PEMIMPIN BELAJAR DARI KESALAHAN dan BANGKIT
Alkitab menyimpan banyak
kebijakasanaan dan suri tauladan yang luar biasa. Penuh dengan kisah
orang-orang biasa yang melakukan hal-hal luar biasa karena keputusan yang
mereka buat, telah mengubah tidak hanya hidup mereka namun orang-orang
disekitar mereka bahkan nama mereka tercatat dalam Alkitab dan akhirnya
menginspirasi banyak orang yang membaca kisah mereka.
Saya percaya bahwa setiap dari
kita adalah pemimpin, paling tidak saat ini kita memimpin diri kita sendiri,
jika kita sudah berkeluarga kita menjadi pemimpin atas orang-orang yang ada di
dalam rumah kita, istri sudah pasti,
juga ada anak-anak. Istri juga adalah pemimpin dalam rumah tangga, dia menjadi teladan
bagi anak-anak nya. Dan dalam bahtera rumah tangga berpartner dengan sang suami
sebagai kepala rumah tangga yang adalah pemimpin nya juga.
Dalam menjalani kehidupan, dalam
kita memimpin pasti tidak selalu berjalan dengan mulus adakalanya kita
mengalami kegagalan dan kesalahan. Alkitab mencatat banyak sekali para tokoh
Alkitab yang jatuh bangun dan belajar dari kesalahannya kemudian bergerak lebih
dahsyat lagi.
Salah satu dari karakter seorang
pemimpin yang perlu dibangun adalah sikap atau karakter untuk belajar dari
kesalahan dan menggunakan moment tersebut sebagai titik tolak untuk bertumbuh
dan membangun sesuatu yang baru lagi.
SIMON PETRUS
Contoh klasik yang biasanya jadi
referensi adalah Simon Petrus. Ya benar semua orang tahu siapa Simon Petrus,
bukan Peters Kriss loh yaa? Peters belum lahir saat ini. Ini Simon yang disebut
Petrus yang dijuluki Batu Karang, soko guru Gereja. Masuk dalam kelompok Murid
Yesus yang utama. Petrus yang dikenal berjalan di atas air walau hanya
sebentar, Petrus yang sama, yang pergi bersama Yesus ke Gunung dan menyaksikan
Transfigurasi dari Yesus Kristus, bersinar penuh kemuliaan, ini adalah Petrus
yang sama, yang bisa mengenali Yeusu bahwa DIA adalah Mesias, Anak ALLAH. Namun
ada Yang lebih dikenali dari sosok Petrus adalah penyangkalannya tiga kali saat
Yesus ditangkap dan disiksa. Yesus sudah mengatakan sebelum nya bahwa Petrus
akan menyangkal DiriNya tiga kali namun Petrus mengelak dan yakin bahwa dia
tidak akan menyangkal Yesus, bahkan rela sampai mati demi Yesus. Akhirnya
penyangkalan itu terjadi. Namun saat ayam
jantan berkokok Petrus menyadari apa yang telah dilakukannya dan apa yang telah
Guru Nya katakana padanya sebelumnya. Petrus menangis sejadi-jadinya. Cerita
Petrus tidak berhenti sampai disini.
Di Kisah Para Rasul bab 2 Lukas
mencatat bahwa Petrus memberikan Kotbah nya yang pertama di hadapan banyak
orang:
Maka bangkitlah Petrus berdiri dengan
kesebelas rasul itu, dan dengan suara nyaring ia berkata kepada mereka:
"Hai kamu orang Yahudi dan kamu semua yang tinggal di Yerusalem,
ketahuilah dan camkanlah perkataanku ini. (Acts 2:14)
Tidak terlihat sedikitpun
ketakutan dalam diri Petrus dari narasi diatas. Kita sepertinya menyaksikan
orang yang berbeda. Yang sebelumnya ketakutan luar biasa karena
disangkut-pautkan dengan Nama yesus. Sekarang malahan mengungkapkan
identitasnya sebagai Murid Yesus dihadapan banyak orang dan bersaksi atas Nama
Yesus Kristus dihadapan banyak orang juga.
Petrus yang sekarang telah
belajar dari kesalahannya yang terdahulu. Dahulu dia mengandalkan kekuatan
dirinya sendiri, sekarang dia mengandalkan Roh Kudus. Dia menjadi pribadi yang
berbeda.
EVE
Kita sebagai pemimpin juga bisa
belajar dari Eve atau Hawa. Selama ini kita kenal Eve dalam peranannya pada
persitiwa kejatuhan manusia. Namun jarang kita sorot kehidupannya setelah
keluar dari Taman Eden. Biasanya ketika kita membaca Kitab Kejadian kita hanya focus
pada Adam kemudian persitiwa Kain dan Habel dan seterusnya. Sepertinya tidak
ada yang bisa dicontoh dari Eve. Justru sebaliknya Eve adalah wanita yang
sangat luar biasa. Dia tidak berdiam dalam nasib yang diakibatkan dari
kesalahannya.
