Anthony Brandt wrote " Other things may change us, but we start and end with family"
Apa kabar Sabtu pagi?
Masih sendirian? Belum ada yang
nemenin? Hahaha sama… Setiap pagi sabtu masih setia dengan esspreso. Lho ini
kan sudah berganti tahun bro? Kok masih sendiri? Sale akhir tahun ngga berhasil
ya? Wah diskon nya kurang kayaknya. Coba lagi next year yak? Eh bukannya akan kelamaan?
Ehm semoga Tahun baru Imlek dapat lah gebetannya! Semangat, seperti kata Pak
Pendeta minggu lalu Ganbatte Kudasai!!! Semangat!!!
Senang di Tahun yang baru banyak
yang tembakannya tepat sasaran dan diterima dengan baik dan kemudian proses
untuk jadian, senang dan bahagia mendengar teman-teman dekat sudah mengadakan
lamaran dan diterima dengan baik, ikut bahagai teman-teman dekat akan segera
meresmikan relationship mereka dihadapan Tuhan dan siding jemaatnya, bahagia
lhoo… sungguh. Namun turut bersedih bagi teman-teman saudara-saudara
seperjuangan yang belum menemukan pasangan hidupnya, turut bersedih juga bagi
teman-teman yang ditolak proposal tembakannya, I feel you brother and sisters,
saya juga mengalami nya hahahaha !!! Man Jadda Wa Jadda, tidak usah sedih
terlalu lama.
Bersukacita banyak teman level up
di pekerjaannya, mendapatkan promosi, kenaikan jabatan, kenaikan gaji, puji
Tuhan!! Turut sepenanggunggan dengan teman-teman yang masih berjuang
mendapatkan pekerjaan tetap, saya merasakannya brother! Saya pun masih diposisi
yang sama, sudah tahu calling nya sudah tahu passion nya, sedang mencari tempat
yang tepat untuk berkarya, percayalah TUHAN beserta, Dia lebih sibuk lagi
mempersiapkannya bagi kita.
Jadi apa yang menanti kita di
2016? Kita masih terus level up dan terus membangun kehidupan kita supaya
berdampak bagi orang lain berdampak bagi keluarga dan berdampak bagi komunitas
juga. Istilah kerennya BUILD a SIGNIFICANT LIFE! Keren yak?
Well, sebelum kehidupan kita
berdampak bagi orang lain, tentunya kehidupan yang kita bangun harus berdampak
bagi diri kita, kehidupan kita harus kita bangun sedemikian rupa sehingga kita
mengalami perubahan dan perubahan itu dilihat oleh semua orang.
Beberapa dari kita sedang mulai
lagi membangun dari awal, membangun dasar, membangun pondasi yang pekerjaan ini
secara nyata hasilnya tidak bisa dilihat karena terpendam didalam tanah. Mulai
lagi kehidupan doa, membangun komunikasi yang lebih intens dengan Bapa di
sorga, membaca Alkitab dengan lebih rutin lagi, turut serta dalam kelas-kelas,
membangun komunikasi dengan orang tua lebih intim lagi, masing-masing kita
punya prioritas, dan yang pasti levelnya lebih tinggi dari tahun 2015 atau
dosisnya lebih kuat dari tahun 2015.
Di postingan pertama di tahun
2016 ini saya tidak akan lama-lama menulis, saya mencoba untuk menulis lebih
singkat namun practical dan significant, sedang belajar ke arah sana. Firman
yang terus menerus berdengung di telinga ini adalah tentang kewaspadaan dan
berjaga-jaga.
Setelah itu Yesus berkata
kepada mereka, "Dahulu ketika Aku mengutus kalian dengan tidak mengizinkan
kalian membawa dompet, kantong atau sepatu, apakah kalian kekurangan
apa-apa?" "Tidak!" jawab mereka. "Tetapi sekarang," kata
Yesus, "siapa mempunyai dompet atau kantong, harus membawanya; dan siapa
tidak mempunyai pedang, harus menjual jubahnya untuk membeli pedang. Sebab,
percayalah, ayat Alkitab yang berbunyi begini, 'Ia dianggap sebagai seorang
penjahat,' harus terjadi atas diri-Ku. Sebab apa yang tertulis di dalam Alkitab
mengenai Aku sedang terjadi sekarang ini." "Tuhan," kata
pengikut-pengikut Yesus, "lihat, di sini ada dua pedang."
