SAMUEL!!! Sebuah perkenalan terhadap pribadi Samuel
Samuel adalah Imam, Nabi dan
Hakim sekaligus. Jadi dia adalah seorang Lewi, karena tidak mungkin orang bukan
Lewi bisa atau mempersembahkan korban di Mezbah. What seorang Lewi? Mana mungkin narasi
pertama kitab Samuel mengatakan bahwa Elkanan bapanya Samuel adalah seorang
Efraim, bagaimana mungkin Samuel adalah seorang Lewi??
Pertanyaan yang bagus, mari kita
lihat ayat yang dimaksudkan diatas.
Kita bisa melacak asal usul
Samuel yang adalah suku Lewi ini dari Alkitab. Mari lihat narasi pertama di 1
samuel:
Ada seorang laki-laki dari Ramataim-Zofim, dari pegunungan Efraim,
namanya Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorang Efraim. (1Sa
1:1)
Ayat diatas memberi tahu tentang
asal-usul Samuel, bapaknya Dari kota Ramataim-Zofim Seorang Efraim, phrase ini
bisa membingungkan. Jadi keturunan Efraim doonggg??? Sabar.. mari kita lihat
nama kakek Samuel adalah Yeroham anak dari Elihu, bapaknya Elihu adalah Tohu
yang merupakan anak dari Zuf.
Ramataim-Zofim itu ada di
pegunungan Efraim, untuk selanjutnya Ramataim Zofim hanya akan disebut sebagai
Rama. Samuel memerintah sebagai Hakim atas Israel memusatkannya di Rama.
Jika
kita memakai Alkitab cross reference atau study bible, maka 1 Sam 1:1 ini akan
dihubungan dengan 1 Tawarikh 6:22-27
Garis keturunan Ahimot ialah: Elkana, Zofai, Nahat, Eliab, Yeroham,
Elkana. Samuel mempunyai dua anak laki-laki: Yoel yang sulung, dan Abia yang
bungsu. (1Ch 6:26-28)
Ketika mereka tiba di tanah Zuf,
Saul berkata kepada pelayannya, "Mari kita pulang saja, jangan-jangan ayah
lebih cemas memikirkan kita daripada keledai-keledai itu." (1Sa 9:5)
Zuf adalah seorang dari Suku lewi
dari bani Kohat dan Zif adalah leluhur dari Elkana, daerah yang mereka tempati
ada di pegunungan efraim, kaum Lewi dari Kehat mendapatkan tempat di kota-kota
Efraim
Kaum-kaum keturunan Kehat, yakni orang Lewi yang masih tinggal dari
antara keturunan Kehat, mendapat kota-kota yang dengan undian kepada mereka
dari suku Efraim. (Jos 21:20)
Demikianlah mereka disebut
sebagai orang Efraim, yakni orang yang berasal dari daerah Efraim tetapi bukan
serta merta seorang suku Efraim.
Jadi beginilah cara kita mencari
dalam Alkitab dan kemudian membuat kesimpulan atas apa yang kita temukan.
Sebelum saya bercerita tentang
Samuel yang merupakan tokoh sentral juga dalam sejarah Israel, kita perlu tahu
latarbelakangnya, dan kita perlu tahu tentang orangtuanya. Hanna, selalu
disakiti oleh istri muda suaminya karena tidak mempunyai anak.
Hana selalu disakiti hatinya dan dihina oleh Penina, madunya itu,
karena TUHAN tidak memberi anak kepadanya. Hal itu terjadi dari tahun ke tahun;
kalau mereka pergi ke Rumah TUHAN, selalu Hana disakiti hatinya oleh Penina.
Seringkali Hana menangis dan tidak mau makan karena ia dihina. Lalu setiap kali
pula Elkana, suaminya, bertanya, "Mengapa kau menangis Hana? Mengapa kau
tak mau makan dan terus sedih saja? Bukankah aku lebih berharga bagimu daripada
sepuluh anak laki-laki?" (1Sa 1:6-8)
Budaya pada masa itu memang
penting bagi seroang perempuan untuk melahirkan seorang anak bagi suaminya,
meskipiun suaminya sangat saying padanya, perlakuan masyarakat bisa berbeda,
masyarakat bisa menghakimi tanpa ampun.
