Hari Minggu tadi inginnya
segera pulang setelah Ibadah. Namun ternyata jadi lama juga, tujuannya supaya
bisa segera pulang dan meneruskan tulisan ini. Apa daya tadi selesai Sakramen
Perjamuan Kudus, beberes sebentar langsung bergegas mencari Tante Yudi, siapa
tahu ada property beliau yang bisa dipakai atau disewa dengan harga dibawah
harga pasaran, maklum bro namanya juga masih berjuang di Ibu Kota ini yang
katanya Ateng lebih kejam daripada ibu tiri. Well, mencari kesana kemari sambil
telepon nempel di telinga, alhasil banyak yang saya pikir melambaikan tangan ke
arah ku atau say hello atau memanggil seolah saya acuhkan, karena mata saya
konsentrasi mencari Tante Yudi sementara telinga saya focus pada suara telepon.
Jadi mohon maafkan kecuekan saya tadi jika sekiranya ada yang memanggil
atau memberi salam namun seolah saya
tidak menanggapi. Akhirnya ketemu dengan beliau, Tante Yudi, namun belum bicara
apa-apa karena ternyata teman-teman rombongan beribadah Sang Tante ingin segera
pulang, jadilah urusannya ditangguhkan, dan nasib belum ditentukan. Hmmhmm…
mungkin balik ke Solo, ke Bunker Base Camp Exess atau Turonngo Seto untuk
pinjam tenda mereka… hahahaa
Mari kita kembali ke cerita
asal – usul perayaan Natal ini.
Laporan adanya peringatan
perayaan kelahiran Yesus, pertama kalinya disebutkan pada kalender Philocalus
354 M, pada saat itu pihak otoritas menyatakan bahwa Yesus lahir pada hari
jumat tanggal 25 Desember 1 SM.
Tahun 312 M Kekristenan
menjadi Agama resmi atas keputusan dari Kaisar Konstantine. Akhirnya
Kekristenan tersebar ke seluruh jajahan Romawi dan semua orang yang berada di
wilayah Romawi dan jajahannya wajib menjadi Kristen. Orang-orang Kristen yang
tadinya teraniaya di awal pertumbuhannya sekarang setelah 4 Abad orang-orang
Kristen bisa keluar dari persembunyiaannya bahkan menjadi orang-orang terhormat
kala itu.
Yang terjadi adalah banyak
orang-orang kafir, penyembah berhala, penganut agama-agama dewa-dewa popular
pada masa itu menjadi Kristen bukan karena kesadaran atau keyakinan atau
bertemu Yesus secara pribadi, namun karena terpakasa atau karena popular. Nah
orang-orang ini tidak mau meninggalkan ritual mereka, yang sudah mereka jalani
selama bertahun-tahun pada akhirnya ritual mereka beradaptasi dengan
Kekristenan yang bagi mereka adalah agama baru yang diresmikan oleh Pemerintah.
Jadi ritual mereka tetap sama namun di repackage, dikemas ulang.
Bagi bangsa Yahudi, peristiwa
kelahiran tidak diperingati. Namun peristiwa kematianlah yang diingat. Makanya
tidak peringatan kelahiran raja Daud, kelahiran Nabi-nabi namun yang dicatat
biasanya adalah hari kematiannya dan tindakan-tindakannya semasa hidup. Itulah
sebab nya pada masa para saksi sejarah masih hidup, ketika Gereja masih terdiri
dari orang-orang Yahudi TIDAK ADA PERAYAAN NATAL. TIDAK ADA PERAYAAN
MEMPERINGATI KELAHIRAN YESUS KRISTUS. Secara tradisi budaya tidak ada perayaan
ulang tahun kelahiran di bangsa Yahudi.
Tanggal 25 Desember
dinyatakan resmi sebagai tanggal memperingati Kelahiran Yesus Kristus baru
ditetapkan pada tahun 440 M oleh Bapa-bapa pendiri gereja.
Berasal dari tradisi yang
diadaptasi dari agama-agama Romawi yang dianut pada masa itu oleh pemeluk
Kristen baru, sejak mereka pindah keyakinan. Mereka menjadi Kristen karena
Negara sehingga tradisi peringatan hari raya agama lama mereka masih mereka
bawa dan praktekan.
Tanggal 25 Desember sendiri
asal muasalnya adalah sisa perayaan Saturnalia di Romawi, perayaan dimulainya titik balik Matahari di musim
dingin/winter. Hari-hari dimana malam-malam jadi sangat panjang dibanding
dengan siang hari. Dan sepertinya Matahari akan mati dan bumi akan menjadi
gelap tanpa Matahari. Perayaan Matahari ini berakar kuat dari agama-agama
Babilonia. Bahkan bisa dikatakan hampir kepercayaan kepada Dewa-dewa pagan dan
berhala-hala mempunyai sumber dari Babilonia, Bab-El, Yesaya 47. Bermula dari
Babel, kemudian menyebar ke Persepolis / Persia dan kemudian Roma. Yup senua
agama agama pagan memang bersumber dari Babel juga, mengalami perkembangan sana
sini namun origins dari Babel. Sehingga perayaan, festival pagan pun menjadi
festival Kristen setelah di repackage, ketika Kristen menjadi agama Negara
kerajaan Romawi.
