Tuesday, May 16, 2017

Kitab Samuel, Sebuah Bukti TUHAN Pegang Kendali



Sebuah pengantar Kitab  Satu Samuel

Dalam Alkitab kita buku Samuel ini dibagi menjadi 2, namun sejatinya dalam kitab asalnya, Kitab Ibrani, Jewish Scripture buku Samuel ini dijadikan satu. Dimasukkan dalam kelompok Neviim atau tulisan Nabi-nabi, nabi-nabi awal. Namun supaya ulasannya tidak kebanyakan dalan satu bacaan maka saya akan mengikuti pembagian dalam Alkitab kita. So kita akan bahas nant, di catatan ini Kitab 1 samuel terlebih dahulu, kemudian 2 Samuel dan jika ada kesempatan nanti coba menyusunnya dalam sebuah kesimpulan dengan melihat strukturnya jika buku ini dijadikan satu.
Kisah sejarah yang dicatat di  Samuel melipuit 150 tahun lamanya, sebuah buku catatan sejarah yang dilihat dari sudut pandang seorang nabi, jadi tentunya tulisannya adalah sudut pandang prophetic untuk mencatat dan memberitahukan kepda pembacanya  bagaimana TUHAN melihat segala sesuatunya  dan kemudian hanya mengambil point-point yangpenting saja bagi TUHAN.  Buku ini dinamakan sesuai dengan nama Nabi yang mendominasi hampir disemua kisah dalam buku tersebut, sangat dimungkinkan juga bahwa Samuel sendirilah yang menulis sebagian besar dari Kitab Samuel ini. Catatan ini meliput perubahan-perubahan besar yag terjadi pada sejarah Israel dan peristiwa-peristiwa yang mempertajam bentuk bangsa Israel dan yang jelas dn penting adalah mencatat bangkitnya Raja Agung sepanjang sejarah Israel, yakni Raja Daud yang pengaruhnya dan kemasyuhrannya masih diingat sampai sekarang, bahkan menurut saya lebih termashyur Daud daripada Raja Salomo.

Abraham, moyang bangsa Israel hidup kira-kira tahun 2000 SM, Daud naik tahta kira-kira di tahun 1000 M. Janji Tuhan kepada Abraham bahwa keturunannya akan memliki negeri yang dijanjikan baru benar-benar terpenuhi pada saat Daud jadi raja atas semua suku Israel, perlu 1000 tahun dari kitab kejadian hingga sampai pada  kitab Samuel dan naiknya Daud dalam panggung sejarah. Dalam perjalanan waktu menjadi sebuah bangsa dan kemudian terorganisir dan mengambil system kerajaan, Israel mengalami empat fase perubahan, dan perubahan terbanyak ada di Kitab Samuel ini

  • Dari tahun 2000 sampai 1500 SM Israel dipimpn oleh para Patriakh, yakni Abraham, Ishak dan Yakob dan Jusuf, dalam periode ini, mereka belum dikenal sebagai sebuah bangsa
  • Dari tahun 1500 sampai 1000 SM mereka dipimpin oleh Nabi-nabi, mulai dari Musa  sampai Samuel, sudah dikenal sebagai bangsa
  • Dari tahun 1000 sampai 500 M bangsa Israel dipimpin oelh Raja-raja, dari Saul sampai Zedekia
  • Dari tahu 500 sampai pada jaman Yesus, Israel dipimpin oleh Imam-imam dari Imam Joshua sampai pada jaman Hanas dan Kayafas.