Bayangkan jadi seorang Eve, Tuhan
menciptakannya untuk menolong Adam, dia memasuki dunia nya Adam yang sangat
luar biasa, sempurna, tidak ada rasa sakit, tidak ada air mata, tidak ada
kesakitan tidak ada dosa. Namun justru kemudian hari dia struggle dalam
ketaatan kepada Tuhan bahkan mempengaruhi Adam untuk ikut jatuh dalam dosa.
Konsekuensi atas tindakan mereka adalah kehancuran yang luar biasa bahkan
penderitaan yang diakibatkan atas dosa mereka kita masih bisa rasakan sampai
sekarang.
Kehidupan Eve berubah dari suatu
keadaan yang enak nyaman tanpa kesakitan, sekarang dia memasuki dunia yang
keras, lingkungan yang kejam, tanah yang tidak lagi bersahabat. Namun kita
melihat bahwa di kehidupan berikutanya ini Eve bangkit dari kesalahan yang
dilakukannya. Dia mampu pulih dari kesalahan yang dibuatnya dan terus menjalani
hidup.
Dari anak pertamanya kita tahu
bahwa Eve tidak marah kepada Tuhan karena mengusirnya, bahkan dia bersyukur
kepada Tuhan, hubungannya dengan TUHAN dipulihkan. Eve memberi nama anak
pertamanya Kain.
Kemudian manusia
itu bersetubuh dengan Hawa, isterinya, dan mengandunglah perempuan itu, lalu
melahirkan Kain; maka kata perempuan itu: "Aku telah mendapat seorang anak laki-laki dengan
pertolongan TUHAN." (Genesis
4:1)
Ada komunikasi antara Eve dan
Tuhan, luar biasaaa!!! Ini mungkin luput dari perhatian kita. Bahwa kelahiran
Kain menandakan bahwa TUHAN menolong Eve, nyata hubungan antara Eve dan Tuhan
dipulihkan, dan Eve mengakui ketergantungannya kepada pertolongan Tuhan. Eve moving forward!!!
Benar pada akhirnya kita tahu
bahwa Kain tumbuh menjadi orang yang mudah marah dan suka dengki kepada
adiknya. Alkitab tidak mencatat bagaimana Adam dan Eve membesarkan mereka
berdua, Kain dan Habel. Kain membunuh Habel. Menyebabkan Eve menjadi orang
pertama atau bahkan seorang ibu pertama yang megalami tragedy keluarga ini.
Pasti mengalami rasa sakit dan kehilangan apalagi yang membunuh adalah anak
yang satunya lagi, anak pertamanya yang didapat dari pertolongan TUHAN.
Namun kali ini Eve tidak
mempertanyakan Tuhan mengapa semua ini terjadi. Eve tidak memakai rasa sakit
nya untuk menolak TUHAN dan mempertanyakan janjiNya. Ingat TUHAN berkata bahwa
dari keturunannya akan lahir orang yang akan menginjak kepala ular. Eve telah
belajar dari kesalahannya dai tidak meragukan Firman TUHAN seperti ketika masih
di Taman Eden pada masa itu. Kali ini Eve mempercayai Firman Tuhan, mempercayai
Janji Tuhan, mempercayai TUHAN.
Ketika lahir anak ketiga Eve
malahan bersyukur kepada TUHAN atas kehidupan baru yang dijalaninya.
Adam bersetubuh pula
dengan isterinya, lalu perempuan itu melahirkan seorang anak laki-laki dan
menamainya Set, sebab katanya: “Allah telah mengaruniakan kepadaku anak yang lain sebagai ganti
Habel; sebab Kain telah membunuhnya.” (Genesis 4:25)
Tidak diragukan lagi bahwa Eve
menjadi contoh bagi kita semua, para pemimpin. Eve adalah pemimpin yang kuat
karakternya, menerima segala konsekuensi dari kesalahan pilihan nya saat itu
dan belajar dari kesalahannya tersebut. Sesuai dengan nama yang melekat padanya
Eve menjadi ibu bagi semua yang hidup.
Leaders don’t
become discouraged when they fail.
They pick themselves back up and continue
on.
Leaders do better next time.
Pengalaman adalah berharga,
apalagi pengalaman yang melibatkan kesalahan kita pasti sesuatu yang memberikan
dampak pada kehidupan kita selanjutnya. Masalahnya adalah apakah kita mau
belajar dari kesalahan itu dan tidak duduk terpekur mengasihani diri sendiri
dan tidak berbuat apa-apa!
Come on! Wake up people! Rise up
Leaders!
Clive Staples Lewis pernah
berkata :
“Experience: that most brutal of
teachers. But you learn, my God do you learn”
No comments:
Post a Comment