Mari kita lihat Babel,
disebutkan lebih dari 300 kali dalam Alkitab. Nama itu bermula dari Nimrod yang
ingin membuat suatu Menara yang menjulang ke langit supaya manusia menjadi satu
bangsa, ini adalah pusat pemberontakan Nimrod kepada Allah, ingat bahwa Tuhan
ingin manusia menyebar ke seluruh Bumi, namun Nimrod menentang itu, ia ingin
manusia jangan kemana-mana namun berkumpul di satu tempat. Disinilah Manusia
dikacaukan bahasanya oleh Tuhan, sehingga mereka mau tidak mau pergi bersama
dengan orang yang sebahasa.
Tammuz anak dari Nimrod dan
Semiramis diidentikan dengan Dewa Matahari Babilonia, dirayakan dan disembah di
tanggal 22 – 23 Desember. Ketika musim dingin, matahari jadi semakin pendek
umurnya, hari terang menjadi semakin pendek. Tammuz akan mati, dan untuk
memperingatinya, dinyalakanlah balok kayu dalam perapian, tradisi ini dikenal
dengan yule dalam Natal di belahan dunia yang dingin. Kenyataannya Bahasa Chaldean
untuk kayu balok adalah “yule”
Keesokan hari nya tanggal
24-25 dirayakanlah kelahiran kembali “rebirth” dari Tammuz ini dengan mengganti
kayu balok ini dengan menaruh pohon yang sudah dipangkas, dan terkadang dihias,
inilah asal mula pohon terang. Inilah sejatinya tanggal 25 desember. Perayaan
ini diterima oleh Romawi dan merayakannya sebagai perayaan Kelahiran Kembali
Matahari.
Ketika Kekristenan diterima
oleh kerajaan Roma menjadi agama Kerajaan, banyak praktek-praktek keagamaan dan
tradisi tersebut diadaptasi dan digabungkan kedalam kekristenan, termasuk
perayaan tanggal 25 desember, termasuk juga symbol-simbol yang ada didalamnya,
Pohon natal, yule, mistletoe, dan pesta.
Jadi demikianlah asal-usul
tanggal 25 Desember yang kemudian dirayakan oleh Gereja, diadopsi oleh
bapa-bapa gereja untuk diperingati menjadi Hari Kelahiran sang Juru Selamat
Yesus Kristus.
Jadi bagaimana pendapat kita?
Apakah kita menerima nya setelah tahu semua ini ataukah menolaknya?
Bagi saya pribadi, tidak
salah membuat sesuatu acara di tanggal 25 Desember, kita tahu apa yang kita
rayakan, kita tahu siapa yang kita rayakan.
Justru ketika kita tahu semua ini kita tidak akan disesatkan. Coba
bayangkan, 25 Desember menjadi hari yang dikenal seluruh penduduk dunia, yang
Kristen atau bukan. Itu adalah sebuah keuntungan, sebuah berkat, bisa menjadi alat untuk menjangkau banyak jiwa, ceritakanlah tentang Yesus. Kembalikan Christ dalam Christmas. Kristus untuk semua, Yesus Kristus untuk semua orang.
Bagi saya jika ada yang menanyakan tentang tanggal 25 ini
malah jadi kesempatan bagi saya untuk memperkenalkan Kristus Yesus bagi mereka.
Seandainya mereka mengatakan,
“ Hey Peters, tahukah kamu bahwa tanggal 25 Desember itu buka kelahiran Tuhan
mu? Tahukah kamu bahwa itu perayaan pagan?”
Saya akan jawab,” Iya, saya
tahu. Dan Yesus lahir bukan di bulan Desember, namun justru aku akan bertanya
kepada mu? Tahukah kamu siapa Yesus Kristus? Yeshua Hamasiah? Isa Almasih?”
Justru akan menjadi pintu bagi saya untuk memperkenalkan Yesus Kristus bagi
siapa saja yang bertanya kepada saya, dan saya akan dengan sukacita membagikan
Siapa Yesus Kristus itu, dan siapa Dia bagi saya pribadi.
Teman marilah kita menjadi
bijaksana, jangan lah sedikit sedikit mengatakan sesat atau salah. Jadilah
bijakasana. Jangan bodoh.
Dulu di gereja tempat saya
berjemaat terkenal dengan slogan nya “DILARANG GOBLOK” yuk ah jadi bijaksana.
Sama seperti bapa-bapa gereja
dulu mengatakan
"We hold this day holy, not like the
pagans because of the birth of the sun, but because of him who made it."
Saya akan sambung lagi
tentang Cerita Natal sesungguhnya, Tentang Dia yang Dilahirkan bagi kita semua.
Juga tentang Majus. Tentang pelarian ke Mesir.
Saya nyari kontrakan dulu
yak, sembari teman-teman baca! Doakan segera dapat!
Hahahahahahaha.. nyari kontrakan dulu 😄
ReplyDeleteHahahahahahaha.. nyari kontrakan dulu 😄
ReplyDelete