Injil sebenarnya berasal dari
bahasa Arab. Diambil dari Syriac Aramaic
“awongaleeyoon” tertulis di Peshitta Alkitab dalam transalasi Bahasa
Syria. Dalam bahasa Yunani disebut euangelion
[ ευαγγέλιον ]. Dikenal dalam bahasa Inggris
sebagai Gospel, yang semua artinya adalah Kabar Baik, yakni kabar baik atau
kabar sukacita yang dibawa oleh Yesus Kristus dari Nazareth. Kabar baik
tersebut adalah Pribadi Yesus Kristus sendiri yang kemudian dilaporkan atau ditulis
oleh para Penulis Injil yang berjumlah empat orang ini, mereka adalah para
saksi ketika Yesus berjalan di muka Bumi ini, ada juga orang kedua yang
mendapatkan sumber dari para pelaku sejarah dan para saksi.
Jadi bisa dikatakan
seperti tulisan Biography, yang memuat siapa Yesus Kristus, darimana berasal,
apa yang dikerjakannya, apa yang diajarkannya, bagaimana sehari-harinya, siapa
saja orang-orang dekatnya dan lain sebagainya. Jadi Injil bisa kita sebut
sebagai biografi dari Yesus Kristus, yang mencatat tentang hidupnya di Bumi
ini, Kematiannya di kayu salib dan KebangkitanNya.
Tidak seperti biography
biasa, kita percaya bahwa para penulis Injil ini menuliskannya karena ilham
dari Roh Kudus, walau dalam rentang waktu yang berbeda, dan tidak bersamaan, apa
yang mereka tulis saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Kita akan
memperoleh gambaran lengkap tentang seseorang jika kita membaca semua buku
tentang pribadi tersebut.
Demikan juga dengan pengenalan akan Yesus Kristus
ketika Dia berjalan di Bumi ini kita harus membaca keempat tulisan Injil
tersebut. Masing-masing penulis Injil mempunyai sudut pandang sendiri sesuai
dengan yang dillhamkan oleh Roh Kudus. Ilham bukan dikte, artinya cita atau
warna penulis kita bisa rasakan dalam karya nya, dan itu juga yang
membedakannya, latar belakang,
pendidikan, suku bangsa, budaya yang dimiliki, bahasa yang dituturkan, dan
lain-lainnya. Tuhan lewat Roh Kudus yang memberi inspirasi ingin memberikan
kepada kita sudut pandang yang berbeda supaya kita dapat menangkap seluruh
gambaran besarnya.
Pribadi Yesus Kristus adalah sosok karakter yang sangat luar
biasa yang hidup di muka bumi ini, sehingga TUHAN memberikan inspirasi kepada
ke empat orang tersebut untuk melihatnya dan menuliskan apa yang mereka lihat
bagi kita. Setiap penulis Injil menulis secara independent, menurut sudut
pandang mereka sendiri. TUHAN bertindak menginspirasi bukan mendikte. Tuhan
memakai mereka untuk, pemahaman mereka pribadi tentang Yesus Kristus tetapi
secara bersamaan apa yang mereka tulis adalah perkataan Firman Allah yang
Hidup, setiap kata yang dipakai adalah inspirasi Roh Kudus. Jadi keduanya adalah kata-kata manusia dan
juga Perkataan TUHAN.
Mengapa mereka menulis Injil ini?
Alasan mengapa mereka menulis Injil ini, decade-dekade awal setelah Yesus naik
Ke Sorga, para pengikut Yesus, murid-muridNya bertambah secara luar biasa dalam
jumlah dan menyebar ke seluruh jajahan Romawi, seiring dengan para rasul yang
mengabarkan Injil ke seluruh pelosok negeri. Kemudian banyak orang yang ingin
mendapatkan berita yang utuh tentang Yesus Kristus ini dari orang-orang yang
pernah melihatnya, dari para pelaku sejarah. Sehingga sangat jelas ini menjadi
sangat penting untuk menuliskan setiap peritiwa dan pengajaran Yesus Kristus
secara benar, dan menjadi lengkap karena masing masing penulis melihat dari
angle yang berbeda.
Perbedaan tersebut menjadi hal
pertama yang langsung menarik perhatian kita ketika membaca Injil adalah bahwa
keempatnya secara terampil didesign sedemikian rupa sehingga nampak perbedaan.