Masa Daud berkuasa bagi orang-orang Yahudi adalah era kejayaan, keemasan bangsa Israel, damai tidak ada perang, semua wilayah tanah perjanjian hampir seluruhnya sudah ditaklukan, bangsa-bangsa disekitarnya takluk dan tiadk berani mengganggu, Daud sebagai raja disegani oleh kawan maupun lawannya, masa-masa kelimpahan juga bagi seluruh rakyat Israel, relationship dengan TUHAN juga terjaga dengan baik.  Bahkan sampai sekarang pun orang Yahudi ingin kerajaan Israel dibawah pemerintahan Daud dipulihkan dan ada diantara mereka. Benar ada juga hal-hal buruk terjadi di Kitab Samuel yang dicatat disana, pun dalam masa pemerintah Daud, tetapi dibanding masa pemerintahan Raja lainnya Daud yang paling baik, memulai dengan baik dan mengakhirinya dengan baik pula.

Samuel banyak disebut sebagai hakim terakhir Israel.  Dalam dunia Perjanjian Lama pengaruhnya hanya bisa dikalahkan oleh Moses, orang-orang Israel sangat menaruh hormat padanya. Samuel juga adalah pemimpin dari kelompok nabi-nabi, Samuel lah yang mengurapi Raja pertama Isarel dan dia juga lah yang mengurapi Daud menjadi Raja.

Dimasa Samuel menjadi hakim dan seterusnya ancaman terbesar terhadap eksistensi Israel datang dari bangsa Filiistin yang datang dari daerah pesisir. Pertama-tama kita melihat Samuel yang adalah keturunan suku lewi ditempatkan sebagai asisten Imam Eli di Tabernakel. Disana dia dibesarkan namun panggilan dia bukan menjadi Imam di Kemah Tuhan, tetapi Tuhan memerikan tugas kepadanya sebagai Nabi atas umatNYa, akhirnya reputasinya sebagai Nabi TUHAN dikenal suluruh suku Israel. Kembali ke narasi Filistin, mereka menindas Israel selama 40 tahun dan bahkan sempat merampas Tabut Perjanjian. Tetapi ini blunder buat mereka, karena mendatangkan bencana terhadap mereka. Filistine mempunyai lima kota utama dan disaat mereka meimnadhakn Tabut Perjanjian ke kota-kota yang ada tersebut, tiap kali pula wabah dan tulah melanda kota dimana Tabut Perjanjian diletakkan. Sehingga mau tidak mau  mereka harus menhgembalikan Tabut Perjanjian tersebut kepada orang-orang Israel namun harus dengan membawa persembahan, kejadian ini adalah kejadian paling menggelikan, mereka merampas Tabut, mereka pikir itu adalah kemenangan, eh malahan mereka mendapat kemalangan dan untuk mengembalikannyapun mereka harus membayar persembajan dengan emas seusuai wabah tulah yang menimpa mereka sebanyak jumlah kota yang ada. Akhirnya diantarkannya Tabut Perjanjian tersebut dengan lima tikus emas dan lima tumor emas.
Filistine dikalahkan dibawah kepemimpinan Samuel, namun ketika Israel dibawah pemerintahan Saul terjadi pasang surut dengan Filistine ini, sepanjangpemerintahan Saul, Filistine menjadi musuh utamanya, bahkan Saul bisa dikatakan kalah dengan Filistin, Daudlah yang kemudian benar-benar mengalahkan Filistin sehingga Israel dikaruniai keamanan selama pemerintahnannya. Setaelah perannya sebagai Nabi, pada saat keadaan aman di Israel, Samuel bekerja sebagai hakim di Rama dimana dia tinggal.

Jadi Samuel memegang tiga tugas dan jabatan sekaligus, Imam, Nabi dan Hakim. Itulah sebabnya kemasyuharannya diantara rakyat Israel hanya bisa ditandingi oleh Musa saja. Namun demikain saat Samuel sudah tua dan anak-anaknya tidak bisa diandalkan, orang-orang Israel mulai berteriak-teriak minta raja. Sebenarnya permintaan mereka untuk diberi raja tidaklah jelek, bahkan TUHAN pun sudah menjanjikan mereka akan memliki raja sejak TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abraham,
Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. (Gen 17:6)
Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya." (Gen 17:16)

Bahkan di kitab Ulangan pun Tuhan sudah tahu juga bahwa nanti mereka akan meminta seorang raja, masalahnya mereka meminta raja dengan alasan  yang salah, yang mereka inginkan sebenarnya adalah embuat raja ini berperang bagi mereka, ini adalah alasan yang salah!!! Sebab TUHAN lah yang berperanng bagi mereka, selama ini TUHANlah yang berperang bagi mereka dan TUHAN akan terus berperang bagi mereka. Mereka gagal melihat bahwa saat mereka mempunyai relationship yang baik dengan TUHAN mereka menang, saat mereka jauh dari TUHAN mereka akan kalah, perjalanan tiap hakim dalam setiap jaman dan areanya tidak membuat mereka belajar sesuatu, mereka gagal mencermati pola TUHAN bekerja dalam kehidupan mereka. Mereka tidak bisa melihat, mereka tidak mengerti bahwa TUHANlah yang telah memmberikan kemenangan kepada mereka selama ini. Mereka takut Samuel sudah tua dan tidak bisa berperang lagi. 

Narasi antara pasal 7 dan pasal 8 1 Samuel memberi tahu kita

Demikianlah orang Filistin itu ditundukkan dan tidak lagi memasuki daerah Israel. Tangan TUHAN melawan orang Filistin seumur hidup Samuel, dan kota-kota yang diambil orang Filistin dari pada Israel, kembali pula kepada Israel, mulai dari Ekron sampai Gat; dan orang Israel merebut daerah sekitarnya dari tangan orang Filistin. Antara orang Israel dan orang Amori ada damai. Samuel memerintah sebagai hakim atas orang Israel seumur hidupnya. (1Sa 7:13-15)
dan berkata kepadanya: "Engkau sudah tua dan anak-anakmu tidak hidup seperti engkau; maka angkatlah sekarang seorang raja atas kami untuk memerintah kami, seperti pada segala bangsa-bangsa lain." (1Sa 8:5)

Mereka takut kehidupan mereka tidak akan aman lagi sepeninggal Samuel.
Kehidupan spiritual bangsa Israel dan kehidupan bernegara berbangsa merka sudah sangat bobrok, bahkan sebagai bangsa dengan banyak suku, di akhir Hakim-hakim sudah terlihat tanda-tanda disintegrasi. Mereka memang membutuhkan Raja, TUHAN tahu itu, namun saying mereka alasannya salah sehingga Samuel marah-marah dan jengkel. Jadi ancaman sebenaranya bukan bangsa-bangsa disekitar mereka, namun bahaya datang dari dalam Israel sendiri, desintegrasi dan mereka akan mélange perjanjian, TUHAN memberikan mereka raja untuk menjaga Perjanjian tersebut. Raja mengelola Pernjanjian, nabi tugasnya menginterpretasi ketetapan dari TUHAN.
Akhirnya TUHAN memberikan dia seorang raja, seorang dari suku Benyamin, suku yang hampir punah di masa hakim-hakim berkuasa. Tentang Saul mulai dari pengangkatannya sampai matinya ada banyak hal menarik dan penting yang bisa kita jadikan pelajaran, bagaimana TUHAN bekerja dalam pribadi orang-orang di bumi ini.