"Sudahlah!" jawab Yesus. (Luke 22:35-38)
Ayat diatas adalah termasuk dalam
pesan-pesan terakhir Yesus Kristus kepada murid-muridNya. Ayat-ayat ini tidak
menganjurkan untuk kita berperang, karena sebelumnya diatas Yesus katakan orang
yang hidup oleh pedang akan mati oleh pedang, dan sepanjang Kisah Para Rasul
tidak dicatat satupun bentrokan bersenjata antara orang-orang percaya dan
penganiaya mereka. Yesus lebih menekankan kepada persiapan dan kewaspadaan,
Tuhan tetap menyertai mereka karena Roh Kudus akan turun menyertai mereka
sepanjang masa, hanya kali ini situasinya berbeda dan murid-murid harus lebih
bijaksana dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Terjemahan the Message mengatakan
sebagai berikut:
He said, "This is
different. Get ready for trouble. Look to what you'll need; there are difficult
times ahead. Pawn your coat and get a sword. (Luke 22:36)
Akan ada persoalan-persoalan yang
mereka hadapi di depan, ada masalah-masalah, waktu-waktu susah, namun
lihatlah!!! Tuhan sangat perhatian, Tuhan sudah memberikan kepada umatnya untuk
bersiap-siap jadi bersiaplah, jadilah bijaksana. Perjalanan ini akan jauh,
bawalah Uang dalam pundi-pundi, ini asset yang kita bisa pakai untuk usaha
terus hidup dan menjalankan perintahNya, kemudian Tuhan katakan bawalah bekal,
ini operasional kita, jangan sampai kita kelaparan dan kehabisan tenaga karena
tidak ada asupan makanan ditengah jalan, persiapkanlah. Dan kemudian pedang! Nah
disini letak kontroversinya. Apakah kita harus secara literal menyoren pedang
seperti para pendekar terdahulu, ataukah kita membeli senjata untuk
memperlengkapi kita?
Menurut interpretasi saya ayat
ini tidak endorse kita untuk membeli senjata dan mempergunakannya, sekali lagi
interpretasi saya adalah untuk kita waspada dan saling menjaga satu dengan yang
lain. Kutipan diatas yang terakhir, murid berkata, lihat disini ada dua pedang,
kemudian Yesus menjawab, Sudahlah!!!
Ada dua interpretasi dari
percakapan ini, pertama kata sudahlah itu dengan nada tinggi artinya, Yesus
marah bahwa mereka tidak tahu esensi dari perkataan sebelumnya, sehingga
sudahlah berarti, sudah jangan berbicara tentang pedang lagi, bukan itu
maksudku
Yang kedua ada yang mengartikan
dua pedang sudah cukup, jadi tidak perlu masing masing dari para murid menyoren
pedang, 2 pedang cukup untuk 11 orang.
Jika kita setuju dengan yang
kedua inipun, ayat ini tetap tidak endorse kita untuk menggunakan senjata.
Bayangkan 2 senjata untuk 11 orang melawan pasukan penjaga Bait Suci? Sama saja
bunuh diri!
So saya akan menarik kesimpulan
bahwa dua pedang ini dipakai dalam konteks komunitas, bahwa bersebelas ini
setelah Yesus tidak ada harus saling menjaga, mereka harus tetap bersama-sama,
masing-masing tetap harus berusaha mencukupi kebutuhan sendiri-sendiri, ada
perkataan “siapa” . Nah jika masing masing punya, siapa saja punya akan baik,
namun jika ada yang tidak punya makan komunitas akan menjaganya. Tetaplah
bersatu, tetaplah bersama-sama, kesulitan akan berbeda dan Aku (Yesus) tidak
lagi bersama-sama dengan kalian lagi. Yang kalian miliki adalah satu dengan
yang lain, diantara kalian. Bangun diri kalian, bangun keluarga kalian, bangun
komunitas kalian.
Stick together like a family!
Stay tertanam di komunitas dan saling menjaga, saling memperhatikan, care satu
sama lain, respect! Menghargai satu dengan yang lain. Dengan demikian kalian
akan melewati “trouble time” dimasa yang akan datang saat Aku (Yesus) tidak
lagi bersama sama dengan kalian.
Winston Churchill said
“There is no doubt that it is
around the family and the home that all the greatest virtues, the most
dominating virtues of human society are created, strengthened and maintained”
Value, kebajikan dalam diri kita
didapat dari keluarga, dikuatkan di keluarga dan di rawat dikembangkan dari
keluarga.
Richard Bach said
The bond that links your true
family is not one of blood, but of respect and joy in each other’s life
Keluarga tidak selalu tentang
pertalian darah, tetapi lebih pada hormat dan menghargai satu demgan yang lain,
dan bersukacita merayakan kehidupan satu dengan yang lain.
Bukankah itu semua tentang
komunitas? Tentang DATE?
Jadi kawan, apapun yang terjadi
di tahun 2016, jangan tinggalkan komunitas. Disana kita membangun dan di
bangun!! Sampai bertemu di part 2, kita akan berbincang dengan Nehemia Juru
Minum Raja yang karir politiknya naik menjadi Bupati
Man Jadda Wa Jadda!!!!
No comments:
Post a Comment