Matius adalah seorang Yahudi, dari suku Lewi dia menekankan pada Yesus Kristus
sebagai Messias Israel, yang membebaskan orang-orang Israel. Markus (sebenarnya
juga dikenal sebagai Injil Petrus) focus pada Yesus sebagai Hamba yang
menderit. Lukas, sebagai seorang dokter atau tabib memunculkan Yesus sebagai
seorang Anak Manusia. Yohanes memperkenalkan Yesus Kristus sebagai Anak Allah.
Setiap detail, rincian yang ditulis oleh masing-masing penulis Injil diatas
akan focus pada masing-masing sudut pandang diatas.
Sebagai contoh, jika kita melihat
daftar silsilah kita langsung paham mengapa demikian berbeda. Matius orang
Yahudi jelas terlihat dia mulai silsilah dari Abraham, bapa orang Yahudi.
Markus tidak mencantumkan daftar silsilah Yesus, kenapa? Karena siapa yang
peduli dengan asal-usul atau daftar silsilah lengkap seorang hamba? Lukas
menaruh daftar silisilah jauh di Adam, karena membuktikan bahwa Yesus juga
adalah Anak Manusia.
Di Yohanes, seringkali kita tidak perhatikan bahwa ada
silsilah disana, nyatanya ada, tiga ayat pertama Injil Yohanes adalah daftar
silsilah Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Dia adalah Firman, bersama-sama
dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.
(Joh 1:1-3)
ITB
Wow!!! Sedemikian details yang seringkali kita
melewatkannya.
Chuck Missler mengatakan dalam
sebuah kesimpulan demikian:
In the Old Testament, we see Christ in prophecyIn the Gospels, we see Christ in historyIn Acts, we see Christ in the ChurchIn the Epistles, we see Christ in our experienceIn the Apocalypse, we see Christ in His coming glory
Kita juga bisa melihat karakteristik lain yang membedakan keempat Injil
tersebut, Matius menitikberatkan pada apa yang Yesus katakan,
pengajaran-pengajaran Yesus Kristus banyak kita temukan disini. Sesuai dengan
latar belakang profesionalisme Matius. Sebagai seorang pemungut pajak dia
dituntut untuk cermat, teliti dan details.
Injil Markus sebenarmya lebih panjang dibanding dengan Matius. Matius
menjadi panjang karena berisi kotbah-kotbah dan pengajaran Yesus Kristus.
Markus mencatat apa yang telah Yesus Kristus lakukan selama di Bumi. Seperti
sebuah naskah film action. Menurut tradisi Petrus mendiktekan kepada Markus,
dan semua kita tahu bahwa Petrus suka dengan aksi dan tidak terlalu banyak
berkata-kata. Pun di Perjanjian baru kita hanya temukan surat-surat pendek dari
Petrus.
Lukas adalah seorang Tabib, dokter, sebagai seorang dokter dia mudah
merasakan belas kasihan atas orang-orang sakit yang dia mau obati. Sehingga
dalam tulisannya kita bisa lihat Lukas banyak menonjolkan tentang apa yang
Yesus rasakan, kemanusiaanNya, His humanity. Lukas mencatat Yesus menangis,
Yesus tergerak dengan belas kasihan dan seterusnya.
Yohanes focus pada siapa Yesus sesungguhnya, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya,
bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup
dalam nama-Nya. (Joh 20:31)
Oleh sebab itu Injil Yohanes disebut bersifat theologis dari kata theo = TUHAN,
logos = pengetahuan, karena, memberikan kesaksian, pengetahuan, supaya mengenal
tentang siapa sesungguhnya TUHAN, dan bagaimana karakternya, dan bagaimana kita
dengan benar mendekat kepada TUHAN.
Matius menuliskannya untuk teman-teman sebangsanya, Yahudi, Markus untuk
orang-orang Roma, oorang-orang ini belum percaya Yesus bahkan mungkin tidak mengenal, bisa dilihat Injil Markus adalah injil action, mencatat lebih banyak tindakan Yesus daripada perkataanNya, manusia apalagi orang Roma masa itu akan mudah percaya pada orang karena tindakan, karena apa yang dilakukannya. Demikian juga dengan Luke, ia menulis untuk orang Yunani, dan Yohanes menulis Injil
untuk orang-orang percaya, gereja. Tujuan penulisan ini sangat jelas kita bisa
lihat pada mujizat yang pertama kali mereka laporkan. Mujizat yang Matius taruh
di tulisannya sangat-sangat Yahudi, yakni orang lepra ditahirkan, bagi orang
Yahudi lepra adalah perlambang dosa. Markus ataupun Lukas keduanya bukan orang
Yahudi, mujizat Yesus pertama yang mereka laporkan adalah pengusiran setan.
Sementara Yohanes menempatkan mujizat air menjadi anggur sebagai mujizat
pertama di tulisannya, sangat ajaib cenderung ke hal-hal mistis. Nah air yang
dipakai adalah air dalam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat
orang Yahudi. Wow sarat dengan makna!
Matius mengakhiri tulisannya juga dengan cara sangat Yahudi, Kebangkitan.
Markus mengakhiri dengan peristiwa Kenaikan Yesus Kristus. Lukas menutupnya
dengan sebuah janji kedatangan atau turunnya Roh Kudus, yang nantinya akan
diteruskan di buku keduanya Kisah Para Rasul yang kalau saudara perhatikan
isinya tentang karya Roh Kudus diantara Murid-muird Yesus, para Rasul dan
jemaat mula-mula. Yohanes mengakhirinya dengan janji bahwa Kristus akan datang
kembali, wow sebuah akhir yang memberi ruang bagi bukunya berikutnya yakni, Kitab
Wahyu, tidak lama berselang.
Jika membaca Kitab Bilangan coba perhatikan empat Kemah berkelompok yang
mengitari Tabernakel, timur, barat, utara, dan selatan: di timur Kemah Yehuda,
barat Kemah Efraim, di Selatan Ruben, dan di utara ada suku Dan. Tiap suku
tersebut punya lencana tanda kesukuan. Singa, Lembu, Manusia, dan Elang. Wajah yang
sama yang nampak pada kerubium di Tahta TUHAN (lihatlah di Yesaya, Yeheskiel
dan Wahyu dst).
Singa dari Suku Yehuda adalah lencana dari Messias diwakilkan oleh
Matius. Lembu adalah gambaran klasik dari seorang pelayan digambarkan oleh
Markus. Lukas menekankan pada Anak Manusia
dan Yohanes dilambangkan dengan Elang.
Empat wajah yang melambangkan empat suku yang tendanya mengelilingi
Tabernakel adalah wajah yang sama yang muncul di kerubium yang juga muncul
dalam karakteristik Injil, apakah ini kebetulan?
Dari keempat tulisan Injil tersebut, Matius Markus dan Lukas lah yang
banyak kemiripan, oleh sebab itu ketiganya disebut Injil Sinopis. Asal kata
Synoptic, terdiri dari Syn artinya sama atau bersama sama dan optic artinya
melihat, keduanya adalah bahasa Yunani. Ketiga Injil pertama ini menuliskan
hal-hal yang sama, view yang sama, menyoroti peristiwa-peristiwa yang sama
dengan angle yang berbeda.
Yohanes tidak sama dengan ketiga penulis Injil ini, Yohanes menulis lebih
bebas dari ketiga penulis Injil tersebut, dan Yohanes ditulis paling akhir
diantara keempat Injil ini.
Banyak materi atau bahan yang sama kita temukan diantara Matius, Markus,
Lukas. Hanya beberapa bagian kecil saja yang hanya terdapat di Markus saja,
namun demikian Lukas dan Matius banyak memakai Markus sebagai bahan
penulisannya. Memang banyak perdebatan apakah Matius dan Markus memakai bahan
dari Lukas, ataukah Matius dan Lukas memakai bahan dan Markus dan kemudian
mengembangkannya. Namun para ahli sebagian besar berpendapat bahwa Matius dan
Lukas mengembangkan tulisannya berdasarkan bahan yang diperoleh Markus. Meski
demikian Matius tetap punya bagian yang hanya diketemukan di Matius saja, yang
dia tidak dia dapatkan dari orang lain, demikian juga Lukas memiliki keunikan
yang hanya didapat di Lukas saja dan tidak diketemukan di dua Injil tersebut.
