Monday, July 18, 2022

Takut itu Wajar kok gaes!



pernah keder, gemeteran, ketika mengetahui apa yg harus kamu kerjakan, dan kamu tahu bhw apapun yg kamu kerjakan adalah hak yg benar dan somehow kamu juga tahu bhw perintah itu datang dari Tuhan? Tapi kamu tetap takut?

Apalagi taruhannya adalah hidup kamu, gak harus nyawa. Tapi hidup kamu, kehidupanmu skrg bisa hilang. Yah spt karir, kenyamanan, bisnis yg dibangun atau calon pasangan hidup

Mungkin kamu tahu bahwa kamu hrs resign dari kerjaan kamu, hrs meninggalkan kota yg skrg kamu tinggali, utk pulang kampung karena satu dan lain hal. Tapi kamu tahu bahwa kamu hrs mengambil keputusan dan bertindak. Dan kamu takut. Wajar

Aku ingat pada panggilannya Yeremia. Tuhan panggil dia jadi Nabi Allah yg menyampaikan pesan Allah kepada bangsanya

Yeremia menyampaikan pesan malapetaka sampai pesan pembuangan ke Babel, intinya Yeremia diminta TUHAN utk mengabarkan kabar buruk

Selalu terjadi, siapapun yg mengabarkan kabar buruk maka dirinya akan mengalami kabar buruk, sekalipun kabar itu benar. Nah kenyataan ini terjadi pada Yeremia, dia ditangkap, dipenjarakan. Jadi wajar jika Yeremia takut, lah taruhannya hidupnya, dan dia masih muda pulak!

Nah perkataan encouragement dari TUHAN yg aku suka, TUHAN ga bilang bahwa Yeremia gak akan mengalami nasib buruk, tapi TUHAN katakan DIA akan selalu menyertainya

Bahkan sejak dahulu kala TUHAN telah bersamanya

“Sebelum Aku membentuk engkau dlm rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sblm engkau keluar dr kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa2."

Janganlah takut kpd mereka, sebab Aku menyertai engkau utk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN."

Dan Yeremia dilepaskan TUHAN, tapi dia memilih utk tinggal bersama sisa2 bangsanya dan tidak mau ikut ke Babel. Yeremia tinggal utk terus menyerukan kabar kebenaran dari TUHAN, spy sisa2 bangsanya selamat, walau mereka tdk mendengarkannya

Kamu yg sedang berada dlm transisi, gemetar dan takut menghadapi yg mungkin atau yg pasti terjadi, wajar utk gemetar, tapi ingat Allah menyertaimu sedari dulu meski kamu gak menyadarinya. Kamu mgkn atau pasti mengalami kesusahan tapi Tuhan menyertaimu, menenangkanmu, akan melepaskanmu

Friday, April 24, 2020

PERJALANAN PERJANJIAN BARU



Naskah Perjanjian Baru yang kita miliki sekarang keabsahannya didukung dengan banyaknya temuan-temuam dokumen-dokumen kitan PB dan dokumen dari luar kekristenan. Ada lebih dari 5000 manuskrip Yunani individual yang memuat seluruh bagian atau sebagaina dari PB  yang masih bertahan hingga saat ini. Manuskrip tersebut ditambah dengan lebih dari 8000 lembar Vulgata, sebuah terjemahn Alkitab dalam Bahasa Latin yang diterjemahkan oleh Bapa Gereja Barat, Jerome. Bukti-bukti lainnya berupa ribuanmanuskrip mula-mula dari PB yang diterjemahkan ke dalam bahsa Timur seperti Sriah, koptik, Armenia, Slavia dan Ethiophia.

Bahkan tanpa ribuan manuskrip ini, hampir seluruh teks Perjanjian Baru dapat direproduksi dari kutipan-kutipan tertentu Kitab Suci yang erdapat dalam kotbah-kotabh, penafsiran-penafsiran, surat-surat dan beragam karya lain dari bapa-bapa Gereja mula-mula
Awalnya gereja mula-mula hanya mempraktekan tutur tinular, atau pengajaram secara lisan dari apa yang Yesus ajarkan kepada murid-murid dan saksi mata sejarah waktu Yesus hidup dan bekerja mengajar. Sebelum aniaya dari kalangan Yahudi memuncak, jemaat mula-mula yang mayoritas adalah orang Yahudi masih menjalankan ibadah datang ke Bait Suci di Yerusalem dan ke Synagoge dan di rumah-rumah, menggunakan Kitab Perjanjian lama yang kita kenal juga, dan menyelediki perkataan Yesus yang mereka terima dengan menggunakan Kitab Suci tersebut.

Perkaataan Yesus dan pengajaran para rasul sangat penting bagi gereja mula-mula, di awal semuanya tidak ada masalah karena ada begitu banyak saksi mata yang masih hidup yang masih bisa meneruskan pengajran kepada setiap orang yang baru terima YEsus Kristus sebagai Messias. Dan karena banyaknya saksi jadi materi bahan yang mereka teruskan secara lisan sangat akurat. Namun lama kelamaan saksi mata mulai berkurang sementara jumlah orang yang menjadi percaya bertambah berkali lipat sehingga perlu untuk menuliskan, mencatatsegala sesuatu tentang Yesus Kristus yang mereka saksikan selama hidup mereka baik tindakannya ataupun perkataanya.
Selama abad pertama para Rasul mulai menuliskan naskah-naskah, dokumen-dokumen yang pada akhrnya kita kenal sebagai dokumen perjanjian baru ini.  Ketika sudah selesai ditulis , sebagaian ada yang langsung disalin dibuatkan copy nya dan kemudian diedarkan diantara jemaat sehingga semua membaca, tahu dan mengerti.

Public reading tulisan Injil dan pengajaran rasul-rasul menjadi center dari pertemuan-pertemuan jemaat karena memnag tidak semua orang memiliki salinannya untuk dibaca dirumah, buku-buku tersebut ditambahkan pada Kitab Perjanjian Lama yang juga sebgaian dari mereka memilikinya.
Sehingga untuk dapat mendengar apa yang pernah Yesus ajarkan dan para Rasul jelaskan atau ajarkan maka orang-orang Kristen mula-mula ini harus datang pada pertemuan-pertemuan ibadah yang diadakan pada masa itu.
Jadi selama tradisi lisan mengajarkan pesan Yesus Kristus, jemaat memiliki Kitab Suci PL yang mereka baca dalam terang pengajaran Yesus Kristus.

Penulisan seluruh naskah PB hanya membutuhkan waktu yang sangat pendek dimulai dari tahun 48-100 M, dalam prosesnya, Sebagian dari tulisan-tulisan yangs selesai dikerjkan langsung dicopy dan diedarkan diantara komunitas-komunitas orang percaya yang pesat tumbuh di awal gereja tersebut.
Dokumen yang menjadi Kitab Perjanjian Baru yang paling awal ditulis adalah Surat Yakobus di tahun 45 M, kemudian disusul Surat-surat Paulus, yang ditulis  tahun 50an, menunjukkan bahwa komunitas Kristen sudah begitu banyak dan menyebar ke segala penjuru, dimulai dari Surat kepada Jemaat
Tesalonika tahun 52 dan 53 M ditulis saat ada di Korintus,  tahun 56 masih di Korintus menulis surat Galatia, tahun 57 Surat kepda Korintus ditulis dari Makedonia, surat kepada jemaat Roma Paulus menuliskannya tahun58 dari korintus. Tahun 58 juga petrus menulis surat pertamanya, disebutakn dia berada di Babilonia walau ada yang berpendapat juga Petrus saat itu ada di roma. Injil Markus ditulis kira-kira tahu 50-60an, Injil Matius ditulis kira-kira natar tahun 55-65
Tahun 59 Paulus di penjara di caesarea dan menulis surat pada jemaat Filipi. Surat Yudas ditulis kira-kira thaun 60an M, pada  tahun 61 Paulus tiba di penjara di Roma menuliskan surat kepada jemaat di Efesus, Kolose, dan Filemon. Lukas mempunyai bahan yang banyak setelah menyertai Paulus jadi di tahun ini dia menyelesaikan Injil Lukas. Paulus  Dibebaskan dari penjaa tahun 62 dan menulis surat kepda Timotius dan Titus. Surat kepada Ibrani ditulis kira-kira tahun 63 M. Petrus menulis Suratnya yang kedua dari Roma tahun 65. Tahun yang sama di Roma Paulus menulis surat kepada Timotius, selama Paulus di Penjara Kisah Para Rasul di tulis oleh Lukas tahun 67 M
Tahun 80-90 M Yohanes menuliskan surat pertamanya sampai ketiga, dan tahun 89 dia menuliskan kitab Wahyu dan di penghujung usianya tahun 90an Rasul Yohanes menuliskan menyelesaikan Injil Yohanes, demikian jika kita lihat Susunan Perjanjian Baru secara urutan penulisan.

Keberadaan Naskah Perjanjian Baru diatas dikenal oleh generasi kedua gereja, para bapa-bapa gereja. 
Clement dari Roma tahun 95 menulis surat pada jemaat di korintus, dia menuliskan “Ambilah surat dari Rasul Paulus yang diberkati” bisa kita pahami dari kalimat ini baha Clement memiliki surat-surat dari rasul Paulus. Ignatius Bishop Antiokhia di awal abad pertama menuliskan pada jemaat di Efesus bahwa jemaat Efesus ada selalu disebut dalam surat-surat Rasul Paulus. Polycarp bishop Smyrna yang hidup tahu 69-155 menuliskan pada jemaat di Filipi bahwa Rasul Paulus menuliskan surat kepada mereka. Dan dalam suratnya pada jemaat Filipi ini Polycarpus mengutip dari PL dan surat Paulus, membuktikan bahwa kedua nya memiliki otoritas yang sama sebagai tulisan ilahi. Polycarp mengutip Maz 4:5 dan Efesus 4:26
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu (Eph 4:26)
(4-5) Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Sela (Psa 4:4)

Tahun 100an M Ignatius menulis kepada jemaat Filadelfia dan menyebutkan Injil disana, bahwa jika ada orang mengutip kata-kata dan kata-kata tersebut tidak ada di Injil maka Ignatius tidak akan mempercayainya.

