Melihat judul diatas apa
hubungannya Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan nasional Indonesia
dengan Yesus Kristus? Sesungguhnya nama Ki Hajar Dewantara ini muncul ketika
saya berdiskusi dengan Juferson, seorang Leader di Gereja Lokal tempat saya
tertanam. Diskusi bermula tentang materi training in class di JPCC yang berhubungan dengan “Grooming Process” pengkaderan untuk mencetak seorang
pemimpin, konteks nya adalah Pemimpin Small Group, atau Pemimpin
Kelompok Sel, disini kami menyebutnya Ketua DATE.
Tak ada yang lebih pas lagi kita
lihat untuk melihat dimana di ALKITAB kita bisa belajar tentang “Grooming
Process” pertama kali mata kita pasti tertuju pada Yesus Kristus dan
murid-muridNYA 2000 tahun yang lalu,
saat Yesus berjalan di muka bumi ini menyusuri pantai Danau Galilea, dan
kota-kota disekitarnya. Kita bisa lihat
pada apa yang Yesus lakukan selama berjalan dengan murid-murid Nya “The Twelve”
yang dua belas itu kurang lebih selama
3,5 tahun.
Setelah draft tulisan pertama
tentang “Grooming Process” ini selesai dan berdiskusi lewat telpon dengan bapak
Juferson nyatalah apa yang diserukan oleh Ki Hajar Dewantara selaras dengan metode
yang Yesus terapkan pada murid-muridnya. Sejak SD kita tahu semboyan pendidikan
yang diterapkan Ki Hajar Dewantara sangat terkenal dalam Bahasa Jawa
ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan").
Semboyan ini masih tetap dipakai
dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan
Tamansiswa.
Benar-benar nyata apa yang
dikatakan pengkotbah, tidak ada yang baru dibawah matahari ini, bahwa segala sesuatu itu sudah ada sejak dulu.
Kita hanya perlu rajin untuk menggali nya di ALKITAB. Kebenaran yang sudah ada
sejak purbakala, kita hanya perlu melihatnya dengan perspektif yang baru,
sesuai dengan jaman kita sekarang.
Kedua, ALKITAB itu lebih dekat
pada budaya Timur dibanding budaya Barat. Memang nyata bahwa Budaya Middle
Eastern lebih ke Eastern nya disbanding ke Western. Terbukti di sini. Kebenaran
Alkitab, apa yang Yesus kerjakan ada terlihat pada Falsafah Jawa.
Mari kita lihat apa yang terjadi,
bagaimana interaksi YESUS dan DUA BELAS MURID NYA di 3,5 tahun YESUS berjalan
menyusuri pantai Danau Galilea dari kota ke kota menuju Yerusalem.
MARI DAN LIHATLAH… “ ing
ngarso sung tulodho”
Tetapi Yesus menoleh ke
belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka:
"Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya:
Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah
dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia
tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu
kira-kira pukul empat. (John
1:38-39)
Tahapan pertama dalam “Grooming
Process” dikenal juga dengan nama PEMURIDAN, membuat seseorang menjadi murid.
Dimulai dari sebuah undangan, undangan untuk mengikuti dan melihat apa yang
dikerjakan Yesus. Tahapan ini para murid pertama ini hanya melihat apa yang
YESUS kerjakan mengamati, menyimpannya dalam hati.
Kata “marilah” atau “follow”
dalam Bahasa Inggrisnya, di Bahasa aslinya terdiri dari dua kata yakni :
δεῦτε : deúte; artinya mari. Kedua adalah kata ὀπίσω : opísō
bisa diartikan dari belakang. Jadi keduanya jelas adalah ajakan untuk mengikuti
dari belakang. Jadi mereka juga ikut kemana YESUS pergi.
Mereka belajar tentang siapa
YESUS ini secara personal, apa yang Dia kerjakan, bagaimana pelayanannya,
bagaimana pengajarannya. Sebagai seseorang yang dilihat maka YESUS memberikan
teladan dan contoh bagaimana Dia melayani, pada YESUS memimpin adalah melayani
3,5 tahun terakhir hidupnya adalah tentang melayani, murid-murid belajar dari
teladan YESUS bahwa melayani pusatnya bukan mereka tetapi orang lain, orang
yang mereka layani. YESUS menjadi teladan, menetapkan standard yang harus
diikuti.