Markus ditaruh di urutan kedua
dalam susunan Alkitab Perjanjian Baru, meski demikian sebagian besar ahli
memastikan bahwa Markus adalah Injil yang ditulis pertama kali. Markus ditulis
pertama kemudian Matius dan Lukas dalam periode yang bersaman, dan Yohanes
terakhir.
Markus membagi tulisannya dengan cermat menjadi dua bagian dengan
menyisipkan jeda ditengah-tengahnya.
Bagian pertama mencatat tentang pelayanan Yesus di daerah Utara, di
Galilea, Bagian kedua tentang perpindahan pelayanan Yesus ke Selatan, ke Yudea.
Terlepas dari insiden kecil yang terjadi di Nazareth dan ditolak disana, Yesus
cukup popular dan diterima ramah di daerah Utara, ribuan orang mengikut Yesus.
Kebalikannya di Selatan Yesus tidak terlalu popular dan kebanyakan tidak
diterima oleh orang-orang Yudea, Yesus sering menghadapi masalah di area ini.
Penguasa Yahudi sangat keras padanya, dan hanya sedikit orang Selatan yang
menjadi pengikutNya.
Dengan dua pembagian ini Markus membangun tulisannya bagian kedua
tersebut adalah progress menuju klimaks cerita, Yesus meninggalkan area yang
ramah dan bersahabat menuju Selatan daerah yang tidak ramah dan sangat keras
padanya bahkan membawanya kepada kematian.
Dua bagian framework inilah yang dipakai oleh Matius dan Lukas sebagai dasar yang mereka kembangkan dalam
tulisan mereka. Markus pertama, Lukas
adalah penulis kedua, Lukas menulis ulang Markus menambahkan materi yang Lukas
dapat sendiri dan sumber lain yang sama dengan Matius. Sumber lain ini bukan dari Markus tetapi
sumber yang berbeda, Lukas dan Matius mengenal sumber ini, bisa jadi sumber
tertulis atau sumber lisan, oleh para teolog Perjanjian Baru disebut sebagai Q,
kependekan dari Quelle, bahasa Jerman yang artinya sumber. Matius kemudian
menyusun injil menambahkan materi dari dirinya sendiri sebab Matius adalah saksi pertama juga, murid Yesus yang utama, the Twelve, atau yang dia cari
sendiri, termasuk juga menambahkan materi dari ‘Q’ tetapi menyusunnya
sedemikian rupa berbeda dengan Lukas , sesuai dengan tujuan Matius menulis.
Sumber ini bisa catatan tertulis atau cerita dari seseorang atau banyak
narasumber. Perlu diperhatikan bahwa dunia purba timur tengah sampai abad
pertama adalah dunia yang dominant dengan dunia dengar bukan dunia baca,
sehingga tidak masalah jika tidak memiliki catatan atau buku. Cerita, diskripsi,
tradisi, hukum atau aturan diteruskan turun temurun melalui oral tradition. Catatan,
dokumentasi tertulis ada namun hanya dipakai sebagai arsip dan perpustakaan,
yang nantinya juga akan dibaca dihadapan public dalam beberapa kesempatan. Bagi
bangsa Yahudi berkumpul di rumah ibadah adalah tradisi, disinilah tradisi
bercerita diteruskan turun temurun, dokumentasi tulisan juga disimpan disini. Jemaat
mula-mula gereja pertama adalah orang Yahudi, sehingga mereka memiliki tradisi
ini, ingat ada 120 orang yang berkumpul di loteng Yerusalem, mereka hampir
dipastikan sama seperti 12 orang murid utama Yesus (termasuk di bilangan 120
tsb) yang mengikuti kemana Yesus pergi dan pastilah mereka menyimpan, menghapal
mengingat setiap ajaran Yesus selama Dia hidup. Menghapal dan mengingat perkataan
Rabbi Yahudi pada masa itu adalah hal yang wajar, apalagi setiap orang Yahudi
harus hapal kitab Torah! Dan sebagian dari mereka pastilah orang mampu yang
bisa membeli perkamen atau papyrus dan menuliskannya atau meminta orang lain
untuk menuliskannya. Sumber-sumber inilah yang disebut Quelle, baik lisan
ataupun tulisan dari orang-orang yang menjadi saksi sejarah atau orang kedua
dan ketiga, secara tradisi dalam deliver tradisi ini ada orang-orang lain juga
yang menjadi saksi yang tahu persis peristiwanya sehingga jika ada yang salah
atau kurang mereka bisa mengkoreksi atau menambahkannya.
