Friday, December 11, 2015

Jadi, Natalan tetap 25 DESEMBER!? Tidak berubah??



Hari Minggu tadi inginnya segera pulang setelah Ibadah. Namun ternyata jadi lama juga, tujuannya supaya bisa segera pulang dan meneruskan tulisan ini. Apa daya tadi selesai Sakramen Perjamuan Kudus, beberes sebentar langsung bergegas mencari Tante Yudi, siapa tahu ada property beliau yang bisa dipakai atau disewa dengan harga dibawah harga pasaran, maklum bro namanya juga masih berjuang di Ibu Kota ini yang katanya Ateng lebih kejam daripada ibu tiri. Well, mencari kesana kemari sambil telepon nempel di telinga, alhasil banyak yang saya pikir melambaikan tangan ke arah ku atau say hello atau memanggil seolah saya acuhkan, karena mata saya konsentrasi mencari Tante Yudi sementara telinga saya focus pada suara telepon. Jadi mohon maafkan kecuekan saya tadi jika sekiranya ada yang memanggil atau  memberi salam namun seolah saya tidak menanggapi. Akhirnya ketemu dengan beliau, Tante Yudi, namun belum bicara apa-apa karena ternyata teman-teman rombongan beribadah Sang Tante ingin segera pulang, jadilah urusannya ditangguhkan, dan nasib belum ditentukan. Hmmhmm… mungkin balik ke Solo, ke Bunker Base Camp Exess atau Turonngo Seto untuk pinjam tenda mereka… hahahaa

Mari kita kembali ke cerita asal – usul perayaan Natal ini.
Laporan adanya peringatan perayaan kelahiran Yesus, pertama kalinya disebutkan pada kalender Philocalus 354 M, pada saat itu pihak otoritas menyatakan bahwa Yesus lahir pada hari jumat tanggal 25 Desember 1 SM.

Tahun 312 M Kekristenan menjadi Agama resmi atas keputusan dari Kaisar Konstantine. Akhirnya Kekristenan tersebar ke seluruh jajahan Romawi dan semua orang yang berada di wilayah Romawi dan jajahannya wajib menjadi Kristen. Orang-orang Kristen yang tadinya teraniaya di awal pertumbuhannya sekarang setelah 4 Abad orang-orang Kristen bisa keluar dari persembunyiaannya bahkan menjadi orang-orang terhormat kala itu.

Yang terjadi adalah banyak orang-orang kafir, penyembah berhala, penganut agama-agama dewa-dewa popular pada masa itu menjadi Kristen bukan karena kesadaran atau keyakinan atau bertemu Yesus secara pribadi, namun karena terpakasa atau karena popular. Nah orang-orang ini tidak mau meninggalkan ritual mereka, yang sudah mereka jalani selama bertahun-tahun pada akhirnya ritual mereka beradaptasi dengan Kekristenan yang bagi mereka adalah agama baru yang diresmikan oleh Pemerintah. Jadi ritual mereka tetap sama namun di repackage, dikemas ulang.

Bagi bangsa Yahudi, peristiwa kelahiran tidak diperingati. Namun peristiwa kematianlah yang diingat. Makanya tidak peringatan kelahiran raja Daud, kelahiran Nabi-nabi namun yang dicatat biasanya adalah hari kematiannya dan tindakan-tindakannya semasa hidup. Itulah sebab nya pada masa para saksi sejarah masih hidup, ketika Gereja masih terdiri dari orang-orang Yahudi TIDAK ADA PERAYAAN NATAL. TIDAK ADA PERAYAAN MEMPERINGATI KELAHIRAN YESUS KRISTUS. Secara tradisi budaya tidak ada perayaan ulang tahun kelahiran di bangsa Yahudi.

Tanggal 25 Desember dinyatakan resmi sebagai tanggal memperingati Kelahiran Yesus Kristus baru ditetapkan pada tahun 440 M oleh Bapa-bapa pendiri gereja.

Berasal dari tradisi yang diadaptasi dari agama-agama Romawi yang dianut pada masa itu oleh pemeluk Kristen baru, sejak mereka pindah keyakinan. Mereka menjadi Kristen karena Negara sehingga tradisi peringatan hari raya agama lama mereka masih mereka bawa dan praktekan.

Tanggal 25 Desember sendiri asal muasalnya adalah sisa perayaan Saturnalia di Romawi, perayaan  dimulainya titik balik Matahari di musim dingin/winter. Hari-hari dimana malam-malam jadi sangat panjang dibanding dengan siang hari. Dan sepertinya Matahari akan mati dan bumi akan menjadi gelap tanpa Matahari. Perayaan Matahari ini berakar kuat dari agama-agama Babilonia. Bahkan bisa dikatakan hampir kepercayaan kepada Dewa-dewa pagan dan berhala-hala mempunyai sumber dari Babilonia, Bab-El, Yesaya 47. Bermula dari Babel, kemudian menyebar ke Persepolis / Persia dan kemudian Roma. Yup senua agama agama pagan memang bersumber dari Babel juga, mengalami perkembangan sana sini namun origins dari Babel. Sehingga perayaan, festival pagan pun menjadi festival Kristen setelah di repackage, ketika Kristen menjadi agama Negara kerajaan Romawi.