Papias di awal abad kedua dipercayai mengetahui atau pernah membaca Injil Matius, Markus dan Yohanes serta surat 1 Petrus dan 1 Yohanes. Tahun 170 Melito Bishop Sardis menulis tafsiran atau commentary atas Kitab Wahyu. Tahun 180 Irenaeus mengatakan tulisan injil ada empat dan menyebut Matius satu diantaranya serta mengatkan bahwa Kisah para Rasul ditulis oleh Lukas.

Sama seperti perjalanan atau proses Canon Perjanjian Lama, demikian juga proses Canon Perjanjian Baru bisa dilacak dan diidentifikasi. Kita bisa melihatnya dari tulisan-tulisan bapa-bapa gereja dimana mereka menyebutkan kumpulan naskah-naskah yang nantinya jadi satu kesatuan naskah perjanjian baru, jadi konsili-konsili yang terjadi bukan menentukan kitab mana yang harus masuk dan mana yang tidak, karena perjalanan canon sudah bermula sejak kitab kita tersebut beredar terpisah diantara para jemaat mula-mula. Konsili-konsili yang ada sejatinya terjadi karena respon atas maraknya ajaran-ajaran palsu dari guru-guru palsu yang berkembang diantara jemaat dan menyesatkan umat.

Perlu diingat bahwa cukup wajar pada masa itu surat yang ditujukan buat satu jemaat juga kemudian dibacakan buat jemaat lainnya, didistribusikan di banyak komunitas jemaat bahkan Paulus pun menyarankan demikian, hanya jika tidak disalin terlebih dahulu surat tersebut bisa hilang, seperti surat pada jemaat di Laodikia yang Paulus sebutkan di Suratnya pada Kolose

Dan bilamana surat ini telah dibacakan di antara kamu, usahakanlah, supaya dibacakan juga di jemaat Laodikia dan supaya surat yang untuk Laodikia dibacakan juga kepadamu. (Col 4:16)

Sangatlah wajar jika kemudian dalam identifikasi perjalanan kanon kitab-kitab perjanjian baru kita temukan bapa-bapa Gereja memiliki surat-surat yang tidak ditujukan langsung pada dirinya atau jemaatnya

Clement Bishop Roma (60-100), yang namanya disebutkan dalam surat Paulus pada jemaat di Filipi, disebutkan mengutip apa yamg ditulis di Kisah Para Rasul, Surat Roma, Surat 1 Korintus, Surat Efesus, surat Titus, Surat Ibrani dan Surat 1 Petrus.

Ignatius Bishop Antiokhia (80-117) memnag tidak mengutip secara persis naskah-naskah Perjanjian baru tapi tulisan-tulisannya bisa dilihat mengacu pada Matius, Lukas, Yohanes, Roma, 1&2 Korintus, Galatia, Efesus, dan 1&2 Timotius

Polycarp Bishop Smyrna (69-155) yang martir dibawah pemerintahan Roma, memiliki 16 kitab sebagai kanon Perjanjian Baru, dia tidak menyebutkan kitab Matius, Kolose, 1 Tesalonika, Titus, Filemon, Yakobus, 2 Petrus, 1,2,3 Yohanes, Yudas dan Wahyu

Justin Martyr (100-165) mengutip dari Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1 Korintus, Galatia, Efesus, Kolose, 2 Tesalonika , Ibrani dan 1 Petrus. Diduga Justin mengenal kitab-kitab PB lainnya tapi dia tidak mengutipnya dalam tulisan-tulisannya.

Irenaeus Bishop (130-202) dari Lyon, dia dibawa ke Asia Kecil, dilatih oleh Polikarpus murid Yohanes dan kemudian menghabiskan waktu di Roma, mengutip dari kurang lebih 25 buku Perjanjian Baru. Irenaeus memasukkan Sheperd of Hermes dan juga Surat 1 Clement.

Cardinal L.A Muratori menemukan manuskrip dari tahun 190 yang berisi list kitab PB di sebuah perpustakan di Milan pada  abad ke 8, ada Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1&2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1&2 Tesalonika, 1&2 Timotius, Titus, Filemon, 1&2 Yohanes, Yudas, Wahyu, Hikmat Salomo dan Apokaliptik Petrus, ada 20 list Kitab yang ada di Perjanjian Baru. Muratorian Canon tidak memasukkan Sheperd of Hermes, jelas tidak masuk dalam canon

Clement dari Alexandria (155-220) salah satu dari scholar Kristen, menurut Eusebius Clement menulis tafsiran hampir semua kitab yang ada kanon dan beberpa tulisan yang diragukan. Dari kutipan dalam tulisannya Clement mengambil dari kitab kitab yang nantinya jadi kanon, yakni Matius, Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1&2 Korintus, Galatia, Efesus, Filipi, Kolose, 1&2 Tesalonika, 1&2 Timotius, Titus, Ibrani, 1 Petrus, 1 Yohanes,, Yudas, Wahyu. Clement tidak menyebutkan Filemon, Yakobus, 2 Petrus, dan 2&3 Yohanes. Clement memasukkan Didache, Surat Barnabas, 1 Clement, Apokaliptik Petrus, Sheperd dari Hermas, dan bisa jadi Kisah Rasul Petrus dan Kisah Rasul Paulus
Clement jelas membedakan mana tulisan kanon dan mana apokrifa

Tertullian (160-220) dari Carthage, sama seperti Irenaeus dia juga banyak mengutip dari naskah PB, Matius Markus, Lukas, Yohanes, Kisah Para Rasul, Roma, 1&2 Korintus, Galatia,Efesus, Filipi Kolose, 1&2 Tesalonika, 1&2 Timotius, Titus, Ibrani, Yakobus, 1Petrus, 1&2 Yohanes, dan wahyu. Hampir lemgkap, hanya Filemon, 2 Petrus dan 3 Yohanes yang tidak disebutkan.
Hypolitus (170-225) diajar oleh Ireaneus juga menyebutkan banyak kutipan dari hampir seluruh naskah PB, yang dia tidak sebutkan hanya Fileon dan 3 Yohanes

Origen (185-253) berkeliling dan mengunjungi komunitas Kristen Roma, Athena, Syria, Kapadokia, dan Arabia dan mencatat material biblika yand dipakai ditempat tempat yang dia kunjungi tersebut. Tahun 230 dia menyusun list buku PB yang umum bisa diterima oleh orang-orang Kristen, yakni 4 Injil, Kisah Para Rasul, 13 Surat Paulus, 1 petrus, 1 Yohanes dan Wahyu. Kitab-kitab yang masih dipertanyakan, karena tidak semua menerima 3 Yohanes, sementara Ibrani, 2 Petrus,2&3 Yohanes, Yakobus dan Yudas, Origene menerimanya meski belum semua komunitas kristen punya pendapat yang sama

Eusebius dari Caesarea (265-339) Bapa Gereja dari awal abad ke 4 mewarisi Perpustakaan milik Origen dan juga meneladani tradisi bapak angkatnya yakni Pamphilus yang mati martir. Daftar Eusebius hampir meliputi semua buku Perjanjian Baru kecuali Yakobus, Yudas, 2 Petrus, 2&3 Yohanes, walau buku-buku ini diterima oleh sebagian besar orang-orang Kristen pada masa itu.

Athanasius (296-373) Bishop Alexandria adalah yang pertama mendaftar semua 27 kitab PB seperti yang kita kenal dalam canon yang dia susun, Athanasius menulisnya pada suratnya kepada jemaatnya pada tahun 367

Yesus disalib tahun 30 M, dan Injil Yesus Kristus ditulis selesai tahun 60an M, jadi kira-kira selama 30 tahun Yesus dan pengajarannya diteruskan secara lisan. Mengapa lama sekali tradisi pengajaran PB baru dituliskan karena para rasul dan saksi mata masih banyak yang hidup dan mereka sangat mengingat jelas peristiwa tersebut  Baru kemudian ketika perlu untuk mneruskan secara tertulis karena makin banyak Yang perlu mendengar dan saksi hidup sudah semakin sedikit
Dari Perjalanan Perjanjian Baru dari mulai waktu peristiwa terjadi dan tradisi lisan dan tradisi tulisan sangat berdekatan maka apa yng mereka saksikan baik secara lisan dan tulisan kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan

Next kita belajar tentang Codex dan Sidang Konsili yak


Thursday, April 23, 2020

Perjalanan KItab Perjanjian Lama


Perjalanan Perjanjian Lama
Orang Yahudi sangat memelihara tulisan-tulisan dari para Nabi, karena percaya bahwa tulisan-tulisan tersebut datang langsung dari TUHAN. Kumpulan tulisan ilahi yang kemudian dikenal dengan Tanakh oelh orang Yahudi ini akhirnya menjadi bagian tidak terpisahkan dari kekristenan dan menjadi  bagian integral dari Canon Alkitab Kristen
Perjanjian Lama masuk kanon ALkitab karena sifat alaminya yang memiliki otoritas ilahi dan Israel pun mengakui hal ini.
Dari tulisan-tulisan sejarawan seperti Philo ataupun Josephus, kita tahu bahwa kitab Suci yang kita kenal sebagai Perjanjian Lama ini sudah dikenal di sebelum abad pertama juga, ambilah tahun 20 SM sampai 50 M bisa dijumpai di tulisannya Philo, kita juga bisa mnejumpai istilah atau sebutan Kirab Suci ini dari tulisan Josephus juga yang menulis dari tahun 90-100 M
Alkitab Perjanjian Lama memberitahu kita bahwa di masa-masa awal, wahyu tertulis ini dituangkan  sebagai tulisan pada lempengan atau loh batu dan disimpan di Tabut Perjanjian. Jika disimpan disana pertanyaanya bagaimana cara mengajarkan pada orangorang Israel masa itu? Dengan cara tutur tinular, diajarkan lisan kepada anak cucu
Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu dan kepada cucu cicitmu semuanya itu,
(Deu 4:9)
Kemudian kita tahu bahwa Musa menuliskan lima buku, secara tradisi Yahudi lima kitab Musa ini disebut Kitab Torah dan Musa memerintahkan untuk mengajarkannya secara lisan
Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
(Deu 6:6-9)
Imam-imam juga diperintahkan untuk membacakannya dihadapan jemaah Israel, itulah sebabnya Jemaah Israel hapal dan mengajarkannya pada anak-anaknya
Setelah hukum Taurat itu dituliskan Musa, maka diberikannyalah kepada imam-imam bani Lewi, yang mengangkut tabut perjanjian TUHAN, dan kepada segala tua-tua Israel. Dan Musa memerintahkan kepada mereka, demikian: "Pada akhir tujuh tahun, pada waktu yang telah ditetapkan dalam tahun penghapusan hutang, yakni hari raya Pondok Daun, apabila seluruh orang Israel datang menghadap hadirat TUHAN, Allahmu, di tempat yang akan dipilih-Nya, maka haruslah engkau membacakan hukum Taurat ini di depan seluruh orang Israel.
(Deu 31:9-11)


Dan disimpan di sampin Tabut Perjanjian
Ketika Musa selesai menuliskan perkataan hukum Taurat itu dalam sebuah kitab sampai perkataan yang penghabisan, maka Musa memerintahkan kepada orang-orang Lewi pengangkut tabut perjanjian TUHAN, demikian: "Ambillah kitab Taurat ini dan letakkanlah di samping tabut perjanjian TUHAN, Allahmu, supaya menjadi saksi di situ terhadap engkau.
(Deu 31:24-26)
Joshua Ketika sampai di Tanah Perjanjian juga membacanya dihadapan Jemaah Israel
Tidak ada sepatah katapun dari segala apa yang diperintahkan Musa yang tidak dibacakan oleh Yosua kepada seluruh jemaah Israel dan kepada perempuan-perempuan dan anak-anak dan kepada pendatang yang ikut serta.
(Jos 8:35)
Kemudian jika kita melihat seluruh Perjanjian Lama kita juga menemukan bahwa orang-orang yang dipakai TUHAN meneruskan menuliskan apa yang mereka, orang-orangIsrael alami bersama TUHAN, sebagian kitab-kitab tersebut hilang (tentang kitab-kitab yang disebutkan di PL dan kemudian hilang bisa dibaca di post IG @peterskriss)
Perhatikan ini
Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem. Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, lalu ia mengambil batu yang besar dan mendirikannya di sana, di bawah pohon besar, di tempat kudus TUHAN. (Jos 24:25-26)
Apakah Yosua menulis buku lain lagi yang juga sekarang sudah tidak ada lagi?
Sama seperti Samuel, menuliskan sebuah piagam yang kenudian juga tidak ada lagi,
Kemudian Samuel menguraikan kepada bangsa itu tentang hak-hak kerajaan, menuliskannya pada suatu piagam dan meletakkannya di hadapan TUHAN; sesudah itu Samuel menyuruh seluruh bangsa itu pulang, masing-masing ke rumahnya.
(1Sa 10:25)
Dan kita tahu bahwa Samuel juga berkeliling menjadi hakim bagi orang-orang Israel, bisa hampir dipastikan bahwa Samuel juga mengajarkan Kitab Torah Musa kepada orang-orang Israel dan untk itu menurut para ahli bisa jadi ada Salinan Torah Musa di jaman Samuel, yang digunakan oleh Samuel atau disalin oleh Samuel sendiri, pada masa lampau sampai jaman Yesus kita tahu bahwa ada komunitas-komunitas Yahudi yang mengabdikan dirinya untuk menyalin Kitab Suci, seperti Komunitas Essenes, Qumran
Jadi tulisan Perjanjian Lama sampai jaman Yesus kita bisa telusuri sejarahnya dan mendapatkan kenyataan bahwa orang-orang Israel, orang-orang Yahudi benar-benar menaruh Tulisan Suci ini di tempat yang sangat berharga menyimpan, menyalin dan mengajarkannya

Jika disusun kronologis transmisi dari mula Musa hingga kita mendapatkan Perjanjian Lama yang dipakai orang-orang Yahudi abad pertama termasuk Yesus dan para Rasul dan berlanjut pada bapa-bapa gereja dan sampai abad ke 10 kira-kira demikian

1446 SM, Sepuluh Perintah dan Kitab Torah Musa seperti yang tertulis diatas
1050 SM, TORAH - SALINAN NAYOT, dekat Rama Tempat tinggal Samuel, dan kita juga tahu bahwa Samuel juga menulis kitab Hakim-hakim dan Kitab Samuel, banyak yang berpendapat bahwa Samuel menetap di Rama dan membuat sekolah di Nayot
Tetapi kepada Saul diberitahukan bahwa Daud ada di Nayot dekat Rama. Sebab itu Saul mengirim beberapa utusan untuk menangkap Daud. Tetapi mereka mendapati sekumpulan nabi yang sedang menari-nari dan berteriak-teriak bersama-sama, dipimpin oleh Samuel. Lalu para utusan Saul itu dikuasai oleh Roh Allah sehingga mereka juga mulai menari-nari dan berteriak-teriak.
(1Sam 19:19-20
623 SM, TORAH MUSA – JAMAN RAJA YOSIA, Israel sudah terpecah jadi dua, dan kemerostan moral diantara keduanya, Siapa Raja yang memimpin demikian jugalah tercermin pada rakyat yang dipimpinnya, jika Rajanya takut akan TUHAN dan mengikuti jejak Daud maka rakyatnya pun ikut hidup takut akan TUHAN . Yosia memerintah Yehuda di masa-masa akhir Yehuda sebelum dibuang ke Babel. Dia mengadakan reformasi dan menemukan Kembali Kitab Torah Musa
Berkatalah imam besar Hilkia, kepada Safan, panitera itu: "Telah kutemukan kitab Taurat itu di rumah TUHAN!" Lalu Hilkia memberikan kitab itu kepada Safan, dan Safan terus membacanya. Kemudian Safan, panitera itu, masuk menghadap raja, disampaikannyalah kabar tentang itu kepada raja: "Hamba-hambamu ini telah mengambil seluruh uang yang terdapat di rumah TUHAN dan memberikannya ke tangan para pekerja yang diangkat mengawasi rumah itu." Safan, panitera itu, memberitahukan juga kepada raja: "Imam Hilkia telah memberikan kitab kepadaku," lalu Safan membacakannya di depan raja. Segera sesudah raja mendengar perkataan kitab Taurat itu, dikoyakkannyalah pakaiannya. Kemudian raja memberi perintah kepada imam Hilkia, kepada Ahikam bin Safan, kepada Akhbor bin Mikha, kepada Safan, panitera itu, dan kepada Asaya, hamba raja, katanya: "Pergilah, mintalah petunjuk TUHAN bagiku, bagi rakyat dan bagi seluruh Yehuda, tentang perkataan kitab yang ditemukan ini, sebab hebat kehangatan murka TUHAN yang bernyala-nyala terhadap kita, oleh karena nenek moyang kita tidak mendengarkan perkataan kitab ini dengan berbuat tepat seperti yang tertulis di dalamnya."
(2Ki 22:8-13)
Di 610 SM orang-orang Samaria menyalin Torah jaman Yosia ini dan, Salinan-salinannya ada sampai sekarang, Pentateukh Samaria. Jadi orang samaria ini hanya mengakui otoritas Kitab Musa saja.
560 SM, Nabi Yeremia menuliskan KITAB RAJA-RAJA, tradisi Rabbi, dari Talmud Bava Batra mengatakan bahwa Yosua menulis Kitab Yosua, hingga kematiannya, imam besar Eleazar dan Pinehas meneruskan narasi itu. Samuel, Talmud mengatakan, menulis Kitab hakim dan Kitab Samuel, sampai kematiannya, kemudian nabi Nathan dan Gad melanjutkannya. Dan kitab raja raja, juga menurut tradisi, ditulis oleh nabi Yeremia.
450-400 SM, Ezra menterjemahkan kitab-kitab yang ada dari IBRANI-ARAM, dan menuliskan kitab Tawarikh.
Kitab Tawarikh, Kitab Terakhir  yang ditulis di Perjanjian Lama, Ezra Memakai sumber-sumber terdahulu, melengkapi kitab Samuel dan kitab Raja-raja dan kemungkinan kitab-kitab yang sekarang hilang, EZRA juga translate Kitab-kitab yang ada dari Bahasa Ibrani ke Bahasa Aram, Bahasa yang dipakai Yahudi masa setelah pembuangan

282 SM, Septuaginta BRANI-YUNANI, Ptolemy II memerintahkan 70 Rabbi Yahudi untuk menterjemahkan Tanakh ke Bahasa Yunani, makanya disebut Septuagint, dari frase Latin Septuaginta Interpretum, terjemahan dari 70 orang
Inilah Perjanjian Lama yang banyak dipakai di Jaman Yesus, Rasul-rasul dan Bapak-bapak Gereja Awal. Bahasa Yunani adalah Bahasa Internasional masa itu, lingua franca. Ada yang mengatakan bahwa Yesus membaca Tanakh Bahasa Yunani alias Septuagint dan memparafrasekannya dalam Bahasa Aram, seperti kita lihat di film The Passion of Christ
160 M muncul Perjanjian Lama Salinan komunitas Rabbi Yahudi Masorah yang kemudian disebut Masoretic Text. Pada tahun 1008 M Masoretic Text terbit dengan huruf vocal, persiapan dari th 600-900


Bapa bapa gereja juga membaca text Perjanjian Lama, banyak bukti, beberapa diantaranya adalah
Melito, Bishop Sardis th 170 M menulis surat pada Onesimus dan menyebutkan list kitab-kitab Perjanjian Lama karena Onesimus ingin belajar tentang Yesus Kristus dari Perjanjian Lama dan juga menuliskan ringakasan bagi Onesimus, kira-kira paraphrase nya demikian
“Karena kamu semangat banget untuk mendengar Firman yang benar, dan memiliki ringkasan kitab Torah dan para nabi mengenai Juruselamat kita dan segala tulisan mengenai iman kita dan lebih lagi kamu ingin mengetahui fakta-fakta yang akurat tentang kitab-kitab tersebut, ada berapa banyak, apa saja yang ditulis ddidalamnya maka saya terbeban untuk menuliskannya bagimu , karena saya tahu kamu sedemikian semnagat untuk belajar mengenai iman kita, dan terus bergumul belajar tentang keselamatan kekal yang telah kamu terima, dan aku tahu kamu menaruh semuanya sebagai prioritas sebagai wujud cintamu kepada Allah”
Origen 185-253 M salah satu dari pemikir biblika gereja awal mengatakan bahwa sesuai dengan tradisi Ibrani ada 22 kitab kanonik, jumlah ini  sama dengan jumlah huruf abjad Ibrani juga dan kemudian Origen menuliskan daftar kitab-kitab tersebut
Athanasius, bishop Alexandria kepada jemaatnya tahun 367 M, Athanasius menulis surat merespon banyak nya ajaran-ajaran palsu dari guru-guru palsu dengan klaim terhadap kitab-kitab lain yang menurut mereka juga harus punya otoritas sama sepeeti Kitab suci.
Athanasius memberikan list kitab-kitab Perjanjian Lama, menyebutkan 22 kitab Perjanjian Lama


Selain mereka juga ada Jerome, Tyranius Rufinus juga, hal ini membuktikan bahwa Bapa-bapa gereja juga membaca Perjanjian Lama dengan isi kitab yang sebagian besar mirip dengan yang kita miliki sekarang dan memegangnya sebagai Kitab Suci, berbarengan dengan Salinan injil dan surat-surat para rasul dan tradisi pengajaran para rasul

Nah kita sebagai gereja abad modern tentunya melihat semua fakta sejarah diatas seharusnyalah memiliki sikap yang sama yakni terus membaca Kitab Suci baik PL ataupun PB setiap hari, seperti Yesus Kristus, Para Rasul dan jemaat mula-mula dan tidak meragukan Kitab keaslian Kitab Suci

yuuk baca!
TUHAN memberkati


sumber-sumber sejarah dari biblicadotca dan buku The Journey From text to translation

Friday, August 31, 2018

Tziporah dan Musa

...
One Year Bible Reading JPCCDate

Sebagai bagian dari JPCC ikut juga membaca secara berjamaah Membaca Alkitab setahun yang dimulaikan sejak Februari kemaren. Disamping saya juga membaca Kronologis yg sdh dimulai sejak 1 januari dan ambil source yang berbeda.

2 Maret 2017 bacaan kita hari ini adalah Keluaran 4-6.

Adu ngeyel antara Musa dan Tuhan,  transformasi Musa luar biasa, dari seorang yg ngeyelan gini... sampai menjadi pribadi yang lembah lembut, humble ... very humble!!!

Lihat Bilangan 12:3..

Menurut saya ada peran istrinya, Tzipora dalam transformasi ini. Setujukah para wanita?

Akhirnya pun Musa ga bisa lagi berbantah, ga bisa lagi protest! Siap melaksanakan tanggung jawab.

Nah ada ayat yg menarik yg sering ditanyakan...

Keluaran 4:24 (TB)  Tetapi di tengah jalan, di suatu tempat bermalam, TUHAN bertemu dengan Musa dan berikhtiar untuk membunuhnya.

What?
TUHAN mau membunuh Musa?
Anda pasti bercanda!!!!

Mengapa hanya karena anak2 musa belum disunat Tuhan mau membunuh seorang yg dipilihnya dan baru saja menerima tugas tersebut?
Ngga masuk akal...
memang gak masuk akal..

Biarkan text menjelaskannyaa.

Cara menjelaskan atau menyelesaikan suatu persoalan dalam alkitab yang saya bagikan di workshop BIBLE EVERYDAY salah satu nya adalah melihat terjemahan lain...

kali ini NLT dibawah ini akan cukup menjelaskan.

On the way to Egypt, at a place where Moses and his family had stopped for the night, the Lord CONFRONTED him and was about to kill him...

Tuhan tidak ada niat membunuhnya.. jika Tuhan mau membunuhnya udah langsung aja bunuh...

Yang terjadi adalah Tuhan confront Musa, bisa jadi terjadi suatu argumen sengit... lihat diatas Musa ini ngeyelan

Musa enggan utk menyunat anaknya...

Tetapi apa jadinya nanti sesampai di Israel jika pimpinan yg katanyanya diangkat Tuhan sendiri tetapi kok tidak melakukan sunat sebagai tanda umat pilihan Tuhan.

Musa akan menghadapi banyak masalah nantinyaaa.. katanya Tuhan suruh jadi pemimpin umat Tuhan ... lha kok tanda sebagai umat Tuhan ngga dilakukan, Kej 17:10.

Tziporah turun tangan!!!
Seorang istri turun tangan.

Saya pikir Tziporah sudah berargumen dg Moses utk segera nyunatin anaknya... bisa jadi Musa ngeyel seperti biasaaa. Gak nurut istri.

Seorang istri yang baik, merespon dan berinisiatif. Dia langsung menyunat anaknya sehingga Tuhan meninggalkan Musa... after that the Lord left him alone, artinya Musa selamat.
Tziporah menyelamatkannya
Seorang istri menyelamatkan suami...

Oleh sebab itu benar yang alkitab katakan... tidak baik manusia itu seorang diri!!!

Dan seorang istri itu mendukung suaminya dan selalu ada di samping suaminya..

Hey para singles.... apa kabarmu?

Monday, March 12, 2018

REJOICE WITH ME! [Luke Lima Belas]



Yesus sedang dalam perjalanan menuju Yerusalem, sementara orang-orang Farisi yang bersungut-sungut terus mengincarNya dengan memasang siasat untuk menjebak dan membunuh-Nya.


“Orang ini makan sehidangan dengan orang berdosa! Tidak layak, tidak patut!”

Orang-orang Farisi memandang diri mereka sebagai Pilar Rumah Israel; Penjaga Bangsa; orang-orang kuat, kokoh, keras dan berpendirian kuat.

Dari antara kerumunan orang-orang Farisi yang bersungut-sungut, terdengarlah suara sang Gembala berkata, 
“Bersukacitalah bersama-Ku!”

Yesus mengundang orang-orang Farisi dan ahli Torat untuk bergabung dengan Yesus dan tamu-tamunya yang lain yang sudah ada didalam ruangan.

Lewat narasi sang Gembala, Yesus Kristus mengundang orang-orang Farisi untuk ikut bersukacita, memenuhi hatinya dengan sukacita yang melimpah dan menyambut dengan sukacita kembalinya orang-orang berdosa dalam hubungan bersama dengan TUHAN.

Sukacita sang Gembala lepas, bebas dan meluap-luap, tetapi Pilar yang kokoh itu merasa terancam. Sungguh sangat aneh kenyataan yang terjadi saat itu. 

Demikianlah kira-kira latar belakang yang terjadi sebelum Yesus memberikan perumpamaan yang sangat terkenal, yaitu perumpamaan tentang kehilangan.
Sikap dari orang-orang Farisi yang bersungut-sungut terhadap apa yang Yesus lakukan bersama dengan orang-orang buangan pada masa itu memicu Yesus untuk menceritakan sebuah perumpamaan.

Menceritakan sebuah perumpamaan adalah cara yang wajar dan umum bagi para rabbi pada jaman itu dan Yesus adalah rabbi Yahudi yang memiliki reputasi dengan pengikut banyak,  namaNya sudah dikenal luas pada masa itu. Bayangkan lima ribu orang mau duduk mendengarkan Dia bahkan mengikuti Yesus kemanapun Dia pergi.

Yesus adalah seorang rabbi yang mumpuni dan terlatih. Jadi anggapan bahwa Yesus adalah tukang kayu biasa adalah anggapan yang tidak sepenuhnya benar. Nazareth pada masa kecil Yesus itu sedang ramai karena dekat dengan Sephoris yang masa itu Herodes Antipas sedang melakukan pembangunan infrastruktur besar-besaran, Yesus pasti juga ikut dengan bapaknya karena pasti diperlukan banyak pekerja dalam pmebangunan infrasturuktur ini.

Pada masa itu seorang Rabbi juga memiliki pekerjaan lain selain mengajar. Shemmai adalah seorang tukang batu, Rabbi Hillel adalah tukang kayu juga, Rabbi Saul adalah pembuat tenda. Nah, kerjaan mereka hanya dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Diantara waktu-waktunya dipakai untuk berkumpul di kelompok haberim, yang ada saat berkumpul mereka berdebat tentang Torah dan bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Anak muda Yahudi memiliki kesempatan untuk bergabung di kelompok ini setelah mereka lulus dari Beth sepher. Jika mereka memutuskan untuk bergabung maka mereka harus berkomitmen sungguh untuk menjadi murid dari rabbi-rabbi ini dan berpartisipasi dalam diskusi/debat. Orang-orang Yahudi lainnya yang menghabiskan waktu luangnya di tempat lain dan tidak ingin berpartisipasi dalam debat tersebut tidak dapat masuk dalam kelompok ini. Para rabbi memanggil orang-orang yang demikian dengan sebutan am ha-aretz yang artinya orang-orang awam. Jadi bisa dipastikan Yesus bergabung dengan kelompok haberim ini, jenjang pendidikan ini disebut beth Talmud, jika lebih dalam lagi dan nantinya menjadi Rabbi maka akan berlanjut dengan Beth Midras.

Yesus sejak kanak-kanak sudah menunjukkan kepandaian dan keinginan untuk belajar dan mengajar (lihat di Lukas 2:41-51). Dengan melihat pola ini mudah sekali untuk kita berasumsi atau mengambil konklusi bahwa Yesus menghabiskan masa 18 tahun dengan senantiasa berdiskusi dengan para rabbi, orang-orang cerdik pandai dan bijaksana yang di Nazareth dan sekitarnya. Sehingga ketika usia tiga puluh tahun saat memulai pelayanan publik secara terbuka Yesus mampu menunjukkan kemampuan berdebatnya yang piawai sebagai seorang rabbi, maka tidaklah salah jika masyarakat memanggilnya Rabbi.

Bisa diambil konklusi bahwa Yesus adalah seorang master dalam memakai metaphora, perumpamaan, kiasan, menuturkan drama dalam menyampaikan pengajaranNya.
Metaphora, kiasan, drama, dan perumpamaan yang para rabbi pakai, termasuk Yesus pasti berkaitan dan dipengaruhi oleh budaya lokal dan latar belakang sejarah dan atau current events yang terjadi pada masa itu. Sehingga, ketika kita ingin memahami apa yang Yesus katakan, ajarkan dan kerjakan ketika Dia berjalan di Bumi ini, kita harus mengerti konteks budaya dan konteks sejarah Yahudi kala itu dan masa silamnya. Kita harus melepas kacamata budaya kita dan menggantinya dengan kaca mata budaya Yahudi. 
Meskipun Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani, namun peristiwa dan tokoh dan tempat kejadiannya adalah di tanah Yahudi, sehingga benar-benar kita harus mempertimbangkan aspek Keyahudian Yesus Kristus yang adalah Rabbi yang mendapatkan pendidikan Yahudi abad pertama, yang menyampaikan pengajarannya kepada orang-orang Yahudi pula, mereka mengerti namun tak jarang juga tidak mengerti, apalagi kita. Audiens Yesus kala itu sama seperti rabbi pada umumnya, yakni para orang-orang terdidik, komunitas haberim, ahli-ahli Torat, orang Farisi, orang Saduki dan masyarakat awam. Selain orang-orang awam ini, mereka, kelompok lainnya , jika kita perhatikan di dalam Alkitab, mereka semua ini sering melempar pertanyaan untuk menjebak dan mengajak debat. Namun Yesus selalu piawai dalam jawaban yang cerdas yang membuat rakyat terpesona dan para terpelajar gelagapan.

Memahami perumpamaan yang Yesus berikan kita harus memasuki dunia dimana Yesus hidup pada jaman itu, hal ini akan membantu kita memahami simbol-simbol dari perumpamaan yang diberikan, bisa jadi simbol tersebut mewakili banyak hal dan hanya sang empunya cerita yang benar-benar tahu maksud sebenarnya dari simbol yang dia pakai dalam cerita perumpamaan tersebut.  Oleh sebab itu kita harus berupaya sungguh masuk kedalam cerita, apa yang mau Yesus sampaikan. Dan kita tahu  tujuan dari perumpamaan Yesus berikan di Lukas lima belas ini bahwa orang-orang Yahudi abad pertama memerlukan kasih karunia TUHAN untuk bebas dari dosa-dosa.


Kembali ke Lukas lima belas tadi.
Yesus menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka. Nah orang-orang Farisi dan ahli Torat tidak senang melihat pemandangan ini, sehingga ini membuat mereka bersungut-sungut. Menjawab gerundelan sungut-sungut Farisi dan Ahli Torat Yesus menjawab dengan perumpamaan dengan tujuan mengajak orang-orang Yahudi kalangan Farisi dan Ahli Torat untuk bersuka cita juga bersama-sama Dia dan saudara-saudaranya orang-orang yahudi juga yang sedang makan bersama-sama Yesus.

Jadi Lukas lima belas adalah satu perumpamaan yang ditujukan untuk menjawab sungut-sungut orang Yahudi. Satu Perumpamaan yang dibagi menjadi tiga babak. Jadi, tiga cerita ini adalah satu perumpamaan dengan cerita ketiga sebagai penutupnya yang sebenarnya juga bukan merupakan sebuah perumpamaan tetapi sebuah kisah yang audiens (orang Farisi dan Ahli Torat) kenal dengan baik.

Mengapa tiga cerita ini merupakan satu kesatuan? Perhatikanlah
Ada tiga contoh kehilangan, yang menunjukkan sebuah progresvitas, dari hilang diladang, kemudian hilang di dalam rumah terakhir kehilangan dalam sebuah keluarga. Dari jumlahnya kita lihat, kehilangan 1 dari seratus, kehilangan 1 dari 10, terakhir kehilangan 1 dari dua. Perumpamaan yang terakhir cukup penuh intrik, apakah kehilangan satu atau keduanya hilang atau yang menyangka hilang ternyata adalah terhilang?

Selain progresivitas, ada banyak pengulangan diantara ketiga cerita tersebut, yang jelas ada proses hilang dan kemudian diketemukan. Kemudian kita lihat ada usaha-usaha yang dilakukan untuk menemukan kembali yang terhilang tersebut. Ketika yang terhilang diketemukan diadakan sebuah pesta yang meriah dan semua orang diajak berpesta, didalam pesta pasti ada makan, cerita terakhir malahan dengan jelas dikatakan ada ternak tambun yang dipotong untuk pesta, ini bukan sembarangan ternak, tetapi ternak yang sengaja dipelihara untuk dipotong dan dihidangkan dalam acara-acara khusus.  Kita juga akan menemukan pengulangan tentang pertobatan, malaikat di Sorga bersukacita.

Jika kita perhatikan dengan teliti, setiap awal cerita dimulai dengan kata tanya. Hanya dicerita terakhir yang tidak ada kata tanya di awal cerita. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Terjemahan Baru dipakai kata “siapakah” dan “atau perempuan manakah”, tetapi hanya di babak tiga tidak dipakai kata atau kalimat tanya sebagai pembuka. Yesus membuka dengan perkatakan “ada seorang” dan ini adalah cara yang wajar dari seorang Rabbi untuk menyampaikan maksud dan pengajarannya. Permulaan cerita, tengah cerita, yang biasanya hampir sama dengan cerita permulaan diulang sehingga audiens menangkap maksudnya dan babak tiga adalah gongnya. Closing dengan cerita yang lebih panjang dan menegangkan dan hampir dipastikan saat cerita terakhir berakhir, para pendengar akan mengerti maksudnya, yang bermasalah akan merasa tertemplak dan harus buru-buru bertobat atau mengubah sikapnya. Dan ini terjadi di Lukas lima belas ini.
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka." (Luk 15:1-2)
Badai dahsyat dapat dengan mudah terjadi di Danau Galilea. Nelayan kawakan seperti Peter dan Yohanes pun sering terjebak dalam badai. Bukan karena tidak tahu perhitungan, tetapi memang karena nature Danau Galilea yang dikelilingi perbukitan memungkinkan mudahnya terbentuknya badai. Lukas limabelas dimulai dengan suara gemuruh yang lebih menggelegar daripada suara guruh di ditengah danau. 
Tatanan keagamaan, tatanan kerohanian merasa terancam dengan datangnya sang Innovator. Lukas lima belas saat Yesus menceritkan perumpamaan ini, Dia dan murid-muridNya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan membiarkan badai terjadi dan kilat dan gemuruhnya menerpa dan menghantam tubuh Yesus yang semakin lelah. Ya, gemuruh sungut-sungut Farisi dan ahli torat adalah badai-badai tersebut. Yesus menyampaikan perumpamaan ini untuk menanggapi sungut-sungut mereka. Ini complain mereka “ia menerima orang-orang berdoasa dan makan bersama-sama dengan mereka”

Ada tiga pihak yang terlibat dalam peristiwa ini dan nanti masing-masing pihaka akan ada didalam perumpamaan yang Yesus sampaikan. Pihak pertama adalah “orang benar”, yang kedua adalah “orang berdosa”, dan terakhir adalah Kristus.

Ayat 1 sampai 10 dari Lukas lima belas adalah sebuah prolog yang hanya mempunyai orang-orang berdosa dan Kristus sebagai tokoh dalam cerita ini. Di ayat sebelas simbol “orang benar” memasuki panggung cerita dalam wujud anak sulung.

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa. Yunani dan Romawi memungut pajak melalui petugas pajak, seorang yang ditugasi oleh penguasa untuk memungut pajak di area tertentu, biasanya petugas pajak ini adalah orang-orang asing, gentiles bukan Yahudi. Kebanyakan yang terjadi adalah mereka ini mengambil pajak sebanyak yang mereka bisa ambil yang kemudian akan diserahkan kepada pihak yang berwenang dengan jumlah tertentu yang telah ditetapkan dan sisanya boleh diambil. Di Israel pada masa itu, petugas pajak ini memperkerjakan orang-orang lokal yakni orang-orang Yahudi. Nah, orang-orang inilah yang sesungguhnya bekerja di lapangan menarik pajak dari saudara-saudara sebangsanya, yang banyak dipekerjakan adalah orang-orang jahat yang mementingkan diri sendiri dan jelas-jelas terjadi banyak korupsi disini. So, bayangkan sendiri rakyat diperas berkali-kali lipat, tidak bisa dihindari bahwa pemungut pajak yang orang lokal ini juga mengambil lebih banyak dari yang menjadi targetnya. Orang-orang ini lebih dibenci daripada penjajah, orang asing petugas pajak itu sendiri, sebab orang-orang ini memeras rekan sebangsanya. Penghianat bangsa baik secara religious ataupun politik dan sebutan pemungut cukai ini oleh orang Farisi dimasukkan jadi satu dalam daftar yang sama dengan orang berdusa dan pezinah dan sama juga dengan gentiles, kafir. Bagi Farisi kelompok ini adalah orang-orang najis dan pelanggar hukum TUHAN.


Sehingga dengan label pemungut cukai, orang berdosa dikategorikan unclean atau najis menurut Hukum yang mereka pegang dan orang-orang najis ini datang kepada Yesus
Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia.

KRISTUS YESUS MENERIMA ORANG-ORANG BERDOSA! Inilah yang menjadi isu diantara mereka! Parah!!!

Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat dan berkata
Kata bersungut-sungut ini adalah kata yang sama dipakai di terjemahan Yunani perjanjian Lama (Septuaginta) διεγογγυζον. Orang-orang Israel bersungut-sungut melawan Musa dan Harun di padang gurun, (Keluaran 15:24; 16:2, 7-8; Bilangan 14:2; 16:11) dan hanya muncul dua kali di Perjanjian Baru, Lukas 15 dan Lukas 19 :7. Perhatikan, narasi yang sama bukan? Orang berdosa yang jadi masalah mereka.
Tetapi semua orang yang melihat hal itu bersungut-sungut, katanya: "Ia menumpang di rumah orang berdosa." (Luk 19:7)
Dan inipun keluar dari mulut orang-orang Farisi.
Anak kalimat “bersungut-sungutlah orang farisi dan tetapi semua orang yang melihat itu bersungut-sungut” menunjukkan bahwa banyak orang yang bersungut-sungut, bersungut-sungut diantara mereka mereka sendiri ataupula bersungut-sungut dihadapan banyak orang. Suara-suara bising sungut-sungut ini menular dari Farisi ke orang banyak yang nantinya suara gemuruh ini akan semakin naik nadanya semakin keras suaranya dan menemukan puncaknya berteriak keras dengan penuh kebencian “Salibkan Dia!”.
"Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."
Kata menerima disini memakai kata Yunani prosdechomai προσδεχεται, dari kata dasar dechomai. Dechomai memiliki arti menerima, sedangkan prosdechomai memiliki arti yang lebih dalam “menerima dalam kasih persaudaraan”.
Kata pertama dapat diartikan sebagai kesediaan seseorang untuk menerima orang lain duduk dan berbicara. Kata kedua memliki arti menerima sebagai seorang saudara. Pasti pernah dong melakukan dan merasakan hal yang demikian? Menerima atau diterima sebagai teman, yang bisa duduk dan ngobrol tetapi tidak sampai hubungan yang lebih erat, sahabat layaknya saudara full into fellowship.
Kalimat diatas seharusnya ada penekanan emosi dari orang-orang Farisi. Sinis. Dalam pandangan mereka, Yesus Kristus sudah tercemari oleh orang-orang najis tersebut. Makan sehidangan dengan mereka, dan perhatikan YESUS yang menerima mereka artinya bisa jadi Yesus berlaku sebagai tuan rumah!!! Jreng-jreng!!!

Dan makan bersama-sama dengan mereka (pula) (penambahan kata pula utk memberikan efek emosi)
Makan bersama-sama di dalam rumah dalam kultur Timur Tengah, saya pikir juga sama dengan kultur budaya kita di Indonesia ini, bahwa menerima makan dirumah adalah tanda penerimaan total! Dengan bersama mereka Yesus menerima orang-orang berdosa ini. Jika yang menjadi tamu adalah seorang pemimpin atau guru spiritual maka orang-orang desa percaya bahwa tamunya ini mengimpartasikan sebuah berkat dengan kehadirannya. Bayangakan apa yang dipikirkan oleh orang-orang Farisi dan Ahli Torat, mereka menganggap Yesus sudah tercemari dengan kenajisan tamu-tamuNya. Itulah yang ada dibayangan orang-orang Farisi dan Ahli Torat tentang perjamuan makan antara Yesus sang Tuan Rumah dan orang-orang yang dikucilkan oleh masyarakat yang merasa dirinya benar!

Perhatikan bahwa di kemudian hari ada tercatat perselisihan antara Petrus dan Paulus tentang masalah makan ini. Paulus menceritakan peristiwa ini dari sisinya baca di Galatia 2:11-12
Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat. (Gal 2:11-12)
Isunya jelas, Petrus duduk dan makan bersama-sama dengan orang-orang Kristen bukan Yahudi yang tak bersunat!! Persahabatan adalah satu hal biasa, tetapi duduk dan makan bersama-sama adalah lebih dari sekedar persahabatan.

Lalu Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka: (Luk 15:3)
Then Jesus told them this parable: (Luk 15:3)

Lukas kemudian membawa kita masuk kedalam tiga cerita dengan menyebut singular parable, satu perumpamaan. Seandainya tiga cerita ini adalah tiga perumpamaan maka dia akan menyebut these parables/perumpamaan-perumpamaan ini.
Ada dua tempat lagi dimana Lukas melakukan hal yang serupa, Lukas 5:36-39 dan Lukas 6 :39-41.
Jadi jelas bahwa Lukas lima belas ini adalah satu unit (Gordon menyebutkan tentang istilah sense unit).

Kata mereka merujuk pada yang hadir pada saat itu, yang dengan tepat tertuju kepada ahli Torat dan orang-orang Farisi akibat sungut-sungut mereka.

Perhatikan Yesus tidak mengatakan perumpamaan ini kepada awam, audiens yang Yesus tuju adalah orang-orang terpelajar, orang-orang yang terdidik sama sama seperti Yesus, kelompok haberim juga, yang sekarang sedang kecewa dan marah kepada Yesus karena makan dan menerima orang-orang berdosa, orang-orang buangan ini dalam sebuah fellowship, persaudaraan yang penuh.
Dan bammmmm!!!! Yesus menghantam mereka dengan babak pertama yang benar-benar menampar mereka!

Demikianlah para Rabbi mengajar dan menyampaikan didikan, dengan bercerita, bukan dengan pernyataan atau rumusan langkah-langkah untuk bisa berfellowship dengan Yesus.
Kasih karunia TUHAN untuk semua orang, ini yang YESUS mau sampaikan, ayuuuk sini bersuka cita bersama karena kasih karunia yang diberikan.
Yesus memakai kiasan, metaphora, perumpaaman dan drama untuk menyampaikan pesan, kabar sukacita.
Yesus tidak berkata “kasih TUHAN tidak ada batasnya”,
tetapi dia menceritakan perumpamaan “Tentang yang Hilang”



Bersambung…

Friday, March 9, 2018

Remah-remah Buat Anjing - Markus 7



Pertanyaan berikut datang dari seorang teman, berkenaan dengan Markus 7:27-30

Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar. (Mar 7:26-30)

Pertanyaannya:

Kenapa ketika  menjawab permintaan perempuan Yunani bangsa Siro Fenisia, dia dianggap “anjing” , siapakah anak-anak yang dimaksud, apakah murid-murid? Atau orang di Tirus yang lainnya? Apakah cuma menguji iman perempuan ini?

Ijinkan saya berbagi opini sebagai jawaban saya atas pertanyaan diatas, teman-teman boleh saja tidak setuju atau memiliki jawaban lainnya, sama seperti jemaat Berea, mereka menguji segala sesuatu yang diajarkan, sesuai dengan Kebenaran Firman Tuhan atau tidak.

Setelah melewati melihat catatan budaya, sejarah, melihat berbagai catatan kaki dalam NIV dan NLT study bible, memakai alat bantu esword, Harmony of the Gospel, menimbang berbagai commentries dan seabreg alat-alat lainnya...

Here we go!

Markus melaporkan peristiwa ini cukup sederhana, catatan lebih lengkap kita bisa temukan dari tulisan Matius, saya tuliskan di Buku Bible Everyday jilid satu, bahwa Injil adalah narasi tentang satu orang Pribadi yakni Yesus Kristus, jadi saat kita melihat satu catatan dalam satu kitab Injil, akan lebih bijaksana jika kita juga menengok adakah catatan yang melaporkan peristiwa yang sama di catatan Injil yang lainnya. Untuk kasus perempuan Siro Fenisia ada dua orang yang melaporkan dalam catatannya yakni Markus dan Matius.

Tempat peristiwa pertemuan dg perempuan ini  keduanya, menuliskan sama yakni di Tirus, walau Matius menyebutkan kota Sidon (clue pertama, Sidon dan perempuan dengan satu anak, ingatan kita seharusnnya melayang sampai Raja-raja satu, Elijah dan perempuan Sidon serta anaknya). Matius menyebutkan perempuan ini adalah Kanaan, Markus menyebutkan bahwa perempuan ini bangsa yunani kelahiran Siro Fenisia (Syrian Phoenicia) ini adalah perempuan yang sama, Matius memakai sebutan Kanaan, penyebutan Kanaan di PB hanya terjadi disini, jaman PB tidak ada kota atau tempat bernama Kanaan, Matius refers pada PL untuk menyebut Siro Fenisia.
Markus langsung menuliskan peristiwanya tanpa mengutip teriakan minta tolong perempuan tersebut. Matius menyebutkan  teriakan perempuan tersebut:

AWAL

Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." (Mat 15:22)

Malah seorang ibu, yang anaknya perempuan kerasukan roh jahat, segera mendengar tentang Dia, lalu datang dan tersungkur di depan kaki-Nya. Perempuan itu seorang Yunani bangsa Siro-Fenisia. Ia memohon kepada Yesus untuk mengusir setan itu dari anaknya. (Mar 7:25-26)


RESPON YESUS
Matius tidak hanya mencatat respon Yesus namun juga respon murid-murid Yesus, yang merespon terlebih dahulu

Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak."

Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."

Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." (Mat 15:23-26)

Markus mencatat demikian:

Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."


RESPON PEREMPUAN ITU

Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." (Mar 7:27-28)

Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." (Mat 15:27)

Matius dan Markus sama-sama mencatat bahwa perempuan ini keukeuh, meski sudah diusir dan dihina dia punya jawaban dan alasan untuk mendapatkan apa yang dia mau.

ENDING

Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu."

Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar. (Mar 7:29-30)

Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki."

Dan seketika itu juga anaknya sembuh. (Mat 15:28)

Perempuan tersebut mendapatkan apa yang dia mau, anaknya sembuh.
Ada banyak kesamaan antara Markus dan Matius, nah untuk mendapatkan gambaran besar dan detailnya maka kita perlu melihat keduanya.
 
Peristiwa ini terjadi didaerah Gentiles, dan perempuan ini disebutkan sebgai perempuan Yunani, lahir di Siro Fenisia. sekalipun Yesus berbahasa Aram, hampir dipastikan Yesus juga bisa berbahasa Yunani, dia bisa berbicara dengan Pilatus tanpa translator. Dan bukti-bukti sejarah juga menyebutkan banyak yang fluent Yunani di  area Holy Land, Galilea abad pertama. Plus juga ada bukti bahwa Sephhorus Ibu Kota baru Galilea berada 5 Km kurang lebih dari Nazareth, saat itu sedang membangun theater Yunani yang cukup besar, Yusuf dan Yesus bisa jadi mendpatkan pekerjaan/proyek juga dalam pembangunan tersebut. Asumsi dalam pada ini secara natural pastilah Yesus bisa berbicara bahasa Yunani.  So dalam peristiwa ini Yesus bisa berbicara kepada perempuan non Yahudi ini dalam bahasa Yunani atau Aram, karena bahasa Aram juga disebutkan umum dipakai kalangan rakyat pada masa itu.

Perempuan ini meneriakan kata-kata umum yang diserukan oleh pengemis-pengemis jaman itu, ‘Kasihanilah aku..”  “Have mercy on me”.

Tindakan perempuan ini sangat menarik, demi anaknya, demi bertemu dengan Yesus, dia menerjang dua batasan tradisi yang berlaku pada masa itu.  Dia seorang perempuan, Yesus adalah seorang pria. Perempuan tidak boleh atau dibatasi berbicara dengan pria yang baru dikenalnya/baru ditemuinya, bahkan sampai sekarangpun di dearh yang masih kuat tradisinya, masih conservative, pria dan wanita tidak boleh berbicara dengan lawan jenis yang baru dijumpainya.  Apalagi seorang Rabbi didepan public tidak boleh berbicara dengan perempuan meski dia adalah anggota keluarganya, apalagi sekarang seorang perempuan asing. Terlebih lagi perempuan ini adalah seorang Gentiles, seorang perempuan kafir!!! 

Jadi menurut hitungan sekarang dia ini double minoritas, seorang perempuan gentile meminta pertolongan kepada seorang Yahudi. Sesuatu yang sangat-sangat melanggar tradisi yang ada pada masa itu.

Markus pasal tiga menyebutkan bahwa pelayanan Yesus sudah dikenal sampai area Tirus dan Sidon, pastilah perempuna ini pernah mendengar  nama  Yesus, pernah mendengar apa yang Yesus lakukan, mujizat-mujizat yang terjadi, belas kasihanNya.

Catatan Matius yang menyebutkan, perempuan ini memanggil Yesus dengan sebutan “Ya Tuhan, Anak Daud” menimbulkan sebuat pertanyaan, apakah dia benar-benar tahu siapa Yesus ataukah dia hanya merekam apa yang orang lain serukan kepada Yesus dan menirukannya? Yang jelas dia menyebutkan gelar Yesus, seharusnya ini sesuatu bukan? Seharusnya Yesus merespon baik bukan?

Respon Yesus adalah diam, menurut catatan Matius, jadi ada beberapa tahapan yang membuat Yesus membuat respon menanggapi permintaan perempuan Kanaan ini.

Nah teman saya yang bertanya diatas memberikan pendapatnya, apakah Yesus sedang menguji perempuan ini?

Ayuklah sekarang mari kita jawab

Dalam diamnya ini Yesus sedang menyiapkan sebuah pelajaran, tidak hanya buat perempuan ini tetapi juga buat murid-muridNya (dan pasti kita akan belajar juga doooonggg)
Perempuan ini sedang ditest dengan sangat berat, biasanya jika ada permintaan begini, Yesus juga menguji yang bersangkutan. Perhatikanlah mujizat-mujizat kesimbuhan pasti ada pertanyaan test nya “apakah kamu mau sembuh?” . Pengemis buta yang mau disembuhkan kan juga ditanyakan hal serupa, sebagai sebuah test, dalam kesembuhan ada konsekwensi juga, apakah mereka siap dengan segala konsekwensinya?

Sama seperti Elijah yang memberikan test pada janda di  Sidon, Yesus memberikan test pada perempuan ini sebelum meluluskan permintaannya. Penting bagi Rabbi untuk memberikan pelajaran dengan merujuk pada perjanjian Lama untuk menegaskan tindakan atau pengajarannya. Dan sebagai orang Israel, orang Yahudi, seharusnya murid-murid Yesus juga familiar dengan kisah ini, apalagi Elijah adalah salah satu nabi besar, nabi yang sangat dihormati di Israel disamping Musa. Tak heran kemunculan Yohanes dan Yesus dihubungkan dengan Elijah, dan di Mount Transfiguration muncul juga sosok Musa dan Elijah.

Eh jadi ngelantur.  Balik lagi kita ke Sidon.

Murid-murid Yesus pasti mengamati persitiwa ini sebagai sebuah bentuk pembelajaran, ya memang demikianlah proses belajar mengajar rabbi pada masa itu, murid-murid mengamati apa yang rabinya lakukan dalam menyelesaikan suatu masalah dan kemudian ada tanya jawab.  Yesus mengambil setting Elijah sebagai sumbernya, sumber yang memiliki otoritas, Nabi Elijah pernah menolong seorang perempuan Sidon, nah Yesus akan melakukan hal yang sama, murid-murid yang mengamati seharusnya juga berpikir pada peristiwa Elijah dan janda Sidon tersebut. Sehingga apa yang Yesus lakukan bukanlah pelanggaran, karena pernah ada juga yang melakukanNya dan TUHAN terlibat pada masa itu.

Dalam proses pembelajaran ini hasil akhirnya akan luar biasa, bagi para murid apalagi bagi perempuan siro Fenisia tersebut. Yesus tidak hanya menyembuhkan anak perempuan dari perempuan siro Fenisia ini tetapi juga memberikan kehormatan kepada perempuan ini, kisahnya akan abadi, yang akan terus diceritakan dari masa ke masa. Awesome!!!

Percayalah jika TUHAN seperti sedang memberikan ujian, berserah saja, ikuti saja. Kisahmu nanti tidak akan hanya berguna bagi dirimu sendiri saja tetapi juga menjadi kesaksian bagi orang lain dan mereka pasti akan terberkati dan belajar sesuatu.

Test atau ujian kepada perempuan ini ada tiga tahapan, silakan lihat catatan Matius, dalam catatan Markus hanya ada dua kali.

Test yang pertama, Yesus merespon dengan diam saja dan tidak membalas teriakan perempuan ini meski memanggilnya dengan nama “Anak Daud”. Kalau saya mungkin ketika tidak digubris, ketika didiamkan padahal sudah teriak-teriak dengan keras pasti  saya akan tinggal orang itu. Pada masa tersebut, jamannya patriacal seperti disebutkan diatas, sebuah tatanan dunia dimana pria memiliki posisi lebih tinggi dari perempuan. Seorang pria apalagi seorang rabi tidak pantas berbicara dengan perempuan, apalagi perempuan kafir, non Yahudi, ditambah lagi sekarang Yesus popular dan sangat dihormati. Yahudi menganggap dirinya sebagai bangsa yang terhormat dan tidak layak berhubungan dengan kafir.

Dengan tidak mengindahkan teriakan perempuan ini, seolah Yesus mendukung tradisi yang ada, dan murid-muridNya juga mendukung tindakan ini. Murid-murid ini menyangka Yesus memang tidak akan mau berbicara atau membalas perkataan perempuan ini, makanya murid-murid bilang
Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.”

Hal yang sama pernah terjadi pada pengemis buta, yang juga diusir oleh para murid, dikiranya Yesus tidak akan memerhatikan pengemis buta tersebut.

Yesus jengkel atau marah dengan sikap murid-muridnya terhadap perempuan dan bangsa non Yahudi,
Yesus ingin murid-muridNya juga bisa menghargai mereka, sementara cinta kasih sang perempuan kepada anaknya dan keyakinan perempuan tersbut pada diri Yesus sangat berkesan bagi Yesus, yakin bahwa Yesus akan menyembuhkan anaknya meski dia adaah bangsa kafir, perempuan ini pervaya bahwa kasih Yesus juga berlaku buat bangsa lain. 