Matius dan Lukas menambahkan materi dari Q karena memang sumber nya bisa dipercaya dan puluhan tahun diceritakan berulang-ulang dan juga dipraktekan di gereja mula-mula, maka Matius dan Lukas memandang perlu untuk menambahkannya, tulisan Markus pada saat itu hanya singkat dan ada bagian-bagan yang tidak masuk dalam catatan Injilnya, Injil Markus, maka ditambahkannyalah Quelle ini.
Empat penulis dengan berbeda tempat, berbeda waktu penulisan berbeda
pribadi, menuliskan tentang hal yang sama, tentang Pribadi yang sama yakni
Yesus Kristus. Keempat orang tersebut, ada yang merupakan saksi sejarah
bersama-sama dengan Kristus, ada yang menerima laporan dari para saksi
tersebut, namun mereka menulis dengan inspirasi Roh Kudus. Mereka semua menulis
perjalanan Yesus Kristus secara kronologis dari awal sampai akhir, ada yang
mulai dari berita kelahiran, ada juga yang memulai dari awal Yesus mulai
pelayanan, mereka mencatat perkataanNya, pengajaranNya, tindakanNya,
karakterNya dan semua hal yang melekat pada diriNya sampai Dia, Yesus naik ke
sorga untuk datang lagi nanti, Maranatha.
Jika saudara Ingin mengenal Pribadi ini bacalah secara utuh keempat
tulisan Injil tersebut.
Sama seperti kesatuan Alkitab enam
puluh enam buku tersebut maka Injil yang termasuk didalamnya adalah satu
kesatuan juga. Injil dengan 4 penulis yang berbeda menceritakan peristiwa yang
sama dari angle yang berbeda namun satu kesatuan dari keseluruhan enam puluh
enam buku tersebut. Thema yang sama membentang sebuah drama penebusan yang
dimulai dari Kitab Kejadian sampai Wahyu dan ditengahnya drama itu mencapai
titik tolaknya, semua dinyatakan dan diberitakan, yakni di Injil, yang
menyatakan ada BERITA BAIK, ada KABAR BAIK.
Mengapa disebut Kabar Baik, sebab Injil Yesus Kristus adalah jawaban atas
persoalan yang maha penting yang dihadapi manusia, sederhana namun gawat; TUHAN
adalah Kudus dan kita manusia cemar, dan pada akhirnya nanti di akhir masa
nanti kita akan menghadap TUHAN yang Kudus sebagai Hakim yang mengadili kita manusia,
apakah kita benar atau tidak, jelas hal ini akan sangat berat bagi manusia
sebab manusia tidak sanggup hidup benar, KABAR BAIKNYA adalah YESUS KRISTUS
yang ditulis oleh keempat penulis Injil diatas, hidup dalam kebenaran yang
sempurna, taat secara sempurna kepada
TUHAN bukan demi kepentinganNya pribadi namun demi UmatNya. KRISTUS melakukan
semuanya yang kita manusia tidak akan bisa , tidak akan sanggup melakukannya.
Tetapi tidak hanya hidup sempurna dalam kebenaran tanpa cacat cela dan sempurna
dalam ketaatan, tetapi juga mengorbankan diriNya sendiri, supaya keadilan,
penghakiman dan kebenaran ditegakkan.
Ada harga yang harus dibayarkan supaya manusia dibenarkan, supaya
tercipta keadilan, umat manusia seharusnya mati, namun TUHAN rela membayarkan
harga supaya manusia dibenarkan, dan harga yang harus TUHAN bayarkan adalah
kematian AnakNya, bukan sesuatu yang murah, yang kemudian DIA bangkit dan kita
dibenarkan!
Jadi Injil adalah KABAR BAIK tentang Siapa Yesus itu, dan tindakan apa
yang dilakukanNya, supaya kita menjadi benar!
Jadi jelas, Alkitab mengatakan, kita tidak dibenarkan karena hasil karya
kita, bukan karena hasil usaha kita, bukan karena perbuatan kita, tetapi karean
PERCAYA dan HANYA KARENA PERCAYA kepada TUHAN saja, TUHAN YESUS
KRISTUS.
Inilah INJIL
Thank you for following, questions and comments are always welcome!
blessings!
@peterskriss -