Saturday, January 9, 2016

Be Sober Be Vigilant part2, Praying together, Act together, Speak the Word of GOD



Wah udah balik lagi, pasti ngga malam mingguan nih? Tau aja! Eh sudah dulu lah bahas yang itu, sekarang balik lagi lanjutan yang diatas, tentang membangun dalam konteks situasi yang dihadapi oleh Nehemiah dengan pedang dan sekop.

Dalam konteks membangun diri sendiri, lalu membangun keluarga atau membangun komunitas. Kita akan teringat pada kisah Juru Minum Raja yang kemudian menjadi Bupati. Sebuah karir politik yang melejit cukup luar biasa. Kita akan teringat yang namanya Nehemiah ketika pulang ke Yerusalem dari pengasingan dan kemudian mulai membangun lagi reruntuhan tembok Yerusalem. Situasi yang hampir sama yang Yesus singgung ketika berbicara dengan murid-muridNya sebelum ditangkap, dalam konteks menggunakan pedang atau senjata, namun masih tetap membangun dan bekerja. Mari kita baca di Nehemiah.

Sejak hari itu sebagian dari pada anak buahku melakukan pekerjaan, dan sebagian yang lain memegang tombak, perisai dan panah dan mengenakan baju zirah, sedang para pemimpin berdiri di belakang segenap kaum Yehuda yang membangun di tembok. Orang-orang yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata. Setiap orang yang membangun bekerja dengan berikatkan pedang pada pinggangnya, dan di sampingku berdiri peniup sangkakala.  (Nehemiah 4:16-18)

Ada frase Sejak hari itu, jadi situasi yang berbeda. Ada perubahan dari situasi awal, ada perubahan dari situasi normal. Sejak kapan? Apa yang terjadi? 

Ketika Sanbalat dan Tobia serta orang Arab dan orang Amon dan orang Asdod mendengar, bahwa pekerjaan perbaikan tembok Yerusalem maju dan bahwa lobang-lobang tembok mulai tertutup, maka sangat marahlah mereka. Mereka semua mengadakan persepakatan bersama untuk memerangi Yerusalem dan mengadakan kekacauan di sana.  (Nehemiah 4:7-8)

Musuh melihat progress yang luar biasa dari pembangunan tembok Yerusalem, mereka mulai cemas dan kemudian mereka mulai meningkatkan masalah kepada orang Israel. Pertama-tama mereka hanya mencemooh dan menghina saja, meruntuhkan mental orang-orang Yahudi. Namun siasat ini tidak berhasil. Nehemiah mampu memimpin bangsa ini untuk focus membangun, kemajuan tercapai lobang-lobang tembok mulai tertutup. PROGRESS membuat musuh CEMAS, dan PROGRESS membuat musuh meningkatkan serangan mereka. Semakin tinggi pohon tumbuh, semakin kencang angina bertiup.
Situasi berubah! Hikmat diperlukan, perlu pendekatan berbeda, perlu cara yang berbeda juga. Dan lihatlah apa yang dilakukan Nehemiah:

Tetapi kami berdoa kepada Allah kami, dan mengadakan penjagaan terhadap mereka siang dan malam karena sikap mereka.  (Nehemiah 4:9)

Yes!!! Yang dilakukan Nehemiah dan orang-orang Yahudi pertama kali ketika menemui masalah adalah BERDOA! Keren!!
Dan tidak berhenti sampai disitu saja, lamgkah berikutnya adalah BERTINDAK!!


Maka aku tempatkan rakyat menurut kaum keluarganya dengan pedang, tombak dan panah di bagian-bagian yang paling rendah dari tempat itu, di belakang tembok, di tempat-tempat yang terbuka. Kuamati semuanya, lalu bangun berdiri dan berkata kepada para pemuka dan para penguasa dan kepada orang-orang yang lain: "Jangan kamu takut terhadap mereka! Ingatlah kepada Tuhan yang maha besar dan dahsyat dan berperanglah untuk saudara-saudaramu, untuk anak-anak lelaki dan anak-anak perempuanmu, untuk isterimu dan rumahmu."  (Nehemiah 4:13-14)

Jadi yang dilakukan Nehemia ketika situasi berubah :

BERDOA
BERTINDAK STRATEGIS
MEMPERKATAKAN FIRMAN TUHAN

Dalam bertindak strategis Nehemiah tidak sembarangan, tetapi penuh perhitungan. Dan Nehemiah memakai basis keluarga untuk pembangunan dan pertahanan. Perhatikan Nehemiah menempatkan rakyat menurut kaum keluarganya dengan pedang, tombak dan panah.
Nah kalau kita kembali kepada bagian awal Nehemia, Nehemiah 3 ada begitu banyak daftar nama disana yang ditempatkan per wilayah.
Jadi masing-masing keluarga, masing-masing komunitas bertanggung jawab atas wilayah tanggung jawab nya masing-masing, dan ini semua tersambung dalam satu ikatan besar membangun tembok yang utuh.
Inilah yang terjadi, masing-masing komunitas berjaga dan membangun di area tanggung jawabnya masing-masing, tangan mereka kanan dan kiri masing masing bekerja berbeda, satu tangan memegang senjata, satu tangan untuk bekerja, mengangkut, memikul atau pekerjaan lainnya, sementara yang lain juga dalam posisi yang sedemikian rupa saling menjagai satu dengan yang lain. Wow luar biasa!!
Jika satu bagian saja kena ancaman, berarti ancaman bagi seluruh pekerjaan. Dan masing-masing komunitas mempunyai tanggung jawab yang sama membangun area nya. Tentunya anggota keluarga yang terlibat pastilah siap sedia, orang-orang yang sudah terbangun kan. Semangat mereka yang sempat rontok dibangun dengan doa, dibangun dengan tindakan strategis yang nyata dan kemudian dikuatkan dengan memperkatakan Firman TUHAN dan basisnya adalah komunitas, basisnya adalah keluarga. Keluarga yang bisa membangun adalah keluarga yang berdoa bersama-sama, keluarga yang melakukan strategi dengan satu komando, keluarga yang selalu memperkatakan FIRMAN TUHAN. Lihat apa yang terjadi setelah itu semua dilakukan, pekerjaan membangun Tembok bisa dilanjutkan lagi. Komunitas yang bisa membangun adalah komunitas yang berdoa bersama, saling mendoakan, komunitas yang saling menguatkan satu sama lain, bertindak dalam satu symphony, dan tidak lupa selalu mengingat dan memperkatakan FIRMAN TUHAN bersama.
Tetap bekerja, tetap berpedang, tetap berkarya dan terus berjaga jaga!
Let’s do those together!! We are family!

Mario Puzo wrote, “ The strength of a family like the strength of an army, is in its loyalty to each other”

2 comments: