Sunday, February 22, 2015

KI HAJAR DEWANTARA dan YESUS KRISTUS – Sebuah Proses Panjang Melahirkan Pemimpin




Melihat judul diatas apa hubungannya Ki Hajar Dewantara, seorang tokoh pendidikan nasional Indonesia dengan Yesus Kristus? Sesungguhnya nama Ki Hajar Dewantara ini muncul ketika saya berdiskusi dengan Juferson, seorang Leader di Gereja Lokal tempat saya tertanam. Diskusi bermula tentang materi training in class di JPCC  yang berhubungan dengan “Grooming Process” pengkaderan untuk mencetak seorang pemimpin, konteks nya adalah Pemimpin Small Group, atau Pemimpin Kelompok Sel, disini kami menyebutnya Ketua DATE. 

Tak ada yang lebih pas lagi kita lihat untuk melihat dimana di ALKITAB kita bisa belajar tentang “Grooming Process” pertama kali mata kita pasti tertuju pada Yesus Kristus dan murid-muridNYA  2000 tahun yang lalu, saat Yesus berjalan di muka bumi ini menyusuri pantai Danau Galilea, dan kota-kota disekitarnya.  Kita bisa lihat pada apa yang Yesus lakukan selama berjalan dengan murid-murid Nya “The Twelve” yang dua belas itu  kurang lebih selama 3,5 tahun. 

Setelah draft tulisan pertama tentang “Grooming Process” ini selesai dan berdiskusi lewat telpon dengan bapak Juferson nyatalah apa yang diserukan oleh Ki Hajar Dewantara selaras dengan metode yang Yesus terapkan pada murid-muridnya. Sejak SD kita tahu semboyan pendidikan yang diterapkan Ki Hajar Dewantara sangat terkenal dalam Bahasa Jawa

ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.

("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan").


Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa.

Benar-benar nyata apa yang dikatakan pengkotbah, tidak ada yang baru dibawah matahari ini,  bahwa segala sesuatu itu sudah ada sejak dulu. Kita hanya perlu rajin untuk menggali nya di ALKITAB. Kebenaran yang sudah ada sejak purbakala, kita hanya perlu melihatnya dengan perspektif yang baru, sesuai dengan jaman kita sekarang.

Kedua, ALKITAB itu lebih dekat pada budaya Timur dibanding budaya Barat. Memang nyata bahwa Budaya Middle Eastern lebih ke Eastern nya disbanding ke Western. Terbukti di sini. Kebenaran Alkitab, apa yang Yesus kerjakan ada  terlihat pada Falsafah Jawa.
Mari kita lihat apa yang terjadi, bagaimana interaksi YESUS dan DUA BELAS MURID NYA di 3,5 tahun YESUS berjalan menyusuri pantai Danau Galilea dari kota ke kota menuju Yerusalem.