Murid-murid mengumpulkan
informasi apa saja yang dilihatnya, apa saja yang Yesus kerjakan dan bagaimana
mengerjakannya. Yesus menginginkan murid-murid mengenali misi nya, the nature
of HIS ministry.... this how I do it and why. Yesus menginginkan murid-muridnya
mengenal Tuhan BAPA secara pribadi, seperti DIA mengenalnya. di Fase ini Yesus
mempersiapkan hati para murid
Watch and Learn.
Saat Yesus mengubah air menjadi
air anggur, YESUS memperlihatkan kerelaannya untuk menolong orang. Saat Yesus
membersihkan bait ALLAH, YESUS memperlihatkan kecintaannya akan RUMAH TUHAN dan
tidak menginginkan penyalahgunaan Rumah TUHAN untuk keuntungan pribadi.
Sebagai orang yang memberikan
contoh/ teladan. Pas dengan semboyan pertama “ ing ngarso sung tulodho” yang artinya seorang pemimpin mempunyai posisi
didepan berarti memberi contoh. Dan para murid mengikuti dari belakang.
artinya Ing ngarso itu didepan /
dimuka, Sung berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti
tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sung Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin
harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang – orang disekitarnya. Sehingga
yang harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suri tauladan
Tahapan awal ini berlangsung
kurang lebih 4 sampai 5 bulan pertama pelayanan YESUS. Sebagai seorang pemimpin
kita hanya bisa melahirkan calon pemimpin yang sama seperti kita karena mereka
melihat kita.
Saya sarankan sebagai Biblical
background silahkan anda membaca Yohanes 1:35 – 5, kita temukan ada Andreas, Nathanael, Petrus,
Philipus, Yohanes, Yakobus dll, diawal proses permuridan ini.
Sebagai Pemimpin/mentor
berjalanlah didepan jadilah contoh bagi para pengikut anda/mentee
Sebagai pengikut/mentee ikutilah
semua teladan mentor anda
MARI IKUTLAH ... Ing madya mangun karsa
Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku,
dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
And he said to them,
“Follow me, and I will make you fishers of men.” Matthew 4:19 RSV
“Mari ikutlah” adalah ajakan yang lebih dalam dari yang pertama.
Ini adalah ajakan untuk terlibat. Yesus mengajak mereka untuk bersama-sama DIA.
Ini tidak hanya ajakan untuk melihat saja, namun untuk tinggal. Pada jamn dulu
para murid yang belajar dari Rabbi akan ikut kemana Rabbi pergi. Membutuhkan komitmen dari seorang murid lebih
lagi dari level yang pertama
Kata kata YESUS " I WILL
MAKE YOU..." “kamu akan kujadikan”
adalah bentuk komitmen dari Yesus untuk juga terlibat lebih dalam lagi
memberikan dirinya penuh pada murid-muridnya. YESUS tidak akan menyuruh para
murid melakukan apapun juga tanpa DIA melatihanya terlebih dahulu. Ketika kalimat
ini terucapkan oleh YESUS saya yakin ada proses yang YESUS bayangkan, YESUS
sudah membayanngkan training program buat mereka. Dan mempunyai sebuah tujuan
akhir, goal.
“… penjala manusia” ini adalah goal yang ingin dicapai dari
proses ini. Jadi jelas dalam tahapan ini kedua pihak dituntut komitmen yang
lebih tinggi dan pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk mencapai sebuah hasil
dari komitmen tersebut. Hal ini akan berhasil jika Pemimpin melakukan effort
lebih jauh lagi tidak sekedar memberi contoh di depan saja. Namun Seorang
pemimpin akan bersama-sama bekerja dengan orang-orang yang dipimpinnya untuk
meraih goal tersebut.
Dilihat dari waktu kronologisnya
ini menginjak pada bulan keenam pelayanan YESUS. Jadi para murid sudah tahu apa
saja yang YESUS kerjakan, setiap peristiwa mujizat di awal pelayanan dan semua
pengajaran mereka sudah mengenalnya, sekarang saatnya YESUS memberikan lebih
waktunya kepada para murid untuk melatihnya.