Di kitab Satu Samuel ini Daud juga muncul, setelah Saul menjadi Raja dan memerintah dan terlibat banyak pertempuran dengan Filistin, ada sebuah episode yang sangat familiar dengan kita semua. Episode Goliath, seorang jagoan dari Filistine dengan tinggi Sembilan kaki, seorang tentara  professional sepanjang hidupnya, petarung sejak dari masa mudanya. Daud yang masih sangat muda dikirim oleh bapaknya untuk menengok abang-abangnya di garis depan, ditempat dimana Goliat ini mengejek dan nyinyirin tentara Israel yang berkemah saling berhadapan dengan tentara Filistin. Goliath mengejek dan menantang jagoan Israel untuk duel satu-satu melawannya. Tidak ada satupun dari tentara Israel yang berani menerima tantangan ini, dan hal ini bisa dan sangatb dimengerti melihat dari postur Goliat yang memnag tinggi besar, belum lagi pengalamnnya, bahkan Saul pun pastilah mengerti dan tidak marah mengapa tidak ada satupun jagoannya yang berani menerima tantangan tersebut.  Lalu datanglah Daud dalam scene, dan melihat ini semua timbullah niat melawan Goliath ini, dan diapun menawarkan diri untuk menjawab tantangan Goliath. Daud tidak megenakan baju perang karena memang dia masih kecil, dia hanya mempersenjatai diri dengan ketapel, slingshot dan memungut lima buah batu kali saat dia menyeberangi sungai untuk menjawab tantangan Goliath. Ketapelnya berdesing-desing hanya dengan batu pertama ayunan slingshot Daud merobohkan Goliath dan batu nya mengenai dahinya tepat diaantara kedua mata Goliath. Goliath roboh, tersungkur ke tanah, Daud mengambil pedang Golitah dan memenggal kepala Goliath dengan pedang tersebut. Selanjutnya sebelum pedang ini disimpan di Nob, pedang Goliath ini tergantung di tenda Daud dan menjadi semacam trophy kebanggaan, sementara kepala Goliath dijinjingnya menghadap Saul.
Pertanyaannya, mengapa Daud mengambil 5 batu dari kali? Karena Goliath adalah lima bersaudara, dia masih mempunyai 4 saudara lagi, so Daud bersiap sedia untuk menghadapi kemungkinan empat saudara Goliath lainnya muncul dan menghadangnya. Daud pasti mendapat informasi ini ketika dia mencari tahu tentang Goliath dari tentara Israel saat Daud mennanyakan tentang Goliath yang berani mengejek tentara TUHAN.

Peristiwa ini adalah titik tolak kehidupan Daud, dia tidak akan pernah menyangka bahwa hidupnya berubah sedemikian drastisnya, datang ke garis depan hanya karena mematuhi perintah bapaknya untuk menengok keadaan abang-abangya di garis depan sekaligus mengantarkan ransum makanan buat mereka, tetapi sampai disana Daud malahan menjadi Pahlawan bagi bangsanya.

Peristiwa ini membuat Daud dikenal oleh public, rakyat Israel mengenalnya sebagai pembebas bangsa Israel karena mengalahkan Goliath yang memicu keberanian lasykar Israel sehingga mereka bergerak dan memukul kalah tentara Filistin ketika melihat Goliath roboh dan dikalahkan oleh Daud. Seketika itu juga Daud menjadi orang yang disegani di kalangan tentara, dan kemudian menjadi  pemimpin sebuah pasukan. Dan tidak lama kemudian Daud menjadi sahabat Yonatan, putra raja Saul. Persahabatan mereka terus bertumbuh dan berkembang menjadi sangat erat, meskipun pada saat bersamaan juga terjadi ketegangan antara Saul dan Daud.

Saul yang peragu dan seringkali terlihat tidak percaya diri, suka mendengarkan rumor ataupun gossip tanpa mencari kebenaran tetap TUHAN pakai, sejatinya ada harapan untuk terjadinya suatu perubahan besar, sebab awalnya Saul menunjukkan sebagai seseorang yang menjanjikan, seorang Benjamin dari Gibea, secara fisik sangat mempesona  bagi siapapun yang melihatnya, sopan, jujur dan murah hati paling hal ini ditunjukkan di awal-awal kepempipinnanya, sifat peragu dan tidak percaya diri hilang atau tidak keliatan, mungkin karena urapan TUHAN yang ada padanya. Namun Saul jatuh dalam jebakan sama seperti kita saat diberikan otoritas, tanggung jawab yang besar dan kekuasaan, Saul mulai merasa bahwa semua itu adalah miliknya sendiri yang harus dia pertahankan, penuh prasangka, asumsi dan kecurigaan yang sangat berlebihan, Saul lupa bahwa semua yang dia terima adalah TUHAN yang beri., mulai tidak sabar yang kemjudian berakibat pada ketidakpatuhan. Seperti saat Tuhan perintahkan Saul lewat Samuel untuk menghapus Amalek dari muka bumi, Saul tidak mematuhinya malahan dia menyelamatkan ternak-ternak sebagai rampasan dan tidak membunuh raja Amalek, Agag (keturunannya ini akan menjadi musuh Israel nantinya, yakni Haman, kita kan bertemu dengannya nanti di Kitab Esther)

