Saturday, January 9, 2016

Be Sober Be Vigilant Part 1 - Start With and in Family



Anthony Brandt wrote " Other things may change us, but we start and end with family"

Apa kabar Sabtu pagi?
Masih sendirian? Belum ada yang nemenin? Hahaha sama… Setiap pagi sabtu masih setia dengan esspreso. Lho ini kan sudah berganti tahun bro? Kok masih sendiri? Sale akhir tahun ngga berhasil ya? Wah diskon nya kurang kayaknya. Coba lagi next year yak? Eh bukannya akan kelamaan? Ehm semoga Tahun baru Imlek dapat lah gebetannya! Semangat, seperti kata Pak Pendeta minggu lalu Ganbatte Kudasai!!! Semangat!!!
Senang di Tahun yang baru banyak yang tembakannya tepat sasaran dan diterima dengan baik dan kemudian proses untuk jadian, senang dan bahagia mendengar teman-teman dekat sudah mengadakan lamaran dan diterima dengan baik, ikut bahagai teman-teman dekat akan segera meresmikan relationship mereka dihadapan Tuhan dan siding jemaatnya, bahagia lhoo… sungguh. Namun turut bersedih bagi teman-teman saudara-saudara seperjuangan yang belum menemukan pasangan hidupnya, turut bersedih juga bagi teman-teman yang ditolak proposal tembakannya, I feel you brother and sisters, saya juga mengalami nya hahahaha !!! Man Jadda Wa Jadda, tidak usah sedih terlalu lama.
Bersukacita banyak teman level up di pekerjaannya, mendapatkan promosi, kenaikan jabatan, kenaikan gaji, puji Tuhan!! Turut sepenanggunggan dengan teman-teman yang masih berjuang mendapatkan pekerjaan tetap, saya merasakannya brother! Saya pun masih diposisi yang sama, sudah tahu calling nya sudah tahu passion nya, sedang mencari tempat yang tepat untuk berkarya, percayalah TUHAN beserta, Dia lebih sibuk lagi mempersiapkannya bagi kita.
Jadi apa yang menanti kita di 2016? Kita masih terus level up dan terus membangun kehidupan kita supaya berdampak bagi orang lain berdampak bagi keluarga dan berdampak bagi komunitas juga. Istilah kerennya BUILD a SIGNIFICANT LIFE! Keren yak?
Well, sebelum kehidupan kita berdampak bagi orang lain, tentunya kehidupan yang kita bangun harus berdampak bagi diri kita, kehidupan kita harus kita bangun sedemikian rupa sehingga kita mengalami perubahan dan perubahan itu dilihat oleh semua orang.
Beberapa dari kita sedang mulai lagi membangun dari awal, membangun dasar, membangun pondasi yang pekerjaan ini secara nyata hasilnya tidak bisa dilihat karena terpendam didalam tanah. Mulai lagi kehidupan doa, membangun komunikasi yang lebih intens dengan Bapa di sorga, membaca Alkitab dengan lebih rutin lagi, turut serta dalam kelas-kelas, membangun komunikasi dengan orang tua lebih intim lagi, masing-masing kita punya prioritas, dan yang pasti levelnya lebih tinggi dari tahun 2015 atau dosisnya lebih kuat dari tahun 2015.
Di postingan pertama di tahun 2016 ini saya tidak akan lama-lama menulis, saya mencoba untuk menulis lebih singkat namun practical dan significant, sedang belajar ke arah sana. Firman yang terus menerus berdengung di telinga ini adalah tentang kewaspadaan dan berjaga-jaga.
Setelah itu Yesus berkata kepada mereka, "Dahulu ketika Aku mengutus kalian dengan tidak mengizinkan kalian membawa dompet, kantong atau sepatu, apakah kalian kekurangan apa-apa?" "Tidak!" jawab mereka. "Tetapi sekarang," kata Yesus, "siapa mempunyai dompet atau kantong, harus membawanya; dan siapa tidak mempunyai pedang, harus menjual jubahnya untuk membeli pedang. Sebab, percayalah, ayat Alkitab yang berbunyi begini, 'Ia dianggap sebagai seorang penjahat,' harus terjadi atas diri-Ku. Sebab apa yang tertulis di dalam Alkitab mengenai Aku sedang terjadi sekarang ini." "Tuhan," kata pengikut-pengikut Yesus, "lihat, di sini ada dua pedang." "Sudahlah!" jawab Yesus. (Luke 22:35-38)
Ayat diatas adalah termasuk dalam pesan-pesan terakhir Yesus Kristus kepada murid-muridNya. Ayat-ayat ini tidak menganjurkan untuk kita berperang, karena sebelumnya diatas Yesus katakan orang yang hidup oleh pedang akan mati oleh pedang, dan sepanjang Kisah Para Rasul tidak dicatat satupun bentrokan bersenjata antara orang-orang percaya dan penganiaya mereka. Yesus lebih menekankan kepada persiapan dan kewaspadaan, Tuhan tetap menyertai mereka karena Roh Kudus akan turun menyertai mereka sepanjang masa, hanya kali ini situasinya berbeda dan murid-murid harus lebih bijaksana dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Terjemahan the Message mengatakan sebagai berikut:
He said, "This is different. Get ready for trouble. Look to what you'll need; there are difficult times ahead. Pawn your coat and get a sword.  (Luke 22:36)
Akan ada persoalan-persoalan yang mereka hadapi di depan, ada masalah-masalah, waktu-waktu susah, namun lihatlah!!! Tuhan sangat perhatian, Tuhan sudah memberikan kepada umatnya untuk bersiap-siap jadi bersiaplah, jadilah bijaksana. Perjalanan ini akan jauh, bawalah Uang dalam pundi-pundi, ini asset yang kita bisa pakai untuk usaha terus hidup dan menjalankan perintahNya, kemudian Tuhan katakan bawalah bekal, ini operasional kita, jangan sampai kita kelaparan dan kehabisan tenaga karena tidak ada asupan makanan ditengah jalan, persiapkanlah. Dan kemudian pedang! Nah disini letak kontroversinya. Apakah kita harus secara literal menyoren pedang seperti para pendekar terdahulu, ataukah kita membeli senjata untuk memperlengkapi kita?
Menurut interpretasi saya ayat ini tidak endorse kita untuk membeli senjata dan mempergunakannya, sekali lagi interpretasi saya adalah untuk kita waspada dan saling menjaga satu dengan yang lain. Kutipan diatas yang terakhir, murid berkata, lihat disini ada dua pedang, kemudian Yesus menjawab, Sudahlah!!!
Ada dua interpretasi dari percakapan ini, pertama kata sudahlah itu dengan nada tinggi artinya, Yesus marah bahwa mereka tidak tahu esensi dari perkataan sebelumnya, sehingga sudahlah berarti, sudah jangan berbicara tentang pedang lagi, bukan itu maksudku
Yang kedua ada yang mengartikan dua pedang sudah cukup, jadi tidak perlu masing masing dari para murid menyoren pedang, 2 pedang cukup untuk 11 orang.
Jika kita setuju dengan yang kedua inipun, ayat ini tetap tidak endorse kita untuk menggunakan senjata. Bayangkan 2 senjata untuk 11 orang melawan pasukan penjaga Bait Suci? Sama saja bunuh diri!
So saya akan menarik kesimpulan bahwa dua pedang ini dipakai dalam konteks komunitas, bahwa bersebelas ini setelah Yesus tidak ada harus saling menjaga, mereka harus tetap bersama-sama, masing-masing tetap harus berusaha mencukupi kebutuhan sendiri-sendiri, ada perkataan “siapa” . Nah jika masing masing punya, siapa saja punya akan baik, namun jika ada yang tidak punya makan komunitas akan menjaganya. Tetaplah bersatu, tetaplah bersama-sama, kesulitan akan berbeda dan Aku (Yesus) tidak lagi bersama-sama dengan kalian lagi. Yang kalian miliki adalah satu dengan yang lain, diantara kalian. Bangun diri kalian, bangun keluarga kalian, bangun komunitas kalian.
Stick together like a family! Stay tertanam di komunitas dan saling menjaga, saling memperhatikan, care satu sama lain, respect! Menghargai satu dengan yang lain. Dengan demikian kalian akan melewati “trouble time” dimasa yang akan datang saat Aku (Yesus) tidak lagi bersama sama dengan kalian.

Winston Churchill said
“There is no doubt that it is around the family and the home that all the greatest virtues, the most dominating virtues of human society are created, strengthened and maintained”
Value, kebajikan dalam diri kita didapat dari keluarga, dikuatkan di keluarga dan di rawat dikembangkan dari keluarga.
Richard Bach said
The bond that links your true family is not one of blood, but of respect and joy in each other’s life
Keluarga tidak selalu tentang pertalian darah, tetapi lebih pada hormat dan menghargai satu demgan yang lain, dan bersukacita merayakan kehidupan satu dengan yang lain.
Bukankah itu semua tentang komunitas? Tentang DATE?
Jadi kawan, apapun yang terjadi di tahun 2016, jangan tinggalkan komunitas. Disana kita membangun dan di bangun!! Sampai bertemu di part 2, kita akan berbincang dengan Nehemia Juru Minum Raja yang karir politiknya naik menjadi Bupati
Man Jadda Wa Jadda!!!!

No comments:

Post a Comment