Sunday, September 27, 2015

CONNECT WITH GOD, WORSHIP GOD



CONNECT WITH GOD, WORSHIP GOD

Connect dengan Tuhan kembali  itu  selalu inisiatif nya Tuhan bukan manusia. Sejak semula Manusia yang memutuskan hubungan nya dengan TUHAN, Adam jatuh dalam dosa, tindakan dia membuat dosa masuk dalam manusia lebih parah lagi response yang Adam tunjukkan membuat putus hubungan manusia dengan Tuhan, padahal Tuhan sudah memberi kesempatan dengan  mencari Adam. Tuhan terus berupaya untuk  berkoneksi, tersambung kembali dengan manusia. Jadi Tuhan selalu menjad inisiatornya meski yang membuat koneksi putus adalah manusia.
Worship menjadi bagian penting dalam RECONNECT dengan TUHAN. Saya coba untuk melihat bagian tersebut dalam konteks Worship pujian dan penyembahan yang kita lakukan secara corporate, bersama-sama sebagai satu Tubuh Kristus, Gereja.

Let's see

Gereja memegang peranan penting dalam masa Perjanjian Baru, gereja yang saya maksud disini adalah bukan denominasi, namun sekelompok orang yang Yesus panggil keluar, di perjanjian Baru, kata Gereja bermula dari Ekklesia .

I commend to you our sister Phoebe, who is a deacon in the church in Cenchrea. (Romans 16:1)

Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang melayani jemaat di Kengkrea, (Roma 16:1)
Bandingkan…

Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara malaikat yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang hidup untuk menyampaikannya kepada kamu.  (Acts 7:38)

Church, jemaat, siding Jemaah  menggunakan kata yang sama yakni ; ekklesia

ἐκκλησία, ekklēsia dibaca : ek-klay-see'-ah
From a compound of G1537 and a derivative of G2564; a calling out, that is, (concretely) a popular meeting, especially a religious congregation (Jewish synagogue, or Christian community of members on earth or saints in heaven or both): - assembly, church.

Kata ekklesia terdiri dari kata depan "ek" yang berarti "ke luar" dan kata kerja "kalein" yang berarti "memanggil." Maka ekklesia berarti "orang-orang yang dipanggil ke luar." Secara singkat kira-kira beginilah artinya.
Kata dipanggil keluar, kita langsung teringat pada Keluaran. Sekarang bandingkan ini:

Keluaran 7:16 (TB)  Dan katakanlah kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan.

Umat Israel dipanggil keluar dari Mesir untuk menyembah, beribadah kepada TUHAN.
and say to him, 'GOD, the God of the Hebrews, sent me to you with this message, "Release my people so that they can worship me in the wilderness." So far you haven't listened.  (Exodus 7:16)
Release, let them go, so they can worship ME.

Dipanggil KELUAR untuk menyembah / WORSHIP GOD, the God of Hebrews. Setelah Yusuf mati secara kronologis “panggung” Alkitab beralih menyorot kehidupan Ayub, sementara ISRAEL terputus dengan TUHAN, baru kemudian Tuhan mengutus Musa untuk menjadi Messenger menyambung kembali Koneksi Israel dengan TUHAN, lewat Worship.
Tuhan inisiatif reconnect, calling His son from Egypt, orang-orang Israel hanya menangis saja.
Dan seterusnya sejarah kembali bergulir, Perjanjian Lama selesai, sepi seakan TUHAN terputus dan menyambung lagi melalui GerejaNYA dipanggil keluar untuk menyembah TUHAN. 

And so, dear brothers and sisters, I plead with you to give your bodies to God because of all He has done for you. Let them be a living and holy sacrifice—the kind He will find acceptable. This is truly the way to worship Him.  (Romans 12:1) NLT

Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai, kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka, sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini: "Bahkan jika binatangpun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu." Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar." Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel. Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga? Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan. (Hebrews 12:18-29)

Mohon maaf kutipannya panjang, intinya begini : Sejak hari Raya Pentakosta saat Roh Kudus dicurahkan pertama kali di Yerusalem itu adalah permulaan dari  Penebusan Raya, dipanggil keluar dari kegelapan kepada Terang. Sebuah Penyembahan di Masa yang baru telah datang, sebuah generasi, jemaat – ekklesia yang menyembah worship dan memuji praising Tuhan. Panggilan Injil adalah panggilan Worship, berbalik dari dosa dan menyembah nama Tuhan. The Gospel call is call to worship, to turn from sin and call upon the Name of The LORD . Dan tidak lagi menyembah di padang gurun, tetapi ke Tahta Tuhan dengan keberanian karena darah Kristus.