Samuel sangat marah, dan kemarahannya adalah ekspresi murka TUHAN terhadap ketidaktaatan Saul, kemudian Samuel membunuh Agag dengan tangannya sendiri.
Saul tidak memiliki integritas yang dibutuhkan unutk menjadi seorang Raja Israel, kerajaaan yang menghormati TUHAN haruslah dipimpin oleh oramg yang pribadinya juga menghormati TUHAN. Saul tidak ditakdirkan untuk terguling dan jatuh, sepertinya Saul tidak bisa mengendalikan setiap keputasnnya dengan baik, selalu tergesa-gesa. Bahkan TUHAN menginginkan Saul menjadi Raja yang hebat dan mengalami perubahan dalam perjalanannya bahkan TUHAN pun  menolongnya dengan memberikan ROh KudusNya kepada Saul.  Tetapi kita tahu bahwa TUHAN tidak peranh memaksakan sebuah kesalehan, kekudusan, ketaatan . Kasih karunia TUHAN persuasive namun tidak pernah sekalipun memaksa.

Terlepas dari kekecewaan Tuhan atas Israel akan kemunduran moral bangsa Israel di masa hakim-hakim dan masa awal pemertintahan kerajaan, KEDAULATAN TUHAN nampak dengan melihat TUHAN berkuasa penuh dan bertanggung jawab atas Israel, lihat saja peristiwa-peristiwa yang terlihat kedaulatan TUHAN disana

  • Tuhan membuka Rahim wanita yang mandul dan melahirkan Samuel, utusan TUHAN yang akan membawa angin perubahan, transisi ke system kerajaan, 1 Sam pasal 1

  • Kemenangan Filistine atas Israel hingga bisa merapas Tabut Perjanjian berupa menjadi kekalahan telak tanpa adanya campur tangan manusia buat berperang membalas kekalahan tersebut (1 Sam 4 – 1 sam 6)

  • Raja yang diinginkan oleh orang banyak menjadi Raja yang diurapi TUHAN  1 Sam 8-10,

  • Raja tersebut ditolak karena ketidaktaatannya 1 sam 13 dan 1 sam 15

  • Anak kedelapan dari sebuah keluarga di Bethlehem, adalah orang yang diperkenanoleh TUHAN sendiri, terpilih menjadi Raja Israel dimasa mendatang.

Jadi pada intinya Kitab 1 samuel adalah tentang munculnya Daud, Tuhan memperkenalkan Daud kepada bangsa Israel. Kitab 2 Samuel menceritakan tentang masa empat puluh tahun Daud memerintah Israel.

Tidak seperti pemerintahan Saul, Tahta Kerajaaan Daud atas Israel adalah kekal, dan salah satu dari keturunannya, nanti akan menjadi RAJA yang KEKAL atas selutuh Bumi. Yesus Kristus adalah pewaris terakhir, final dari Tahta Daud . Yesus Kristus mengabadikan, menghidupka terus menerus kebajikan, keberanian, kebaikan leluhurnya tanpa ada cela sedirkitpun, Yesus adalah Gembala dan Raja yang sempurna dan kekal bagi bumi ini.


Kita akan sambung lagi di 2 Samuel yak…

TUHAN memberkati!

@peterskriss

No comments:

Post a Comment