MARI DAN LIHATLAH… “ ing ngarso sung tulodho”
Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?" Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.  (John 1:38-39)
Tahapan pertama dalam “Grooming Process” dikenal juga dengan nama PEMURIDAN, membuat seseorang menjadi murid. Dimulai dari sebuah undangan, undangan untuk mengikuti dan melihat apa yang dikerjakan Yesus. Tahapan ini para murid pertama ini hanya melihat apa yang YESUS kerjakan mengamati, menyimpannya dalam hati. 
Kata “marilah” atau “follow” dalam Bahasa Inggrisnya, di Bahasa aslinya terdiri dari dua kata yakni :
δεῦτε : deúte; artinya mari. Kedua adalah kata ὀπίσω : opísō bisa diartikan dari belakang. Jadi keduanya jelas adalah ajakan untuk mengikuti dari belakang. Jadi mereka juga ikut kemana YESUS pergi.
Mereka belajar tentang siapa YESUS ini secara personal, apa yang Dia kerjakan, bagaimana pelayanannya, bagaimana pengajarannya. Sebagai seseorang yang dilihat maka YESUS memberikan teladan dan contoh bagaimana Dia melayani, pada YESUS memimpin adalah melayani 3,5 tahun terakhir hidupnya adalah tentang melayani, murid-murid belajar dari teladan YESUS bahwa melayani pusatnya bukan mereka tetapi orang lain, orang yang mereka layani. YESUS menjadi teladan, menetapkan standard yang harus diikuti.
Murid-murid mengumpulkan informasi apa saja yang dilihatnya, apa saja yang Yesus kerjakan dan bagaimana mengerjakannya. Yesus menginginkan murid-murid mengenali misi nya, the nature of HIS ministry.... this how I do it and why. Yesus menginginkan murid-muridnya mengenal Tuhan BAPA secara pribadi, seperti DIA mengenalnya. di Fase ini Yesus mempersiapkan hati para murid
Watch and Learn.
Saat Yesus mengubah air menjadi air anggur, YESUS memperlihatkan kerelaannya untuk menolong orang. Saat Yesus membersihkan bait ALLAH, YESUS memperlihatkan kecintaannya akan RUMAH TUHAN dan tidak menginginkan penyalahgunaan Rumah TUHAN untuk keuntungan pribadi.
Sebagai orang yang memberikan contoh/ teladan. Pas dengan semboyan pertama “ ing ngarso sung tulodho”  yang artinya seorang pemimpin mempunyai posisi didepan berarti memberi contoh. Dan para murid mengikuti dari belakang.
artinya Ing ngarso itu didepan / dimuka, Sung berasal dari kata Ingsun yang artinya saya, Tulodo berarti tauladan. Jadi makna Ing Ngarso Sung Tulodo adalah menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan bagi orang – orang disekitarnya. Sehingga yang harus dipegang teguh oleh seseorang adalah kata suri tauladan
Tahapan awal ini berlangsung kurang lebih 4 sampai 5 bulan pertama pelayanan YESUS. Sebagai seorang pemimpin kita hanya bisa melahirkan calon pemimpin yang sama seperti kita karena mereka melihat kita.
Saya sarankan sebagai Biblical background silahkan anda membaca Yohanes 1:35 – 5, kita  temukan ada Andreas, Nathanael, Petrus, Philipus, Yohanes, Yakobus dll, diawal proses permuridan ini.
Sebagai Pemimpin/mentor berjalanlah didepan jadilah contoh bagi para pengikut anda/mentee
Sebagai pengikut/mentee ikutilah semua teladan mentor anda

MARI IKUTLAH ... Ing madya mangun karsa

Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
And he said to them, “Follow me, and I will make you fishers of men.”  Matthew 4:19 RSV
“Mari ikutlah”  adalah ajakan yang lebih dalam dari yang pertama. Ini adalah ajakan untuk terlibat. Yesus mengajak mereka untuk bersama-sama DIA. Ini tidak hanya ajakan untuk melihat saja, namun untuk tinggal. Pada jamn dulu para murid yang belajar dari Rabbi akan ikut kemana Rabbi pergi.  Membutuhkan komitmen dari seorang murid lebih lagi dari level yang pertama
Kata kata YESUS " I WILL MAKE YOU..."  “kamu akan kujadikan” adalah bentuk komitmen dari Yesus untuk juga terlibat lebih dalam lagi memberikan dirinya penuh pada murid-muridnya. YESUS tidak akan menyuruh para murid melakukan apapun juga tanpa DIA melatihanya terlebih dahulu. Ketika kalimat ini terucapkan oleh YESUS saya yakin ada proses yang YESUS bayangkan, YESUS sudah membayanngkan training program buat mereka. Dan mempunyai sebuah tujuan akhir, goal.
“… penjala manusia”  ini adalah goal yang ingin dicapai dari proses ini. Jadi jelas dalam tahapan ini kedua pihak dituntut komitmen yang lebih tinggi dan pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk mencapai sebuah hasil dari komitmen tersebut. Hal ini akan berhasil jika Pemimpin melakukan effort lebih jauh lagi tidak sekedar memberi contoh di depan saja. Namun Seorang pemimpin akan bersama-sama bekerja dengan orang-orang yang dipimpinnya untuk meraih goal tersebut.
Dilihat dari waktu kronologisnya ini menginjak pada bulan keenam pelayanan YESUS. Jadi para murid sudah tahu apa saja yang YESUS kerjakan, setiap peristiwa mujizat di awal pelayanan dan semua pengajaran mereka sudah mengenalnya, sekarang saatnya YESUS memberikan lebih waktunya kepada para murid untuk melatihnya. 

