

Kita sebagai pemimpin juga bisa belajar dari Eve atau Hawa. Selama ini kita kenal Eve dalam peranannya pada persitiwa kejatuhan manusia. Namun jarang kita sorot kehidupannya setelah keluar dari Taman Eden. Biasanya ketika kita membaca Kitab Kejadian kita hanya focus pada Adam kemudian persitiwa Kain dan Habel dan seterusnya. Sepertinya tidak ada yang bisa dicontoh dari Eve. Justru sebaliknya Eve adalah wanita yang sangat luar biasa. Dia tidak berdiam dalam nasib yang diakibatkan dari kesalahannya. 

Bayangkan jadi seorang Eve, Tuhan menciptakannya untuk menolong Adam, dia memasuki dunia nya Adam yang sangat luar biasa, sempurna, tidak ada rasa sakit, tidak ada air mata, tidak ada kesakitan tidak ada dosa. Namun justru kemudian hari dia struggle dalam ketaatan kepada Tuhan bahkan mempengaruhi Adam untuk ikut jatuh dalam dosa. Konsekuensi atas tindakan mereka adalah kehancuran yang luar biasa bahkan penderitaan yang diakibatkan atas dosa mereka kita masih bisa rasakan sampai sekarang. 

Kehidupan Eve berubah dari suatu keadaan yang enak nyaman tanpa kesakitan, sekarang dia memasuki dunia yang keras, lingkungan yang kejam, tanah yang tidak lagi bersahabat. Namun kita melihat bahwa di kehidupan berikutanya ini Eve bangkit dari kesalahan yang dilakukannya. Dia mampu pulih dari kesalahan yang dibuatnya dan terus menjalani hidup.
Dari anak pertamanya kita tahu bahwa Eve tidak marah kepada Tuhan karena mengusirnya, bahkan dia bersyukur kepada Tuhan, hubungannya dengan TUHAN dipulihkan. Eve memberi nama anak pertamanya Kain.
Kemudian manusia itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan pertolongan TUHAN."  (Genesis 4:1)

Ada komunikasi antara Eve dan Tuhan, luar biasaaa!!! Ini mungkin luput dari perhatian kita. Bahwa kelahiran Kain menandakan bahwa TUHAN menolong Eve, nyata hubungan antara Eve dan Tuhan dipulihkan, dan Eve mengakui ketergantungannya kepada pertolongan Tuhan.  Eve moving forward!!!
Benar pada akhirnya kita tahu bahwa Kain tumbuh menjadi orang yang mudah marah dan suka dengki kepada adiknya. Alkitab tidak mencatat bagaimana Adam dan Eve membesarkan mereka berdua, Kain dan Habel. Kain membunuh Habel. Menyebabkan Eve menjadi orang pertama atau bahkan seorang ibu pertama yang megalami tragedy keluarga ini. Pasti mengalami rasa sakit dan kehilangan apalagi yang membunuh adalah anak yang satunya lagi, anak pertamanya yang didapat dari pertolongan TUHAN.

Namun kali ini Eve tidak mempertanyakan Tuhan mengapa semua ini terjadi. Eve tidak memakai rasa sakit nya untuk menolak TUHAN dan mempertanyakan janjiNya. Ingat TUHAN berkata bahwa dari keturunannya akan lahir orang yang akan menginjak kepala ular. Eve telah belajar dari kesalahannya dai tidak meragukan Firman TUHAN seperti ketika masih di Taman Eden pada masa itu. Kali ini Eve mempercayai Firman Tuhan, mempercayai Janji Tuhan, mempercayai TUHAN.
Ketika lahir anak ketiga Eve malahan bersyukur kepada TUHAN atas kehidupan baru yang dijalaninya.

Adam bersetubuh pula dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan menamainya Set, sebab katanya: “Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti Habel; sebab Kain telah membunuhnya.”  (Genesis 4:25)

Tidak diragukan lagi bahwa Eve menjadi contoh bagi kita semua, para pemimpin. Eve adalah pemimpin yang kuat karakternya, menerima segala konsekuensi dari kesalahan pilihan nya saat itu dan belajar dari kesalahannya tersebut. Sesuai dengan nama yang melekat padanya Eve menjadi ibu bagi semua yang hidup.

Leaders don’t become discouraged when they fail. 
They pick themselves back up and continue on. 
Leaders do better next time.

Pengalaman adalah berharga, apalagi pengalaman yang melibatkan kesalahan kita pasti sesuatu yang memberikan dampak pada kehidupan kita selanjutnya. Masalahnya adalah apakah kita mau belajar dari kesalahan itu dan tidak duduk terpekur mengasihani diri sendiri dan tidak berbuat apa-apa!

Come on! Wake up people! Rise up Leaders!

Clive Staples Lewis pernah berkata :

“Experience: that most brutal of teachers. But you learn, my God do you learn”

No comments:

Post a Comment