Saudara lihat pattern nya,
Jika Connect = worship GOD maka
Disconnect = Not worship GOD/ worship others that not GOD
Israel kuno ketika mereka tidak meyembah TUHAN, Allah Abraham Ishak dan Yakob mereka terputus dari Tuhan dan terbuang di pembuangan Babel dan Persia.

Hukum 1: Akulah Tuhan.....
Pada Bahasa aslinya Perintah pertama ini tidaklah dimulai dengan kata "Aku". Kata Ibrani untuk "Aku" adalah "ani". Tetapi di dalam perintah ini, kata yang dipakai adalah kata lain yaitu "anokhi". Arti dari kata "anokhi" tidak sesederhana arti "aku". Artinya sebenarnya adalah "I, myself" atau "aku sendiri". Berbeda daripada "ani", kata "anokhi" memiliki penekanan yang kuat yang menunjuk pada "aku" -- "aku-lah dia", dan bukan yang lain.
Kalimat pertama perintah ke-1 ini seolah-olah tidak memiliki sebuah perintah di dalamnya. "Akulah TUHAN, Elohimmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir". Di mana letak perintahnya? Perintah tersebut terkandung secara terselubung ketika kita mengerti kata "anokhi" ini. "I, myself". "Aku seorang diri". "Hanya saya saja". "Saya ini loh!" Penekanan yang ngotot seperti ini mengandung perintah untuk kita menyadari dan mengakui, bahwa Y-H-W-H lah Tuhan. Tidak ada yang lain. Dialah satu-satunya yang ada dan satu-satunya mengeluarkan Israel dari Mesir. Dia sendiri. Tidak ada yang lain. "Anokhi!" - I, Myself!

Jadi jika ada yang lain yang diandalkan berarti tidak menyembah TUHAN. Menyembah TUHAN berarti menaruh TUHAN di pusat, hanya DIA saja, hanya DIA seorang.
Orang Israel berpaling ke yang lain, maka terputuslah mereka dengan TUHAN, DISCONNECTED
Penyembahan membawa kita tersambung dengan TUHAN dengan hadiratnya, Yakobus 4:8 (TB)  Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.

We draw near to GOD through worship, GOD draw near to us because of worship
Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, (Hebrews 10:19)
let us draw near to God with a sincere heart in full assurance of faith…(Hebrews 10:22)

Saat menyembah kita menarik hadirat TUHAN dan kita juga mendekat kedalam Tahta TUHAN.

Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada TUHAN. Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik sambil memuji TUHAN dengan ucapan: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya." Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah TUHAN, dipenuhi awan,  sehingga imam-imam itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu, sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah. 2 Tawarikh 5:13-14 (TB) 


Saat ini  masanya Yohanes 4:23-24 (TB)  Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

Kita menyembah di alam Roh, sekalipun kenyataan tidak memungkinkan kita tahu Tuhan bekerja di secara spiritual.
Truth, Kebenaran kita harus tahu bagaimana yang benar, KEBENARAN tentang Penyembahan dan sikap kita dalam menghadapi hadirat TUHAN.

For where two or three come together in my name, there am I with them. (Matthew 18:20)
Dalam Date atau dalam fasilitasi pasti ada dua atau 3 orang atau lebih, Tuhan hadir, dan membuat Tuhan nyata dan bertahta disana melalui puji pujian umatNYA.
Yet You are holy, enthroned on the praises of Israel. (Psalms 22:3)

Dalam kita melayani jika kita tidak mengandalakan Tuhan kita mengandalkan diri sendiri, mengandalkan diri sendiri kita menyembah diri sendiri karena yang mendapat pujian adalah diri kita, kita menginginkan pujian yang adalah hak nya TUHAN. Namu  jika kita mengandalakna TUHAN, taruh Tuhan di pusat pelayanan kita, kita menyembah TUHAN, dan TUHAN hadir, hadiratnya nyata, pelayanan kita full of HIS Presence.

When we worship, we connect to GOD, bring HIS Presence to the people we serve, and connect them to GOD through Worship.