Mari kita lihat Babel, disebutkan lebih dari 300 kali dalam Alkitab. Nama itu bermula dari Nimrod yang ingin membuat suatu Menara yang menjulang ke langit supaya manusia menjadi satu bangsa, ini adalah pusat pemberontakan Nimrod kepada Allah, ingat bahwa Tuhan ingin manusia menyebar ke seluruh Bumi, namun Nimrod menentang itu, ia ingin manusia jangan kemana-mana namun berkumpul di satu tempat. Disinilah Manusia dikacaukan bahasanya oleh Tuhan, sehingga mereka mau tidak mau pergi bersama dengan orang yang sebahasa.

Tammuz anak dari Nimrod dan Semiramis diidentikan dengan Dewa Matahari Babilonia, dirayakan dan disembah di tanggal 22 – 23 Desember. Ketika musim dingin, matahari jadi semakin pendek umurnya, hari terang menjadi semakin pendek. Tammuz akan mati, dan untuk memperingatinya, dinyalakanlah balok kayu dalam perapian, tradisi ini dikenal dengan yule dalam Natal di belahan dunia yang dingin. Kenyataannya Bahasa Chaldean untuk kayu balok adalah “yule”
Keesokan hari nya tanggal 24-25 dirayakanlah kelahiran kembali “rebirth” dari Tammuz ini dengan mengganti kayu balok ini dengan menaruh pohon yang sudah dipangkas, dan terkadang dihias, inilah asal mula pohon terang. Inilah sejatinya tanggal 25 desember. Perayaan ini diterima oleh Romawi dan merayakannya sebagai perayaan Kelahiran Kembali Matahari.

Ketika Kekristenan diterima oleh kerajaan Roma menjadi agama Kerajaan, banyak praktek-praktek keagamaan dan tradisi tersebut diadaptasi dan digabungkan kedalam kekristenan, termasuk perayaan tanggal 25 desember, termasuk juga symbol-simbol yang ada didalamnya, Pohon natal, yule, mistletoe, dan pesta.

Jadi demikianlah asal-usul tanggal 25 Desember yang kemudian dirayakan oleh Gereja, diadopsi oleh bapa-bapa gereja untuk diperingati menjadi Hari Kelahiran sang Juru Selamat Yesus Kristus.
Jadi bagaimana pendapat kita? Apakah kita menerima nya setelah tahu semua ini ataukah menolaknya?

Bagi saya pribadi, tidak salah membuat sesuatu acara di tanggal 25 Desember, kita tahu apa yang kita rayakan, kita tahu siapa yang kita rayakan.  Justru ketika kita tahu semua ini kita tidak akan disesatkan. Coba bayangkan, 25 Desember menjadi hari yang dikenal seluruh penduduk dunia, yang Kristen atau bukan. Itu adalah sebuah keuntungan, sebuah berkat, bisa menjadi alat untuk menjangkau banyak jiwa, ceritakanlah tentang Yesus. Kembalikan Christ dalam Christmas. Kristus untuk semua, Yesus Kristus untuk semua orang.

Bagi saya jika ada yang menanyakan tentang tanggal 25 ini malah jadi kesempatan bagi saya untuk memperkenalkan Kristus Yesus bagi mereka.

Seandainya mereka mengatakan, “ Hey Peters, tahukah kamu bahwa tanggal 25 Desember itu buka kelahiran Tuhan mu? Tahukah kamu bahwa itu perayaan pagan?”

Saya akan jawab,” Iya, saya tahu. Dan Yesus lahir bukan di bulan Desember, namun justru aku akan bertanya kepada mu? Tahukah kamu siapa Yesus Kristus? Yeshua Hamasiah? Isa Almasih?” 

Justru akan menjadi pintu bagi saya untuk memperkenalkan Yesus Kristus bagi siapa saja yang bertanya kepada saya, dan saya akan dengan sukacita membagikan Siapa Yesus Kristus itu, dan siapa Dia bagi saya pribadi.

Teman marilah kita menjadi bijaksana, jangan lah sedikit sedikit mengatakan sesat atau salah. Jadilah bijakasana. Jangan bodoh.

Dulu di gereja tempat saya berjemaat terkenal dengan slogan nya “DILARANG GOBLOK” yuk ah jadi bijaksana.

Sama seperti bapa-bapa gereja dulu mengatakan
"We hold this day holy, not like the pagans because of the birth of the sun, but because of him who made it."


Saya akan sambung lagi tentang Cerita Natal sesungguhnya, Tentang Dia yang Dilahirkan bagi kita semua. Juga tentang Majus. Tentang pelarian ke Mesir.
Saya nyari kontrakan dulu yak, sembari teman-teman baca! Doakan segera dapat!

2 comments: