CONNECT WITH GOD, WORSHIP GOD
Connect dengan Tuhan kembali itu selalu inisiatif nya Tuhan bukan manusia.
Sejak semula Manusia yang memutuskan hubungan nya dengan TUHAN, Adam jatuh
dalam dosa, tindakan dia membuat dosa masuk dalam manusia lebih parah lagi
response yang Adam tunjukkan membuat putus hubungan manusia dengan Tuhan,
padahal Tuhan sudah memberi kesempatan dengan
mencari Adam. Tuhan terus berupaya untuk
berkoneksi, tersambung kembali dengan manusia. Jadi Tuhan selalu menjad
inisiatornya meski yang membuat koneksi putus adalah manusia.
Worship menjadi bagian penting dalam RECONNECT dengan TUHAN.
Saya coba untuk melihat bagian tersebut dalam konteks Worship pujian dan
penyembahan yang kita lakukan secara corporate, bersama-sama sebagai satu Tubuh
Kristus, Gereja.
Let's see
Gereja memegang peranan penting dalam masa Perjanjian Baru,
gereja yang saya maksud disini adalah bukan denominasi, namun sekelompok orang
yang Yesus panggil keluar, di perjanjian Baru, kata Gereja bermula dari
Ekklesia .
I commend to you our sister Phoebe, who is a deacon in the church
in Cenchrea. (Romans 16:1)
Aku meminta perhatianmu terhadap Febe, saudari kita yang
melayani jemaat di Kengkrea, (Roma 16:1)
Bandingkan…
Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah
di padang gurun di antara malaikat yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan
nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang hidup untuk
menyampaikannya kepada kamu. (Acts 7:38)
Church, jemaat, siding Jemaah menggunakan kata yang sama yakni ; ekklesia
ἐκκλησία, ekklēsia dibaca : ek-klay-see'-ah
From a compound of G1537 and a derivative of G2564; a calling
out, that is, (concretely) a popular meeting, especially a religious
congregation (Jewish synagogue, or Christian community of members on earth or
saints in heaven or both): - assembly, church.
Kata ekklesia terdiri dari kata depan "ek" yang
berarti "ke luar" dan kata kerja "kalein" yang berarti
"memanggil." Maka ekklesia berarti "orang-orang yang dipanggil
ke luar." Secara singkat kira-kira beginilah artinya.
Kata dipanggil keluar, kita langsung teringat pada Keluaran.
Sekarang bandingkan ini:
Keluaran 7:16 (TB) Dan
katakanlah kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu
untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku
di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan.
Umat Israel dipanggil keluar dari Mesir untuk menyembah,
beribadah kepada TUHAN.
and say to him, 'GOD, the God of the Hebrews, sent me to you
with this message, "Release my people so that they can worship me in
the wilderness." So far you haven't listened. (Exodus 7:16)
Release, let them go, so they can worship ME.
Dipanggil KELUAR untuk menyembah / WORSHIP GOD, the God of
Hebrews. Setelah Yusuf mati secara kronologis “panggung” Alkitab beralih
menyorot kehidupan Ayub, sementara ISRAEL terputus dengan TUHAN, baru kemudian
Tuhan mengutus Musa untuk menjadi Messenger menyambung kembali Koneksi Israel
dengan TUHAN, lewat Worship.
Tuhan inisiatif reconnect, calling His son from Egypt,
orang-orang Israel hanya menangis saja.
Dan seterusnya sejarah kembali bergulir, Perjanjian Lama
selesai, sepi seakan TUHAN terputus dan menyambung lagi melalui GerejaNYA
dipanggil keluar untuk menyembah TUHAN.
And so,
dear brothers and sisters, I plead with you to give your bodies to God because
of all He has done for you. Let them be a living and holy sacrifice—the kind He
will find acceptable. This is truly the way to worship Him. (Romans 12:1) NLT
Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan
api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai, kepada
bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon,
supaya jangan lagi berbicara kepada mereka, sebab mereka tidak tahan mendengar
perintah ini: "Bahkan jika binatangpun yang menyentuh gunung, ia harus
dilempari dengan batu." Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga
Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar." Tetapi kamu
sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan
kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat
anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang
menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi
sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah
pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel. Jagalah supaya
kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia
yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita
berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga? Waktu itu suara-Nya
menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi
Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga."
Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang
dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak
tergoncangkan. Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan,
marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang
berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Sebab Allah kita adalah api yang
menghanguskan. (Hebrews 12:18-29)
Mohon maaf kutipannya panjang, intinya begini : Sejak hari
Raya Pentakosta saat Roh Kudus dicurahkan pertama kali di Yerusalem itu adalah
permulaan dari Penebusan Raya, dipanggil
keluar dari kegelapan kepada Terang. Sebuah Penyembahan di Masa yang baru telah
datang, sebuah generasi, jemaat – ekklesia yang menyembah worship dan memuji praising
Tuhan. Panggilan Injil adalah panggilan Worship, berbalik dari dosa dan
menyembah nama Tuhan. The Gospel call is call to worship, to turn from sin and
call upon the Name of The LORD . Dan tidak lagi menyembah di padang gurun,
tetapi ke Tahta Tuhan dengan keberanian karena darah Kristus.
Saudara lihat pattern nya,
Jika Connect = worship GOD maka
Disconnect = Not worship GOD/ worship others that not GOD
Israel kuno ketika mereka tidak meyembah TUHAN, Allah Abraham
Ishak dan Yakob mereka terputus dari Tuhan dan terbuang di pembuangan Babel dan
Persia.
Hukum 1: Akulah Tuhan.....
Pada Bahasa aslinya Perintah pertama ini tidaklah dimulai
dengan kata "Aku". Kata Ibrani untuk "Aku" adalah
"ani". Tetapi di dalam perintah ini, kata yang dipakai adalah kata
lain yaitu "anokhi". Arti dari kata "anokhi" tidak
sesederhana arti "aku". Artinya sebenarnya adalah "I,
myself" atau "aku sendiri". Berbeda daripada "ani",
kata "anokhi" memiliki penekanan yang kuat yang menunjuk pada
"aku" -- "aku-lah dia", dan bukan yang lain.
Kalimat pertama perintah ke-1 ini seolah-olah tidak memiliki
sebuah perintah di dalamnya. "Akulah TUHAN, Elohimmu, yang membawa engkau
keluar dari tanah Mesir". Di mana letak perintahnya? Perintah tersebut
terkandung secara terselubung ketika kita mengerti kata "anokhi" ini.
"I, myself". "Aku seorang diri". "Hanya saya
saja". "Saya ini loh!" Penekanan yang ngotot seperti ini
mengandung perintah untuk kita menyadari dan mengakui, bahwa Y-H-W-H lah Tuhan.
Tidak ada yang lain. Dialah satu-satunya yang ada dan satu-satunya mengeluarkan
Israel dari Mesir. Dia sendiri. Tidak ada yang lain. "Anokhi!" - I,
Myself!
Jadi jika ada yang lain yang diandalkan berarti tidak menyembah
TUHAN. Menyembah TUHAN berarti menaruh TUHAN di pusat, hanya DIA saja, hanya
DIA seorang.
Orang Israel berpaling ke yang lain, maka terputuslah mereka
dengan TUHAN, DISCONNECTED
Penyembahan membawa kita tersambung dengan TUHAN dengan
hadiratnya, Yakobus 4:8 (TB) Mendekatlah
kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu.
We draw near to GOD through worship, GOD draw near to us
because of worship
Jadi,
saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke
dalam tempat kudus, (Hebrews 10:19)
let us draw
near to God with a sincere heart in full assurance of faith…(Hebrews 10:22)
Saat menyembah kita menarik hadirat TUHAN dan kita juga
mendekat kedalam Tahta TUHAN.
Lalu para peniup nafiri dan para penyanyi itu serentak
memperdengarkan paduan suaranya untuk menyanyikan puji-pujian dan syukur kepada
TUHAN. Mereka menyaringkan suara dengan nafiri, ceracap dan alat-alat musik
sambil memuji TUHAN dengan ucapan: "Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk
selama-lamanya kasih setia-Nya." Pada ketika itu rumah itu, yakni rumah
TUHAN, dipenuhi awan, sehingga imam-imam
itu tidak tahan berdiri untuk menyelenggarakan kebaktian oleh karena awan itu,
sebab kemuliaan TUHAN memenuhi rumah Allah. 2 Tawarikh 5:13-14 (TB)
Saat ini masanya Yohanes
4:23-24 (TB) Tetapi saatnya akan datang
dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa
dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus
menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Kita menyembah di alam Roh, sekalipun kenyataan tidak
memungkinkan kita tahu Tuhan bekerja di secara spiritual.
Truth, Kebenaran kita harus tahu bagaimana yang benar,
KEBENARAN tentang Penyembahan dan sikap kita dalam menghadapi hadirat TUHAN.
For where
two or three come together in my name, there am I with them. (Matthew 18:20)
Dalam Date atau dalam fasilitasi pasti ada dua atau 3 orang
atau lebih, Tuhan hadir, dan membuat Tuhan nyata dan bertahta disana melalui
puji pujian umatNYA.
Yet You are
holy, enthroned on the praises of Israel. (Psalms 22:3)
Dalam kita melayani jika kita tidak mengandalakan Tuhan kita
mengandalkan diri sendiri, mengandalkan diri sendiri kita menyembah diri
sendiri karena yang mendapat pujian adalah diri kita, kita menginginkan pujian
yang adalah hak nya TUHAN. Namu jika
kita mengandalakna TUHAN, taruh Tuhan di pusat pelayanan kita, kita menyembah
TUHAN, dan TUHAN hadir, hadiratnya nyata, pelayanan kita full of HIS Presence.