Sampai pada suatu saat pada saaat
mereka kembali ke bait suci Hanna mengucapkan Nazar kepada TUHAN
Kemudian Hana mengucapkan janji, katanya, "TUHAN Yang Mahakuasa,
perhatikanlah hamba-Mu ini! Lihatlah sengsara hamba. Ingatlah kepada hamba dan
jangan lupakan hamba! Jika Engkau memberikan kepada hamba seorang anak
laki-laki, hamba berjanji akan memberikan dia kepada-Mu seumur hidupnya. Hamba
berjanji juga bahwa rambutnya tidak pernah akan dipotong." (1Sa 1:11)
Hanna memohon kepada TUHAN dan
berpikir bahwa jika dia memiliki anak dan menyerahkannya kembali kemabli kepada
TUHAN, mungkin TUHAN akan dengar, dan Hanna bisa jadi berpikir jika dia bernazar
demikian anakanya nanti bisa menjadi Simson berikutnya, Hakim TUHAN yang
dipakai oleh TUHAN untuk membebaskan bangsa Israel dari tangan Filistin.
Hanna yang komat kamit disangka
oleh Imam Eli sedang mabok, memnag wajar pada masa itu orang seringkali memakai
hari raya yang dirayakan diShiloh untuk berpesta dan mabuk naggur.
Jadi
dipikirnya Hanna adalah orang-orang seperti itu, Hanna menjawab tidak.
Jawab Eli: "Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan
memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya." (1Sa 1:17)
Imam Eli memberikan berkatnya
kepada Hanna.
Hanna adalah contoh peribadi yang
sangat persisten dan beriman sungguh. Diatas saya katakan bahwaperempuan yang
tidak bisa mempunyai anak mendapatkan perlakuan yang sangat kejam dari masyarakat,
dicemooh diejek dan dihina, meskipun suaminya sangat menyayanginya. Nah Hanna
mengalami lebih lagi karena didalam rumah pun masih mendapat cemoohan yang
tidak ada habisnya dari istri Elkana yang lainnya yakni Penina.
Hanna tidak membalasa perlakuan dari
Penina, juga tidak melaporkannya kepada suaminya atau meminta untuk
membalaskannya atau meminta Elkana untuk menghentikan Penina. Hanna memilih
membawa perkaranya dan kesedihannya
kepada TUHAN. Dia berdoa dengan sungguh-sungguh kepda TUHAN memohon kepada
TUHAN untuk dikaruniai seorang anak. Dia menolak untuk menerima keadaannya
adalah sesuatu yang permanen dan tidak bisa diubahkan, somehow didalam hatinya
Hanna percaya bahwa TUHAN masih berkuasa dan bisa membela dia dan membuka
kandungannya dan memberikan baginya seornag anak laki-laki.
Hanna refused to believe that her difficult situation had to remain
permanent.
Doa Hanna tulus, spesifik jelas,
dan juga ada pengorbanan disebutkan disana. Hanna tidak mundur sejengkal pun
meskipun saat dia berdoa Imam Eli menegornya dan menuduhnya sedang mabok. Akhirnya
TUHAN menjawab doanya dan menganugerahi Hanna dengan seorang anak yang diberi
nama Samuel.
Saat sampai waktunya untuk
menepati janjinya kepada TUHAN maka Hanna pun memberikan Samuel dengan hati yang
rela, ikhlas dan penuh ucapan syukur kepada TUHAN supaya Samuel melayani TUHAN
di Bait Suci.
Doa mengubahkan perjalanan hidup
Hanna, bahkan mempengaruhi seluruh kehidupan bangsa Israel. TUHAN memakai
anaknya sebagai tokoh kunci berperan sebagai Nabi dalam masa-masa kehidupan
awal Raja Daud, bahkan pengaruh Samuel hidup terus melampuai kehidupannya,
semangatnya mendorong terjadinya pergerakan Nabi-nabi di masa-masa selanjutnya.
TUHAN juga memberkati Hanna dengan banyak anak-anak lainnya, bisa jadi karena Hanna
menepati janjinya dan memberikan Samuel kepada TUHAN sesuai dengan yang Hanna
doakan. Sekali lagi hal ini membuktikan bahwa TUHAN menyukai iman dan
persistensi dari umat yang berharap kepadanya.
Dan TUHAN mengindahkan Hana, sehingga dia mengandung dan melahirkan
tiga anak laki-laki dan dua anak perempuan lagi. Sementara itu makin besarlah
Samuel yang muda itu di hadapan TUHAN. (1Sa 2:21)
Samuel lahir dari respon seroang
ibu yang memilih untuk berdoa dan berharap kepada TUHAN daripada diam dan
menyerah dalam hinaan atau membalas cemoohan itu. Dari penderitaan seorang
istri, dari ketekunan dan iman seorang perempuan lahirlah seorang figure yang
menentukan arah bangsa Israel bergerak, seorang tokoh yang mempersiapkan
transisi. Hakim terakhir yang mempersiapkan jalan bagi Israel menuju
pemerintahan monarki.
Kemudian Elkana, suaminya itu, berkata kepadanya: "Perbuatlah apa
yang kaupandang baik; tinggallah sampai
engkau menyapih dia; hanya, TUHAN kiranya menepati janji-Nya." Jadi
tinggallah perempuan itu dan menyusui anaknya sampai disapihnya. Setelah perempuan itu menyapih anaknya,
dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa
tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo.
Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu. (1Sa 1:23-24)
Hanna menyerahkan Samuel kepada
TUHAN sampai selesai masa menyusui. Dalam tradisi Ibrani, perempuan-perempuan
Yahudi menyapih anaknya sampai umur tiga tahun, biasa jadi begitu selesai cerai
susu umur tiga tahun dibawanyalah Samuel ke Shiloh ke Rumah Tuhan, beberap ahli
sejarah dan teolog menyebutkan bahwa Samuel dibawa ke Rumah Tuhan dan menjumpai
Eli ketika berumur lima tahun, antara tiga dan lima tahun tidak jadi masalah
teks Alkitab mengatakan bahwa memang kecil benar kanak-kana tersebut. Nah
bagaimanakah Samuel hidup? Siapa yang akan merawat Samuel Kecil? Ada banyak
baby sitter lho ya di bait Tuhan masa itu, paling tidak text membuktikan bawah
ada banyak perempuan yang bekerja di Bait Suci pada masa itu dan saya pikir
salah satu diantara mereka pasti memberikan perhatian kepada Samuel dan
merawatnya.
Eli telah sangat tua. Apabila didengarnya segala sesuatu yang dilakukan
anak-anaknya terhadap semua orang Israel dan bahwa mereka itu tidur dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan
pintu Kemah Pertemuan, (1Sa 2:22)
Samuel memulai pelayananannya
menjadi asisten bagi Imam Eli yang sudah tua, itu sebabnya ketika Tuhan
memanggil dipikirnya Imam Eli yang memanggilnya. Samuel tumbuh menjadi pribadi
yang benar mentaati setiap yang diajarkan oleh Imam Eli dan melakukan yang
beanr dimata TUHAN.
Meski dia tumbuh di lingkungan anak-anak Imam Eli yang
jahat dan corrupt tetapi itu tidak membuatnya bertumbuh ke arah yang salah, di
linbgkungan yang buruk pun tidak mencegah Samuel menjadi pribadi yang disukai
TUHAN dan manusia. Di lingkungan buruk tidak menghalangi TUHAN untuk berkarya
dalam hidup Samuel, yang TUHAN perlukan adalah respon, apakah kita akan meresponi
lingkugan yang buruk dan menjadikan sebuah alasan untuk tidak maju atau
merelakan TUHAN untuk membentuk kita.
Tetapi Samuel yang muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di
hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia. (1Sa 2:26)
Semakin lama semakin terbukti
bahwa TUHAN berbicara lebih sering kepada Samuel dibanding dengan kepada Eli,
bahkan Samuel dipakai TUHAn untuk memperingatkan imam Eli tentang malapteka
yang akan segera datang menghantam Israel oleh Filistine bahkan sampai
Filistine mengalahkan Israel dan menbunuh anak-anak Imam Eli serta merampas
tabut Perjanjian.
Dibawah kepempinanan Samuel
orang-orang Israel bertobat dan kembali kepada TUHAN dan berhasil mengalahkan
Filistine dalam sebuah pertempuran yang sangat penting pada masa itu.
Lalu berkatalah Samuel kepada seluruh kaum Israel demikian: "Jika
kamu berbalik kepada TUHAN dengan segenap hati, maka jauhkanlah para allah
asing dan para Asytoret dari tengah-tengahmu dan tujukan hatimu kepada TUHAN
dan beribadahlah hanya kepada-Nya; maka Ia akan melepaskan kamu dari tangan
orang Filistin." Kemudian orang-orang Israel menjauhkan para Baal dan para
Asytoret dan beribadah hanya kepada TUHAN.
(1Sa 7:3-4)
Itu permulaan mereka bertobat
dibawah kepemimpinan Samuel sebagai Hakim, Imam dan Nabi.