No matter what your situation is, just worship and praise HIM. It’s about attitude, in a spirit realm. We begin to see GOD as He is and then respond to His presence, not respond to our circumstances.

Mari kita lihat di Mazmur 95 bagaimana respon kita seharusnya;

  • Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita. (Psalms 95:1). Merespon dengan emosi kita, perasaan kita luapan sukacita. Menyanyi, bersorak,  mainkan music, sukacita

  • Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita. (Psalms 95:6). Merespon dengan kehendak kita, menundukkan kehendak kita.

  • Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, (Psalms 95:8) Merespon dengan pengertian, pola pikir kita, jiwa kita.

Jadi merespon dengan benar, kehendak, jiwa and emosi. Seluruh sisi kehidupan kita.
Jika respon nya salah, fatal akibatnya. Bukan hanya buat kita namun buat jiwa jiwa yang kita layani.

Ketika tabut TUHAN itu masuk ke kota Daud, maka Mikhal, anak perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja Daud meloncat-loncat serta menari-nari di hadapan TUHAN. Sebab itu ia memandang rendah Daud dalam hatinya.  (2 Samuel 6:16)

Ketika Daud pulang untuk memberi salam kepada seisi rumahnya, maka keluarlah Mikhal binti Saul mendapatkan Daud, katanya: "Betapa raja orang Israel, yang menelanjangi dirinya pada hari ini di depan mata budak-budak perempuan para hambanya, merasa dirinya terhormat pada hari ini, seperti orang hina dengan tidak malu-malu menelanjangi dirinya!"  (2 Samuel 6:20)

Tetapi berkatalah Daud kepada Mikhal: "Di hadapan TUHAN, yang telah memilih aku dengan menyisihkan ayahmu dan segenap keluarganya untuk menunjuk aku menjadi raja atas umat TUHAN, yakni atas Israel, --di hadapan TUHAN aku menari-nari, bahkan aku akan menghinakan diriku lebih dari pada itu; engkau akan memandang aku rendah, tetapi bersama-sama budak-budak perempuan yang kaukatakan itu, bersama-sama merekalah aku mau dihormati." Mikhal binti Saul tidak mendapat anak sampai hari matinya.  (2 Samuel 6:21-23)

Sikap Mikhal memandang rendah Daud sama saja memandang rendah hadirat Tuhan, akibatnya fatal, MANDUL.
Bayangkan sikap kita seperti ini, kita tidak akan menaburkan apa-apa ke kehidupan orang yang kita layani, sia-sia. Karena kita mandul, dan hanya menghasilkan kemandulan juga, tidak ada pertumbuhan, tidak ada buah.
Bukan hanya kita, namun orang yang kita layani!!!

Sikap yang benar adalah ikut bersorak sorai!!!
Yesaya 54:1 (TB)  Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan! Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yang tidak pernah menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami, firman TUHAN.

Ini sikap benar, prophetic!! Sekalipun kemustahilan yang dihadapi, kemandulan namun bersorak sorai, memuji dan menyembah akan ada buah-buah yang didapat. Ada banyak anak-anak rohani yang dilahirkan, leader-leader baru yang dilahirkan. Terobosan-terobosan.
Worship GOD menjadi Rahim bagi sebuah breakthrough!
Tidak worship GOD atau worship hal lain selain GOD, atau sikap yang salah hanya akan meghasilkan kemandulan, tanah gersang.
Worship GOD adalah menyuburkan tanah-tanah yang siap untuk ditanam benih sorgawi.
Worship GOD menyiapkan jalan bagi lawatan Breakthrough bagi masing masing orang yang kita layani, dalam konteks ini adalah para participants dalam group classes kita DB COC COL COB ataupun VP.
Bukan tentang kita, skill kita, jam terbang kita, namun tentang Tuhan yang kita muliakan dan tinggikan dalam pelayanan kita dalam pujian dan penyembahan kita kepada NYA.
Kehormatan bagi kita menjadi partner TUHAN untuk menjadi alatnya melahirkan pemimpin baru yang takut akan TUHAN, relevant di jaman nya dan di generasinya.
TUHAN memberkati.

[seperti yang dibagikan di retreat JPCC Community Classes 2015 di Highland Park Bogor, RECONNECT]


No comments:

Post a Comment