Murid-murid mengerti SIAPA YESUS,
APA yang DIKERJAKANNYA, BAGAIMANA, dan MENGAPA saat nya YESUS levelup para
murid untuk TERLIBAT dalam PELAYANAN-NYA, TERLIBAT dalam APA yan dikerjakannya.
Menginjak Yohanes 6, markus 6, Matius 14, Lukas 9 Murid-murid tidak hanya
menjadi penonton saja, namun mereke TERLIBAT kadang, membantu apa yang YESUS
kerjakan, kadang YESUS membantu mereka dan kadang YESUS hanya menyaksikannya
dari jauh. Yesus mengulurkan tangan Nya berada ditengah-tengah mereka
memberikan contoh sekaligus memberikan semangat dan bekerja bersama-sama mereka.
Peristiwa memberi makan lima ribu orang adalah salah satu contoh dari tahapan
ini. Murid-murid persis sama melakukan apa yang Yesus kerjakan sehingga 5 ribu
orang makan dengan kenyang, bahkan ada sisanya.
Tahapan ini pas dengan semboyan :
Ing madyo mangun karso. Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti
membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau
niat, atau kehendak. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah
kesibukannya memberi contoh didepan harus juga mampu terjun bersama-sama orang
yang dipimpinya untuk membangkitkan atau
menggugah semangat . Karena itu seseorang juga harus mampu memberikan
inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif agar
grooming proses tetap berjalan menuju arah yang disepakati bersama.
Jadi para murid kadang tidak
punya harapan, dan kehilangan rasa percaya diri. YESUS yag berada ditengah
tengah mereka mengulurkan tangannya menolong mereka, memberikan semangat. Salah
satu contoh adalah peristiwa Yesus berjalan diatas air. Petrus ingin untuk
berjalan diatas air, dan Yesus mengundangnya. some times meski berkali kali
melihat dan dikasih tahu, sering juga kehilangan rasa percaya diri dan
kehilangan percaya pada TUHAN.
Segera Yesus mengulurkan
tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya,
mengapa engkau bimbang?"
(Mat 14:31)
menyertai Dia dan untuk diutus-Nya ... Tut wuri handayani
Kemudian naiklah Yesus ke atas
bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang
kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk
diutus-Nya memberitakan Injil (Mark
3:13-14)
Luk_10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh
puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap
kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
Ini adalah tahapan terakhir dari
proses ini orang-orang ini para murid diutus untuk melakukan tugas-tugasNya.
Yesus tidak ikut. Ia hanya melihat dari jauh. Tahapan dimana seorang pemimpin
atau mentor tidak turun tangan melakukan sesuatu. Seorang mentor hanya melihat
dari belakang. Mereka mendahului Yesus, tentunya Yesus juga menyaksikan yang
mereka perbuat dan juga mendengar kisah sukses mereka.Yesus memberikan mereka
kesempatan , challenge , otoritas dan tanggung jawab.
Sangat pas dengan, semboyan Tut
Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati
memberikan dorongan moral atau dorongan semangat dan affirmasi. Di akhir juga
ada pengutusan ini YESUS memberikan affirmasi .
Kemudian ketujuh puluh murid
itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk
kepada kami demi nama-Mu." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku
melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
(Luk 10:17-18)
Sesungguhnya Aku telah
memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa
untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu.
Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi
bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."
(Luk 10:19-20)
DI tahapan ini kita bisa melihat
end prosesnya. Kira –kira ini adalah bulan kedua puluh dari waktu YESUS selama
3,5 tahun melayani di muka bumi. Sudah tercetak pemimpin-pemimpin baru, YESUS
bisa meninggalkan mereka kapan saja, saat waktunya tiba.
Jadilah pemimpin yang bisa
memberikan contoh di depan, memberikan semangat bersama-sama mereka dan berani
memberikan kepercayaan kepada mereka untuk memimpin dan kita melepaskannya,
hanya melihat dari belakan dan siap tanggap memberikan pengayoman. Anda akan
melahirkan pemimpin-pemimpin yang luar biasa.
Selamat melayani.