Yesus akan memakai kesempatan kali ini untuk menolong perempuan ini karena keteguhannya dan cinta ibu pada anaknya dan juga untuk memberi pelajaran dan menantang para murid untuk menghilangkan prejudice mereka yang telah mengakar terhadap perempuan dan bangsa asing, mereka harus merubah paradigm nya terhadap perempuan dan bangsa asing, bangsa non Yahudi.

Cara Yesus mengajar murid-muridNya lembut, cerdik namun sangat ampuh. Yesus tidak langsung menegur mereka atas sikap mereka yang negative tersebut namun sebaliknya jawaban Yesus seolah-olah setuju dengan pendapat para murid, seolah Yesus berkata dalam hatinya dan melihat kearah para murid,

“Aku akan mengikuti pola pikir kalian yang sempit itu. Aku akan membentaknya dan semoga dia langsung pergi sendiri, sebagai Rabi yang dihormati aku tidak berbicara kepada perempuan, apalagi perempuan kafir. Jika aku berbicara kepada perempuan ini bisa-bisa seperti kekwatiran kalian, kita semua diusir oleh masyrakat disini. Nah Jika perempuan ini ngeyel aku akan bilang padanya bahwa pelayanan kesembuhan ini hanya khusus buat orang Israel, dia gak punya pilihan lagi pasti akan segera pergi”

Sehingga keluarlah perkataan Yesus pada perempuan tersebut Yesus bunyinya seperti yang ditulis oleh matius:

Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel."

Pesan tersebut  oleh  para muridNya ditangkap seperti ini:

“Ya aku akan segera mengusir perempuan ini, kita tidak punya waktu buat sampah seperti dia”

Pada perempuan tersebut akan ditangkap seperti ini ;

“kamu adalah perempuan Kanaan, perempuan Siro Fenisia,perempuan kafir! Aku adalah Anak Daud, kamu tidak termasuk dalam tugasku di bumi ini, aku hanya diutus untuk anak-anak Israel, jadi mengapa aku harus memperdulikan kafir sepertimu?

Inilah ujian pertama tersebut, apakah perempuan ini menangkap kode tersembunyi  yang Yesus berikan atau tidak. Perempuan ini tidak bergerak, tetap pada tempatnya dia percaya bahwa Yesus tidak bermaksud mengusirnya. Dengan tidak pergi dan tetap pada tempatnya perempuan ini lolos pada test/ujian pertama.

Segara disusul dengan ujian/test kedua. Apakah kepeduliannya kepada anak perempuannya sungguh-sungguh dalam dan nyata atau tidak. Dan apakah dia benar-benar percaya bahwa Yesus sanggup menyembuhkan anaknya dan belas kasihan Yesus juga buat semua orang bukan hanya yahudi saja. Ujian berikutnya sama seperti membanting pintu didepan mukanya, penolakan mentah-mentah disertai hinaan kasar. Bagaimana respon perempuan ini menentukan dia lolos ujian kedua atau tidak. Mari kita lihat

Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku."

Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." (Mat 15:23-26)

Markus mencatat demikian:

Lalu Yesus berkata kepadanya: "Biarlah anak-anak kenyang dahulu, sebab tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."

Catatan Matius malahan menambahkan bahwa perempuan ini mendekat dan menyembah dan berteriak dan menyebutkan sebutan gelar messianic, TUHAN. Response ini membuatnya lulus di ujian kedua.

Hati yang keras sekalipun pasti akan meleleh dengan aksi dramatic perempuan ini. Yesus tidak segera menolong dan memakai kesempatan ini untuk memberi pelajaran berharga para murid yang memiliki pandangan sempit.   
Seolah Yesus berkata dalam hatinya kepada para murid:

“baiklah, kalian semua pasti akan senang  jika aku segera mengusir perempuan ini, dan hanya membatasi pelayanan ini hanya pada anak-anak Israel saja. Aku akan tunjukkan arah teologi kalian yang memilki pandangan sempit ini dan kita akan lihat bagaimana response perempuan asing ini yang menurut kalian sampah”

Perkataaan Yesus berikutnya adalah ekspresi nyata atas pandangan sempit teologi para murid dan orang-orang kebanyakan yang ingin perempuan asing ini diusir dan tak perlu dilayani karena dia bukan bagian “kita”

Bahasa yang Yesus gunakan pada perempuan Siro Fenisia ini sangat kasar.  Anjing sangat dibenci, adalah binatang hina di Timur Tengah, dalam budaya dan tradisi disana, hampir sama dipandang rendahnya  sama seperti babi. Walaupun memang babi adalah yang paling hina. Anjing disana tidak dipelihara, tetapi dibiarkan berkeliaran untuk berjaga-jaga disekitar lingkungan yang makanannya sampah.

Tidak mengindahkan seorang pengemis, cuek terhadapnya adalah hal biasa, namun menghinanya dengan bahasa kasar menyamakan dengan anjing adalah sesuatu yang sangat kasar dan parah.
Pemakaian kata “anjing” ditujukan untuk memberi pelajaran pada para murid untuk menyentuh hati mereka.

“Aku tahu orang-orang kafir kalian samakan dengan anjing dan kalian ingin aku juga memperlakukan mereka seperti anjing! Tetapi perhatikanlah, kali ini dugaanmu salah… Apakah hati kalian nyaman menyaksikan semua ini?”

Response perempuan berikutnyalah yang menentukan dia lolos ujian ketiga, ini puncaknya, bagaimana perempuan ini handle penghinaan yang tiada tara ini dari seorang rabi yang dia kenal penuh belas kasihan dan selalu menyembuhkan orang. Cinta, kasih sayang nya kepada anak perempuannya dan keyakinan imannya bahwa Yesus sanggup berkuasa menyembuhkan anaknya dan belas kasihan Yesus melampaui batasan bangsa dan gender akan menentukan bagaimana dia merespon.
Perempuan tersebut merespon dengan sangat luar biasa

Tetapi perempuan itu menjawab: "Benar, Tuhan. Tetapi anjing yang di bawah meja juga makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak." (Mar 7:28)

Kata perempuan itu: "Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya." (Mat 15:27)

Imannya memberikan ganjaran!
Yesus menjawab:

Maka kata Yesus kepada perempuan itu: "Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu." Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar. (Mar 7:29-30)

Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: "Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki." Dan seketika itu juga anaknya sembuh. (Mat 15:28)

Perempuan ini lulus dengan nilai cum laude! Dengan nilai yang sangat tinggi.

Perempuan ini menerima penghinaan tersebut dan dengan cekatan membalasnya dengan ringan dan sedikit humor disana.

“ Benar tuan, dimata tuan pastilah hamba ini selayaknya seekor anjing, dan anjing memang tidak layak mendapatkan sesuatu dari tuan, namun anjing memakan remah-remah yang terjatuh atau dijatuhkan dari meja tuan.  Engkau adalah Tuanku. Hamba tahu bahwa tuan sanggup menyembuhkan dan tuan memiliki rasa belas kasihan buat semua orang. Tidakkah tuan memiliki remah-remah untuk dilemparkan kepada anak perempuan hamba ini?”

Sementara itu murid-murid pasti memperhatikan dengan seksama kejadian demi kejadian. Pastilah mereka bergumam, di seluruh Israel tidak diketemukan kegigihan seperti perempuan ini, yang percaya penuh pada penuh pada pribadi Yesus Kristus ini, respon perempuan ini sungguhlah mengejutkan bagi para murid, apalagi dengan paradigm sempit mereka atas perempuan dan bangsa asing.

Paradigm baru terbentuk, inilah TUHAN sesungguhnya penuh kasih dan sayang, yang lewat pribadi Yesus menunjukkan belas kasihannya kepada semua orang.

Sekaligus juga peristiwa dramatic ini akan terus mengingat iman perempuan Firo Fenisia kapanpun Injil diberitakan, sama seperti iman perempuan yang yang mengurapi Yesus di rumah Simon, kisah mereka menjadi abadi, kemana dan kapan saja Injil diberitakan oleh siapapun juga kisah iman perempuan-perempuan ini pun akan turut diceritakan.

Pas banget dengan Hari Perempuan International! Woooow!!!

Iman perempuan Siro Fenisia ini ditunjukkan saat dia tidak pernah menyangsikan sedikitpun keyakinannya akan Yesus, bahwa keselamatan adalah untuk semua orang, baik Yahudi maupun non Yahudi. Perempuan Siro Fenisia ini mengaku dengan mulutnya Yesus adalah Tuhan. Terakhir adalah kesediaannya untuk membayar harga atas keyakinannya tersebut, berapapun harganya, penolakan, pelecehan atau penghinaan didepan umum, semua dilakukannya karena dia yakin menerima  kasih karunia lewat pribadi YESUS.

Perempuan ini merendahkan dirinya sampai pada posisi seekor anjing, dia memilki keyakinan, memiliki iman bahwa remah-remah pun cukup buat dirinya. Imannya ini dipuji oleh Yesus dan menempatkannya ditempat yang terbaik. Dan juga perempuan ini memiliki hikmat dan pengertian, dia rela bersikap selayaknya anjing sebagai respon, sampai mendapatkan apa yang dia butuhkan semenjak pertama datang mendekat kepada Yesus.

Sebuah drama epic kasih seorang ibu membawanya pada kegigihan yang didasari serta dibalut dengan imannya kepada Yesus, membuahkan narasi yang tak lekang oleh jaman.


Sebagai penutup pernah dengar bahwa TUHAN menyayangi kita seperti seorang ibu bahkan lebih daripada itu. Perempuan Siro Fenisia adalah seorang ibu, dia sangat menyayanginya dan menempuh apa saja demi anaknya, TUHAN lebih daripada semua ibu

Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya,
Aku tidak akan melupakan engkau.
(Yesaya 49:15)