Inilah hasilnya
Kemudian Samuel mengambil sebuah batu dan mendirikannya antara Mizpa
dan Yesana; ia menamainya Eben-Haezer, katanya: "Sampai di sini TUHAN
menolong kita." Demikianlah orang Filistin itu ditundukkan dan tidak lagi
memasuki daerah Israel. Tangan TUHAN melawan orang Filistin seumur hidup
Samuel, dan kota-kota yang diambil orang Filistin dari pada Israel, kembali
pula kepada Israel, mulai dari Ekron sampai Gat; dan orang Israel merebut
daerah sekitarnya dari tangan orang Filistin. Antara orang Israel dan orang
Amori ada damai. (1Sa 7:12-14)
Tetapi seiring bertambahnya usia
Samuel dan semakin tua, sangat disayangkan bahwa Samuel sama seperti Imam Eli pun tidak bisa menjadi seperti Samuel,
anak-anak Samuel tidak sama seperti Samuel, samuel gagal sama seperti imam Eli
dalam mendidik anak-anaknya, ada yang
salah dalam pendidikan keluarga ini, bisa jadi potret yang jelek dalam Imam ELi
inilah yang membuat Samuel juga gagal dalam mendidik anak-anaknya, seumur hidup
menyaksikan bagaimana Eli mengajar anak-anaknya. Memang disisi lain Samuel taat
kepada TUHAN tetapi satu kelemahan dalam mendidik anak bisa jadi disebabkan
Samuel dan Eli tidak punya waktu buat anak-anaknya.
Transisi dari masa hakim-hakim ke
masa transisi adalah masa-masa yang bergelora penuh pergolakan, Israel
membutuhkan figure yang kuat bisa jadi waktu Samuel habis disini, energy Samuel
habis disini. Samuel tidak lagi berfungsi sebagai Hakim karena sudah ada Saul.
Sebagai Imam Samuel berdoa kepada
TUHAN bagi umat Israel, sebagai Nabi menegor dan memarahi Saul karena
ketidaksabaran saul dan ketidaktaatan Saul.
Saat TUHAN menolak Saul sebagai
raja Israel, Samuel mengurapi Daud sebagai Raja pilihan TUHAN Samuel melindungi
Daud dari kejaran Saul.
Samuel terbukti menjadi pemimpin
yang setia, lewat doa-doanya dan keuletan dimasa-masa sulit yang Samuel alami.
Posisinya disamakan dengan Musa oleh TUHAN, Jermiah 15:1, nama Samuel ada di
deretan saksi-saksi Iman di kitab Ibrani. Samuel disayang dan dikenang oelh
umatnya, dalam waktu yang bersamaan Samuel juga berani menegur dan memarahi
raja-raja dan para tua-tua Israel.
Samuel berhasil memimpin Israel
dari sebuah bangsa yang berpikirin sempit tercerai berai dalam kesukuan saja
menjadi sebuah bangsa yang besar yang mulai berpikir tentang sebuah kesatuan atas suku-suku Israel, 12 tentang
soliratitas satu bangsa, yakni bangsa Israel dan Samuel berhasil meletakan dasar beridirnya
sebuah kerajaan yakni, kerajaan yakni Kerajaan Israel.
Samuel juga dianggap sebagai pelopor
yang mendirikan apa yang disebut sebagai sekolah kenabian, 1 sam 19:29
Kemudian Samuel menguraikan kepada bangsa itu tentang hak-hak kerajaan,
menuliskannya pada suatu piagam dan meletakkannya di hadapan TUHAN; sesudah itu
Samuel menyuruh seluruh bangsa itu pulang, masing-masing ke rumahnya. (1Sa
10:25)
Samuel menulis sebuah catatan
sejarah yang didalamnya terdapat juga sejarah daud diawal Daud diurapi menjadi
raja
Sesungguhnya, riwayat raja Daud dari awal sampai akhir tertulis dalam Riwayat Samuel, Pelihat itu, dan
dalam riwayat nabi Natan, dan dalam riwayat Gad, pelihat itu, (1Ch 29:29.\
Termasuk juga buku tentang
dasar-dasar kerajaan, sebuah piagam kerajaan seperti yang disebutkan diatas.
Pada saat Samuel mati seluruh
umat Israel berduka, dan dia dikuburkan di Ramah, di kota kelahirannya.
Dan matilah Samuel; seluruh orang
Israel berkumpul meratapi dia dan menguburkan dia di rumahnya di Rama. Dan Daud
berkemas, lalu pergi ke padang gurun Paran. (1Sa 25:1)
Demikianlah hidup Samuel, Imam,
Hakim dan Nabi sekaligus juga seorang pioneer!
@peterskriss