Murid-murid mengerti SIAPA YESUS, APA yang DIKERJAKANNYA, BAGAIMANA, dan MENGAPA saat nya YESUS levelup para murid untuk TERLIBAT dalam PELAYANAN-NYA, TERLIBAT dalam APA yan dikerjakannya. Menginjak Yohanes 6, markus 6, Matius 14, Lukas 9 Murid-murid tidak hanya menjadi penonton saja, namun mereke TERLIBAT kadang, membantu apa yang YESUS kerjakan, kadang YESUS membantu mereka dan kadang YESUS hanya menyaksikannya dari jauh. Yesus mengulurkan tangan Nya berada ditengah-tengah mereka memberikan contoh sekaligus memberikan semangat dan bekerja bersama-sama mereka. Peristiwa memberi makan lima ribu orang adalah salah satu contoh dari tahapan ini. Murid-murid persis sama melakukan apa yang Yesus kerjakan sehingga 5 ribu orang makan dengan kenyang, bahkan ada sisanya.
Tahapan ini pas dengan semboyan : Ing madyo mangun karso. Ing Madyo artinya di tengah-tengah, Mbangun berarti membangkitan atau menggugah dan Karso diartikan sebagai bentuk kemauan atau niat, atau kehendak. Jadi makna dari kata itu adalah seseorang ditengah kesibukannya memberi contoh didepan harus juga mampu terjun bersama-sama orang yang dipimpinya untuk  membangkitkan atau menggugah semangat . Karena itu seseorang juga harus mampu memberikan inovasi-inovasi dilingkungannya dengan menciptakan suasana yang lebih kodusif agar grooming proses tetap berjalan menuju arah yang disepakati bersama.

Jadi para murid kadang tidak punya harapan, dan kehilangan rasa percaya diri. YESUS yag berada ditengah tengah mereka mengulurkan tangannya menolong mereka, memberikan semangat. Salah satu contoh adalah peristiwa Yesus berjalan diatas air. Petrus ingin untuk berjalan diatas air, dan Yesus mengundangnya. some times meski berkali kali melihat dan dikasih tahu, sering juga kehilangan rasa percaya diri dan kehilangan percaya pada TUHAN.
Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
(Mat 14:31)

menyertai Dia dan untuk diutus-Nya ... Tut wuri handayani

Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil  (Mark 3:13-14)
Luk_10:1  Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.
Ini adalah tahapan terakhir dari proses ini orang-orang ini para murid diutus untuk melakukan tugas-tugasNya. Yesus tidak ikut. Ia hanya melihat dari jauh. Tahapan dimana seorang pemimpin atau mentor tidak turun tangan melakukan sesuatu. Seorang mentor hanya melihat dari belakang. Mereka mendahului Yesus, tentunya Yesus juga menyaksikan yang mereka perbuat dan juga mendengar kisah sukses mereka.Yesus memberikan mereka kesempatan , challenge , otoritas dan tanggung jawab.
Sangat pas dengan, semboyan Tut Wuri Handayani, Tut Wuri artinya mengikuti dari belakang dan handayani berati memberikan dorongan moral atau dorongan semangat dan affirmasi. Di akhir juga ada pengutusan ini YESUS memberikan affirmasi .

Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.
(Luk 10:17-18)
Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. Namun demikian janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."
(Luk 10:19-20)

DI tahapan ini kita bisa melihat end prosesnya. Kira –kira ini adalah bulan kedua puluh dari waktu YESUS selama 3,5 tahun melayani di muka bumi. Sudah tercetak pemimpin-pemimpin baru, YESUS bisa meninggalkan mereka kapan saja, saat waktunya tiba.
Jadilah pemimpin yang bisa memberikan contoh di depan, memberikan semangat bersama-sama mereka dan berani memberikan kepercayaan kepada mereka untuk memimpin dan kita melepaskannya, hanya melihat dari belakan dan siap tanggap memberikan pengayoman. Anda akan melahirkan pemimpin-pemimpin yang luar biasa.

Selamat melayani.

No comments:

Post a Comment