When we worship, we connect to GOD, bring HIS Presence to the
people we serve, and connect them to GOD through Worship.
No matter what your situation is, just worship and praise
HIM. It’s about attitude, in a spirit realm. We begin to see GOD as He is and
then respond to His presence, not respond to our circumstances.
Mari kita lihat di Mazmur 95 bagaimana respon kita
seharusnya;
- Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung batu keselamatan kita. (Psalms 95:1). Merespon dengan emosi kita, perasaan kita luapan sukacita. Menyanyi, bersorak, mainkan music, sukacita
- Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita. (Psalms 95:6). Merespon dengan kehendak kita, menundukkan kehendak kita.
- Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa di padang gurun, (Psalms 95:8) Merespon dengan pengertian, pola pikir kita, jiwa kita.
Jadi merespon dengan benar, kehendak, jiwa and emosi. Seluruh
sisi kehidupan kita.
Jika respon nya salah, fatal akibatnya. Bukan hanya buat kita
namun buat jiwa jiwa yang kita layani.
Ketika tabut TUHAN itu masuk ke kota Daud, maka Mikhal, anak
perempuan Saul, menjenguk dari jendela, lalu melihat raja Daud meloncat-loncat
serta menari-nari di hadapan TUHAN. Sebab itu ia memandang rendah Daud
dalam hatinya. (2 Samuel
6:16)
Ketika Daud pulang untuk memberi salam kepada seisi rumahnya,
maka keluarlah Mikhal binti Saul mendapatkan Daud, katanya: "Betapa raja
orang Israel, yang menelanjangi dirinya pada hari ini di depan mata budak-budak
perempuan para hambanya, merasa dirinya terhormat pada hari ini, seperti orang
hina dengan tidak malu-malu menelanjangi dirinya!" (2 Samuel 6:20)
Tetapi berkatalah Daud kepada Mikhal: "Di hadapan TUHAN,
yang telah memilih aku dengan menyisihkan ayahmu dan segenap keluarganya untuk
menunjuk aku menjadi raja atas umat TUHAN, yakni atas Israel, --di
hadapan TUHAN aku menari-nari, bahkan aku akan menghinakan diriku lebih dari
pada itu; engkau akan memandang aku rendah, tetapi bersama-sama
budak-budak perempuan yang kaukatakan itu, bersama-sama merekalah aku mau
dihormati." Mikhal binti Saul tidak mendapat anak sampai hari matinya.
(2 Samuel 6:21-23)
Sikap Mikhal memandang rendah Daud sama saja memandang rendah
hadirat Tuhan, akibatnya fatal, MANDUL.
Bayangkan sikap kita seperti ini, kita tidak akan menaburkan
apa-apa ke kehidupan orang yang kita layani, sia-sia. Karena kita mandul, dan
hanya menghasilkan kemandulan juga, tidak ada pertumbuhan, tidak ada buah.
Bukan hanya kita, namun orang yang kita layani!!!
Sikap yang benar adalah ikut bersorak sorai!!!
Yesaya 54:1 (TB)
Bersorak-sorailah, hai si mandul yang tidak pernah melahirkan!
Bergembiralah dengan sorak-sorai dan memekiklah, hai engkau yang tidak pernah
menderita sakit bersalin! Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih
banyak anak dari pada yang bersuami, firman TUHAN.
Ini sikap benar, prophetic!! Sekalipun kemustahilan yang
dihadapi, kemandulan namun bersorak sorai, memuji dan menyembah akan ada buah-buah
yang didapat. Ada banyak anak-anak rohani yang dilahirkan, leader-leader baru
yang dilahirkan. Terobosan-terobosan.
Worship GOD menjadi Rahim bagi sebuah breakthrough!
Tidak worship GOD atau worship hal lain selain GOD, atau sikap
yang salah hanya akan meghasilkan kemandulan, tanah gersang.
Worship GOD adalah menyuburkan tanah-tanah yang siap untuk
ditanam benih sorgawi.
Worship GOD menyiapkan jalan bagi lawatan Breakthrough bagi
masing masing orang yang kita layani, dalam konteks ini adalah para
participants dalam group classes kita DB COC COL COB ataupun VP.
Bukan tentang kita, skill kita, jam terbang kita, namun
tentang Tuhan yang kita muliakan dan tinggikan dalam pelayanan kita dalam
pujian dan penyembahan kita kepada NYA.
Kehormatan bagi kita menjadi partner TUHAN untuk menjadi
alatnya melahirkan pemimpin baru yang takut akan TUHAN, relevant di jaman nya
dan di generasinya.
TUHAN memberkati.
[seperti yang dibagikan di retreat JPCC
Community Classes 2015 di Highland Park Bogor, RECONNECT]